Anda di halaman 1dari 13

Kemunduran Pendidikan Islam

pasca Jatuhnya Baghdad dan Andalusia

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Sejarah Pendidikan Islam”

Disusun oleh :
Muhardi, S.Pd.I

INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM


MOJOKERTO
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................


KATA PENGANTAR .....................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ..............................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................
A. Kejatuhan kota Bagdad dan Cordova ...................................................
B. Kemunduran pendidikan islam pasca kejatuhan bagdad dan Cordova
BAB III : PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad saw
sebagai pembawa kebenaran.
Dengan bekal kemampuan yang terbatas akhirnya makalah tentang
Kemunduran Pendidikan Islam pasca Jatuhnya Baghdad dan Andalusia telah kami
selesaikan. Namun kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari
kekeliruan, baik dari sisi redaksional maupun dari cara penulisan. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Akhirnya kami mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulisan makalah kita ini, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Aceh, 03 November 2021

Penulis.
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Kemunduran umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar


tahun 1250 M. s/d tahun 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang
terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam
kemunduran itu oleh sebagian diyakini karena berasal dari berkembangnya
secara meluas pola pemikiran tradisional. Adanya pola itu menyebabkan
hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad, dan berakibat
langsung kepada menjadikan fatwa ulama masa lalu sebagai dogma yang
harus diterima secara mutlak (taken for garanted).

Di saat umat Islam mengalami kemunduran, di dunia Eropa malah


sebaliknya mengalami kebangkitan. Ilmu Pengetahuan dan filsafat tumbuh
dengan subur di tempat-tempat orang Eropa. Akibatnya bila pola fikir
tradisional yang berkembang di dunia Islam terus tertanam dan tumbuh subur,
maka di tempat mereka di Eropa pola pemikiran rasionallah yang didasarkan
pada filsafat Rasionalnya Ibn Rusyd yang memacu kebangkitan mereka
melalui gerakan-gerakan kebangkitan. Hal ini merupakan penyebab beralihnya
secara drastis pusat pendidikan dari dunia Islam ke Eropa.

Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar


200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim betul-
betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho
Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan
menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan
gerakan ke Syiria dan Mesir

Pada masa jayanya kota Baghdad dikenal secara luas sebagai pusat
kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu
pengetahuan dan telah berhasil mengungguli kota-kota lain yang dikenal
sebagai pusat peradaban manusia.
Namun hal itu berubah drastis sejak penyerangan yang dilakukan
tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan.Peristiwa ini terjadi pada
tahun 1250 M. Dengan hadirnya Hulagu Khan, maka pusat-pusat ilmu
pengetahuan, baik yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga
pendidikan semuanya mereka porak-porandakan dan mereka bakar sampai
punah tak berbekas.
Dengan dibumihanguskannya kota Baghdad berikut kekayaan
intelektual yang ada didalamnya, maka berakhirlah kebesaran pemerintahan
Islam masa lalu, baik dalam wilayah kekuasaan maupun intelektual.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kejatuhan Bagdad dan Cordova
1. Kejatuhan Bagdad.
Sejak tahun 132 H/750 M daulah Abbasiyah dinyatakan berdiri
dengan khalifah pertamanya Abu Abbas as-Shafah. Daulah ini
berlangsung sampai tahun 656 H/1258 M. Masa yang panjang itu
dilaluinya dengan pola pemerimtahan yang berubah-ubah sesuai dengan
perubahan politik, budaya, social, dan penguasa. Walaupun abu abbas
adalah pendiri daulah ini, namun pembinan sebanarnya adalah abu ja`far
al-mansur. Dia dengan keras menghadapi lawan-lawannya dari bani
umayyah, khawarij, dan juga syi`ah yang merasa dikucilkan dari
kekuasaan.1
Penghancuran pusat kebudayaan Islam itu juga berakibat hilangnya
dan putusnya akar sejarah intelektual yang telah dengan susah payah
dibangun pada masa awal-awal Islam . Adanya kekalahan politik itu
berpengaruh besar pada cara pandang dan berpikirnya umat Islam yang
telah mulai mengalihkan pandangan dan pemikiran umat Islam yang
semula berpaham dinamis berubah menjadi berpaham fatalis . 2
Dari peristiwa itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa. Jatuhnya
kota Baghdad di tangan Hulagu Khan pada tahun 1250 M. bukan saja
pertanda yang awal dari berakhirnya supremasi Khilafah Abbasyiyah
dalam dominasi politiknya, tetapi berdampak sangat luas bagi perjalanan
sejarah umat Islam. Karena ini merupakan titik awal kemunduran umat

1
Hasan Muarif Ambari, Dkk, Ensiklopedi Islam I, (Jakarta: Ikhtiar Baru Fan Hoven,
2001), hal.5
2
Nizar, Samsul..Sejarah Pendidikan Islam,Menelusuri Jejek Sejarah Pendidikan Era Rasulullah
Sampai Indonesia. (Jakarta : Kencana, 2007), hal. 176.
Islam di bidang politik dan peradaban Islam yang selama berabad-abad
lamanya menjadi kebanggaan umat .3
Namun selain penyerangan itu, ada faktor-faktor lain juga yang
menyebabkan jatuhnya Baghdad, di antaranya:

1. Adanya persaingan tidak sehat antara beberapa bangsa yang terhimpun


dalam Daulah Abbasyiah, terutama Arab, Persia dan Yurki.

