Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SALSABILLAH PUTRI

KELAS : PBA 5E

MAPEL : TAFSIR HADIST TARBAWI

Pertemuan 3, Analisis Tafsir ayat-ayat Al-quran tentang kewajiban belajar dan


mengajar (makalah kelompok 1)

 Tafsir ayat-ayat Al-quran tentang kewajiban belajar dan mengajar

A. Al-Qur’an Surat Al-’Alaq Ayat 1-5

‫) ٱلَّ ِذى َعلَّ َم‬٣( ‫) ٱ ْق َر ْأ َو َر ُّب َك ٱأْل َ ْك َر ُم‬٢( ‫ق‬ َ ٰ ‫ق ٱإْل ِ ن‬


ٍ َ‫سنَ ِمنْ َعل‬ َ َ‫) َخل‬١( ‫ق‬ َ َ‫س ِم َربِّكَ ٱلَّ ِذى َخل‬ ْ ‫ٱ ْق َر ْأ بِٱ‬
)٥( ‫سنَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ َ ٰ ‫) َعلَّ َم ٱإْل ِ ن‬٤( ‫بِٱ ْلقَلَ ِم‬

Ayat pertma, surat Al-Alaq berisi penjelasan tentang asal-usul kejadian manusia
beserta sebagian sifat-sifatnya yang negatif. Penjelasan ini sangat membantu dalam rangka
merumuskan tujuan, materi dan metode pendidikan. Berdasarkan kandungan surat ini tujuan
pendidikan Islam harus diarahkan agar manusia memiliki kesadaran dan tanggung jawab
sebagai mahluk yang harus beribadah kepada Allah, dan mempertanggungjawabkan
perbuatannya di akhirat kelak.
Ayat kedua, surat Al-Alaq berisi penjelasan tentang kekuasaan Allah, yaitu
bahwasannya Ia berkuasa untuk menciptakan manusia, serta memberikan nikmat dan
karunia berupa memberikan kemampuan membaca kepada Nabi Muhammad SAW,sungguh
pun sebelum itu Nabi Muhammad belum pernah belajar membaca. Selain itu berisi pula
penjelasan tentang sifat Allah yang Maha Melihat terhadap segala perbuatan yang dilakukan
manusia serta berkuasa untuk memberikan balasan yang setimpal.
Ayat ketiga , surat Al-Alaq berisi penjelasan tentang perintah membaca kepada Nabi
Muhammad SAW, dalam arti yang seluas-luasnya. Yaitu membaca ayat-ayat yang tersurat
dalam Al-Quran dan ayat-ayat yang tersirat di jagat raya. Penjelasan ini erat kaitannya
dengan perintah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara komprehensif.
Ayata keempat, surat Al-Alaq berisi penjelasan tentang perlunya alat dalam
melakukan kegiatan, seperti halnya kalam yang dipergunakan bagi upaya pengembangan
dan pemeliharaan ilmu pengetahuan. Kemudian, Abuddin Nata menyimpulkan bahwa surat
Al-Alaq berbicara tentang hal-hal yang mendasar, yaitu Tuhan, manusia, alam jagat raya dan
kehidupan akhirat (eskatologis). Ketepatan memahami keempat masalah ini, akan mendasari
ketepatan dalam memahami bidang lainnya, termasuk bidang pendidikan.

B. Q.S At-taubah ayat 122

‫ِّين‬ ۟ ‫طٓائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّ ُه‬


ِ ‫وا فِى ٱلد‬ ۟ ‫َو َما َكانَ ٱ ْل ُم ْؤ ِمنُونَ لِيَنفِ ُر‬
َ ‫وا َكٓافَّةً ۚ فَلَ ْواَل نَفَ َر ِمن ُك ِّل فِ ْرقَ ٍة ِّم ْن ُه ْم‬
)١٢٢( َ‫وا قَ ْو َم ُه ْم إِ َذا َر َج ُع ٓو ۟ا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْح َذ ُرون‬
۟ ‫َولِيُن ِذ ُر‬

Maksud ayat diatas adalah tidak sepatutnya seluruh kaum muslimin pergi berperang
(jihad), namun harus ada juga yang harus belajar dan mengajar. Sebab proses tarbiyah
sangat penting bagi kukuhnya Islam. Dari berbagai uraian di atas dapat dipahami, bahwa
mencari jihad itu tidak hanya berperang melawan musuh, tetapi mencari ilmu itu juga
termasuk jihad. Karena seandainya tidak ada orang yang mencari ilmu maka generasi muda
Islam tidak akan tahu apa-apasoal ilmu. Dan perlu diketahui bahwa jihad yang paling besar
adalah melawan hawa nafsu tidak melawan orang kafir

C. Q.S Al-Ghasiyah ayat 17-20

َّ ‫) َوإِلَى ال‬١٧( ْ‫أَفَاَل يَ ْنظُ ُرونَ إِلَى اإْل ِ بِ ِل َكيْفَ ُخلِقَت‬


َ‫) َوإِلَى ا ْل ِجبَا ِل َكيْف‬١٨( ْ‫س َما ِء َكيْفَ ُرفِ َعت‬
ُ َ‫ض َكيْف‬
)٢٠( ْ‫س ِط َحت‬ ِ ‫) َوإِلَى اأْل َ ْر‬١٩( ْ‫صبَت‬ ِ ُ‫ن‬

