Anda di halaman 1dari 20

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Disusun Oleh:

Ajeng Prameswari 2020306301142

Dian kurniasih 2020306301109


Fadhalika Riyani Putri 2020306301060
Suci Antika Pratiwi 2020306301090

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU (UMPRI)

LAMPUNG TAHUN 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat – Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

"Integrasi islam dan ilmu pengetahuan". Penulisan makalah ini di buat untuk

memenuhi tugas mata kuliah AIK IV.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini yang bersifat

membangun dalam penyempurnaan dalam penulisan maupun materi.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesar – besarnya kepada pihak -pihak yang membantu dalam

menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah

memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas ini.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah di yakini bahwa Al-Qur’an berisi petunjuk bagi manusia. Ajaran -

ajarannya di sampaikan secara fariatif serta di kemas sedemikian rupa. Ada

yang berupa informasi, perintah dan laranagan, dan ada juga yang di

modifikasi dalam bentuk diskripsi kisah - kisah yang mengandung ibrah, yang

di kenal dengan istilah ayat - ayat kauliyah dan aya - ayat qauniyah. Pada

makalah ini kami akan mencoba membahas mengenai ayat – ayat kauliyah

dan ayat qauniyah yang Allah berikan kepada manusia secara indrawi atau

lewat penelitian dan observasi (al-mubasyiyah) untuk mengungkap gejala –

gejala atau fenomena kauniyah.

Di dalam Al-Qur’an Allah menjelaskan kekuasaannya dengan contoh -

contoh kebenaranya alam ini agar kita semua dapat mengetahui dengan jelas

siapa yang menciptakan alam semesta ini dan siapa yang berhak kita sembah

semestinya, karena kita sebagai ciptaan - Nya.

Dalam pembahasan ini hanya sedikit akan menjelaskan dan

membuktikan bahwa alam semesta ini memang hanya Allah lah yang

menciptakan dan agar kita mengetahui apa sebenarnya tujuan Allah

menurunkan Al-Quran yang telah banyak memberikan contoh - contoh

mengenai alam semesta ini.


B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan hakikat ayat ayat Alquran

2. Menjelaskan kesatuan antara ayat qauliyah dan kauniyah

3. Menjelaskan interkontesitas dalam memahami ayat qauliyah dan

kauniyah

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas aik

2. Agar mengetahui hakikat ayat ayat Alquran

3. Agar mengetahui kesatuan ayat ayat qauliyah dan kauniyah

4. Agar mengetahui interkoneksitas dalam memahami ayat qauliyah

dan kauniyah
BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakikat Ayat-Ayat Allah

Al-Qur'an, mengajak kepada manusia untuk merenungi berbagai

kejadian dan benda - benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada

keberadaan dan ke - Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an

segala sesuatu yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu

yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti "bukti yang telah teruji

(kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi ayat-

ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan

dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat - sifat Allah. Mereka yang

dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa

seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat - ayat Allah. Hal ini sebagaimana

Allah telah menstimulus kepada manusia agar bisa melihat dan mempelajari

alam dan seisinya karena dari sanalah Allah menunjukkan kebesaran - Nya

kepada para makhluknya dalam firman - Nya berilkut :

َِّ‫تٲ ٰوـ َّمسٱلَىِّفَا ذا َمْا ُورُظنٱَِّلُق َِّض ۡر ۡٱۡل و‬

َۚ َ ‫ُۡؤي ََّل ًٍ۬م ۡو قَن َُع ُر ُّذنٱل َُو ٰتـ ي ۡٱۡلَى ِّۡن ُغتَا م َو‬
َ ‫َ ن ُونِّم‬

“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah

bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan

bagi orang-orang yang tidak beriman".” (Q.S. Yunus [10]: 101).