2. Adanya konflik aliran pemikiran dalam Islam yang sering


menyebabkan timbulnya konflik berdarah.

3. Munculnya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dari


kekuasaan pusat di Baghdad.

4. Kemerosotan ekonomi.

Umat islam agar selalu dapat berpacu dan mengembangkan diri


harus selalu melakukan inovasi serta berkreativitas supaya dapat mencapai
keutuhan dan kesempurnaan hidup. Hal ini setidaknya telah menjadi
perhatian para penguasa atau khalifah pada masa-masa jayanya islam yang
terletak pada kekuasaan Daulah Abbasiyah, segenap kemampuan dan
perhatian dicurahkan untuk membangun sebuah peradaban, dengan
dijadikannya Bagdad sebagai pusat ibu kota pemerintahan yang
didalamnya berdiri istana dan bangunan yang megah dengan seni
bangunan arab Persia pada masa itu.
2. Kejatuhan Cordova (spanyol)
Penaklukan spanyol tidak terlepas dari jasa tiga orang pemimpin
satuan-satuan pasukan, mereka adalah Tharif bin malik, Tharik bin Ziyad,
dan Musa bin Nusair.Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik.
Ia menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa itu
dengan satu pasukan perang lima ratus orang diantaranya adalah pasukan

3 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam..Ensiklopedi Islam. (Jakarta : Ichtiar Baru van Hoeve1999),
hal.5
berkuda, mereka mmenaiki empat buah kapal yang disediakan oleh julian.
Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapat perlawanan yang berarti. Ia
menang dan kembali ke afrika utara membawa harta rampasan perang
yang tidak sedikit jumlahnya.4
Dengan dikuasainya daerah pegunungan jabal Thariq, maka
terbukalah pintu secara luas untuk memasuki spanyol. Dalam pertempuran
di suatu tempat yang bernama bakkah. Raja Roderick dapat dikalahkan
dengan hasil pertempuran tersebut, maka Islam masuk ke spanyol pada
tahun 711 dengan merebut kekuasan dari Goth Barat, yakni kekaisaran
Visigoth (419-711). Ketika itu Thariq bin ziyad melakuan ekspensi ke
spanyol atas perintah Musa bin Nusair, Gubernur Afrika Utara ketika itu.
Di bawah pemerintahan walid bin Abdul Malik atau Al-Walid I (705-715)
dari dinasti Umayyah yang berkedudukan di damaskus.
B. Kemunduran Pendidikan Islam Pasca Kejatuhan Bagdad Dan Cordova.
Kehancuran total yang dialami oleh Bagdad dan cordova sebagai
pusat-pusat pendidikan dan kebudayaan islam, menandai runtuhnya sendi-
sendi pendidikan dan kebudayaan islam. Musnahnya lembaga-lembaga
pendidikan dan semua buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat
pendidikan di timur dan barat dunia island tersebut, menyebabkan pula
kemunduran pendidikan diseluruh dunia islam, terutama dalam bidang
intelektual dan material, tetapi tidak demikian halnya dalam bidang kehidupan
batin dan spiritual.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol
bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan
awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad
sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan
khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh
pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut. 5

4
Ibid, hal. 7
5
Zuhairi, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal. 111
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang
membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan
Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama
Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua
putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol
mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin
bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol
tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari
satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil
buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu
mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara
sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga
mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol
mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut
dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada
pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism),
menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa
kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok
suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang
masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia
berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa
Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur
dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang
Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau
Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai
kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang
dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan
sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan
demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
C. Pendidikan Islam Pada Masa Kemunduran

Kehancuran total yang dialami oleh Baghdad sebagai pusat pendidikan


dan kebudayaan Islam kala itu, menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan
dan kebudayaan Islam.Musnahnya lembaga-lembaga pendidikan dan semua
buku-buku ilmu pengetahuan dari pusat pendidikan Islam tersebut,
menyebabkan pula kemunduran pendidikan di seluruh dunia Islam terutama
dalam bidang intelektual dan material, tetapi dalam kehidupan batin dan
spiritual (Zuhairi, 2000:111).

