Anda di halaman 1dari 30

‫ِل‬ ‫َذ‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ِف‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫َك‬

‫َه َيْغ ُر ُيْش َر َو َيْغ ُر َم ُد َن َك‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫ِف‬ ‫اَل‬ ‫َّل‬‫ل‬‫ا‬ ‫َّن‬‫ِإ‬
‫ِإ‬ ‫ِد‬ ‫ِه‬‫َّل‬ ‫ِب‬ ‫ِر‬
‫َم ْن َيَش اُء َو َمْن ُيْش ْك ال َفَق اْفَتَرى ْثًم ا‬ ‫ِل‬
)48( ‫َعِظ يًم ا‬
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena menyekutukan-
Nya, dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang
Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah
berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa: 48)
KONSEP MANUSIA
DALAM ISLAM
1. Teori tentang manusia
2. Fitrah Manusia
3. Manusia membutuhkan Agama
Teori Manusia
 Manusia menurut Darwin (1809-1882) adalah bentuk akhir dari
evolusi hayat. Sedangkan Aristoteles (384-322 SM) mengatakan
bahwa manusia adalah hewan yang berakal (homo sapien),
yang berbicara sesuai dengan akal pikirannya. Itulah kemudian
dikenal istilah :
‫( اِإل ْنَس اُن َحَيَو اٌن َناِط ٌق‬manusia adalah binatang yang berfikir).
 eksistensi manusia baru diakui manakala ia berpikir, seperti kata Rene
Descartes (1596-1650), ”saya berpikir sebab itu saya ada.”
 Lain halnya ahli politik yang mengatakan manusia adalah zoon
politicon atau political animal (binatang politik),
 sedangkan ahli ekonomi mengatakan manusia adalah economic animal
(binatang ekonomi). Semua tesis di atas dapat disimpulkan bahwa
perbedaan asasi antara manusia dengan hewan lainnya adalah pada
sisi akal pikirannya.
Bagaimana konsep Al Quran
 Al-Qur’an tidak pernah menggolongkan manusia dalam kelompok
binatang selama manusia mau mensyukuri nikmat Allah SWT dengan
cara memfungsikan akal-budinya (Di dalam bahasa Al-Qur’an, kata
`aql sekaligus mengandung arti = hati nurani). Namun jika manusia
tidak memfungsikan akal budinya secara baik, maka ia bisa lebih
rendah dari binatang(QS. At-Tin: 5). Allah SWT menggambarkan
mereka dengan firman-Nya:

‫ُهَلْم ُقُلوٌب َال َيْف َق ُه وَن َهِبا َو ُهَلْم َأْعٌنُي َال ُيْبِص ُروَن َهِبا َو ُهَلْم َءاَذاٌن َال َيْسَم ُعوَن َهِبا ُأوَلِئَك‬
)179 : ‫َك اَأْلْنَعاِم َبْل ُه ْم َأَض ُّل ُأوَلِئَك ُه ُم اْلَغاِفُلوَن (األعراف‬
“…mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lalai.” (QS. Al-A`raf (7): 179)
4 MODEL PENCIPTAAN MANUSIA

2. Melibatkan laki-laki
1. Tanpa melibatkan tanpa melibatkan
laki-aki & perempuan perempuan

PENCIPTAAN
MANUSIA

3. Melibatkan 4. Melibatkan laki-laki


perempuan tanpa & perempuan
melibatkan laki-laki
‫‪Proses kejadian manusia tersebut digambarkan‬‬
‫‪oleh Allah Qur’an Surat Al Mu’minun (23): 12-14‬‬

‫‌َو َلَق ۡد َخ َلۡق َنا اۡل ِاۡن َس اَن ِم ۡن ُس ٰل َلٍة ِّم ۡن ِط ۡي ٍن‬
‫َّمُث َج َعۡل ٰن ُه ُنۡط َفًة ِف َقَراٍر َّم ِكۡي ن‬
‫َّمُث َخ َلۡق َنا الُّنۡط َفَة َعَلَقًة َفَخ َلۡق َنا اۡل َعَلَقَة ُمۡض َغًة َفَخ َلۡق َنا اۡل ُم ۡض َغَة ِعٰظًم ا‬
‫ۡي‬ ‫َفَك ۡو َنااۡل ِعٰظ َل ا َّمُث َاۡن ۡا ٰن ۡل ًق ا ٰا ‌ؕ ٰب ـ َك الّٰل َاۡح اۡل ٰخ ِلِق‬
‫َن‬ ‫َش ُه َخ َخ َر َفَت َر ُه َس ُن‬ ‫َم ًم‬ ‫َس‬
‫ۡو‬ ‫ۡب‬ ‫ِة‬ ‫ِق‬ ‫ۡل‬‫ا‬ ‫ۡو‬
‫َّمُث ُك َي َم ٰي َم ُت َعُث َن‬ ‫َّن‬‫ِا‬ ‫ۡو‬ ‫ِل‬ ‫ٰذ‬ ‫ۡع‬ ‫َّن‬‫ِا‬
‫ۡم‬ ‫َؕن‬ ‫َّمُث ُك َب َد َك َلَم ِّيُت‬ ‫ۡم‬
Manusia, dalam ajaran Islam, adalah makhluq yang paling
dimuliakan Allah SWT dibanding makhluq Allah yang lain.
Pemuliaan itu salah satunya dengan memberikan banyak
kelebihan yang membuatnya berbeda dengan makhluq yang
lain. Allah berfirman:

