Anda di halaman 1dari 25

Konsep ketuhanan dalam islam

oleh :
AZHAR ALDIANSYAH
NAZLA YUSIFA NAWAR
DINDA ANNISA FATH
SITI SALWA SHABIHAH
a.Pentingnya
Pengertian iman kepada
Iman Kepada Allah allah

Iman menurut bahasa mempunyai arti


percaya. Adapun menurut pengertian
istilahnya berarti percaya dengan sepenuh
hati dan dilafalkan secara lisan serta
dipraktekkan atau diamalkan melalui
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari
Berkaitan dengan iman ini Rasulullah saw., memberikan
penjelasan sebagai berikut:
ُ ‫ « أَنْ ُت ْؤمِنَ ِباهَّلل ِ َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُك ُت ِب ِه َو ُر‬.‫ان‬
 ‫سلِ ِه َوا ْل َي ْو ِم اآلخ ِِر َو ُت ْؤمِنَ ِبا ْل َقدَ ِر َخ ْي ِر ِه‬ ِ ‫اإلِي َم‬
َ ‫َو‬
‫ش ِّر ِه‬
Artinya:
‘’iman adalah kamu percaya kepada Allah, dan kepada
Malaikat-Malaikat-Nya, juga kepada Kitab-Kitab-Nya, juga
kepada Rasul-Rasul-Nya, juga kepada Hari Akhir (Hari
Kiamat), serta percaya kepada Qadar-Nya baik itu yang
buruk maupun yang baik” (HR. Muslim dari Abdullah ibn
Umar’’
Berikut adalah salah satu ayat al-Qur’an yang memerintahkan
kepada seluruh umat manusia untuk tetap berpegang teguh dalam
beriman kepada Allah swt.
َ َ‫ِي أ‬
‫نزل َ مِن‬ ٓ ‫ب ٱلَّذ‬ ِ ‫سولِهِۦ َو ۡٱل ِك ٰ َت‬ ُ ‫ب ٱلَّذِي َن َّزل َ َعلَ ٰى َر‬ ِ ‫سولِهِۦ َو ۡٱل ِك ٰ َت‬
ُ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َم ُن ٓو ْا َءا ِم ُنو ْا ِبٱهَّلل ِ َو َر‬
ٰٓ
١٣٦ ‫ض ٰلَاَۢل َبعِيدًا‬
َ َّ ‫ضل‬ َ ‫سلِهِۦ َو ۡٱل َي ۡو ِم ٱأۡل ٓخ ِِر َف َق ۡد‬
ُ ‫َق ۡب ۚل ُ َو َمن َي ۡكفُ ۡر ِبٱهَّلل ِ َو َم َلئِ َك ِتهِۦ َو ُك ُت ِبهِۦ َو ُر‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-
Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang
kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya” (QS. An-Nisa’ (4): 136)
Keuntungan Orang yang Beriman

 Bahwa orang yang iman kepada Allah tentulah akan


mendapatkan berbagai keuntungan baik itu di dunia maupun di
akhirat kelak.
 bisa menjadi pacuan hidup kita sehari-hari, sehingga bisa
membuat diri kita tetap patuh, taat dalam menjalankan perintah-
Nya dan berusaha untuk senantiasa menjauhi larangan-Nya. 
  Dan bisa menjadikan salah satu faktor penenang dalam diri dan
hati kita. 
 
 QS. Ar-Ra’d (13): 28 berikut ini:
ُ ُ‫ٱلَّذِينَ َءا َم ُنو ْا َو َت ۡط َمئِنُّ قُلُو ُب ُهم ِبذ ِۡك ِر ٱهَّلل ۗ ِ أَاَل ِبذ ِۡك ِر ٱهَّلل ِ َت ۡط َمئِنُّ ۡٱلقُل‬
٢٨ ‫وب‬
Arti nya : yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram”
b. Pembuktian wujud tuhan melalui
ciptaannya
Banyak sekali bukti-bukti yang dapat digunakan untuk
menunjukkan bahwa Tuhan adalah Wujud (ada). Bukti
klasik yang sering digunakan adalah tentang adanya
alam semesta. Setiap sesuatu  yang ada tentu
diciptakan dan pencipta pertama adalah Tuhan.
Pembuktian dengan pendekatan seperti diatas
sebenarnya bukanlah hal baru lagi. Jauh sebelum umat
Islam menggunakan pembuktian semacam itu Plato
telah mengemukakan teori dalam
bukunya Timaeus yang mengatakan bahwa tiap-tiap
benda yang terjadi mesti ada yang menjadikan.
‫ار َو ۡالفُ ۡلكِ الَّت ِۡى َت ۡج ِر ۡى فِى ۡال َب ۡح ِر ِب َما َي ۡن َف ُع‬ ۡ
ِ ‫ض َواختِاَل فِ الَّ ۡي ِل َوال َّن َه‬ ِ ‫ت َوااۡل َ ۡر‬ِ ‫اِنَّ ف ِۡى َخ ۡل ِق الس َّٰم ٰو‬
‫هّٰللا‬
‫ث ف ِۡي َها م ِۡن ُک ِّل َدٓا َّب ٍة‬ َ ‫اس َو َمٓا اَ ۡن َز َل ُ م َِن ال َّس َمٓا ِء م ِۡن مَّٓا ٍء َفا َ ۡح َيا ِب ِه ااۡل َ ۡر‬
َّ ‫ض َب ۡع َد َم ۡو ِت َها َو َب‬ َ ‫ال َّن‬
ٍ ‫ض اَل ٰ ٰي‬
‫ت لِّ َق ۡو ٍم ي َّۡع ِقلُ ۡو َن‬ ِ ‫ب ۡال ُم َس َّخ ِر َب ۡي َن ال َّس َمٓا ِء َوااۡل َ ۡر‬ ِ ‫ص ِر ۡيفِ الرِّ ٰي ِح َوالس ََّحا‬ ۡ ‫َّو َت‬
Artinya : Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi,
pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan
(muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan
Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi
setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-
macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh,
merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
yang mengerti ( QS. Al-Baqarah Ayat 164)
1.  Pembuktian Melalui Pendekatan Klasik
a.  Kemungkinan Ada dan Tiadanya Alam
(Contingency)
 Adanya alam semesta serta organisasinya yang
menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak
boleh tidak memberikan penjelasan bahwa ada
sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya. Jika
percaya tentang eksistensi alam, maka secara
logika harus percaya tentang adanya Pencipta
Alam.
b.  Rangkaian Sebab Akibat (Cosmological)
Prof. Dr. H. M Rasjidi memberikan
perumpamaan dalam bukunya : Kalau dua
batang pohon berdiri berdampingan satu sama
lain dalam hutan, bila yang satu mati dan  yang
satu tetap hidup, orang akan beranggapan
bahwa ada sebab-sebab dan faktor-faktor yang
menimbulkan adanya keadaan yang berlainan
itu.
2.Pembuktian Melalui Pendekatan Kontemporer
a.  Peraturan Thermodynamics yang kedua
Hukum yang dikenal dengan hukum keterbatasan
energi atau teori pembatasan energi membuktikan
bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali.
Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja
kimia dan fisika di alam terus berlangsung serta
kehidupan tetap berjalan. Maka hal ini membuktikan
secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali.
b.  Purposive Order.
Metode pembuktian adanya Tuhan melalui
pemahaman dan penghayatan keserasian alam oleh
Ibnu Rusyd diberi istilah “Dalil Ikhtira”. Disamping itu,
Ibnu Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu
“Dalil Inayah”. Dalil Inayah adalah metode
pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan
penghayatan manfaat alam bagi kehidupan manusia.
c. Tuhan menurut konsep islam
Siapakah Tuhan itu?
Perkataan ilah, yang selalu
diterjemahkan “Tuhan”, dalam al-
Qur’an dipakai untuk menyatakan
berbagai objek yang dibesarkan atau
dipentingkamanusia.
Al-Jatatsiyah ayat 23 yaitu:

‫ضلَّ ُه هّٰللا ُ َع ٰلى عِ ْل ٍم وَّ َخ َت َم َع ٰلى‬ َ َ‫ْت َم ِن ا َّت َخ َذ ا ِٰل َه ٗه َه ٰوى ُه َوا‬َ ‫اَ َف َر َءي‬
‫ص ِرهٖ غِ ٰش َو ۗ ًة َف َمنْ َّي ْه ِد ْي ِه ِم ۢنْ َبعْ ِد هّٰللا ِ ۗ اَ َفاَل َت َذ َّكر ُْو َن‬
َ ‫َس ْمعِهٖ َو َق ْل ِبهٖ َو َج َع َل• َع ٰلى َب‬

‘’Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan
sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan
hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa
yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya
sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?’’
 Contoh ayat tersebut menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa
mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau
keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau
penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam al-
Qur’an juga dipakai dalam bentuk tunggal .
 (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan
banyak (jama’: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak
mungkin.
 Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap
penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia
merelakan dirinya dikuasai olehnya.
Macam macam yang dipentingkan oleh manusia
dapat juga diartikan dengan:
 Yang dipuja / disembah
 Yang dicintai / diagungkan
 Yang diharap kebaikannya
 Yang diharap pertolongannya
 Yang ditakuti bahayanya

Dengan demikian makna tuhan itu dapat


berbentuk apa saja, asal ia diperankan atau
diposisikan sebagaimana di atas
TUHAN TUHAN MENURUT AGAMA
 Pada dasarnya konsepsi Tuhan dalam prespektif
Agama-agama menuju satu titik temu bahwa Tuhan
merupakan satu DZAT yang menjadi tujuan akhir
setiap umat manusia yang sangat berperan vital atau
penting dalam kehidupan manusia.
 Karakteristik yang mendasar yang membedakan
antara konsepsi Agama Islam dengan Agama
Lainnya adalah terletak dalam lapangan eksoterisnya
(Syariat) yang berisikan tentang tatacara beribadah
 Dalam konsepsi Islam Tuhan adalah Esa atau
satu sebagaimana dalam al-Qur’an S.al-
Ikhlas:1-4
 Dalam agama Kristen Tuhan diwujudkan
dalam konsepsi Trinitas
 Dalam Agama Budha Tuhan dikonsepsikan
dalam Sang Budha Gauthama
D. Sejarah Pemikiran
Manusia tentang Tuhan
1.    Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia
adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui
pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat
penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur
sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang
menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat
sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori
tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian
dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock, dan
Jevens.
Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut
teori evolusionisme terbagi menjadi 5 bagian yaitu :

1.Dinamisme
2.Animisme
3.Politisme
4.Henotisme
5.Monoteisme
1. Dinamisme yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya
kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan.kekuatan tersebut
diyakini bersemayam dalam benda benda.
2. Animisme merupakan pola kepercayaan masyarakat terhadap roh
gaib yang di yakini memiliki peran besar dalam kehidupan manusia.
3. Politisme yaitu pola kepercayan terhadap dewa dewa
4. Henotisme yakni pola kepercayaan yang di usung atas motif ketidak
puasan keberadaan dewa dewa yang jumlahnya banyak sehingga
diperlukan pengkuntusan terhadap beeberapa dewa saj
5. Monoteisme yaitu kepercyaan terhadap satu Tuhan
2.Pemikiran Umat Islam
 Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam
bidang ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu
ushuluddin
 Pada dasarnya semua sepakat bahwa
tuhan itu esa atau hanya satu yaitu ALLAH
SWT.
 Perbedaannya hanya terjadi dalam
memandang masalah tertentu yang
berkaitan dengan ketentuan-ketentuan
tuhan: seperti masalah mukmin dan kafir,
masalah baik dan buruk, masalah
- Beberapa aliran dalam teologis Islam antara lain:
• Mu’tazilah: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa
besar itu tidak kafir dan tidak mukmin, Al-Qur’an adalah
makhluk, mengutamakan akal dalam memahami Islam
• Qadariyah: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya
kebebasan/ kekuasaan dalam berkehendak, apakah ia jadi
kafir atau mukmin, semua tergantung ia sendiri, sehingga ia
harus mempertanggungjawabkannya.
• Jabbariyah: Manusia itu tidak punya kemerdekaan dan
kekuasaan apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah
ditentukan atau dipaksakan oleh Allah.
• Asy’ariyah dan Maturidiyah: Memadukan pendapat
Qadariyah dan Jabbariyah
Tuhan menurut agama-agama wahyu
 Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa
tuhan yang benar itu hanyalah satu (esa), namun dalam
perkembangannya ada yang melakukan penyimpangan-
penyimpangan sehingga menganggap adanya tuhan lain
selain Allah
 Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an antara lain: QS. 2:75,
QS. 21:92, QS. 5:72, QS. 112: 1-4, QS. 3:62, QS. Shaad: 4,
35, 65, QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46,
dll.
 Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena
tidak beriman pada Nabi Muhammad, sehingga tergolong
kafirin
 Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi

Anda mungkin juga menyukai