PENDAHULUAN
Dipembahasan ini akan dibahas mengenai Tauhid dan Urgensinya bagi Kehidupan
Muslim
1. Pengertian Tauhid,
B. Pengertian Tauhid
Secara bahasa, tauhid berasal dari kata dasar yang maknanya sesuatu itu satu (esa).
Sedangkan secara syar’i tauhid bermakna mengesakan Allah dalam ibadah, bersamaan dengan
1. Pembagian Tauhid
Tauhid menurut ulama dibagi menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah dan
a. Tauhid Rububiyah
Artinya kita meyakini keesaan Allah dalam hal penciptaan, pemilik, pengatur, pemberi
rizeki dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Keyakinan seperti iini juga diyakini oleh
4
اءْ ِمنَْ يَر ُزقُكُمْ َمنْ قُ ْل
ِ س َم ِ سم َْع يَم ِلكُْ أ َ َّمنْ َواْلَر
َّ ضْ ال َّ ارْ ال
َ صَ ج َو َمنْ َواْلَب
ُْ ت ِمنَْ ال َح َّيْ يُخ ِر
ِْ ِِّج ال َمي
ُْ َويُخ ِر
Artinya : “Katakanlah: siapa yang member rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah
yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan pengelihatan dan mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala
urusan ? Maka mereka (musyrikin Makkah) menjawab : “Allah”. Maka katakanlah (hai
Ayat diatas senada dengan ayat dalam surat Al-Mu’minun: 84-89, Az-Zumar:38, Az-
Zukhruf: 87 terkait orang-orang musyrik Makkah yang meyakini tauhid rububiyah, namun
mereka tetap diklasifikasikan sebagai kaum musyrikin oleh Allah dan Rasul-Nya.
Hal itu karena hati manusia telah difitrahkan untuk mengakui rububiyyah Allah SWT,
sehingga orang yang meyakininya belum menjadi ahli tauhid sebelum dia beriman kepada tauhid
yang kedua. Hal ini menegaskan bahwa seseorang tidak dikatakan beriman dengan hanya
b. Tauhid Uluhiyah
Artinya kita meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya Dzat yang berhak disembah
(diibadahi). Ibadah di sini adalah istilah yang meliputi segala apa yang Allah cintai dan ridhai
baik berupa ucapan serta amalan-amalan yang lahir maupun yang batin.
Tauhid uluhiyyah merupakan implementasi dari kalimat tauhid “laa ilaaha illa-Allah”.
Makna kalimat ini adalah tidak ada sesembahan yang hak untuk disembah melainkan Allah.
Kalimat tauhid ini mengandung dua unsur yaitu unsur penolakan segala bentuk sesembahan
5
selain Allah serta menetapkan segala bentuk ibadah ditunjukan hanya kepada Allah semata.
Tauhid inilah yang merupakan inti dari pengutusan para rasul seperti yang termasuk dalam
firman Allah:
Artinya : “Dan tidaklah kami mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami
wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan Aku, maka
(meng Makna -esakan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya) ialah meyakini
secara mantab bahwa Allah menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan suci dari segala sifat
Caranya adalah dengan menetapkan (mengakui) nama-nama dan sifat-sifat Allah yang
Dia sandangkan untuk Dirinya atau disandangkan oleh Rasulullah dengan tidak melakukan tahrif
(pengubahan) lafazh atau maknanya, tidak ta’thil (pengabaian) yakni menyangkal seluruh atau
sebagaian nama dari sifat itu, tidak takyif (pengadaptasian) dengan menentukan esensi dan
Dari definisi diatas jelaslah bahwa tauhid asma wa sifat berdiri di atas tiga asas. Barang
siapa menyimpang darinya, maka ia tidak termasuk orang yang meng-esakan Allah dalam hal
a. meyakini bahwa Allah SWT maha suci dari kemiripan dengan makhluk dan
darisegala kekurangan.
6
b. Mengimani seluruh nama dan sifat Allah SWT yang disebutkan dalam al-Qur’an dan as-
mengabaikannya
Adapun asas yang pertama, yakni meyakini bahwa Allah Maha Suci dari kemiripan dengan
mahluk dalam sifat-sifat-Nya, ini didasarkan pada firman Allah SWT:Artinya : “Dan tidak ada
Al-Qurthubi, saat menafsirkan firman Allah, “Tidak ada yang sama dengan-Nya sesuatu
apa pun,”mengatakan, “Yang harus diyakini dalam bab ini adalah bahwa Allah SWT, dalam hal
keagungan, kebesaran, kekuasaan, dan keindahan nama serta ketinggian sifat-Nya, tidak satupun
dari makhluk-Nya yang menyerupai-Nya dan tidak pula dapat diserupai dengan makhluk-Nya.
Dan sifat yang oleh syariat disandangkan kepada Pencipta dengan kepada makhluk, pada
hakikatnya esensinya berbeda meskipun lafazhnya sama. Sebab, sifat Allah Yang tidak
Kalimat Laa Ilaaha IlIa-Allah mengandung dua makna, yaitu makna penolakan segala
bentuk sesembahan selain Allah SWT, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan
yang benar hanyalah Dia semata. Berkaitan dengan kalimatini Allah SWT berfirman :
Artinya :"Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain
7
Berdasarkan ayat di atas, bahwa memahami makna syahadat adalah wajib hukumnya dan
mesti didahulukan dari pada rukun-rukun Islam yang lain. Rasulullah SAW juga menegaskan
:"Barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha illa-Allah dengan ikhlas maka akan masuk ke
datang surga."(HR. Ahmacl). Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah memahami,
kematiannya dengan ajakan :"Wahai pamanku, ucapkanlah laa ilaaha illa-Allah, sebuah kalimat
yang aku akan jadikan ia sebagai nutfah di hadapan Allah". Akan tetapi, Abu Thalib enggan
:"Beribadah kepada sesembahan yang satu. Tidak pernah kami dengar dari orang tua kami".
Orang Quraisy di zaman Rasulullah sangat paham makna kalimat tersebut, dan barang siapa
Bersaksi dengan laa ilaaha illa-Allah harus dengan tujuh syarat.Tanpa syarat-syarat itu kesaksian
tersebut tidak akan bermanfaat bagi yang mengikrarkannya. Secara singkat tujuh syarat itu ialah :
8
●Ikhlash, yang menafikan syirik
Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui apa yang ditiadakan dan apa
شفَاع َْةَ دُونِ ِْه ِمنْ يَدعُونَْ الَّذِينَْ يَم ِلكُْ ول ِْ ِّ يَعلَ ُمونَْ َو ُهمْ ِبال َح
َّ ق ش َِه َْد َمنْ إِل ال
Artinya :"Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi
syafaat ; akan tetapi (orang yang dapat nemberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak
Maksudnya orang yang bersaksi dengan laa ilaaha illa Allah dan memahami dengan
hatinya apa yang diikrarkan oleh lisannya seandainya ia mengucapkannya, tetapi tidak mengerti
apa maknanya, maka persaksiaan itu tidak sah dan tidak berguna.
Orang yang mengingkarkannya harus meyakini kandungan kalimat laa ilaaha illa-Allah
itu. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu. Allah SWT berfirman:
اّللِ آ َمنُوا الَّذِينَْ ال ُمؤ ِمنُونَْ ِإنَّ َما ُ س ِبي ِْل فِي َوأَنفُس ِِهمْ ِبأَم َوا ِل ِه ْم َو َجا َهدُوا يَرتَابُوا لَمْ ث ُ َّمْ َو َْر
َّْ سو ِل ِهْ ِب َّْ َُْه ُْم أُو َٰلَئِك
َ ِّْۚللا
َْصا ِدقُون
َّ ال
9
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang beriman kepada Allah
Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi Muhammad Saw besabda:”Siapa yang
engkau temui di balik tembok (kebun) ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah selain Allah
dengan hati yang menyakininya, maka berilah kabar gembira dengan (balasan) surga” (HR. Al-
Bukhari). Maka siapa yang tidak meyakininya, ia tidak berhak masuk surga.
Menerima kandungan dan konsekuensi dari laa ilaaha illa-Allah, menyembah Allah
semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Siapa yang mengucapkannya, tetapi tidak
َّْ ََْمجنُونْ ِلشَا ِعرْ آ ِل َهتِنَا لَت َ ِاركُو أَئِنَّا َويَقُولُونَْ يَستَكبِ ُرون
ّْللاُ إِ َّْل إِلَ ْهَ َْل لَ ُهمْ قِي َْل إِذَا كَانُوا إِنَّ ُهم
Artinya : “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illa-
Allah”(Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. Dan
Artinya : “Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh”.(QS.
Luqman : 22)
10
e. Syarat kelima: Shidq (Jujur)
Yaitu mengucapakan kalimat laa ilaaha illa-Allah dan hatinya juga membenarkannya.
Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan
ْ للَ يُ َٰخ ِدعُونَْ بِ ُمؤ ِمنِينَْ َو َما ُهمْ َوِْبٱل َيو ِْمٱ َْٰل ِخ ِْر َٰأ َمنَّاِْبٱ
ِ َّللِ يَّقُو ُلْ َمنْ ٱلن
َْاسْ َو ِمن ْ ِإآل َو َما َيخ َدعُونَْ َٰأ َمنُوا َْوٱلَّذِينَْ ٱ
َ ُعذَابْ َْوڶَْ ُهمْ ْۖ َم َرضًا ٱڶڶ ْهُ فَ َزا َد ُه ُْم َّم َرضْ ْقُْڶُو ِب ِهمْ فِى َو َما َيشعُ ُرونَْ أَنف
ْس ُهم َْ َْيك ِذبُونَْ َكنُوْ ِب َما ْأ َِْڶيم
Artinya : “Di antara manusia ada yang mengatakan:”Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian”. Padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak
menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya;
dan bagi mereka siska yang pedih, disebabkan mereka berdusta”.(QS. Al-Baqarah: 8-10)
Yaitu membersihkan amal dari segala debu-debu syrik, dengan jalan tidak
mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam hadis Rasulullah
dikatakan:”Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha
Maksudnya mencintai kalimat laa ilaaha illa-Allah, juga mencintai orang-orang yang
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
Maka ahli tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih sedangkan ahli syrik
mencintai Allah dan mencintai yang lain. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan laa
ilaaha illa-Allah.
