dalam Islam
PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai Tuhan biasanya
menggunakan istilah teologi.
Awal pembahasan materi ini terlebih dahulu
mengenai konsep Tuhan secara umum yang
dijelaskan para agamawan dan pandangan
para ilmuan sosial-budaya untuk memahami
lebih detail cara berfikir terhadap konsep
ketuhanan.
Kemudian masuk konsep Ketuhaan dalam
perspektif Islam agar terdapat keterhubungan
dari segala aspek pembahasan.
KONSEP TUHAN MENURUT PARA AHLI
Pertama, agama
kebudayaan (cultural Kedua, agama samawi
religions) atau juga Menurut atau agama wahyu
disebut agama ardhi, Para (revealed religions),
yaitu konsep agama Agamawan yaitu konsep ajaran
yang ajarannya dalam agama yang didapatkan
merupakan hasil proses perspektif dari wahyu Tuhan
adat istiadat istiadat dan Teologi melalui perantara
akhirnya berkembang malaikat yang
menjadi agama yang disebarkan melalui
dianut komunitas Nabi sebagai utusan-
tertentu. Nya di muka bumi.
KONSEP TUHAN MENURUT PARA AHLI
:
Kedua
Pertama Spritualisme Materialisme
Agama penyembah Agama yang
sesuatu (zat) yang Pendapat para mendasarkan
gaib yang tidak sarjana antropologi kepercayaannya
tampak secara budaya dan sosiologi terhadap Tuhan
lahiriah, yaitu sesuatu agama yang dilambangkan
yang memang tidak dalam wujud
dapat dilihat dan benda-benda
tidak berbentuk. matrial.
Spritualisme
Pembagian Katagori Spritualisme
Agama Ketuhanan (theistic religion), yaitu
agama yang para penganutnya
menyembah Tuhan (theos).
Monoteisme, yaitu bentuk religi (agama)
yang berdasarkan pada kepercayaan
terhadap satu Tuhan
Politeisme mengandung kepercayaan
banyak dewa atau Tuhan
Spritualisme
Selain tiga katagori sebelumnya, Agama penyembah roh
juga masuk klasifikasi dari spritualisme, yaitu kepercayaan
orang primitif kepada nenek moyang.
Animisme kepercayaan kepada roh yang mendiami
semua benda (pohon, batu, sungai, gunung dan
sebagainya
Dinamisme ialah kepercayaan (anggapan) tentang
kekuatan yang terdapat pada pelbagai barang, baik yang
hidup (manusia, binatang, dan tumbuh tumbuhan), atau
yang mati
Materialisme
ول بِ َما ُأنْ ِز َل ِإلَْي ِه ِم ْن َربِِّه َوال ُْمْؤ ِمنُو َن ُكلٌّ َآ َم َن بِاللَّ ِهالر ُس ُ
َآ َم َن َّ
َأح ٍد ِم ْن ُر ُسلِ ِه َوقَالُوا َس ِم ْعنَا ن يب ق ر ف ن
َ ُ ُ َ ُ ُ اَل ُ َ ِّ ُ َ ْ َ َ
ِ
ه ِ
ل س ر و ِ
ه ِبت كو هِ ِ
ت ك
َ ِئ َوَماَل
ص ُير ()285 ك الْم ِ ِإ َوَأطَ ْعنَا غُ ْف َرانَ َ
ك َرَّبنَا َو ْ َ َ
يَل
Ayat-Ayat Akidah
Dalil Wahyu
Konsep ketuhanan di dalam Islam lebih dikenal dengan istilah tauhid. Tauhid
berasal dari kata wahhada-yuwahhidu yang artinya menjadikan satu saja.
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-
satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh
Tsalatsatil Ushul, 39).
Hakikat tuhan sendiri terdapat pada kalimat “laa ilaaha illallah”. Kata “illah”
memiliki makna sesembahan, sehingga kalimat “laa ilaaha illallah” tersebut
seharusnya diartikan menjadi “tidak ada sesembahan yang berhak untuk di
sembah kecuali Allah”.