‫ا‬ ‫َّض‬ ‫ِت‬ ‫ا‬ ‫َّط‬‫ال‬ ‫ْل ا ِفي اْل ِّر اْل ِر َز ا ِم‬ ‫ِن‬
‫ْل‬ ‫َف‬ ‫ِّي‬
‫َب َو َبْح َوَر ْقَن ُه ْم َن َب َو َن ُه ْم‬ ‫َو َلَق ْد َك َّرْم َنا َب َء َدَم َوَح َم َن ُه ْم‬
‫ا‬ ‫ي‬
)70 :17 ‫َعَلى َك ِثيٍر ِم َّم ْن َخ َلْق َنا َتْف ِض يًال (اإلسراء‬
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan.” (Al-Isra’ (17): 70)
Karena diberikan berbagai kelebihan itulah maka
manusia dijadikan sebagai khalifah di bumi (QS. Al-
Baqarah (2): 30)
Kelebihan yang membedakannya dengan makhluq Allah yang lain tersebut antara
lain bisa dilihat dari ciri-ciri berikut ini:
 Manusia memiliki akal budi. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang
mengajak manusia agar senantiasa memfungsikan akal budinya untuk
memikirkan ayat-ayat Allah, baik ayat qauliyah yakni firman Allah (QS An-
Nisa (4): 82; An-Nahl (16): 44; Muhammad (47):24; Al-Hasyr (59): 21)
maupun ayat kauniyah yakni alam semesta beserta isinya (QS. Yunus
(10):24; Ar-Ra`d (13): 3; An-Nahl (16): 11, 69).
 Manusia memiliki akhlaq (etika, seperti rasa tanggung jawab, sadar diri/tahu
diri, sifat sabar dan malu) untuk mengendalikan hawa nafsunya.
 Manusia memiliki rasa seni (estetika).
 Penciptaan manusia terdiri dari dua unsur yang saling terkait tak terpisahkan,
yakni unsur materi dan immateri.
Unsur materi ini berasal dari campuran tanah
1. QS. As-Sajdah (32): 7,
2. QS. Al-An`am (6): 2 => ‫( ِط ين‬tanah);
3. QS. Shad (38): 71,
4. QS. Ash-Shaffat (37): 11 => ‫( ِط ين َّالِز ب‬tanah liat);
5. QS. Ar-Rahman (55): 14 => ‫( ِم ن َص ْلَص اٍل َك اْلَفَّخ اِر‬dari tanah
liat kering seperti tembikar);
6. Al-Hijr (15): 26, 28=> ‫( من صلصال من َح َم ٍإ َم ْس ُنوٍن‬dari tanah
liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang
dibentuk);
7. Al-Mu’minun (23): 12 => ‫( من ُس َالَلٍة ِم ْن ِط ين‬dari ekstrak
sulalah/saripati tanah);
8. Al-Hajj (22): 5, Ghafir (40): 67 => ‫( ُتراب‬tanah gembur);
dan dari air (‫( )اْلَم اء‬QS. Al-Anbiya’ (21): 30; Al-Furqan (25):
54; At-Thariq (86): 6-7).
Setelah melalui proses kejadian yang cukup, dan
kemudian Allah menyempurnakan bentuk manusia dengan
bentuk sebaik-baiknya (QS. At-Tin (95): 4), barulah Allah
memasukkan unsur immateri dengan meniupkan ruh-Nya:

‫َّمُث‬ ، ‫ٍني‬ ‫ِط‬ ‫ِم‬ ‫ِن‬ ‫ا‬ ‫ْن‬ ‫ِإْل‬ ‫ا‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫َق‬‫َل‬ ‫ٍء‬ ‫ُك‬ ‫َأ‬ ‫ي‬ ‫ِذ‬‫َّل‬ ‫ا‬
‫ْي َخ ُه َو َب َخ َق َس ْن‬ ‫َد‬ ‫َش‬ ‫َّل‬ ‫َس َن‬ ‫ْح‬
‫ َّمُث َّوا َف ِفيِه ِم وِح ِه‬، ‫َن َل ِم َالَلٍة ِم اٍء ِهٍني‬
‫ْن ُر‬ ‫َس ُه َو َن َخ‬ ‫ْن َم َم‬ ‫َج َعَل ْس ُه ْن ُس‬
(9-7 :32 ‫)السجدة‬
“(Dialah) Yang menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan
keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia
menyempurnakan-Nya dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh-Nya. (QS. As-
Sajdah (32): 7-9
Di dalam QS. Al-Hijr (15): 29 dan Shad (38): 72 disebutkan
‫ َو َنَف ْخ ُت ِفيِه ِم ْن ُروِح ي‬: “…Dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku.”)
Manusia unsur Jasmani
 Penciptaan manusia dari unsur tanah menjadikan manusia cenderung
kepada pemenuhan hal-hal yang bersifat jasmani dan materi, cinta dunia
dan segala yang ada di dalamnya. Namun kecenderungan ini pula yang
menyebabkan manusia bisa berkembang secara bebas, baik secara
kuantitas (makan, minum, menyalurkan kebutuhan bilogisnya sehingga
mereka dapat bertahan dan berkembang biak secara bebas) maupun
secara kualitas yaitu ia bebas berkehendak dan memilih apa yang
menurutnya terbaik untuknya.
Manusia memiliki unsur Rohani
 Sedangkan penciptaan manusia dari unsur ruh Tuhan menyebabkan
manusia cenderung pula kepada pemenuhan hal-hal yang bersifat
rohani/kebutuhan rohani, mempunyai kecenderungan untuk mencari
ketenangan/ketentraman hati, dan ketentraman hati hanya mungkin
terwujud manakala seseorang mempunyai keyakinan, terlepas apakah
keyakinannya itu benar atau salah. Dari unsur inilah manusia
sesungguhnya mempunyai kecenderungan dasar atau fitrah untuk
bertuhan atau beragama, termasuk fitrah untuk mengakui satu Tuhan..
 Ahmad Musthafa Al-Maraghi ketika menafsirkan QS. Al-Fatihah (1): 6,
mengatakan bahwa ada lima macam dan tingkatan hidayah yang
dianugrahkan Allah SWT kepada manusia, yaitu:
 Hidayah al-ilham / al-gharizah (instink)
 Hidayah al-hawas (indra)
 Hidayah al-`aql (akal-budi)
 Hidayah al-adyan (agama)
 Hidayah al-ma`unah wat-taufiq (pertolongan dan petunjuk ke jalan lurus)
Manusia & Agama

Manusia Manusia
Bertuhan Membutuhkan
Agama
Manusia Bertuhan
 Salah satu hal yang selalu ada dalam diri manusia
Manusia adalah kecenderungan untuk mencari Tuhan dan
ManusiaBertuhan
Bertuhan
menyembahnya, karena dengan ibadah kepada Tuhan
manusia sebenarnya berupaya meninggalkan wujud
terbatasnya dan bergabung dengan hakikat yang tidak
memiliki cacat, kekurangan, kefanaan dan keterbatasan
 kecenderungan manusia tidak dikembangkan dan
diarahkan dengan benar maka manusia akan tersesat
dan tentunya akan sangat merugikan baginya.
Menyembah berhala, manusia dan materi lain serta
ribuan penyembahan lainnya merupakan dampak dari
Manusia
Manusia penyimpangan terhadap kecenderungan suci manusia.
Membutuhkan
Membutuhkan Menurutnya, rasa ingin menyembah Tuhan yang
Agama
Agama biasanya diartikan sebagai rasa ingin beragama secara
alami selalu ada dalam jiwa manusia
Manusia Bertuhan
 Didalam kedalaman jiwa manusia terdapat kekuatan yang
mendorong manusia untuk mencari Tuhan yang memberikan
rasa aman dan ketenangan kepada manusia dan
membantunya dalam menghadapi kesulitan serta
menghilangkan segala bentuk kekhawatiran. Manusia ketika
mengalami kebuntuan dan berbagai faktor materi tidak ada
Manusia
ManusiaBertuhan
Bertuhan yang dapat membantunya maka secara alami akan mencari
sumber kekuatan yang lebih besar yang mampu
melepaskannya dari kebuntuan tersebut.
 Dalam sejarah kehidupan manusia dan peninggalannya di
berbagai gua dan gunung menunjukkan bahwa manusia sejak
Manusia
Manusia awal mempunyai rasa ingin mengabdi dan menyembah
Membutuhkan
Membutuhkan Tuhan. Mereka meyakini akan Keesaan Tuhan meski sebagian
Agama
Agama lainnya tergelincir ke dalam kebodohan sehingga mereka
menyembah batu, kayu, matahari, binatang dan bahkan
menyembah penguasa zalim.
Manusia Bertuhan

Rasulullah SAW bersabda:


“Bahawasanya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada alat untuk
mensucikan, dan alat untuk mensucikan qalbu itu ialah
zikrullah yakni berzikir kepada Allah dengan “Laa Ilaaha
Illallah”
sabdanya lagi: “Bahwa Allah SWT berkata: Laa Ilaaha Illallah
adalah bentengku. Maka siapa yang masuk bentengku,
nescaya terjamin ia daripada azabku”.
 Fitrah Manusia itu bertuhan
Fitrah manusia bertuhan dpt disimpulkan dari
pernyataan al-Qur’an. QS. Al-A’raf: 172 .
Artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengeluarkan
anak-anak keturunan Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): Bukankah aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab: Benar (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi”. (Kami lakukan yang sedemikian itu)
agar dihari kiamat kamu tidak menyatakan:
sesungguhnya kami adalah orang-orang yg lengah
terhadap ini.
‫كُّل مولوٍد يوَلُد على الفطرِة فأبواه هِّو داِنه أو نِّص را هِن‬
‫ُي‬ ‫ُي‬
‫أو ُيمِّج ساِنه‬
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani, atau Majusi.
Manusia Membutuhkan Agama

1. , Agama Moral

Agama petunjuk 2.
kebenaran

3. Agama informasi
metafisika
Agama pembimbing bagi 4.
manusia
Manusia Membutuhkan Agama

1. Agama Moral
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya
agama dalam kehidupan disebabkanoleh
Manusia
ManusiaBertuhan
Bertuhan sangat diperlukannya moral oleh manusia,
padahal moral berasal dari agama. Agama
menjadi moral, karena agama mengajarkan
iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat,
Manusia
Manusia
serta karena adanya perintah dan larangan
Membutuhkan
Membutuhkan dalam agama
Agama
Agama
Manusia Membutuhkan Agama

2. Agama Petunjuk Kebenaran


Allah SWT telah mengutus para Nabi dan
Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak
Manusia
ManusiaBertuhan
Bertuhan
Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi
terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi
dan Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk
disampaikan kepada manusia. Wahyu atau
agama inilah agama Islam, dan ini pula
Manusia
Manusia
Membutuhkan sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh
Membutuhkan
Agama
Agama manusia sejak dulu kala, yaitukebenaran yang
mutlak dan universal
Manusia Membutuhkan Agama

3. AgamaInformasi Metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk
wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja yang
mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui
Manusia
ManusiaBertuhan
Bertuhan perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang
dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib
tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan
demikian agama adalah infromasi tentang
metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama
Manusia
Manusia manusia dapat mengetahui persoalan metafisika.
Membutuhkan
Membutuhkan
Agama
Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang
Agama berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga
dan neraka,Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal
gaib lainnya
Manusia Membutuhkan Agama
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi
manusia (dan karenaitu sangat dibutuhkan), karena manusia
dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup
menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya
dapatdiketahui dengan agama, sebab agama adalah
informasi tentang metafisika
Manusia Membutuhkan Agama
4. Agama Pembimbing bagi manusia
Nabi mengajarkan, hendak nya orang beriman
bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh
sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar
Manusia
ManusiaBertuhan
Bertuhan pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan.
Bersyukur di kala suka dan sabar di kala duka inilah
sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh
orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman
selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan,
Manusia
Manusia bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang
Membutuhkan
Membutuhkan menakjubkandari orang beriman seperti yang
Agama
Agama dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba
baik
Manusia Membutuhkan Agama
Bagaimana tidak serba baik, kalau di kala suka orang
beriman itu bersyukur, padahal " Jika engkau bersyukur akan
Aku tambahi" , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7).
Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka,
padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai
Manusia
ManusiaBertuhan
Bertuhan keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R
Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R
Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain
sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti
yang dikatakanoleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, "Setiap
Manusia
Manusia orang yang betul-betulmenjalankan agama, tidak bisa
Membutuhkan
Membutuhkan terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah risau
Agama
Agama yang terus-menerus.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai