Anda di halaman 1dari 11

Amtsal Al-Qur’an

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Ulumul Qur’an”

Diajukan oleh :

Muhardi, S.Pd.I

INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM MOJOKERTO

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat
dan salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad saw sebagai pembawa kebenaran.

Dengan bekal kemampuan yang terbatas akhirnya makalah tentang Amtsal al-
Quur’an telah kami selesaikan. Namun kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas
dari kekeliruan, baik dari sisi redaksional maupun dari cara penulisan. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca pada umumnya dan
khususnya dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an.

Akhirnya kami mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu penulisan makalah kita ini, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Aceh, 13 November 2021

Penulis.
AMTSAL AL-QUR’AN

A. Pendahuluan
Firman Allah swt dalam QS. Az-Zumar ayat 27 :
َ‫اس فِي ٰهَ َذا ۡٱلقُ ۡر َءا ِن ِمن ُك ِّل َمثَ ٖل لَّ َعلَّهُمۡ يَتَ َذ َّكرُون‬ َ ‫َولَقَ ۡد‬
ِ َّ‫ض َر ۡبنَا لِلن‬
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”
Dalam QS. Al-Ankabut ayat 43 :

َ‫اس َو َما يَ ۡعقِلُهَٓا ِإاَّل ۡٱل ٰ َعلِ ُمون‬ ۡ ‫ك ٱَأۡلمۡ ٰثَ ُل ن‬


ِ ۖ َّ‫َض ِربُهَا لِلن‬ َ ‫َوتِ ۡل‬
“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”

Al-Qur’an yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia, tampil dengan nilai
kebahasaan yang mengagungkan. Bahasa dan kalimat Al-Qur’an sangat berbeda dengan
bahasa dan kalimat selainnya. Keindahan dan kehalusan bahasa Al-Qur’an membuat
orang mengaguminya. Ia mampu mengeluarkan sesuatu yang abstrak kepada fenomena
yang kongkrit. Disamping itu dia sarat dengan pesan-pesan yang disampaikan dengan
mempergunakan ungkapan yang singkat, namun penuh dengan kandungan makna.
Pesan-pesan ilahiah tersebut disampaikan dengan salah satu cara lewat Amtsal.
yang mempunyai nilai kebahasaan yang tinggi.

B. Pembahasan
Berdasarkan pemikiran yang telah disebut dalam latar belakang di atas, maka
penulis yang merupakan bagian dari kelompok maka hanya mengangkat permasalahan
yang berkaitan dengan faedah Amtsal Al-Qur’an
Amtsal Al-Qur’an memberikan kontribusi yang cukup besar dalam daya pikir
bagi umat manusia dalam memahami Al-Qur’an, dan merupakan cara Tuhan untuk
menyampaikan pesan-pesan ilahiyah-Nya kepada manusia untuk direnungkan dan
dijadikan pelajaran.

Menurut Nashrudin Baidan Amtsal dapat dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu :

(1). Faedah umum, ialah amtsal yang menggambarkan berita yang bastrak dalam
bentuk kongkrit sehingga seakan-akan dapat diraba atau dipegang seperti perumpamaan
Al-Qur’an terhadap hapusnya pahala berinfak bagi mereka yang riya dengan
menggambarkan bagaikan batu licin yang permukaannya tertutup oleh tanah. Kemudian
datang hujan lebat menimpanya, maka habislah semua tanah itu dari atas batu tadi.
Inilah yang digambarkan Tuhan dalam ayat 264 surah Al-baqarah yang berbunyi :

ٞ
َ ‫اب فََأ َصابَهُۥ َوابِل فَرَت َ َكهُۥ َصدۡل ٗ ا ۖ اَّل ي َ ۡق ِد ُر‬ٞ ‫ فَ َمثَهُل ُۥ مَك َث َِل َص ۡف َو ٍان عَلَ ۡي ِه تُ َر‬kۖ…
ٖ‫ون عَىَل ٰ يَش ۡ ء‬
‫ِّم َّما َك َس ُبو ْا ۗ َوٱهَّلل ُ اَل هَي ۡ ِدي ٱلۡ َق ۡو َم ٱ ۡل َكٰ ِف ِر َين‬
Artinya: Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadikan Dia bersih (tidak
bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka ussahakan dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Maka perumpamaan orang itu (yang riya) seperti batu licin yang diatasnya ada
tanah kemudian batu itu ditimpah hujan lebat lalu menjadilah dia bersih dari tanah
tersebut. Mereka tidak menguasai sesuatu pada dari apa yang mereka usahakan.
(2). Faedah khusus Adalah kandungan kalimat atau ungkapan ayat yang
mengandung amtsal itu membawa pesan kusus yang tidak ada pada kalimat amtsal yang
lain; antara lain sebagai berikut:

Untuk menimbukan minat dalam beribadah seperti berinfak, sehingga umat tidak
segan-segan membelanjakan harta mereka dijalan Allah demi meraih keuntungan yang
dilipat ganda seperti dicontohkan dalam ayat 261 dari surah Al-Baqarah.