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM
Metode pembelajaran tauhid menurut mayoritas para ulama dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid
Uluhiyyah, dan Tauhid Asma wa Shifat.
“Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara
keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-
Nya. Apakah kamu mengetahui ada seseorang yang sama dengan Dia (yang
patut disembah)?” (Maryam: 65)
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM
1. Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-
kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan
dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan
Pencipta semua makhluk, dan Allah lah yang mengatur dan
mengubah keadaan mereka (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17).
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dan Mengadakan gelap dan terang.” (Al-An’am: 1)
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah.”
(Al- A’raf: 54)
HAKIKAT TUHAN MENURUT ISLAM
2. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala
bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid
Syarh Kitab Tauhid, 17).
يم َأ ْخَب َرنَا َأبُو َحيَّا َن الت َّْي ِم ُّي َع ْن َأبِي ُزْر َعةَ َع ْن اعيل بن ِإبر ِ ال ح َّد َثنا ِإسم ِ
َح َّد َثنَا ُم َس َّد ٌد قَ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َ
اه
ِ َّاس فََأتَاهُ ِ ِ ال َكا َن النَّبِ ُّي صلَّى اللَّه َعلَي ِه وسلَّم با ِرًزا يوما لِ ِ
ال َما يل َف َق َ ُ ر ب
ْ ج نل َ َ َ َ َْ ً ْ ُ َ َ ق
َ ة
َرَأب َ َ
ي
ْر ه
ُ ي
ال اِإْل يما ُن َأ ْن تُْؤ ِمن بِاللَّ ِه وماَل ِئ َكتِ ِه وُكتُبِ ِه وبِلِ َقاِئِه ورسلِ ِه وتُْؤ ِمن بِالْب ْع ِ
ال َما ث قَ َ َُ ُ َ َ َ َ َ ََ َ يما ُن قَ َ َ اِإْل َ
ِّي َّ ال اِإْل ساَل م َأ ْن َتعب َد اللَّهَ واَل تُ ْش ِر َك بِ ِه َشيًئا وتُِ
الزَكا َة َ َ د َؤ ت
ُو ة
َ اَلالص
َّ يم ق
ْ َ َ َ اِإْل ْساَل ُم قَ َ ْ ُ ْ ُ
ك َت َراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن َت َراهُ ال َأ ْن َت ْعبُ َد اللَّهَ َكَأنَّ َ
ال َما اِإْل ْح َسا ُن قَ َ ضا َن قَ َ وم َرَم َ صَ ضةَ َوتَ ُال َْم ْف ُرو َ
الساِئ ِل وسُأ ْخبِر َك َعن َأ ْشر ِ
اط َها َّ ن ول ع ْنها بَِأ ْعلَم ِ
م ُ س ْمل ا ام ال
َ ق
َ ة
ُ اع الس
َّ ى ت م ال
َ ق
َ اك
َ ر ي ه َّ
ن فَِإ
َ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ُئ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ
س اَل َي ْعلَ ُم ُه َّن ِإاَّل ان فِي َخ ْم ٍ ت اَأْلمةُ رَّب َها وِإذَا تَطَاو َل ر َعاةُ اِإْل بِ ِل الْب ْهم ِفي الْب ْني ِ
َُ ُ ُ َ ُ َ َ َ ْ دَ ل
َوَ ا ذ
َ ِإ
الاع ِة } اآْل يَةَ ثُ َّم َأ ْد َب َر َف َق َ الس
َّ ْم لعاللَّه ثُ َّم تَاَل النَّبِ ُّي صلَّى اللَّه علَي ِه وسلَّم { ِإ َّن اللَّه ِع ْن َده ِ
َ َ ُ ُ ُ َْ ََ َ َ ُ
ال َأبُو َع ْبد اللَّ ِه َج َع َل ذَلِك َّاس ِد َين ُه ْم قَ َ ن
ُ َ ُ َال مِّ
ل ع
َ ي
ُ اء جَ يل رِ ب
ْ جال َه َذا ِ ُردُّوهُ َفلَ ْم َي َرْوا َش ْيًئا َف َق َ
ان ( .رواه إمام البخاري) ُكلَّهُ ِمن اِإْل يم ِ
ْ َ
Iman Pondasi Seseorang dalam Hidup
Khawarij
Syiah
Murji’ah
Qadariyah dan Jabariah
Mu’tazilah
Asy-Ariyah
Pemikiran Teologi Khawarij
Khawarij ialah orang-orang yang keluar atau memisahkan diri dari
kelompok Ali bin Abi Thalib. Mereka merupakan pendukung Ali
sebagai Khalifah pada saat itu. Kemudian keluar dari kelompok Ali
pasca perang shiffin, yaitu perang yang terjadi antara pihak Ali
dengan pihak Mu’awiyah ibn Abi Sufiyan, yang berakhir dengan
tahkim (arbitrase) yang merugikan bagi pihak Ali.
Kaum khawarij keluar dari kelompok Ali karena menganggap Ali
telah bersalah. Mereka menuduh Ali bersalah karena mau menerima
tahkim, dan kemudian ternyata tahkim bersebut dilaksanakan tidak
berhukum dengan al-Qur’an. Tidak berhukum dengan Al-Qur’an
berarti sama dengan tidak berhukum dengan hukum Allah.
Pemikiaran Teologi Syiah
Kata “syiah” berarti pengikut, golongan. Pengertian syiah di sini
adalah pengikut Ali bin Abi Thalib, atau golongan Ali. Kaum syiah
ialah orang-orang yang menjadi pengikut Ali bin Abi Thalib.
Sebutan Syiah berasal dariة على7يع77( شpengikut/ golongan Ali). Akan
tetapi yang lebih popular sebutan syiah saja, namun yang dimaksud
tetap golongan atau pengikut Ali bin Abi Thalib.
Kaum syiah sebenarnya lebih menonjol sebagai golongan berupa
gerakan politik, bukan golongan teologi. Mereka menjadikan
masalah imamah (kepemimpian) sebagai bagian dari iman menjadi
sebab aspek ini mereka masuk pada wilayah teologi
Pemikiran Teologi Murji’ah
Kata Murji’ah berasal dari kata arja’a atau arja yang berarti
menangguhkan atau memberi pengharapan. Murji’ah berarti
menangguhkan atau yang memberi harapan. Maksud dari murji’ah
ialah orang-orang yang tidak mau ikut terlibat dalam mengkafirkan
terhadap sesama Islam seperti yang dilakukan kaum Khawarij yang
mengatakan semua yg ikut tahkim adalah kafir, dan mengatakan
bahwa orang Islam yang berdosa besar adalah kafir
Pemikiran Teologi Qadariyah dan Jabariah
Kata qadariah beradal dari kata qadar. Kata ini adalah bentuk masdar
dari fi’il madhinya qadara yang berarti kuasa atau mampu. Qadariyah
dari segi bahasa berarti kekuasaan atau kemampuan. Pemahaman
qadariah menyatakan bahwa manusia kuasa atau mampu dalam
melakukan perbuatan.
Kata Jabariyah berasal dari kata jabar. Kata ini bentuk masdar, dan fi’il
madinya adalah jabara yang berarti memaksa. Dengan demikian, kata
jabariyah dari segi bahasa berarti pemaksaan. Adapun yang dimaksud
jabariyah di sini ialah paham yang menafikan (meniadakan) perbuatan
bagi manusia secara hakiki, dan menyandarkan perbuatan manusia
bersifat majbur, artinya terpaksa atau dipaksa
Pemikiran Teologi Mu’tazilah