Adapun untuk lebih jelasnya, kami akan memaparkan kondisi


pendidikan Islam pada masa ini:

• Kurangnya perhatian para pemimpin (Khalifah) terhadap perkembangan


ilmu pengetahuan dan kesejahteraan ulama. Sehingga perkembangan
intelektual agak tersendat-sendat Para pemimpin terlalu sibuk memikirkan
pemerintahan (Zuhairi, 2000:110).

• Terbakarnya perpustakaan serta lembaga pendidikan yang ada,


menyebabkan banyaknya khazanah intelektual Islam yang hilang dan
hangus terbakar .6

• Suasana gelap dan mencekam yang dialami oleh dunia Islam benar-benar
memprihatinkan.Dan pada saat yang bersamaan, bangsa Eropa justru
sedang mencapai kejayaan sebagai pengaruh dari berkembangnya paham
Renaissance, dan sibuk melakukan misi penjajahan ke negara-negara
Islam.Oleh karena itu, banyak umat Islam yang frustasi dan akhirnya
berusaha menjauhi kehidupan duniawi, termasuk meninggalkan
kehidupan intelektual.Mereka lebih memilih menutup diri dan menjalani

`6 Nata, Abudin..Sejarah Pendidikan Islam-Periode Klasik & Pertengahan. (Jakarta : Rajawali


Press. 2004), hal 156
kehidupan sebagai seorang sufi.Akhirnya perkembangan ilmu pendidikan
menjadi mandeg .

• Kehidupan sufi berkembang pesat. Madrasah madrasah yang ada


berkembang menjadi Zawiyat-zawiyat untuk mengadakan riyadhah di
bawah bimbingan dan otoritas seorang Syaikh yang akhirnya berkembang
menjadi lembaga tarekat.Dan di madrasah-madrasah yang masih tersisa
itu, hampir seluruh kurikulum diisi dengan karya-karya sufistik (Samsul
Nizar, 2007:179).

• Berkembangnya praktek bid’ah dan khurafat.hal itu ditandai dengan


banyaknya umat Islam yang mengkultuskan posisi seorang Syaikh dalam
suatu tarekat.sampai-sampai ada yang berdoa minta di kuburan seorang
syaikh.

• Dalam bidang fikih, yang terjadi adalah berkembangnya taklid buta di


kalangan umat.Dengan sikap hidup yang statis itu, tidak ada penemuan-
penemuan baru dalam bidang fikih.Apa yang sudah ada dalam kitab-kitab
lama dianggap sebagai sesuatu yang baku, mantap, benar, dan harus
diikuti serta dilaksanakan sebagaimana adanya.Sehingga memunculkan
pendapat bahwa “pintu ijtihad sudah tertutup”(Zuhairi : 2000:111).
BAB III
PENUTUP
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab utama
dari mundurnya dunia pendidikan Islam ditandai dengan runtuhnya Baghdad
selaku ibukota Daulah Abbasyiah ke tangan bangsa Mongol. Hal itu pun
menyebabkan seluruh dunia Islam juga mengalami kemunduran. Karena Baghdad
pada saat itu berfungsi sebagai kiblat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kemudian disebabkan oleh kondisi itu, banyak umat Islam yang frustasi
akibatnya mereka memilih menjalani kehidupan sebagai seorang sufi, dan
berusaha meninggalkan kehidupan intelektual. Mereka yang semula bersifat kritis
dan dinamis, kontras berubah menjadi statis. Dan dari sikap itu, berkembang
menjadi taklid buta kepada ulama, karena bagi mereka pintu ijtihad telah tertutup.
Namun di belahan bumi yang lain ternyata bangsa Eropa justru sedang mengalami
kemajuan yang pesat diakibatkan oleh berkembangnya paham Renaissance.
Mereka telah berhasil keluar dari dominasi doktrin gereja yang terjadi pada masa
Scholastik (Abad Pertengahan).
Oleh karena itu, jika umat Islam ingin maju maka umat Islam harus
kembali kepada ajaran al-Quran dan Sunnah. Umat Islam juga harus bersikap
kritis dan merdeka.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kodir, Dr., MA, Sejarah Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2015)
Hasan Muarif Ambari, Dkk, Ensiklopedi Islam I, (Jakarta: Ikhtiar Baru Fan
Hoven, 2001),
Zuhairi, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal.111

Nata, Abudin.2004.Sejarah Pendidikan Islam-Periode Klasik &


Pertengahan.Jakarta : Rajawali Press.

Nizar, Samsul.2007.Sejarah Pendidikan Islam,Menelusuri Jejek Sejarah


Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia.Jakarta : Kencana.

Anda mungkin juga menyukai