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang dipertuhankan
sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illa-Allah. Dan beribadah kepada Allah semata tanpa
menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa makhluk, kuburan, pepohonan,
bebatuan serta para thaghut lainnya. Dengan kata lain, orang tersebut mengamalkan apa yang
Tauhid dalam pandangan islam merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas manusia.
beramal dan lahirnya sikap optimistik. Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber
Sebetulnya formulasi tauhid terletak pada realitas sosial. Adapun bentuknya, tauhid
menjadi titik sentral dalam melandasi dan mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke
12
dalam realitas historis-empiris. Tauhid harusnya dapat menjawab semua problematika kehidupan
modernitas, dan merupakan senjata pamungkas yang mampu memberikan alternatif yang lebih
tantangan tauhid yang harus dikembalikan kepada tujuan tauhid, yaitu memberikan perubahan
terhadap masyarakat. Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik yang diderivasikan dari
اس أُخ ِرجت أ ُ َمة خير ُكنتُم ِ اّلل وتُؤ ِمنُون ال ُمنك ِر ع ِن وتنهون بِالمع ُر
ِ َوف تأ ُم ُرون ِللن ِ َ ِب
Artinya :“Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan
Kuntowijoyo memberikan tiga muatan dalam ayat di atas sebagai karakteristik ilmu sosial
profetik, yakni kandungan nilai humanisasi, liberasi dan transendensi. Tujuannya supaya
Tidak diragukan lagi bawa tauhid memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam.
Oleh karena itu, bagi siapa yang mampu merealisasikan tauhid dengan benar akan mendapat
beberapa keistimewaan. Bagi orang-orang yang termasuk ahli tauhid, Allah janjikan banyak
sekali kebahagian,baik di dunia, lebih-lebih di akhirat. Itu semua hanya khusus diberikan bagi
ahli tauhid.
13
Seorang yang bertauhid dengan benar akan mendapatkan rasa aman dan petunjuk. Allah
سوا ولم آمنُوا الَذِين ُ ُمهتد ُون وهُم اْلمنُ ل ُه ُم أُولئِك ِب
ُ ِظلم ِإيمان ُهم يلب
dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah yang mendapa keamanan dan mereka itu adalah –
Kezhaliman meliputi tiga perkara, yaitu kezhaliman terhadap hak Allah yaitu dengan
berbuat syirik, kezhaliman seseorang terhadap dirinya sendiri yaitu dengan berbuat maksiat, dan
kezhaliman seseorang terhadap orang lain yaitu dengan menganiaya orang lain.
kezhaliman karna menunjukan ibadah kepada yang tidak berhak menerimanya. Ini merupakan
kezhaliman yang paling zhalim. Hal ini karena pelaku syirik menunjukan ibadah kepada yang
tidak berhak menerimanya, mereka menyamakan Al-Khaliq (Sang Pencipta) dengan makhluk,
Yang dimaksud dengan kezhaliman dalam ayat di atas adalah syirik, sebagaimana
dijelaskan oleh Rasulallah SAW ketika menafsirkan ayat ini. Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu
mengatakan, “ Ketika ayat ini turun,terasa beratlah di hati para sahabat, mereka mengatakan
siapakah di antara kita yang tidak pernah menzhalimi dri sendiri (berbuat maksiat), maka
rasulallah SAW bersabda : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
Lukman : 13)”
14
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukan keimanan mereka dengan
F. PENUTUP
Setiap muslim hendak meyakini bahwa tauhid adalah dasart Islam yang paling agung dan
istimewa. Jika tauhid yang murni terealisasikan dalam hidup seseorang, baik pribadi maupun
jama’ah, akan memetik buah yang amat manis. Di antara buah yang didapat adalah
memerdekakan manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda
Karena itu, siapa pun yang mampu mengamalkan nilai-nilai ketauhidan dengan benar dalam
segala aktivitasnya, niscaya mendapat ketauhidan dengan benar dalam segala aktivitasnya,
niscaya mendapat banyak keistimewaan. Allah SWT menjanjikan bagi para ahli Tauhid aneka
DAFTAR PUSTAKA
Aziz.Abdul,Pelajaran Tauhid Untuk Pemula, Terj. Ainul Haris Umar Arifin Thayib, Jakarta:
15
16