Anda di halaman 1dari 16

ISLAM DAN

LINGKUNGAN

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN


1. SEKAR MAULINA (1902010403)
2. FITA RIZKI (1902010410)
3. PUPUT LISTIANTI (1902010415)
4. DILLA FITRIANI (1902010424)
1. Tadabur Q.S Al Baqarah ayat 29

َ ‫لقلَك ُم َما ِفي ال ْأ‬


ُ ‫استَ َوى ِإل َي ال ّْس َما ِء َف َس َّو‬
‫اه َّن‬ ْ َّ ‫م‬ُ ‫ث‬ ‫ا‬ ‫ع‬
ً ْ ‫ي‬‫م‬ِ ‫ج‬
َ ‫ض‬ِ ‫ر‬
ْ ّ ْ َ ‫ُه َو ال َّ ِذ ْي َخ‬
)29 ‫علِيْمٌ (البقرة‬ َ ‫ َو ُه َو ِبك ّ ُِل َش ْي ٍء‬  ‫َسبْ َع َسموا ٍت‬
‫قلي‬

”Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di


bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. 
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”[2](al-
Baqarah 29)

Kandungan Ayat
1.      Allah Maha Pencipta yang menciptakan segala sesuatu yang ada dibumi dan
langit sampai tujuh lapis.
2.      Allah Maha Mengetahui segala apa yang ada secara terperinci
Jadi kesimpulan dari penafsiran ayat tersebut adalah

Pertama Kedua

Bahwa Allah Maha Pencipta dengan Allah mengetahui segala bentuk


penciptaannya yang berupa bumi tingkah laku dan perbuatan sekecil
beserta isinya dan juga langit hingga apapun, karena Dia mengetahui
penataannya yang mencapai tujuh segala bentuk ciptaannya beserta
langit. Kedua, Allah mengetahui segala perinciaannya.
bentuk tingkah laku dan perbuatan
sekecil apapun, karena Dia mengetahui
segala bentuk ciptaannya beserta
perinciaannya.
Berdasarkan penafsiran yang ada pada ayat 29 surat Al-Baqarah ini,
yang menjelaskan tentang kekuasaan Allah SWT. Ayat ini memiliki
hubungan dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 28 dari surat Al-
Baqarah yang juga menjelaskan tentang kekuasaan Allah SWT,
asbabun nuzul ayat 29 ini juga berdasarkan apa yang terjadi dalam
ayat sebelumnya yaitu ayat 28.

Kedua ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang Maha


Kuasa, yang mana mampu menghidupkan orang-orang sesudah
mati dan Allahlah yang menciptakan Langit dan Bumi beserta
isinya.
Pada ayat 29 yaitu al-Kholiq (Maha Pencipta), dimana Allah-lah yang
telah menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi, dan juga tujuh
lapisan langit yang menjulang tinggi diatas bumi tanpa suatu tiang
penyanggah satupun. Dan al-‘Alim yang disindir dalam ayat 29 yang
mengidentifikasikan bahwa Allah Maha Mengetahui segala bentuk
perbuatan manusia secara rinci, karena Allah Maha Mengetahui
setiap inci bentuk penciptaannya yang jelas lebih rumit diketahui
daripada segala bentuk perilaku manusia dan semua makhluk hidup.
2. Tadabur Q.S Ali Imran ayat 191
‫ون ِفى‬ َ ‫عل َٰى ُجنُو ِب ِه ْم َويَتَ َفك َّ ُر‬ ً ‫ون ٱلل ّ َ َه ِقيَٰ ًما َوق ُُع‬
َ ‫ودا َو‬ َ ‫ٱل ّ َ ِذ‬
َ ‫ين يَ ْذك ُُر‬
‫حن َ َك َف ِقنَا‬
َٰ ْ‫ت َٰه َذا بَٰ ِطل ًا ُسب‬ ‫ٱلس َٰم َٰو ِت َوٱل ْأ َ ْر ِ َر‬
َ ‫ضبَّنَا َما َخل َ ْق‬ َّ ‫َخل ِْق‬
)191( ‫ابٱلن ّ َِار‬ َ ‫ع َذ‬ َ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ayat Tersebut Menjelaskan Tentang

Orang-orang yang mendalam pemahamannya dan berpikir tajam (Ulul


Albab), yaitu orang yang berakal, orang-orang yang mau
menggunakan pikirannya, mengambil faedah, hidayah, dan
menggambarkan keagungan Allah.Ia selalu mengingat Allah (berdzikir)
di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau
berbaring. Jadi dijelaskan dalam ayat ini bahwa ulul albab yaitu orang-
orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus mengingat
Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.
Ayat Tersebut Menjelaskan Tentang

Dari keterangan diatas Sebagaimana kita ketahui, manusia itu mempunyai


kedudukan dan peranan yang sangat tinggi dan mulia, karena manusia
mempunyai akal, dan diangkat menjadi khalifah dimuka bumi, sehingga
dalam upaya melestarikan lingkungan hidup, maka manusialah yang
mempunyai peran sentral dan utama. Allah telah menjadikan seluruh isi alam
semesta ini untuk manusia agar dikelola sesuai dengan tuntunan yang benar.

Dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah, sedangkan objek pikir
adalah makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam.Ini berarti pengenalan
kepada Allah lebih banyak didasarkan kepada kalbu, Sedang pengenalan alam
raya oleh penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kebebasan seluas-
luasnya untuk memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan
dalam memikirkan Dzat Allah
3. TUGAS MANUSIA DALAM
MEMELIHARA LINGKUNGAN HIDUP.