‫ ۢنبُلَ ٖة ِّماَْئةُ َحب ٖ َّۗة‬k‫لِّ ُس‬kk‫نَابِ َل فِي ُك‬k‫ ۡب َع َس‬k‫ُم فِي َسبِي ِل ٱهَّلل ِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة َأ ۢنبَت َۡت َس‬kۡ‫َّمثَ ُل ٱلَّ ِذينَ يُنفِقُونَ َأمۡ ٰ َولَه‬
‫ض ِعفُ لِ َمن يَ َشٓا ۚ ُء َوٱهَّلل ُ ٰ َو ِس ٌع َعلِي ٌم‬
َ ٰ ُ‫َوٱهَّلل ُ ي‬

Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang


menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tuju bulir, pada tiap-tiap bulir seratur biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-nya) lagi
maha mengetahui.

Dengan mencermati ayat-ayat tersebut, dan memahami pengertian dari amtsal Al-
Qur’an, maka dapat kita mengetahui hikmah atau tujuan dari amtsal Al-Qur’an, antara
lain sebagai berikut :

1. Menggambarkan sesuatu yang abstrak ke dalam bentuk konkrit yang dapat


dirasakan indra manusia, sehingga akal mudah menerimanya. Misalnya Alloh
membuat perumpamaan bagi keadaan orang yang menafkahkan hartanya secara
riya’ bahwa ia tidak akan mendapatkan pahala sedikit pun dari perbuatannya itu
dalam QS. Surat al-Baqarah ayat 264

ُ‫ؤ ِمن‬kۡ kُ‫اس َواَل ي‬


ِ َّ‫الَ ۥهُ ِرَئٓا َء ٱلن‬kk‫ق َم‬ ُ kِ‫ٱل َمنِّ َوٱَأۡل َذ ٰى َكٱلَّ ِذي يُنف‬k ۡ kِ‫ص َد ٰقَتِ ُكم ب‬ ْ ُ‫وا اَل تُ ۡب ِطل‬
َ ‫وا‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
‫ ِدرُونَ َعلَ ٰى‬k‫ص ۡل ٗد ۖا اَّل يَ ۡق‬ َ ‫اب فََأ‬
َ ُ‫ل فَت ََر َكهۥ‬ٞ ِ‫صابَهۥُ َواب‬ ٞ ‫ص ۡف َوا ٍن َعلَ ۡي ِه تُ َر‬ َ ‫بِٱهَّلل ِ َو ۡٱليَ ۡو ِم ٱأۡل ٓ ِخ ۖ ِر فَ َمثَلُ ۥهُ َك َمثَ ِل‬
َ‫ُوا َوٱهَّلل ُ اَل يَ ۡه ِدي ۡٱلقَ ۡو َم ۡٱل ٰ َكفِ ِرين‬ْ ۗ ‫َش ۡي ٖء ِّم َّما َك َسب‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)


sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),
seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia
tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir”

2. Mengungkapkan hakekat-hakekat sesuatu yang tidak tampak seakan-akan


sesuatu yang tampak.

Firman Allah dalam QS. Surat al-Baqarah ayat 275

ۚ ‫ٱلَّ ِذينَ يَ ۡأ ُكلُونَ ٱلرِّ بَ ٰو ْا اَل يَقُو ُمونَ ِإاَّل َك َما يَقُو ُم ٱلَّ ِذي يَتَ َخبَّطُهُ ٱل َّش ۡي ٰطَنُ ِمنَ ۡٱل َم‬
َ ِ‫سِّ ٰ َذل‬
‫الُ ٓو ْا‬kkَ‫َأنَّهُمۡ ق‬k ِ‫ك ب‬
‫ا‬kk‫ٱنتَهَ ٰى فَلَ ۥهُ َم‬kkَ‫ة ِّمن َّربِّ ِهۦ ف‬kٞ kَ‫ِإنَّ َما ۡٱلبَ ۡي ُع ِم ۡث ُل ٱلرِّ بَ ٰو ۗ ْا َوَأ َح َّل ٱهَّلل ُ ۡٱلبَ ۡي َع َو َح َّر َم ٱلرِّ بَ ٰو ۚ ْا فَ َمن َجٓا َء ۥهُ َم ۡو ِعظ‬
ٓ
َ‫ار هُمۡ فِيهَا ٰ َخلِ ُدون‬ ِ ۖ َّ‫ص ٰ َحبُ ٱلن‬ ۡ ‫ك َأ‬ kَ ‫َسلَفَ َوَأمۡ ُر ٓۥهُ ِإلَى ٱهَّلل ۖ ِ َو َم ۡن عَا َد فَُأوْ ٰلَِئ‬

