Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TAFSIR TARBAWI

AYAT-AYAT TENTANG KEWAJIBAN BELAJAR MENGAJAR

OLEH

KELOMPOK 1

ANGGOTA

 Lisna isa ( 1910420228 )


 Nurly Rahayu wakiden ( 191042056 )
 Nurhania pakaya (191042080 )

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Belajar atau menuntut ilmu merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tanpa ilmu, manusia tidak dapat melakukan segala hal.
Untuk mencari nafkah perlu ilmu, beribadah perlu ilmu, bahkan makan dan minumpun perlu
ilmu. Dengan demikian belajar merupkan sebuah kemestian yang tidak dapat ditolak apalagi
terkait dengan kewajiban seorang sebagai hamba Allah swt. Jika seorang tidak mengetahui
kewajibannya sebagai hamba bagaimana bisa dia dapat memperoleh keselamatan di dunia dan
akhirat.
Sebelum membahas mengenai kewajiban menuntut ilmu dalam hadis ini akan dibahas
pula mengenai pengertian wajib belajar setelah itu baru dibahas mengenai kewajiban belajar
sebagaimana tertuang dalam hadis-hadis Rasul saw. Untuk lebih memperjelas topik ini
dipaparkan selanjutnya mengenai definisi ilmu, klasifikasinya serta keutamaannya. Dengan
demikian jelaslah bagaimana kewajiban menuntut ilmu, apa itu ilmu, pembagian ilmu dan
keutamaan menuntut ilmu. Makalah ini dapat lebih memotivasi untuk giat belajar dan
mendalami ilmu terutama ilmu-ilmu agama.

2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana rumusan dalil QS. ALI-IMRAN ayat 190-191
2. Bagaimana isi kandungan QS. AL-GHASYIYAH ayat 17-20
3. Bagaimana kandungan nilai-nilai pendidikan islam dalam QS. Al-‘Alaq: 1-5 kaitannya
dengan proses belajar mengajar?
Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Wajib Belajar


Di dalam UUD 1945 Bab XIII Pasal 31 Ayat 1 disebutkan, ”setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan”. Mendapatkan pendidikan merupakan hak azasi manusia dan
menjadi hak dasar warga negara Indonesia. Namun kenyataannya banyak penduduk Indonesia
yang belum mendapatkan pendidikan disebabkan banyak hal, di antaranya hidup di lingkungan
yang terpencil. Hal ini berdampak pada kurangnya sumber daya manusia untuk mewujudkan
pembangunan yang adil dan merata. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memberikan
hak pendidikan bagi warga negaranya. Oleh sebab itu, program wajib belajar dilaksanakan sejak
tahun 1984 (Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun) kemudian setelah 10 tahun diluncurkan
program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sejak 1994, melalui Instruksi Presiden Nomor 1
tahun 1994.
Wajib belajar merupakan program pendidikan nasional yang harus diikuti oleh warga
negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Wajib belajar ini
merupakan pendidikan minimal yang harus diikuti oleh setiap warga negara Indonesia. Adapun
belajar ialah aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak.
Sedangkan pembelajaran itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta didik yang di
dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning).
Jadi perubahan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM)
atau kegiatan belajar mengajar (KBM).
Al-Quran bukan hanya berbicara soal ketuhanan, syariat ibadah, akhlak, kemanusiaan
dan lainnya, namun juga berbicara soal ilmu pengetahuan, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).Sehingga pelajaran IPA bukan sekedar hafalan atau rumusan angka-angka, namun lebih
dari itu, untuk menanamkan kepada anak-anak didik bahwa belajar IPA merupakan bagian dari
belajar Al-Quran atau bagian dari Tahfidz Al-Quran. Sebab, alam semesta yang menciptakan ya
Allah. Maka, ilmu yang pas untuk menegetahui rahasia alam dan upaya mengeksplorasinya
untuk kemaslahatan manusia dan lingkungannya, ya adanya di dalam Al-Quran yang diturunkan
dari Allah Sang Maha Pencipta.
Tujuannya agar selama mempelajari IPA itu sama maknanya dengan mengkaji turunan
dari ayat-ayat Al-Quran. Sehingga nanti jika dengan izin Allah ada santri yang kemudian menjadi
dokter, ya dokter yang hafidz Al-Quran, dokter yang memahami kandungan Al-Quran. Juga jika
menjadi insinyur, ahli farmasi, arsitek, dan lainnya yang berbasis IPA, itu maknanya adalah
pengamalan Al-Quran. Dia akan selalu menyertakan nilai-nilai Al-Quran dalam pekerjaannya.
Berikut beberapa di antara ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA).

1. Surat Ali Imran ayat 190

َ‫) ٱلَّ ِذين‬١٩٠( ‫ب‬ ِ ‫ت أِّل ُ ْولِى ٱأۡل َ ۡلبَ ٰـ‬ ِ ‫ض َو ۡٱختِلَ ٰـ‬
ٍ ۬ ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّہَ ا ِر أَل َيَ ٰـ‬ ِ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬ِ ‫س َم ٰـ َوٲ‬ ۡ
ِ ‫إِنَّ فِى َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬
ۡ ۬ ۡ
ِ ‫ت َوٱأۡل َ ۡر‬
‫ض َربَّنَ ا َم ا‬ ِ ‫س َم ٰـ َوٲ‬َّ ‫ق ٱل‬ ِ ‫يَ ذ ُك ُرونَ ٱهَّلل َ قِيَ ٰـ ۬ ًما َوقُ ُع و ًدا َو َعلَ ٰى ُجنُ وبِ ِهمۡ َويَتَفَڪَّ ُرونَ فِى َ۬خل‬
)١٩١( ‫اب ٱلنَّا ِر‬ َ ‫س ۡب َح ٰـنَ َك فَقِنَا َع َذ‬ ُ ً‫َخلَ ۡقتَ َه ٰـ َذا بَ ٰـ ِطال‬
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata]: “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS Ali Imran [3]: 190).