Istilah lingkungan hidup diartikan sebagai totalitas  atau keseluruhan dari


benda, daya dan kehidupan, termasuk manusia dan tingkah lakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta jasad-
jasad hidup (organisme) lainnya. Segala makhluk yang ada dalam suatu
lingkungan hidup, satu dengan lainnya mempunyai saling hubungan dalam
arti saling memenuhi kebutuhan satu dengan lainnya. Tatanan kesatuan
secara utuh menyeluruh segenap unsur  lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi ini disebut ekosistem.
Allah menciptakan tatanan ekosistem mengikuti kaidah hukum
keseimbangan (equilibrium) Dalam Al-Qur'an Allah berfirman:

‫ان‬ ۡ َ‫اَلَّا ت‬ ‫ان‬


ِ ‫ط َغوۡا ِفى ال ِۡم ۡي َز‬ ۙ َ ‫ٓاء َر َف َع َها َو َو َض َع ال ِۡميۡ َز‬
َ ‫الس َم‬
َّ ‫َو‬
Artinya : Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan). supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. (QS Al-
Rahman [55]: 7-8)
Ayat ini memberikan suatu pelajaran tentang ekologi, di mana menurut
pandangan ekologi, memang tidak ada makhluk yang diciptakan oleh Allah
Swt secara percuma. Kehidupan makhluk, baik tumbuh-tumbuhan, binatang
maupun manusia saling berkaitan dalam satu tatanan lingkungan hidup,
misalnya bila terjadi gangguan yang luar biasa terhadap salah satu unsur
(jenis makhluk) dari lingkungan tadi disebabkan karena perbuatan/kegiatan
manusia atau oleh proses alam/kejadian alam, maka akan terjadi pula
gangguan terhadap kesinambungan dalam lingkungan hidup (ekosistem)
secara menyeluruh.

Sebagaimana kita ketahui, manusia itu mempunyai kedudukan dan peranan


yang sangat tinggi dan mulia, karena manusia mempunyai akal, dan
diangkat menjadi khalifah dimuka bumi, sehingga dalam upaya
melestarikan lingkungan hidup, maka manusialah yang mempunyai peran
sentral dan utama. Allah telah menjadikan seluruh isi alam semesta ini
untuk manusia agar dikelola sesuai dengan tuntunan yang benar.
Dalam usaha pemeliharaan lingkungan hidup, termasuk kemungkinan
pengembangan dan peningkatan kualitasnya, maka ada prinsip-prinsip yang
harus ditegakkan sesuai dengan ajaran Islam yaitu :
1. Prinsip menyangkut hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
2. Prinsip menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya.
3.Prinsip yang ke tiga adalah terkait hubungan manusia dengan
lingkungannya.

Dalam hal ini setidaknya ada rambu-rambu yang harus ditaati oleh manusia:
- Senantiasa berbuat ihsan dalam segala hal, termasuk kepada alam dan
lingkungan kita.
- Tidak membuat kerusakan di muka bumi
- Tidak melakukan pemborosan.
- Menyisihkan sebagian pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan alam
untuk fakir miskin dengan mengeluarkan zakatnya.
4. PENGELOLAAN DAN
PENDAYAGUNAAN AIR, TANAH DAN
UDARA DALAM ISLAM
Sumber daya alam merupakan salah satu elemen yang sangat penting di
dalam kegiatan ekonomi. Sumber daya alam mempunyai fungsi yang sama
dari dulu hingga sekarang yakni digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta sebagai modal dalam kegiatan produksi manusia. Sumber daya
alam terdiri atas tanah, air, cahaya, dan udara.
Sebagai makhluk khalifah di muka bumi tentu harus menjaga kelestarian
alam agar tidak mengalami kepunahan. Sebagai manusia yang beriman, kita
harus menampakkannya dengan ketajaman keyakinan, bahwa Allah SWT bisa
saja murka terhadap bumi jika kita sebagai hambanya tidak menjaganya.
Pengelolaan sumber daya alam pada dasarnya sudah ada sejak zaman
Rasulullah. Islam sangat menganjurkan, bahwa pengelolaan sumber daya
alam itu harus berkelanjutan dan bermanfaat bagi kehidupan.
Allah SWT tegas memperingatkanbahwa manusia dilarang keras untuk
melakukan kerusakan di bumi ini, seperti yang tercantum dalam surat Al
Araaf ayat 56 yang berbunyi:
 
ٌ ‫تٱلل َّ ِه َق ِر‬
‫يب ِ ّم َن‬ َ ‫وه َخ ْوفًا َو َط َم ًعا ۚ ِإ َّن َر ْح َم‬
ُ ‫ع‬ َ‫َول َا تُفْ ِس ُدوا۟ ِفى ٱل ْأ َ ْر ِ ب‬
ْ ‫ض ْع َد ِإ ْصل َ ِٰح َها َو‬
ُ ‫ٱد‬
َ ‫ح ِس ِن‬
‫ين‬ ْ ‫ٱل ُْم‬
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.

Ayat di atas sudah jelas menerangkan bahwa sebagai khalifah kita harus
menjaga alam agar energi atau tenaga alam di muka bumi tidaklah musnah,
tentunya hal ini akan bermanfaat untuk kita sendiri dan juga untuk anak cucu
kita nanti.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai