Anda di halaman 1dari 38

KONSEP KETUHANAN

dalam Islam
PENDAHULUAN
 Pembahasan mengenai Tuhan biasanya
menggunakan istilah teologi.
 Awal pembahasan materi ini terlebih dahulu
mengenai konsep Tuhan secara umum yang
dijelaskan para agamawan dan pandangan
para ilmuan sosial-budaya untuk memahami
lebih detail cara berfikir terhadap konsep
ketuhanan.
 Kemudian masuk konsep Ketuhaan dalam
perspektif Islam agar terdapat keterhubungan
dari segala aspek pembahasan.
KONSEP TUHAN MENURUT PARA AHLI

Pertama, agama
kebudayaan (cultural Kedua, agama samawi
religions) atau juga Menurut atau agama wahyu
disebut agama ardhi, Para (revealed religions),
yaitu konsep agama Agamawan yaitu konsep ajaran
yang ajarannya dalam agama yang didapatkan
merupakan hasil proses perspektif dari wahyu Tuhan
adat istiadat istiadat dan Teologi melalui perantara
akhirnya berkembang malaikat yang
menjadi agama yang disebarkan melalui
dianut komunitas Nabi sebagai utusan-
tertentu. Nya di muka bumi.
KONSEP TUHAN MENURUT PARA AHLI
:

Kedua
Pertama Spritualisme Materialisme
Agama penyembah Agama yang
sesuatu (zat) yang Pendapat para mendasarkan
gaib yang tidak sarjana antropologi kepercayaannya
tampak secara budaya dan sosiologi terhadap Tuhan
lahiriah, yaitu sesuatu agama yang dilambangkan
yang memang tidak dalam wujud
dapat dilihat dan benda-benda
tidak berbentuk. matrial.
Spritualisme
Pembagian Katagori Spritualisme
 Agama Ketuhanan (theistic religion), yaitu
agama yang para penganutnya
menyembah Tuhan (theos).
 Monoteisme, yaitu bentuk religi (agama)
yang berdasarkan pada kepercayaan
terhadap satu Tuhan
 Politeisme mengandung kepercayaan
banyak dewa atau Tuhan
Spritualisme
Selain tiga katagori sebelumnya, Agama penyembah roh
juga masuk klasifikasi dari spritualisme, yaitu kepercayaan
orang primitif kepada nenek moyang.
 Animisme kepercayaan kepada roh yang mendiami
semua benda (pohon, batu, sungai, gunung dan
sebagainya
 Dinamisme ialah kepercayaan (anggapan) tentang
kekuatan yang terdapat pada pelbagai barang, baik yang
hidup (manusia, binatang, dan tumbuh tumbuhan), atau
yang mati
Materialisme

Agama materialisme pada hakikatnya tidak terlalu


jauh perbedaannya dengan agama spritualisme,
sebab keduanya mempercayai jiwa atau sesuatu
yang gaib. Hanya saja dalam agama materialisme,
mereka lebih menekankan kepada mengagungkan
fisik material patung
TUHAN MENURUT AGAMA
Pada dasarnya konsepsi Tuhan dalam prespektif agama-agama
menuju satu titik temu bahwa Tuhan merupakan satu DZAT
yang menjadi tujuan akhir setiap umat manusia yang sangat
berperan vital atau penting dalam kehidupan manusia.
Karakteristik yang mendasar yang membedakan antara
konsepsi agama Islam dengan agama lainnya adalah terletak
dalam lapangan eksoterisnya (Syariat) yang berisikan tentang
tatacara beribadah.
Dalam agama Islam Tuhan adalah Allah yang Maha Esa
sebagaimana dalam al-Qur’an S.al-Ikhlas: 1-4
Dalam agama Kristen Tuhan diwujudkan dalam konsepsi Trinitas
Dalam Agama Budha Tuhan dikonsepsikan dalam Sang Budha
Gauthama
Konsep Ketuhanan dalam Ajaran Islam
Pembahasan Akidah merupakan konsep dasar dalam ajaran Islam
termasuk di dalamnya memahami konsep ketuhanan.
 Kata akidah berasal dari bahasa Arab aqidah dengan akar kata

‫ ع ََق َد‬berarti ikatan.


 Kata ‘aqidah ini kemudian telah menjadi kata dalam bahasa
Indonesia dengan sebutan akidah.
 Akidah dalam Islam memiliki makna keyakinan yang harus
muncul bagi setiap muslim serta mengikat hati dan jiwa sehingga
terikat yang diyakininya, secara garis besarnya terhimpun dalam
rukun iman.
‫‪Ayat-Ayat Akidah‬‬
‫‪Ayat yang sumber dan sekaligus dasar pegangan yang‬‬
‫‪kuat dalam berakidah terdapat di surah al-Nisa (4) ayat‬‬
‫‪136 :‬‬
‫يا َُّأيها الَّ ِذين َآمنُوا َآ ِمنُوا بِاللَّ ِه ورسولِ ِه وال ِ‬
‫ْكتَابِ‬ ‫ََ ُ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬
‫اب الَّ ِذي َأ ْن َز َل ِم ْن‬ ‫ْكتَ ِ‬ ‫الَّ ِذي َن َّز َل َعلَى رسولِ ِه وال ِ‬
‫َُ َ‬
‫َق ْب ُل َوَم ْن يَ ْك ُف ْر بِاللَّ ِه َوَماَل ِئ َكتِ ِه َوُكتُبِ ِه َوُر ُسلِ ِه‬
‫ضاَل اًل بَعي ًدا (‪)136‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ض َّل َ‬ ‫َوالَْي ْوم اآْل َخر َف َق ْد َ‬
Ayat-Ayat Akidah

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman,


tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-
Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya. Q.S. An-Nisa: 136
‫‪Ayat-Ayat Akidah‬‬
‫‪Pada ayat lain yakni surah al-Baqarah (2) ayat 285 Allah juga‬‬
‫‪menegaskan :‬‬

‫ول بِ َما ُأنْ ِز َل ِإلَْي ِه ِم ْن َربِِّه َوال ُْمْؤ ِمنُو َن ُكلٌّ َآ َم َن بِاللَّ ِه‬‫الر ُس ُ‬
‫َآ َم َن َّ‬
‫َأح ٍد ِم ْن ُر ُسلِ ِه َوقَالُوا َس ِم ْعنَا‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫ق‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫ن‬
‫َ ُ ُ َ ُ ُ اَل ُ َ ِّ ُ َ ْ َ َ‬
‫ِ‬
‫ه‬ ‫ِ‬
‫ل‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫ِ‬‫ب‬‫ت‬ ‫ك‬‫و‬ ‫ه‬‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ت‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ِئ‬ ‫َوَماَل‬
‫ص ُير (‪)285‬‬ ‫ك الْم ِ‬ ‫ِإ‬ ‫َوَأطَ ْعنَا غُ ْف َرانَ َ‬
‫ك َرَّبنَا َو ْ َ َ‬
‫ي‬‫َ‬‫ل‬
Ayat-Ayat Akidah

Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan


kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami
tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain)
dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan
kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan
kepada Engkaulah tempat kembali. Q.S Al-Baqarah: 285
Makna Beriman kepada Allah

Beriman kepada Allah ialah mempercayai dengan hati, tanpa ragu-


ragu akan adaya Allah ta’ala. Beriman kepada Allah ta’ala meliputi
beriman kepada dzat-Nya, sifat-sifat-Nya dan asma-asma atau-nama-
namaNya.
Beriman kepada Allah
Dalil dan Bukti Adanya Allah
Seorang Filosof muslim yang bernama Ibn Rusyd (1126-1198)
berkata:
 “Untuk membuktikan wujud Allah ada dua cara: yang pertama
dinamakan “dalil al-Inayah” (the proof of providence); dan
kedua, dinamakan “dalil al-Ikhtira” (the proof of creation).
 Dalil pertama menjelaskan bahwa kesempurnaan struktur susunan
alam semesta menunjukkan bahwa alam memiliki tujuan tertentu.
Alam tidak mungkin terbentuk dengan sendirinya, pasti ada
hikmah yang terkandung dibalik ciptaan Allah. Dalil kedua
menjelaskan bahwa segala yang ada di alam ini merupakan
makhluk ciptaan Allah
Beriman kepada Allah

Dalil Wahyu

Wahyu adalah firman Allah yang disampaikan-Nya


melalui malaikat Jibril kepada Nabi dan Rasul-Nya.
Kalam atau firman Allah menunjukkan Allah berkata-kata
yang tidak ada persamaan dengan makhluk lain. Wahyu
menjadi dalil atau bukti adanya Allah sebagai zat yang
berfirman
Beriman kepada Allah
Dalil Kauniyah (Alam Semesta)

Dalil kauniyah yaitu dalil kebenaran Allah ta’ala yang berdasarkan


adanya alam semesta sekaligus bukti adanya Allah ta’ala. Alam
semesta tidak mungkin muncul dengan sendirinya tanpa ada yang
menciptakan. Alam ini pasti ada yang menciptakan da n ada yang
memelihara hingga saat sekarang. Pencipta alam pasti zat yang
MahaKuasa dan Maha Pencipta, yaitu Allah Ta’ala, Tuhan semesta
alam
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM

Konsep ketuhanan di dalam Islam lebih dikenal dengan istilah tauhid. Tauhid
berasal dari kata wahhada-yuwahhidu yang artinya menjadikan satu saja.
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-
satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh
Tsalatsatil Ushul, 39).
Hakikat tuhan sendiri terdapat pada kalimat “laa ilaaha illallah”. Kata “illah”
memiliki makna sesembahan, sehingga kalimat “laa ilaaha illallah” tersebut
seharusnya diartikan menjadi “tidak ada sesembahan yang berhak untuk di
sembah kecuali Allah”.
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM
Metode pembelajaran tauhid menurut mayoritas para ulama dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid
Uluhiyyah, dan Tauhid Asma wa Shifat.

“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara
keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-
Nya. Apakah kamu mengetahui ada seseorang yang sama dengan Dia (yang
patut disembah)?” (Maryam: 65)
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM
1. Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-
kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan
dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan
Pencipta semua makhluk, dan Allah lah yang mengatur dan
mengubah keadaan mereka (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17).

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dan Mengadakan gelap dan terang.” (Al-An’am: 1)
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah.”
(Al- A’raf: 54)
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM

2. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala
bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid
Syarh Kitab Tauhid, 17).

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada


Engkaulah Kami meminta pertolongan.” (Al-Fatihah: 5)
”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan
sesungguhnya yang mereka seru selain Allah adalah batil.”
(Luqman: 30)
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM

3. Tauhid Asma wa Shifat


Tauhid Asma wa Shifat adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam
penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia
tetapkan bagi diri-Nya dalam al-Quran dan Hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam (lihat Syarh Tsalatsatil Ushul).

“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah


kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya”. (QS. Al-
A’raf:180)
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura: 11)
Mengenal Allah melalui sifat-sifat-Nya

 Akal manusia tidak mampu memikirkan dan menggambarkan


bagaimana hakikat zat Allah itu. walaupun demikian, manusia
masih bisa mengenal Allah swt melalui pengenalan terhadap
sifat-sifat-Nya.
 Seorang ulama besar Imam Abi Abdillah Muhammad as-Sanusi
dalam kitabnya Ummul Barahin, menjelaskan sifat-sifat Allah
ta’ala dalam Karya beliau. Dan hal ini didukung oleh para ulama-
ulama berikutnya.
 Sifat-sifat Allah yang wajib menurut beliau ada 20, dan yang
mustahil juga 20, dan yang jaiz atau harus hanya satu.
Sifat 20 dan mustahil bagi Allah
QIDAM (AWAL) MUKHALAFATUHU LIL HAWADITS QIYAMUHU BINAFSIHI
WUJUD (ADA) Mustahil BAQA (KEKAL) (BERBEDA DENGAN CIPTAANNYA) ( BERDIRI SENDIRI)
Mustahil HUDUTS (ADA Mustahil Mustahil Mustahil
ADAM (TIADA) YANG FANA (MUSNAH) MUMATSALATU LIL HAWADITSI IHTIYAJU LIGHAIRIHI
MENDAHULUI) (ADA YANG MENYAMAI) (PERLU YANG LAIN)

WAHDANIAT QUDRAT IRADAT ILMU


(TUNGGAL) HAYAT (HIDUP)
(BERKUASA) (BERKEHENDAK) (MENGETAHUI)
Mustahil Mustahil
TA’ADUD Mustahil Mustahil Mustahil
MAUTUN (MATI)
(BERBILANG) AJZUN (LEMAH) KARAHAH (TERPAKSA) JAHLUN (BODOH)

SAMA’(MENDENGAR KALAM (BERKATA-


BASHAR (MELIHAT) KAUNUHU QADIRAN (KEADAAN BERKUASA )
) KATA)
Mustahil Mustahil
Mustahil Mustahil KAUNUHU ‘AJIYAN (ZAT LEMAH)
AMA (BUTA)
SHAMAMUN (TULI) BAKAMUN (BISU)

KAUNUHU ‘ALIMUN (KEADAAN KAUNUHU HAYYUN (KEADAAN


KAUNUHU MURIDAN (KEADAAN
MENGETAHUI)
BERKEHNDAK) HIDUP)
Musahil
Mustahil Mustahil
KAUNUHU JAHILAN (ZAT YANG
KAUNUHU KARIHAN (ZAT TERPAKSA) MAYYITAN (ZAT YANG MATI)
BODOH)

KAUNUHU SAMI’UN (KEADAAN KAUNUHU BASIRUN (KEADAAN KAUNUHU MUTAKALLIMUN (KEADAAN


MENDENGAR) MELIHAT) BEKATA-KATA)
Mustahil Mustahil Mustahil
KAUNUHU ASHAMMA (ZAT YANG KAUNUHU ‘AMA (ZAT YANG BUTA) KAUNUHU ABKAMA (ZAT YANG BISU)
TULI)
Mengenal Allah melalui Asma-Nya

Allah Ta’ala mempuyai nama-nama agung atau yang


terindah yang lazim dikenal dengan asma al-husna.
Nama-nama Allah yang terindah itu berjumlah 99 nama.
Jumlah tersebut sebenarnya tidak dijelaskan oleh Al-
Qur’an. Al-Qur’an memang tidak menyebutkan berapa
jumlah asma al-Husna tersebut.
‫‪Mengenal Allah melalui Asma-Nya‬‬

‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬


‫َح َّدثَن ُ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ٌ َ ْ َ‬
‫وب‬ ‫ي‬
‫ُّ‬ ‫َأ‬ ‫ن‬‫ع‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ث‬ ‫َّ‬
‫د‬ ‫ح‬ ‫اق‬ ‫ز‬‫َّ‬ ‫الر‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ث‬ ‫د‬‫َّ‬ ‫ح‬ ‫ع‬‫ٍ‬ ‫اف‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫د‬ ‫م‬
‫َّ‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ي‬
‫ين َع ْن َأبِي ُه َرْي َرَة َو َع ْن َه َّم ِام بْ ِن ُمنَبِّ ٍه َع ْن َأبِي ُه َرْي َرَة َع ْن‬ ‫َ‬ ‫ِ‬
‫ر‬ ‫ي‬ ‫َعن اب ِن ِ‬
‫س‬ ‫ْ ْ‬
‫اس ًما ِماَئةً ِإاَّل‬ ‫ين‬ ‫ال ِإ َّن لِلَّ ِه تِسعةً وتِس ِ‬
‫ع‬
‫َْ َ ْ َ ْ‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫م‬ ‫َّ‬
‫ل‬
‫ْ ََ َ‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬‫النَّبِ ِّي صلَّى اللَّهُ َعلَي ِ‬
‫َ‬
‫ام َع ْن َأبِي ُه َرْي َرَة َع ْن النَّبِ ِّي‬ ‫ِ‬
‫َو ً َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ ٌ‬
‫م‬ ‫ه‬ ‫اد‬ ‫ز‬‫و‬ ‫ة‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ْج‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫اه‬ ‫ص‬ ‫َأح‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫اح‬
‫ب الْ ِوْت َر (رواه إمام مسلم)‬ ‫ح‬‫ِ‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي َ َ َ ُ ْ ٌ ُ ُّ‬
‫ي‬ ‫ر‬ ‫ت‬‫ِ‬
‫و‬ ‫ه‬‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِإ‬ ‫م‬ ‫َّ‬
‫ل‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ِ‬
‫ه‬ ‫َ‬
‫‪Iman, Islam, dan Ihsan sebagai Konsep Dasar‬‬
‫‪Islam‬‬

‫يم َأ ْخَب َرنَا َأبُو َحيَّا َن الت َّْي ِم ُّي َع ْن َأبِي ُزْر َعةَ َع ْن‬ ‫اعيل بن ِإبر ِ‬ ‫ال ح َّد َثنا ِإسم ِ‬
‫َح َّد َثنَا ُم َس َّد ٌد قَ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َ‬
‫اه‬
‫ِ‬ ‫َّاس فََأتَاهُ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ال َكا َن النَّبِ ُّي صلَّى اللَّه َعلَي ِه وسلَّم با ِرًزا يوما لِ‬ ‫ِ‬
‫ال َما‬ ‫يل َف َق َ‬ ‫ُ‬ ‫ر‬ ‫ب‬
‫ْ‬ ‫ج‬ ‫ن‬‫ل‬ ‫َ َ َ َ َْ ً‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ة‬
‫َ‬‫ر‬‫َأب َ َ‬
‫ي‬
‫ْ‬‫ر‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫ي‬
‫ال اِإْل يما ُن َأ ْن تُْؤ ِمن بِاللَّ ِه وماَل ِئ َكتِ ِه وُكتُبِ ِه وبِلِ َقاِئِه ورسلِ ِه وتُْؤ ِمن بِالْب ْع ِ‬
‫ال َما‬ ‫ث قَ َ‬ ‫َُ ُ َ َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ‬ ‫َ‬ ‫يما ُن قَ َ َ‬ ‫اِإْل َ‬
‫ِّي َّ‬ ‫ال اِإْل ساَل م َأ ْن َتعب َد اللَّهَ واَل تُ ْش ِر َك بِ ِه َشيًئا وتُِ‬
‫الزَكا َة‬ ‫َ َ‬ ‫د‬ ‫َؤ‬ ‫ت‬
‫ُ‬‫و‬ ‫ة‬
‫َ‬ ‫اَل‬‫الص‬
‫َّ‬ ‫يم‬ ‫ق‬
‫ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫اِإْل ْساَل ُم قَ َ ْ ُ ْ ُ‬
‫ك َت َراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن َت َراهُ‬ ‫ال َأ ْن َت ْعبُ َد اللَّهَ َكَأنَّ َ‬
‫ال َما اِإْل ْح َسا ُن قَ َ‬ ‫ضا َن قَ َ‬ ‫وم َرَم َ‬ ‫صَ‬ ‫ضةَ َوتَ ُ‬‫ال َْم ْف ُرو َ‬
‫الساِئ ِل وسُأ ْخبِر َك َعن َأ ْشر ِ‬
‫اط َها‬ ‫َّ‬ ‫ن‬ ‫ول ع ْنها بَِأ ْعلَم ِ‬
‫م‬ ‫ُ‬ ‫س‬ ‫ْم‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ال‬
‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫ة‬
‫ُ‬ ‫اع‬ ‫الس‬
‫َّ‬ ‫ى‬ ‫ت‬ ‫م‬ ‫ال‬
‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬ ‫اك‬
‫َ‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫فَِإ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُئ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫س اَل َي ْعلَ ُم ُه َّن ِإاَّل‬ ‫ان فِي َخ ْم ٍ‬ ‫ت اَأْلمةُ رَّب َها وِإذَا تَطَاو َل ر َعاةُ اِإْل بِ ِل الْب ْهم ِفي الْب ْني ِ‬
‫َُ‬ ‫ُ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫د‬‫َ‬ ‫ل‬
‫َ‬‫و‬‫َ‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
‫َ‬ ‫ِإ‬
‫ال‬‫اع ِة } اآْل يَةَ ثُ َّم َأ ْد َب َر َف َق َ‬ ‫الس‬
‫َّ‬ ‫ْم‬ ‫ل‬‫ع‬‫اللَّه ثُ َّم تَاَل النَّبِ ُّي صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم { ِإ َّن اللَّه ِع ْن َده ِ‬
‫َ‬ ‫َ ُ ُ‬ ‫ُ َْ ََ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ال َأبُو َع ْبد اللَّ ِه َج َع َل ذَلِك‬ ‫َّاس ِد َين ُه ْم قَ َ‬ ‫ن‬
‫ُ َ ُ َ‬‫ال‬ ‫م‬‫ِّ‬
‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫ُ‬ ‫اء‬ ‫ج‬‫َ‬ ‫يل‬ ‫ر‬‫ِ‬ ‫ب‬
‫ْ‬ ‫ج‬‫ال َه َذا ِ‬ ‫ُردُّوهُ َفلَ ْم َي َرْوا َش ْيًئا َف َق َ‬
‫ان ‪( .‬رواه إمام البخاري)‬ ‫ُكلَّهُ ِمن اِإْل يم ِ‬
‫ْ َ‬
Iman Pondasi Seseorang dalam Hidup

Iman dari segi bahasa biasa diartikan pembenaran. Sebagian


pakar mengartikan iman sebagai “pembenaran hati terhadap apa
yang didengar oleh telinga.

Berarti pembenaran akal saja tidak cukup bahkan lebih penting


adalah pembenaran hati itu. Jika kita lihat dari sudut pandang
agama Islam, maka tidak semua pembenaran dinamai iman.
Iman Pondasi Seseorang dalam Hidup
 Seseorang yang mantap imannya akan membuktikan
pengakuan iman mereka dengan perbuatan, sehingga apabila
disebut nama Allah bergetar getar hatinya karena kekuasaan
dan keagungan-Nya.
 Apabila dibacakan kepada firman Allah ta’ala, maka aka
menambah iman serta terbuka wawasan dan cahaya hati.
 Jiwa seorang muslim yang diliputi rasa ke-MahaBesaran Allah
dan rasa takut akan menjadikannya terdorong untuk beramal
dan taat.
Takwa sebagai ciri Pribadi yang Berkualitas

 Makna Takwa ialah menjauhi yang kemurkaan Allah dan


menjauhi apa yang dibenci-Nya.
 Kata takwa merupakan ungkapan tentang mengikuti
perintah dan meninggalkan larangan Allah ta’ala.
 Dasar dari takwa yaitu takut kepada Allah, dan hal ini
termasuk amal hati karena dinisbahkan kepada takwa dalam
hati.
 Orang yang bertakwa berarti beriman, karena takwa
merupakan buah dari seseorang yang beriman. Sedangkan
orang yang beriman saja belum tentu dia adalah bertakwa.
 Takwa merupakan pengamalan dari seseorang yang
meyakini wujud Allah sebagai Tuhan semesta alam.
Kelompok-kelompok Teologi dalam Islam

Istilah teologi digunakan untuk persoalan yang berkenaan dengan


Tuhan, namun kemudian menjadi cakupan teologi bukan hanya
tentang Tuhan saja, tetapi semua yang sifatnya kepercayaan atau
keyakinan dalam agama. Apabila disebut teologi Islam, maka yang
dimaksud adalah ilmu yang membicarakan tentang segala yang
sifatnya kepercayaan atau keyakinan dalam agama Islam.
Kelompok-kelompok Teologi dalam
Islam

Khawarij
Syiah
Murji’ah
Qadariyah dan Jabariah
Mu’tazilah
Asy-Ariyah
Pemikiran Teologi Khawarij
Khawarij ialah orang-orang yang keluar atau memisahkan diri dari
kelompok Ali bin Abi Thalib. Mereka merupakan pendukung Ali
sebagai Khalifah pada saat itu. Kemudian keluar dari kelompok Ali
pasca perang shiffin, yaitu perang yang terjadi antara pihak Ali
dengan pihak Mu’awiyah ibn Abi Sufiyan, yang berakhir dengan
tahkim (arbitrase) yang merugikan bagi pihak Ali.
Kaum khawarij keluar dari kelompok Ali karena menganggap Ali
telah bersalah. Mereka menuduh Ali bersalah karena mau menerima
tahkim, dan kemudian ternyata tahkim bersebut dilaksanakan tidak
berhukum dengan al-Qur’an. Tidak berhukum dengan Al-Qur’an
berarti sama dengan tidak berhukum dengan hukum Allah.
Pemikiaran Teologi Syiah
Kata “syiah” berarti pengikut, golongan. Pengertian syiah di sini
adalah pengikut Ali bin Abi Thalib, atau golongan Ali. Kaum syiah
ialah orang-orang yang menjadi pengikut Ali bin Abi Thalib.
Sebutan Syiah berasal dari‫ة على‬7‫يع‬77‫( ش‬pengikut/ golongan Ali). Akan
tetapi yang lebih popular sebutan syiah saja, namun yang dimaksud
tetap golongan atau pengikut Ali bin Abi Thalib.
Kaum syiah sebenarnya lebih menonjol sebagai golongan berupa
gerakan politik, bukan golongan teologi. Mereka menjadikan
masalah imamah (kepemimpian) sebagai bagian dari iman menjadi
sebab aspek ini mereka masuk pada wilayah teologi
Pemikiran Teologi Murji’ah

Kata Murji’ah berasal dari kata arja’a atau arja yang berarti
menangguhkan atau memberi pengharapan. Murji’ah berarti
menangguhkan atau yang memberi harapan. Maksud dari murji’ah
ialah orang-orang yang tidak mau ikut terlibat dalam mengkafirkan
terhadap sesama Islam seperti yang dilakukan kaum Khawarij yang
mengatakan semua yg ikut tahkim adalah kafir, dan mengatakan
bahwa orang Islam yang berdosa besar adalah kafir
Pemikiran Teologi Qadariyah dan Jabariah

Kata qadariah beradal dari kata qadar. Kata ini adalah bentuk masdar
dari fi’il madhinya qadara yang berarti kuasa atau mampu. Qadariyah
dari segi bahasa berarti kekuasaan atau kemampuan. Pemahaman
qadariah menyatakan bahwa manusia kuasa atau mampu dalam
melakukan perbuatan.

Kata Jabariyah berasal dari kata jabar. Kata ini bentuk masdar, dan fi’il
madinya adalah jabara yang berarti memaksa. Dengan demikian, kata
jabariyah dari segi bahasa berarti pemaksaan. Adapun yang dimaksud
jabariyah di sini ialah paham yang menafikan (meniadakan) perbuatan
bagi manusia secara hakiki, dan menyandarkan perbuatan manusia
bersifat majbur, artinya terpaksa atau dipaksa
 
Pemikiran Teologi Mu’tazilah

 Asal usul nama Mu’tazilah ialah informasi yang


mengatakan bahwa nama atau sebtan Mu’tazilah berasal
dari kata “I’tazalah, yang berarti mengasingkan diri.
 Nafy al-Sifah. Pengertian nafy al-Sifah adalah
meniadakan sifat-sifat, yang berkaitan dengan
meniadakan sifat-sifat Allah
 Mereka berpendapat bahwa Tuhan satu-satunya yang
qadim, dan menurut mereka Al-Qur’an diciptakan.
Pemikiran Teologi Asy-’Ariyah

 Asy’ariyah berasal dari nama pendiri aliran tersebut yaitu Abul


Hasan Al-Asy’ari
 Itsbat Al-Sifat. Arti dari Itsbat Al-Sifat artinya menetapkan sifat-
sifat, maksudnya yaitu menetapkan sifat-sifat bagi Allah. Paham
Asy’ariyah berpendapat bahwa Tuhan memiliki sifat. Tuhan
mengetahui diri-Nya sendiri melalui ‘ilm(pengetahuan)
 Menurut mereka Al-Qur’an itu tidak diciptakan. Pendapat mereka ini
kelihatannya sejalan dengan paham teologi mereka yang menetapkan
sifat bagi Tuhan. Kalau zat Tuhan itu qadim, maka sifat-Nya juga
mesti qadim. Dengan demikian oleh karena Al-Qur’an itu kalam
Allah, berarti juga qadim yang berarti tidak diciptakan

Anda mungkin juga menyukai