Anda di halaman 1dari 23

BAB V (1)

KEBENARAN AL-QUR’AN PADA SEMUA


ASPEK KEHIDUPAN
(Aqidah, Ibadah-Mu’amalah, dan Akhlak)
Oleh:
Noor Amtsal, S.Ag, M.PdI.
1. AQIDAH 3. AKHLAK

4. HUKUM
PETA KONSEP
5. KISAH UMAT
TERDAHULU

2. IBADAH &
6. ISYARAT IPTEK
MU’ALAH
I. AQIDAH
Pengertian
AQIDAH
PENGERTIAN

• Etimologi: berasal dari kata al-'aqdu (‫ل َع ْق ُد‬//‫ ) ْا‬yang berarti ikatan, at-tautsiiqu
(‫لتَّ ْو ِثي ُْق‬//‫ ) ا‬yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (/ُ‫ِإلحْ َكام‬//‫) ْا‬
yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (‫ُ َّو ٍة‬/‫ق‬///‫ل َّر ْبطُ ِب‬//‫) ا‬
yang berarti mengikat dengan kuat.

• AQIDAH adalah apa yang diyakini oleh seseorang, dan merupakan perbuatan
hati atau kepercayaan hati dan pembenarannya.
AQIDAH
PENGERTIAN
• Terminologi: adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun
bagi orang yang meyakininya. Atau kepercayaan yang harus diyakini sepenuh hati,
dinyatakan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Atau keyakinan (iman) kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab”-Nya, para Rasul-
Nya, dan kepada hari Akhir, serta kepada Qodho’-Qodar (taqdir yang baik maupun yang
buruk), yang disebut Rukun Iman.

• AQIDAH ISLAMIYAH: Berarti keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dan mengimani apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun amaliyah yang
bersumber pada al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' salaf as-shalih.
lanjutan..
Ilmu AQIDAH: Ilmu yang membicarakan segala hal yang berhubungan dengan rukun
iman dalam islam dengan dalil dan bukti yang meyakinkan.

Pengertian AQIDAH menurut Ulama’:


• Muhammad Syaltut: Pondasi yang diatasnya dibangun syariat. Syariat merupakan
perwujudan dari aqidah.
• Muhammad Abduh: Membahas tentang wujud Allah, sifat yang wajib tetap ada
padanya , membahas tentang rasul-rasul Nya, meyakinkan apa yang wajib pada diri
mereka, apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan yang terlarang
menghubungkan kepada diri mereka .
• Ibnu Khaldun: Kepercayaan dengan iman dan dalil akal dan mengemukakan
alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan
salaf dan ahlus sunnah.
Tiga Prinsip AQIDAH:
• Pertama: Berserah diri pada Allah dengan ber-Tauhid.

Maksud prinsip ini adalah beribadah murni kepada Allah semata, tidak pada
yang lainnya, itulah yang disebut Muwahhid (Ahli Tauhid).
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam ibadah, orang yang bertauhid hanya
menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan. Allah Ta’ala berfirman:

َ ‫َو َما ُأ ِم ُروا اَّل ِل َي ْع ُبدُ وا لَهًا َوا ِحدً ا اَل هَل َ اَّل ه َُو ُس ْب َحان َ ُه مَع َّا يُرْش ِ ُك‬
‫ون‬
‫ِإ ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
“Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah:
31).
lanjutan..

• Kedua: Taat kepada Allah dengan melakukan perintah.


Orang yang taat berarti ia menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya. Jadi tidak cukup menjadi seorang muwahhid (meyakini Allah itu diesakan
dalam ibadah) tanpa adanya amal sholeh.
• Ketiga: Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.
Prinsip di atas, tidak cukup ia hanya beribadah kepada Allah saja, ia juga harus
berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik. Jadi prinsip seorang muslim adalah
ia meyakini batilnya kesyirikan dan mengkafirkan orang-orang musyrik.
Seorang muslim harus membenci dan memusuhi mereka karena Allah.
RUANG LINGKUP AQIDAH
Menurut sistematika Hasan al-Banna, maka ruang lingkup pembahasan
aQidah meliputi:
1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dgn Ilah
(Tuhan- Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah.
2. Nubuwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dgn
Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mu’jizat, dll.
3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dgn
alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh, dan lainnya.
4. Sam’iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewat sam’i (dalil nagli Al-qur’an dan sunnah) seperti alam barzakh,
akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka, dan lainnya.
DALIL AQIDAH
1. QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4.

‫ َح ٌد‬/َ‫ُ ًوا ا‬/‫ف‬/‫ ُك‬/ُ‫ه‬/ َ‫ ُك ْنل‬//‫ َي‬/‫ َولَ ْم‬.‫ ْولَ ْد‬//‫ ُي‬/‫لِ ْد َولَ ْم‬//‫ َي‬/‫ ْم‬/ َ‫ ل‬.‫ص َم ُد‬ ُ
َّ ‫ل‬//‫ ا‬///‫ هللا‬.‫ َح ٌد‬/َ‫ ا‬///‫ ْل ُه َوهللا‬//‫ق‬.
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

2. QS. Al-Baqoroh [2]: 163 dan 285.

‫من الَّ َر ِح ْي ُم‬


ُ ‫االهُ َوالَّ ْر ْح‬ ِ ‫َواِلهُ ُك ْم اِلهٌ َو‬
ِ َ‫ الَاِل ِه‬.‫اح ٌد‬
“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang.”
DALIL AQIDAH
3. QS. Al-Baqoroh [2]: 285.

4. QS. Yunus [10]: 3


‫ش ُي َد ِّب ُر‬ ْ‫ر‬ ‫ع‬
َ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ َ
‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫ى‬ ‫و‬َ ‫ت‬َ ْ‫اس‬ ‫م‬
َّ ُ
‫ث‬ ‫َّام‬
‫ي‬ ‫َأ‬ ‫ة‬
ِ َّ
‫ت‬ ‫س‬
ِ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫ض‬َ ْ‫ر‬ ‫ت َواَأل‬ ِ ‫ِإنَّ َر َّب ُك ُم هّللا ُ الَّ ِذي َخ َل َق ال َّس َم َاوا‬
ِ ٍ
﴾٣﴿ ‫ُون‬َ ‫يع ِإالَّ ِمن َبعْ ِد ِإ ْذ ِن ِه َذلِ ُك ُم هّللا ُ َر ُّب ُك ْم َفاعْ ُب ُدوهُ َأ َفالَ َت َذ َّكر‬ ‫ف‬
ِ َ
‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ا‬ ‫م‬َ ‫ر‬َ ْ
‫م‬ ‫اَأل‬
ٍ
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi “
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur
segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali
sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka
”?sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran
2. IBADAH DAN MU’AMALAH

Al-Qur,an merupakan kitab suci yang didalamnya


memuat dan mengatur cara beribadah dan bermu’amalah.

َ ‫َو َم ا َخ َل ْق ُت ا ْل ِج َّن َو ا ِإْل‬


ِ ‫نس ِإ اَّل لِ َي ْع ُب ُد‬
‫ون‬
IBADAH-MU’AMALAH
Etimologi: Dari kata ‫ ْعبُ ُد – َع ْب ًد‬//‫ َي‬- ‫ َعبَ َد‬/ ً‫ = ِعبَا َدة‬mengabdi / menyembah.
Berarti merendahkan diri serta tunduk patuh kepada Alllah dan Rasul-Nya, baik terpaksa maupun
suka rela. Atau merupakan bentuk kepatuhan Dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan
Yakin terhadap Kebesaran Allah Swt., sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak Disembah.

Terminologi: ibadah mempunyai banyak definisi al:


1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai
dengan rasa mahabbah (kecintaan).
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa
ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Macam” Ibadah:
Ada 2 Dimensi Ibadah, yaitu:
1. Ibadah Mahdah (Mahiyah)
Ibadah khusus yang tata cara pelaksanaannya sudah ditentukan, contoh : Sholat, Puasa,
Zakat, dan Haji.
2. Ibadah Ghairu Mahdah (Ghairu Mahiyah)
Ibadah yang bersifat umum, tata cara pelaksanaannya tidak ditentukan secara khusus,
dan bertujuan untuk mencari ridha Allah, contoh: Silaturahim, belajar/mencari ilmu,
sedekah, dll.
Dalam dinamika kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, al-Qur’an mengajarkan
tatacara berinteraksi kepada sesama manusia (hablum minan naas), dan kepada
Tuhannya (hablum minallah).
BENTUK” IBADAH:
Di lihat dari segi bentuknya Ibadah dibedakan menjadi:
1. Ibadah Qolbiyah (hati) = Mengucapkan 2 kalimat syahadat
(syahadatain).
2. Ibadah Badaniyah (anggota badan) = Menegakkan Sholat dan
Melaksanakan Puasa.
3. Ibadah Maliyah (harta) = Menunaikan Zakat, Infaq, dan
Shodaqoh.