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada para hambanya untuk
memperhatikan kepada makhluk-makhluknya yang menunjukkan kepada kekuasaan dan
keagungan-Nya,“apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan?”
Unta dikemukakan karena dia merupakan ciptaan yang menakjubkan, susunan tubuhnya
sungguh memikat dan unta itu sendiri mempunyai kekuatan dan kekokohan yang luar biasa.
“Dan langit bagaimana ia ditinggikan?” yaitu Allah meninggikan langit dari bumi ini
merupakan peninggian yang sangat agung. “Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan?” yaitu menjadikannya tertancap sehingga menjadi kokoh dan teguh sehingga
bumi tidak menjadi miring bersama penghuninya. “Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan?” yaitu bagaimana dia dibentangkan, dipanjangkan, dan dihamparkan. Allah
sengaja memaparkan semua ciptaan-Nya secara khusus, sebab bagi orang yang berakal
tentunya akan memikirkan apa yang ada disekitarnya. Seseorang akan melihat unta yang
dimilikinya. Pada saat ia mengangkat pandangannya ke atas, ia melihat langit. Jika ia
memalingkan pandangannya ke kiri dan kanan, tampak di sekelilingnya gunung-gunung.
Dan jika ia meluruskan pandangannya atau menundukkannya, ia akan melihat bumi
terhampar.

D. Q.S Al-Ankabut ayat 19-20

۟ ‫سي ُر‬ ٰ
‫وا فِى‬ ِ ‫) قُ ْل‬١٩( ‫سي ٌر‬ ِ َ‫ق ثُ َّم يُ ِعي ُد ٓۥهُ ۚ إِنَّ َذلِكَ َعلَى ٱهَّلل ِ ي‬ ُ ‫أَ َولَ ْم يَ َر ْو ۟ا َكيْفَ يُ ْب ِد‬
َ ‫ئ ٱهَّلل ُ ٱ ْل َخ ْل‬
‫ئ ٱلنَّشْأَةَ ٱ ْل َءا ِخ َرةَ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُك ِّل ش َْى ٍء قَ ِدي ٌر‬ ِ ُ‫ق ۚ ثُ َّم ٱهَّلل ُ ي‬
•ُ ‫نش‬ َ ‫وا َكيْفَ بَدَأَ ٱ ْل َخ ْل‬ ۟ ‫ض فَٱنظُ ُر‬ ِ ‫ٱأْل َ ْر‬
)٢.(

Dalam tafsir pada surat Al-Ankabut ayat 19 adalah Sebenarnya menciptakan pertama
kali, sama saja bagi Allah dengan menghidupkan kembali. Keduanya adalah memberi wujud
terhadap sesuatu, kalau pada penciptaan pertama yang wujud belum pernah ada, dan ternyata
dapat wujud maka penciptaan kedua juga memberi wujud dan ini dalam logika manusia
tertentu lebih mudah serta lebih logis daripada penciptaan pertama itu.
Kemudian tafsir surat Al-Ankabut ayat 20 adalah pengarahan Allah swt untuk
melakukan riset tentang asal-usul kehidupan lalu kemudian menjadikannya bukti ketika
mengetahuinya tentang keniscayaan kehidupan akhirat. Dalam Al-Qur‟an surat ini
memberi arahan-arahannya sesuai dengan kehidupan manusia dalam berbagai generasi, serta
tingkat, konteks, dan sarana yang meraka miliki.

E. Q.S Ali Imran 190- 191

َ‫ين يَ ْذ ُك ُرو َن ٱللَّه‬ ِ َّ


َ ‫) ٱلذ‬١٩٠ ( ‫ب‬ ِ َ‫ت أِّل ُ لِ۟وى ٱأْل َل ْٰب‬
ٍ ‫َّها ِر َلء ٰاي‬
َ َ َ ‫ف ٱلَّْي ِل َوٱلن‬ ِ َ‫ض وٱ ْختِ ٰل‬ ِ َّ ‫َّن فِى َخل ِْق‬
َ ِ ‫ٱلس َٰم َٰوت َوٱأْل َْر‬
‫ك فَِقنَا‬ َ َ‫ت َٰه َذا ٰبَ ِطاًل ُس ْب َٰحن‬
َ ‫ض َر َّبنَا َما َخلَ ْق‬ ِ ‫ت َوٱأْل َْر‬ ِ ‫ٱلس ٰم ٰو‬ ِ ِ ً ُ‫قِ ٰيَ ًما َو ُقع‬
َ َ َّ ‫ودا َو َعلَ ٰى ُجنُوب ِه ْم َو َيَت َف َّك ُرو َن فى َخل ِْق‬
)١٩١( ‫اب ٱلنَّا ِر‬ َ ‫َع َذ‬

Pada Q.S. Ali-Imran ayat 190-191 terdapat kandungan hukum yaitu Allah
mewajibkan kepada umatnya untuk menuntu ilmu dan memerintahkan untuk
mempergunakan pikiran kita untuk merenungkan alam, langit dan bumi (yakni memahami
ketetapan-ketetapan yang menunjukkan kepada kebesaran Al-Khaliq, pengetahuan) serta
pergantian siang dan malam. Yang demkian ini menjadi tanda- tanda bagi orang yang
berpikir, bahwa semua ini tidaklah terjadi dengan sendirinya. Kemudian dari hasil berpikir
tersebut, manusia hendaknya merenungkan dan menganalisa semua yang ada di alam
semesta ini, sehingga akan tercipta ilmu pengetahuan.

Dari ayat di atas, dapat diambil aspek tarbawinya yaitu sebagai berikut:

1. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.


2. Akal manusia hendaknya digunakan untuk memikirkan, menganalisa, dan
menafsirkan segala ciptaan Allah.
3. Dalam belajar tidak diperbolehkan memikirkan Dzat Allah, karena manusia
mempunyai keterbatasan dalam hal tersebut dan dikhawatirkan akan terjerumus
dalam berpikir yang tidak sesuai.
4. Jika seseorang memiliki renungan, ia memiliki pelajaran dalam segala perkara.
5. Hendaknya manusia mempercayai bahwa semua penciptaan Alah tidak ada yang sia-
sia.

Anda mungkin juga menyukai