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”

3. Mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal,
jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa.

Seperti firman Allah berikut ini dalam QS. Al-Baqarah ayat 261

‫ ۢنبُلَ ٖة ِّماَْئةُ َحب ٖ َّۗة‬k‫ ِّل ُس‬k‫نَابِ َل فِي ُك‬k‫ ۡب َع َس‬k‫ُم فِي َسبِي ِل ٱهَّلل ِ َك َمثَ ِل َحبَّ ٍة َأ ۢنبَت َۡت َس‬kۡ‫َّمثَ ُل ٱلَّ ِذينَ يُنفِقُونَ َأمۡ ٰ َولَه‬
‫ض ِعفُ لِ َمن يَ َشٓا ۚ ُء َوٱهَّلل ُ ٰ َو ِس ٌع َعلِي ٌم‬
َ ٰ ُ‫َوٱهَّلل ُ ي‬
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui”

Setelah menjelaskan kekuasaan-Nya menghidupkan makhluk yang telah


mati, Allah beralih menjelaskan permisalan terkait balasan yang berlipat ganda
bagi orang yang berinfak di jalan Allah. Perumpamaan keadaan yang sangat
mengagumkan dari orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan
tulus untuk ketaatan dan kebaikan, seperti keadaan seorang petani yang menabur
benih. Sebutir biji yang ditanam di tanah yang subur menumbuhkan tujuh
tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji sehingga jumlah keseluruhannya
menjadi tujuh ratus. Bahkan Allah terus melipatgandakan pahala kebaikan
sampai tujuh ratus kali lipat atau lebih bagi siapa yang Dia kehendaki sesuai
tingkat keimanan dan keikhlasan hati yang berinfak. Dan jangan menduga Allah
tidak mampu memberi sebanyak mungkin, sebab Allah Mahaluas karunia-Nya.
Dan jangan menduga Dia tidak tahu siapa yang berinfak di jalan-Nya dengan
tulus, sebab Dia Maha Mengetahui siapa yang berhak menerima karunia
tersebut, dan Maha Mengetahui atas segala niat hamba-Nya.1

4. Menjauhkan dan menghindarkan, jika isi matsal berupa sesuatu yang dibenci
jiwa. Misalnya tentang larangan bergunjing.

QS. Al-Hujarat ayat 12

‫وا َواَل يَ ۡغتَب‬ kْ kkk‫َّس‬ ُ ‫ۖم َو اَل ت ََجس‬ٞ ‫ض ٱلظَّنِّ ِإ ۡث‬ َ ‫يرا ِّمنَ ٱلظَّنِّ ِإ َّن بَ ۡع‬kkk ٗ ِ‫وا َكث‬kkkُْ ‫ٱجتَنِب‬ ْ ُ‫ا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬kkkَ‫ٰيََٓأيُّه‬
ۡ ‫وا‬kkk
‫اب‬ ْ kُ‫و ۚهُ َوٱتَّق‬kk‫ ا فَ َك ِر ۡهتُ ُم‬k‫ بَ ۡعض ًۚا َأيُ ِحبُّ َأ َح ُد ُكمۡ َأن يَ ۡأ ُك َل يَ ۡأ ُك َل لَ ۡح َم َأ ِخي ِه َم ۡي ٗت‬k‫ض ُكم‬
ٞ ‫ َّو‬kَ‫وا ٱهَّلل ۚ َ ِإ َّن ٱهَّلل َ ت‬k ُ ‫ب َّۡع‬
‫يم‬ٞ ‫َّر ِح‬

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka


(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
1
Tafsir ringkas Kemenag RI. https://www.tokopedia.com/s/quran/al-baqarah/ayat-261
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.

5. Untuk memuji orang yang diberi matsal.

Sebagaimana Firman Allah berikut ini dalam QS. Al-Fath ayat 29.

ِ ‫ول اللَّ ِه ۚ والَّ ِذين مع ه‬


‫َأش دَّاءُ َعلَى الْ ُكفَّا ِر ُرمَحَ اءُ َبْيَن ُه ْم ۖ َت َر ُاه ْم ُر َّك ًع ا ُس َّج ًدا‬ ُ ‫حُّمَ َّم ٌد َّر ُس‬
ُ ََ َ َ
ِ ِ ُّ ‫وه ِهم ِّمن َأثَ ِر‬ ِ ‫ض وانًا ۖ ِس يماهم يِف وج‬ ِ ِ َّ
َ ‫الس ُجود ۚ َٰذل‬
‫ك َمَثلُ ُه ْم‬ ْ ُ ُ ُْ َ َ ْ ‫ض اًل ِّم َن الله َور‬ ْ َ‫َيْبَتغُ و َن ف‬
ِ ِ
‫اس َت َو ٰى َعلَ ٰى‬ْ َ‫اس َت ْغلَ َظ ف‬ْ َ‫َأخ َر َج َش طَْأهُ فَ َآز َرهُ ف‬ ْ ‫يِف الت َّْو َراة ۚ َو َمَثلُ ُه ْم يِف اِإْل جني ِل َك َز ْر ٍع‬
ِ ‫الص احِل‬ ِ ِ َّ ِ‫س وقِ ِه يع ِجب ال ُّز َّر ِ ِ هِب‬
‫ات‬ َ َّ ‫ين َآمنُ وا َو َعملُ وا‬ َ ‫َّار ۗ َو َع َد اللَّهُ الذ‬
َ ‫اع ليَغي َظ ُم الْ ُكف‬ َ ُ ُْ ُ
‫يما‬ ِ ِ ِ
ً ‫َأجًرا َعظ‬
ْ ‫مْن ُهم َّم ْغفَر ًة َو‬
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.
Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti
tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu
kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”

6. Untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai sifat yang dipandang buruk


oleh banyak orang.
ِ ‫ ِل ۡٱل َك ۡل‬kَ‫ ۚهُ فَ َمثَلُ ۥهُ َك َمث‬k‫ َع هَ َو ٰى‬kَ‫ض َوٱتَّب‬ ٰ ٰ
‫ ِه‬k‫ل َعلَ ۡي‬kۡ k‫ب ِإن ت َۡح ِم‬ ِ ‫َولَ ۡو ِش ۡئنَا لَ َرفَ ۡعنَهُ بِهَا َولَ ِكنَّ ٓۥهُ َأ ۡخلَ َد ِإلَى ٱَأۡل ۡر‬
َ‫ص لَ َعلَّهُمۡ يَتَفَ َّكرُون‬َ ‫ص‬ َ َ‫ُص ۡٱلق‬ ۡ ۚ
ِ ‫ُوا ‍بَِٔا ٰيَتِنَا فَٱقص‬ ْ ‫يَ ۡلهَ ۡث َأ ۡو ت َۡتر ُۡكهُ يَ ۡلهَ ۚث ٰ َّذلِكَ َمثَ ُل ۡٱلقَ ۡو ِم ٱلَّ ِذينَ َك َّذب‬

“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya


dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah
itu agar mereka berfikir.

7. Amtsal lebih berbekas dalam jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat,
lebih kuat dalam memberikan peringatan, dan lebih dapat memuaskan hati.

Sebagaimana FirmanNya berikut ini (QS. Az-Zumar ayat : 27)

َ‫اس فِي ٰهَ َذا ۡٱلقُ ۡر َءا ِن ِمن ُك ِّل َمثَ ٖل لَّ َعلَّهُمۡ يَتَ َذ َّكرُون‬ َ ‫َولَقَ ۡد‬
ِ َّ‫ض َر ۡبنَا لِلن‬
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap
macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran”

C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian tersebut pada bab pembahasan, maka dapatlah ditarik
kesimpulan sebagai berikut, Pada dasarnya amtsal Al-Qur’an bertujuan untuk
mengeluarkan sesuatu yang masih samar kepada sesuatu yang jelas. Sehingga
manusia dapat menangkap apa yang dimaksut dari ayat-ayat tersebut. Kemudian
mencoba menganalisa lebih lanjut, sehingga dapat mengambil pelajaran dan
bermanfaat.
D. Daftar Pustaka

Abdurrahman, As-Suyuthi, Jalaludin. Al Itqan fi Ulum Al-Qur’an. Beirut: Dar


Al-Fikr, t.t
Al-Qatthan, Manna Mabahis fi ulum Al-Qur’an. Cet XXIV: Bairut : Muassasat
al-risalah, 1993
Al-Umarit, Ahmad Jamal Dirasat Fi Al-Qur’an Wa Al-Sunnah, Cet, I; Kairoh:
Dar al-Ma’rif, 1982
Tafsir ringkas Kemenag RI.
https://www.tokopedia.com/s/quran/al-baqarah/ayat-261

Anda mungkin juga menyukai