Isi Kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 ini adalah sebagai pembuktian tentang
tauhidullah di satu sisi dan kekuasaan Allah atas hukum-hukum alam. Untuk dapat men-
tadabburi (menghayati) kekuasan Allah pada penciptaan alam semesta, tidak dapat dipahami
kecualin dengan berpikir (ulul albab).

Ayat ini juga menunjukkan bahwa sesungguhnya dalam penciptaan alam semesta, yakni
kejadian benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, dan jutaan gugusan bintang-bintang,
terdapat tanda-tanda kemahakuasaan Allah bagi ulul albab, yakni orang-orang yang memiliki
akal yang murni.

2. Surat Al-Ghasyiyah Ayat 17-20

ِ َ‫) َوإِلَى ۡٱل ِجب‬١٨( ‫س َمٓا ِء ڪ َۡيفَ ُرفِ َع ۡت‬


َ‫ال َك ۡي ف‬ َّ ‫) َوإِلَى ٱل‬١٧( ‫أَفَاَل يَنظُ ُرونَ إِلَى ٱإۡل ِ بِ ِل ڪ َۡيفَ ُخلِقَ ۡت‬
)٢٠( ‫س ِط َح ۡت‬ ِ ‫) َوإِلَى ٱأۡل َ ۡر‬١٩( ‫صبَ ۡت‬
ُ َ‫ض َك ۡيف‬ ِ ُ‫ن‬
Artinya; “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, (17) Dan
langit, bagaimana ia ditinggikan? (18) Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (19)
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (20). (QS Al-Ghasyiyah [88]: 17-20).
Ayat-ayat tersebut berbicara tentang bagaimana kekuasaan alam menciptakan binatang
unta (Biologi), langit, gunung dan bumi (Geografi). Dengan mentadabburi ayat-ayat Al-Quran
yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam ini, dan masih banyak lagi, akan dapat menjadi
landasan bagi anak-anak didik untuk terus belajar IPA karena Allah. Sehingga kelak jika Allah
beri wewenang dan kekuasaan untuk menguasai alam dan kandungannya, maka akan dapat
digunakan untuk kesejahteraan umat dan untuk pengabdiannya kepada Allah.

3.Surat Al-Alaq ayat 1-5

Surah Al-‘Alaq ini dinamai juga surah Al Qalam atau Iqra. Surah ini termasuk dalam
kategori dalam kategori surah Makiyah dengan jumlah ayatnya sebanyak 19 ayat. Dalam surah
Al-‘Alaq ini, ditegaskan bahwasanya Nabi Muhammad Saw diperintahkan oleh Allah SWT
untuk membaca yang dibarengi dengan kekuatan (Qudrat) Allah bersama manusia dan
penjelasan sebagai sifat-sifat-Nya. Kemudian Allah SWT menjelaskan perumpamaan yang
menunjukan terhadap sebagai penentang individunya berikut balasan pahala yang menjalankan
amalnya.

َ ِّ‫ٱ ْق َر ْأ بِٱس ِْم َرب‬


َ َ‫ك ٱلَّ ِذى خَ ل‬
‫ق‬

artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

ٍ َ‫ق ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ ِم ْن َعل‬


‫ق‬ َ َ‫خَ ل‬
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

‫ٱ ْق َر ْأ َو َربُّكَ ٱأْل َ ْك َر ُم‬


Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

‫ٱلَّ ِذى عَلَّ َم بِ ْٱلقَلَم‬


Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

‫عَلَّ َم ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬

Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya


B.metode pengajaran

Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk


mengantarkan kegiatan pendidikannya ke arah tujuan yang dicita-citakan. Bagaimanapun baik
dan sempurnanya suatu kurikulum atau materi pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa,
manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada
peserta didik. Metode adalah syarat untuk efisiennya aktifitas kependidikan Islam.
BAB III

PENUTUP

Kiranya jelas bagi kita bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimat.

Ilmu yang wajib `ain dituntut terutama adalah ilmu-ilmu agama kemudian ilmu-ilmu lainnya

yang tidak bertentangan dengan agama dan membawa maslahat bagi orang banyak maka fardhu

kifayah menuntutnya. Begitu banyak keutaman ilmu yang dijelaskan sebelumnya di antaranya;

orang yang berilmu adalah yang takut kepada Allah, orang yang berilmu adalah orang yang adil,

orang yang berilmu disamakan kesaksiannya dengan kesaksian Allah dan para malaikatNya,

orang yang berilmu memberikan sumbangsih yang besar dalam mentransfer ilmu kepada

generasi selanjutnya dan lain sebagainya. Disadari banyak terdapat kekurangan dalam penulisan

makalah ini oleh sebab itu penulis mengharapkan saran yang membangun untuk membenahinya.

Semoga juga makalah ini dapat memotivasi kita untuk lebih giat mendalami ilmu.

Anda mungkin juga menyukai