@Adapun Ibadah Hajji adalah senergi dari ketiga bentuk ibadah


tersebut (Qolbiyah, Badaniyah, dan Maliyah).
MU’AMALAH
o Etiomologi: Mu’amalah dari kata ‫ ا==لعمل‬yang merupakan istilah yang
digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan yang dikehendaki
mukallaf. Mu’amalah mengikuti pola ‫اعلَة‬َ ‫ ُم َف‬yang bermakna bergaul ‫ا==لتَّ َع=ا ُمل‬
o Terminologi: Mu’amalah adalah istilah yang digunakan untuk
permasalahan selain ibadah (hablum minallah), yaitu hubungan antar
sesama manusia dan lingkungannya (hablum minannaas), atau masalah-
masalah duniawi, seperti: jual-beli, makan-minum, pendidikan, berorganisasi,
iptek, dll, berlandaskan pada prinsip “boleh” (jaiz) selama tidak ada larangan
yang tegas dari Allah dan Rasul-Nya (al-Qur’an dan Sunnah).
Manfa’at Mu’amalah Te r h a d a p K e h i d u p a n M a n u s i a :

Selama tidak ada larangan secara tegas di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, hal yang
dipertimbangkan itu boleh dilakukan, contoh dalam kehidupan sehari-hari pada zaman
Rasulullah, masyarakat yang mengadakan perjalanan dengan menggunakan binatang
Unta sebagai kendaraan, tentu hal itu tidak mungkin sama dalam kehidupan zaman
modern ini. Karena itu menggunakan kendaraan bermotor diperbolehkan.
• Dalil Mu’amalah QS. Al Baqarah [2] : 280.

َ َ‫س َر ٍة َوَأنْ ت‬
َ ‫ص َّدقُوا َخ ْي ٌر لَ ُك ْم ِإنْ ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬ ْ ‫ان ُذو ُع‬
َ ‫س َر ٍة فَنَ ِظ َرةٌ ِإلَى َم ْي‬ َ ‫وَِإنْ َك‬

“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan.
Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
3. AKHLAQ
Pengertian
AKHLAQ
• Etimologi : “Akhlaq” berasal dari bahasa arab bentuk jamak dari
“Khuluqun” yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat.
• Terminologi : Akhlaq merupakan suatu kelakuan yang timbul dari
hasil perpaduan hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang
merupakan satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
DALIL AKHLAQ
• “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS
Al-Qalam [68]: 4).

• “Sungguh,telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan yang banyak mengingat Allah SWT (QS. Al-Ahzab [33]: 21).
HUBUNGAN AQIDAH DAN AKHLAQ

Aqidah merupakan dasar pijakan pendidikan Akhlak,


seperti:
1. Bila berjanji harus ditepati
2. Ber-Sikap Jujur dan Bijak
3. Rendah hati / Tawadduk
4. D L L ..
KESIMPULAN

• Aqidah adalah pondasi keberagamaan yang tak terpisahkan dari Ajaran Islam
yang lain: akhlaq, ibadah, dan mu’amalah.
• Aqidah yang kuat akan mengantarkan Ibadah yang benar, Akhlaq yang terpuji
dan Mu’amalat yang membawa maslahat.
• Selain sebagai pondasi, hubungan antara aqidah dengan pokok-pokok ajaran
Islam yang lain bisa juga bersifat Resiprokal dan Simbiosis, artinya: ketaatan
menunaikan ibadah, berakhlaq karimah, dan bermu’amalah yang baik akan
memelihara Aqidah.
Terimakasih, Matur Nuwun..

QS. AL BAQARAH [2] : 280.


َ ‫س َر ٍة َو َأ ْن َت‬
‫ص دَّ قُ و ا َخ ْي ٌر َل ُك ْم‬ َ ‫َو ِإ ْن َك ا َن ُذ و ُع ْس َر ٍة َف َن ِظ َر ةٌ ِإ َلى َم ْي‬
‫ِإ ْن ُك ْن ُت ْم َت ْع َل ُم و َن‬
“Dan Jika (Orang Berutang Itu) Dalam Kesukaran, Maka Berilah Tangguh
Sampai Dia Berkelapangan. Dan Menyedekahkan (Sebagian Atau Semua
Utang) Itu, Lebih Baik Bagimu, Jika Kamu Mengetahui.”

Anda mungkin juga menyukai