Ayat di atas, mendorong agar manusia mengetahui sifat-sifat dan kelakuan

alam di sekitarnya, yang akan menjadi tempat tinggal dan sumber bahan

serta makanan selama hidupnya. Ayat dalam surat Yunus tersebut di atas

menggunakan kata memeriksa dengan melihat dengan pikiran kosong,

melainkan dengan perhatian pada kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dan

makna yang teramati dari gejala - gejala alam tersebut. Dengan demikian,

akan tampak lebih jelas jika kita ikuti teguran-teguran Allah dalam ayat 17-

20 Surah al - Ghaasyiyah sebagaimana berikut :

َِّ ‫ڪ ٓءا َّمسٱلَى إِّل َو ۡت قِّلُ َخ ۡفي‬


َِّ‫ڪلِّبِّ ۡٱۡلَى َإِّل ن ُورُظن‬ َِّ ‫إ َو ۡت ب ِّصُنَ ۡفي َِّكال ب ِّۡجٱلَى إِّل َو ۡت ِّعفُ َر ۡفي‬

‫ك ِّض ۡر ۡٱۡلَى ل‬ َ ُ‫ي َل ف أ ۡ َت حِّ ط‬


َ ‫س ۡفي‬ َ

“17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia

diciptakan, 18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan? 19. Dan gunung-

gunung bagaimana ia ditegakkan? 20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

(Q.S. Al-Ghaasyiyah [88]: 17-20).

Berdasarkan beberapa ayat tersebut di atas, sebenarnya inilah yang

dilakukan oleh para pengembang IPTEKS pada umumnya, yaitu melakukan

observasi dengan pernuh perhatian untuk dapat jawaban dari pertanyaan

“bagaimana proses itu terjadi?”. Memeriksa alam semesta dapat diartikan

membaca ayat Allah yang dapat merinci dan menguraikan serta

menerangkan ayat-ayat dalam al-Qur’an yang merupakan garis besar, sebab

dalam kitab suci sendiri alam semesta serta proses yang terjadi di dalamnya

sering dinyatakan sebagai ayat Allah.


Dengan demikian, menjadi kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat

ayat-ayat Allah, mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan segala

sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan arti

keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang beruntung (dunia

dan akhirat). Segala sesuatu, nafas manusia, perkembangan politik dan

sosial, keserasian kosmik di alam semesta, atom yang merupakan materi

terkecil, semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan semuanya berjalan di bawah

kendali dan pengetahuan-Nya, mentaati hukum-hukum-Nya. Menemukan

dan mengenal ayat-ayat Allah memerlukan kerja keras individu. Setiap orang

akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat

pemahaman dan nalarnya masing-masing.

Beberapa masalah lain yang merupakan perintah Allah SWT agar

manusia merenungkannya dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Allah di alam

semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 10-17 :

ًَ۬ ‫ٓءا ِ َّم ٓءا َّمسٱلَ نِّ َم ل زن َٓأىِّ َّذٱلَ ُوه َۖ ۡ َع ۡٱۡل َو لي ِّ َّخنٱل َو ن ُو ۡتيَّزٱل َو ع ۡرَّزٱلَِّهِّبَ ُمك َل ُتِّ ۢبنُ َي ن ُوميِّ ُستَِّهيِّفَ ًٌ۬ر ج‬

‫ق َل ۬ ً ة ي َۡل ِّكٲل َذىِّفَ َّنَِّإ َ ر م ۡقٱل َو س‬ َ ‫َُش ۡهنِّم َو ٌبا ر َُش ۡهنِّ َم ُم َّك َل َ ٰبـ ن َِّتٲ ر َّمثٱلَ ِّ لُڪَنِّم و َۗ َُرَّڪ ف ت‬
ِّ ‫ي ًٍ۬م ۡو‬

َ‫ۡ َّمشٱل َو را هَّنٱل َو ۡليَّٱلَ ُ ُمڪ َل رَّخ س َو نو َۖ َ ُۢتٲ رَّخ ُس َم ُم ُوجُّ نٱل َوۤۦِّه ِّر ۡم ِّأب َۗ ۤۥَُهُنٲ ۡول َأا فِّل ت ۡ ُخ َم ِّض ۡر ۡٱۡلَىِّف‬

‫ق ل ۡ َٱلَى‬
ِّ ‫ي ٍم ۡو‬ َّ ‫ق َل ًٍ۬ ٰتـ ي َۡل ِّكٲل َذىِّفَ َّنَِّإ َۗ َ ۬ ً ة ي َۡل ِّكٲل َذىِّفَ َّنَِّإ َ ُوه َو ن ُو َّر‬
َ ‫ڪذ‬ َ ‫ۡ ُمڪ َل أ ر َذا م َو ن ُولِّ ۡقع‬
ِّ ‫ي ًٍ۬م ۡو‬
۬
‫ر ت َوا ه ن ُوس ۡبل تَ ۬ ً ة ۡيل َُِّح ۡهنِّ َمْا ُوج ِّر ۡخ ۡتس ت َواً ي ِّر طَا م ۡح لَُ ۡهنِّ َمْا ُولُڪۡأ تِّ َل ر ۡح ۡبٱلَ رَّخ َسىِّ َّذٱلَۦِّهِّل ۡض‬

‫فَنِّ َمْا ُوغ ۡتب تِّل َّ ِوهيِّفَ ر ِّخا و َم ۡكلُف َ ن ُور ُۡكش تَ ۡ ُمڪَّل ع ل و َ ۡٱۡلَىِّفَ ٰى ۡقل أ و ٍَٰتـ مٰ ـ ل ع َو ن ُود ۡتہ تَ ۡ ُمڪَّل‬

‫ي َّلَن م َُكقُل ۡخ يَن م‬ َ ‫َّع َل ۬ ً لَُبُس َوا ٰرـ ۡہن أ َو ۡ ُمڪ‬


َ ‫ِّب ديِّم تَن َأ ىِّسٲ و َر ِّض ۡر َۚ َ ن ُود ۡتہ‬
َ ‫ي ۡ ُمهَ ِّم ۡجَّنٱلِّب َو َُقُل ۡخ‬

‫َ ف أ َۗ َ ن ُورَّڪ ذ تَ َل ف َأ‬

“10. Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,

sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan)


tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan

ternakmu.11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-

tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah- buahan.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan

Allah) bagi kaum yang memikirkan. 12. dan Dia menundukkan malam dan

siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan

(untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami

(Nya), 13. dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu

di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang

mengambil pelajaran. 14. Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan

(untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar

(ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai;

dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari

(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. 15. dan Dia

menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang

bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar

kamu mendapat petunjuk, 16. dan (dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk

jalan). dan dengan bintang-bintang Itulah mereka mendapat petunjuk. 17.

Maka Apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat

menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.”

(Q.S. An-Nahl [16]: 10-17).


Beradasarkan ayat Al-Qur'an tersebut di atas, Allah SWT mengajak

orang-orang yang berakal agar memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan

orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan",

atau "keajaiban alam" belaka. Sebagaimana kita lihat dalam ayat tersebut,

orang-orang yang berakal melihat ayat-ayat Allah dan berusaha untuk

memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak terhingga dengan

mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu Allah tak terbatas,

dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat. Bagi orang yang berakal, segala

sesuatu di sekeliling mereka adalah ayat-ayat (tanda-tanda) penciptaan oleh

Allah SWT.

Dengan demikian, keberhasilan suatu teknologi bergantung pada

kemampuan manusia untuk memilih kondisi yang mendorong alam untuk

bertindak seperti yang diinginkannya; dan sudah barang tentu tingkah laku

alam dikendalikan oleh sunnatullah yang mengatur bagaimana alam harus

berkelakuan pada kondisi tersebut, karena ia tidak dapat berbuat lain. Hal ini

Allah berfirman berikut :

َُ‫َۚ ۡهنِّ َما عيِّم َج ِّض ۡر ۡٱۡلَىِّفَا م َّ ِوتٲ ٰوـ َّمسٱلَىِّفَا َّ َم ُمك َل رَّخ س و‬

َ ‫ق لٍَ ٰتـ ي َۡل ِّكٲل َذىِّفََّنَِّإ‬


ِّ ‫َ نو ُرَّك ف ت يٍَم ۡو‬

“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di

bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum

yang berfikir.” (Q.S. Al-Jaatziyah [45]: 13).


Ayat tersebut di atas, menyatakan bahwa seluruh isi langit dan bumi akan

ditundukkan al khaliq bagi umat manusia dengan sains yang diterapkan

dengan teknologi yang akan diberikan kepada mereka yang mau melibatkan

akalnya dengan menggunakan pikirannya. Penalaran tentang “bagaimana”

dan “mengapa”, yang menyangkut proses- proses dilangit itu, menyebabkan

timbulnya cabang baru dalam sains yang dinamakan astro-fisika, yang

bersama-sama dengan astronomi membentuk konsep-konsep kosmologi.

Meskipun ilmu pengetahuan kealaman ini tumbuh sebagai akibat dari

pelaksanaan salah satu perintah agama kita, kiranya perlu kita pertanyakan

apakah benar konsep kosmologi yang berkembang dalam sains itu sama

dengan yang terdapat dalam al- Qur’an. Sebab obor sains telah beralih

kepada para cendekiawan non Muslim sejak pertengahan abad ke-XIII

sampai selesai dalam abad ke-XVII, sehingga sejak itu sains tumbuh dalam

kerangka acuan budaya, mental dan spiritual yang bukan Islam, yang

memiliki nilai-nilai tidak Islami (Baiquni, 1996).

2. Kesatuan Antara Ayat Qauniyah dan Ayat Kauliyah

Allah swt menampilkan wujud DzatNya Yang Maha Hebat dihadapan

makhluk-makhlukNya secara langsung dan dapat dilihat sepertikita melihat

sesama makhluk. Maka, segala sesuatu yang tampak dandapat dilihat dengan

mata kepala kita, pasti itu bukan tuhan. Allahmenganjurkan kepada manusia

untuk mengikuti Nabi Muhammad SAWsupaya berpikir tentang makhluk-

makhluk Allah. Jangan sekali-kaliberpikir tentang Dzat Allah. Makhluk-

makhluk yang menjadi tandakebesaran dan keagungan Allah inilah yang


disarankan di dalam banyakayat Al-Qur’an agar menjadi bahan berpikir

tentang kebesaran Allah.

2.1 Pengertian ayat qauliyah dan ayat kauniyaha

Ayat Qauliyah Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan

oleh Allah swt. di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuhberbagai aspek,

termasuk tentang cara mengenal Allah. QS. At-Tin (95) ayat 1-5 , yang

artinya:

“Demi (buah) Tin dan(buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota

(Mekah) ini yang aman; sesungguhnya Kami telah menciptakan

manusiadalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia

ke tempat yang serendah-rendahnya(neraka)”.

Ayat Kauniyah Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di

sekelilingyang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam

bentukbenda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalamalam ini.

Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakanoleh Allah dengan segala

sistem dan peraturanNya yang unik,maka ia menjadi tanda kehebatan dan

keagunganPenciptanya. QS. Nuh (41) ayat 53 , yang artinya : “Kami akan

memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda(kekuasaan) Kami di segala

wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa

Al-Qur’an ituadalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnyaTuhanmu

menjadi saksi atas segala sesuatu”.

2.2 Keserasian Ayat – Ayat Qauliyah dan Kauniyah


Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nyamelalui 2 jalur

formal yaitu ayat qouliyah dan jalurnon-formalyaitu ayat kauniyah. Ayat

qouliyah adalah kalam Allah (Al-Qur’an) yang diturunkan secara formal

kepad Nabi MuhammadSAW. Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena

alam, jalurnya tidak formal dan manusia mengeksplorasi sendiri. Al-Quran

Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu,menguraikan berbagai persoalan

hidup dan kehidupan, antaralain menyangkut alam raya dan fenomenanya.

Uraian-uraiansekitar persoalan sering tersebut sering di sebut ayat-

ayatkauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang secara tegasmenguraikan hal-

hal diatas. jumlah ini tidak termaksud ayat-ayat yang menyinggungnya secara

tersirat.

2.3 Al–Quran dan Alam Raya

Dalam bericara tentang alam dan fenomenanya. Paling sedikit adadua hal

yang dapat dikemukakan menyangkut hal tersebut :a.Al-Quran memerintah

kan atau menganjurkan kepada manusiauntuk memperhatikan dan

mempelajari alam rayadalamrangka memperolh manfaat dan kemudahan-

kemudahan bagi kehidupanyadan mengantarkan kepada kesadaran-

kesadaranakan keesaan dan kemahakuasaan Allah SWT.

Alam dan segala isinya beserta hokum-hukum yangmengaturnya,

diciptakan, dimiliki, dan dibawah kekuasaan Allah SWTsertadiatut dengan

sangat teliti. Alam raya tidak biasdilepaskan dari ketetapan-ketapan tersebut,

kecuali jikadikehendaki oleh Allah SWT. Eksplorasi terhadap ayat kauniyah

inilah yang kita kenalsebagai sains, yang kemudian dalam aplikasinya disebut
teknologi. Sains dan teknologi (saintek) ini adalahimplementasi dari tugas

manusia sebagai khalifah fil ardhiuntukmemakmurkan bumi. Karenanya bagi

seorang muslim,saintek adalah sarana hidup untuk mengelola bumi,

bukanmembuat kerusakan.

Paradigma seorang muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baikayat

qauliyah (Al-Qur’an) maupun kauniyah (fenomena alam)adalah mutlak benar

dan tidak mungkin bertentangan, karenakeduanya berasal dari Allah. Pada

faktanya sains yang telah”proven” (qath’i) selaras dengan Al Qur’an seperti

tentangperedaran bintang, matahari dan bumi pada orbitnya. Namunsains

yang masih dzanni (teori) kadang bertentangan denganyang termaktub dalam

Al-Qur’an seperti teori evolusipadamanusia. Allah SWT. Menuangkan

sebagian kecil dari ilmu-Nyakepada umat manusia dengan dua jalan. Pertama,

denganath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyumelalui

perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yangdisebut juga dengan ayat-

ayat qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi)

yaitu melalui ilhamsecara kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik

makhlukhidup maupun yang mati), tanpa melalui perantaraan malaikatJibril.

Karena tak melalui perantaraan malaikat Jibril, makabisa disebut jalan

langsung (mubasyaratan).

Kemudian jalanini disebut juga dengan ayat-ayat kauniyah. Ayat-ayat

qauliyah mengisyaratkan kepada manusia untukmencari ilmu alam semesta

(ayat-ayat kauniyah), oleh itu manusia harus berusaha membacanya,

mempelajari,menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian mengambil


kesimpulan. Allah SWT berfirman: “Bacalah (ya Muhammad)dengan nama

Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telahmenciptakan manusia dari ‘alaq.

Bacalah, dan TuhanmulahYang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia)

denganperantaraan alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yangtidak

diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq:1-5)Dalam sejarah peradaban Islam, para

ilmuwan adalah juga ahlidalam agama karena memahami kedudukan saintek

dalamIslam. Mereka belajar ayat qouliyah dan juga belajar ayatkauniyah.

Kontribusi ilmu pengetahuan para ilmuwan muslimmenjadi tonggak

kemajuan iptek di barat.Dalam bidang matematika ada algorithm, algebra

yangmerupakan nama matematikawan muslim (Alkhawarizm, Aljabar). Juga

angka Arab yang dengannya perhitunganmenjadi mudah. Dalam bidang kimia

ada istilah alkemi(chemistry), alkali, alkohol. Nama-nama ilmuwan muslim

sptIbnuSina (Avicena), Ibnu Rusyd (Averous), Ibnu Khaldunmenjadi nama

yang gemilang. Bidang-bidang yang sangatgemilang pada masa kejayaan

peradaban Islam adalahkedokteran, matematika, dan astronomi, karena

menjadikebutuhan langsung seperti menentukan kiblat dan waktu-waktu

ibadah.

3. Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalankeduanya

saling menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal inimembuktikan

bahwa kemampuan manusia untuk memaham keduanyaadalah keniscayaan.

Allah tidak hanya memberikan perintah untuksekedar memahami ayat-ayat

Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untukmelihat fenomena alam ini. Alam
adalah ayat Allah SWT yang tidaktertuang dalam bentuk perkataan Allah

untuk dibaca dan dihafal. Tetapialam adalah ayat Allah yang semestinya

dieksplore dan digali sedalamdan hati, yang kemudian diproses oleh akal

untuk menentukan sikapmana yang benar dan mana yang salah terhadap suatu

obyek ataurelitas.

Cara seperti ini bisa disebut sebagai proses rasionalitas dalamilmu.

Sedangkan proses rasionalitas itu mampu mengantarkan seseoranguntuk

memahami metarsional sehingga muncul suatu kesadaran barutentang realitas

metafisika, yakni apa yang terjadi di balik obyek rasionalyang bersifat fisik

itu. Kesadaran ini yang disebut sebagai transendensi.Firman Allah (QS. Al-

Imran : 191), yang artinya : “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah

sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaanberbaring dan mereka

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan

kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,

maka peliharalah kami dari siksa api neraka. “Dalam pandangan seorang

muslim ayat qauliyah akanmemberikan petunjuk/isyarat bagi kebenaan ayat

kauniyah, misalnyasurat An-Nur (24):43 mengisyaratkan terjadinya hujan,

surat Al-Mukminun (23) : ayat 12-14 mengisyaratkan tetang keseimbangan

dan kesetabilanpada istem tata surya, surat Al-Ankabut (29) : ayat 20

mengisyaratkanadanya evolusi pada penciptaan makhluk di bumi, surat AZ-

Zumar (39) :ayat 5 dan surat an-Naml (27) : ayat 28 mengisyaratkan adanya

rotasibumi dan bulatnya bumi, sebaliknya ayat kauniyah akan menjadi bukti
(Al-Burhan) bagi kebenaran ayat qauliyah (lihat surat Al-Fushshilat 41:

ayat53).

2.1 Fenomena Aya Qauliyah

Pada penjelasan fenomena kauliyah, dapat kita tarik kesimpulanbahwaq

“siklus hidrologi” memiliki 4 (empat) macam proses yangsaling menguatkan,

yaitu :a.hujan/presipitasi.b.penguapan/evaporasi.c.infiltrasi dan perkolasi

(peresapan).d.lipahan permukaann (surface run off) dan limpasan iar

tanah(subsurface rzrn off). Isyarat adanya fenomena “siklus hidrologi” dapat

kata lihat padasurat An-Nur (24) ayat 43, yaitu: Artinya : “Tidaklah kamu

melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian mengumpulkan antara

(bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka

kelihatanlah olehmu hujankeluar dari celah-celahnya dan Allah (juga)

menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan

awanseperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran)es itu

kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nyadari siapa yang

dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan

penglihatan”. ( QS. An – Nur : 43 )

Pada ayat diatas, menunjukkan adanya proses inti yang sedang

berlangsung dan merupakan bagian dari proses “siklushidrologi. ”Kedua

proses itu, yaitu proses penguapan (evaparasi) yang di tunjukkan dengan kata

“awan” dan proses hujan (presipitasi) yang berupa keluarnya air dan butiran

es dari awan. Dengan demikian, pada pasal ini akan dijelaskan dan diberikan

contoh hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang


memberikan isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu

menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat Kauniyah. Banyak sekali

contoh yang dapat dikemukakan, akan tetapi karena keterbatasan ruang, maka

dalam hal ini akandikemukakan dua contoh saja yang amat terkenal yaitu

“SiklusHidrologi” dan “Konsep Tentang Alam Semesta”.

2.2 Fenomena Ayat Kauniyah

Dari hasil observasi dan penelitian yang berulang-ulang bahwa“siklus

hidrologi” atau sikulasi air (hydrologi cycle) dapat dijelaskansebagai

berikut:Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibatradiasi/panas

matahari, sehingga air yang dilaut, sungai, dan jugaair pada tumbuh-

tumbuhan mengalami penguapan ke udara(transpiration), sehingga dikenal

sebagai evapotranspiration, lalu uapair tersebut pada ketinggian tertentu

menjadi dinggin dan terkondensasi menjadi awan. Akibat angin, bekumpulan

awandengan ukuran tertentu dan terbuat awan hujan, karena pengaruhberat

dan gravitasi kemudian terjadilah hujan (presipitasion).

Beberapa air hujan ada yang mengalir di atas permukaan. Tanahsebagai

aliran limpasan (overland flow) dan ada yang terserapkedalam tanah

(infiltrasioan). Aliran limpasan selanjutnya dapatmengisi tampungan-

cekungan (depresioan storage). Apabilatampungan ini telah terpenuhi, air

akan menjadi limpasan-permukaan (surface runoff) yang selanjutnya

mengalir kelaut. Sedangkan air yang terinfiltrasi, bisa keadaan formasi

geologi memungkinkan, sebagian dapat mengalir literal di lapisan

tidakkenyang air sebagai aliran antara (subsurface flow/interflow).Sebagian


yang lain mengalir vertikal yang disebut dengan“perkolasi” (percolation)

yang akan mencapai lapisan kenyang air (saturated zone/aquifer). Air dalam

akifer akan mengalir sebagaiair tanah (grounwter flow/base flow) kesungai

atau ketampungandalm (deep storage). Siklus hirologi ini terjadi terus-

menerus atauberulang-ulang dan tidak terputus.

َ
BAB III

PENUTUP

A. Kseimpulan

Ayat-ayat qauliyah adalah ayat - ayat yang di firmankan oleh Allah swt.

didalam Al-Qur’an. Ayat - ayat ini menyentuh berbagai aspek, termasuk

tentang cara mengenal Allah. Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang

wujud di sekeliling yang di ciptakan oleh Allah. Ayat - ayat ini adalah dalam

bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini.

Oleh karena alam ini hanya mampu di aksanakan oleh Allah dengan segala

sistem dan peraturan - Nya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan

keagungan Penciptanya. Hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk

wahyu yang memberikan isyarat global tentang fenomena iptek untuk

membantu menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat Kauniyah.

B. Saran

Materi yang bisa kami sampaikan pada penulisan tugas makalah

“Kesatuan Antara Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah ”. Meskipun penulisan

ini jauh dari sempurna minimal kita dapat mengambil manfaat dan ilmu dari

materi ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan yang saya tuliskan, karena

saya hanyalah manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dan saya juga

butuh saran dan kritik agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang

lebih baik dan memperbaiki makalah ini. Dengan selesainya makalah ini kami
berharap dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai rasa syukur kita

terhadap belas kasihnya yang telah mengutus orang pilihan - Nya kepada kita,

dan tak lupa kami sebagai manusia yang tak luput dari salah tentunya

meminta maaf atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah ini karena kami

sadar kita masih dalam tahap belajar.

Anda mungkin juga menyukai