1
4. QS. Al-Insan (76) ayat 30:
َ َٱَّلل َكان
ع ِلي ًما َح ِك ٗيما َ َشآ ُءونَ إِ ََّلٓ أَن ي
ُ ُۚ َّ شآ َء
َ َّ ٱَّلل إِ َّن َ ََو َما ت
Artinya: “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT Maha Berkehendak sesuai dengan apa yang
dinginkan-Nya. Maka konsep Ketuhanan dalam Islam diwajibkan seluruh makhluk
memiliki keyakinan bahwa Allah SWT Maha Berkehendak dan kehendak Allah SWT itu
lebih baik.
KESIMPULAN
1.
SESEMBAHAN
MAKHLUK
KONSEP 2. TIDAK
4. MAHA
BERKEHENDAK
KETUHANAN SETARA DGN
DALAM ISLAM MAKHLUK
3. MAHA
PENCIPTA
2
dunia dan akhirat tergantung hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib tersebut; ketiga,
unsur respon yang bersifat emosional dari manusia; dan keempat, unsur memahami zat yang
Maha Suci (Quddus).
Untuk menjadikan agama sebagai sumber akhlak manusia, dapat dilihat dari beberapa dalil
berikut ini:
1. Fitrah Manusia Terhadap Agama
Hal ini dapat dilihat dalam hadis nabi Muhammad SAW dari Abu Hurairah r.a:
صَرانِِهِ ِِ ِ ِِ ِ ٍ
ِّ َ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِِّوَدانه أ َْو ُيَُ ِّج َسانه أ َْو يُن،ُِك ُّل َم ْولُْود يُ ْولَ ُد َعلَى الْفطَْرة
Artinya: "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani." (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis di atas menjelaskan bahwa kedudukan anak sebagai amanah, anugerah dan nikmat,
ujian dan cobaan dari Allah SWT juga sebagai penerus garis keturanan orang tuanya, maka
secara fitrah beragama Islam. Peran orang tua dan lingkungan anak setelah baligh akan
menentukan jalan hidup agamanya.
3
KESIMPULAN
4. MANUSIA
MENERIMA
USAHA
3.
TANTANGAN
MANUSIA
2. KELEMAHAN
&
KEKURANGAN
MANUSIA
1. FITRAH
MANUSIA
BERAGAMA
4
Ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh umat beragam dalam mewujudkan
masyarakat beradab dan sejahtera yang di dasarkan pada Al-Qur'an dan Assunnah di
antaranya;
Pertama, Toleransi. Kerukunan hidup antarumat beragama berarti keadaan hubungan
sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai
kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Membangun toleransi dalam Islam terkandung
dalam QS. Al-Kafirun (109) ayat 6:
ِين
ِ يدَ لَكُ ۡم دِينُكُ ۡم َو ِل
Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Hal yang sama juga terdapat dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 139:
ُ ٱَّلل َوه َُو َربُّنَا َو َربُّكُ ۡم َولَنَآ أَ ۡع َٰ َملُنَا َولَكُ ۡم أَ ۡع َٰ َملُكُ ۡم َون َۡحنُ لَهُۥ ُم ۡخ ِل
َصون ِ َّ قُ ۡل أَتُ َحآجُّونَنَا فِي
Artinya: “Katakanlah: "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah,
padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu; bagi kami amalan kami, dan bagi kamu
amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.”
Kedua, Perdamaian. Dalam kumpulan masyrakat, negara bahkan masyarakat yang paling
mikro yaitu keluarga batih (nuclear family: suami, istri, dan anak) tidak akan bisa
bertahan keberadaanya jika didalamnya tidak diterapkan perdamaian dianatar warganya.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat (49) ayat ayat 10:
َ َّ ْة فَأَصۡ ِل ُحواْ َب ۡينَ أَخ ََو ۡيكُ ُۡۚم َوٱتَّقُواٞ إِنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ إِ ۡخ َو
َٱَّلل لَعَلَّكُ ۡم تُ ۡر َح ُمون
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat.”
Ketiga, Saling Tolong Menolong. Tolong menolong merupakan kelanjutan dan isi
berbuat baik terhadap orang lain. Secara naluri, orang yang pernah ditolong orang oleh
orang lain disaat ia tertimpa kesulitan/musibah diam-diam ia berjanji "suatu saat akan
membalas budi baik yang ia sedang terima". Dan disaat itulah ia merasa berhutang budi.
Dalilnya dalam QS. Al-Maidah (5) ayat 3:
ِ شدِي ُد ۡٱل ِعقَا
ب َ َۖ َّ ْٱۡل ۡث ِم َو ۡٱلعُ ۡد َٰ َو ُۚ ِن َوٱتَّقُوا
َ َّ ٱَّلل إِ َّن
َ ٱَّلل َ ْعلَى ۡٱلبِ ِر َوٱلتَّ ۡق َو ََٰۖى َو ََل تَعَ َاونُوا
ِ ۡ علَى َ ْ َوتَعَ َاونُوا...
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Keempat, Bermusyawarah. Biasanya didalam bermusyawarah sering munculnya
argumen-argumen yang berbeda dari masing-masing sub kelompok atau warga. Agar
tidak terjadinya pihak yang dirugikan dan tertindas, maka musyawarah untuk mencapai
kata sepakat, motto yang harus sama-sama dijunjung tinggi adalah "berat sama dipikul,
ringan sama dijinjing", nikmat sama dirasakan," duduk sama rendah berdiri sama tinggi".
Anjuran bermusyawarah ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran (3)
ayat 159:
ع ۡن ُه ۡم
َ ف ُ ٱع ۡ َب َلَنفَضُّواْ ِم ۡن َح ۡول َِۖكَ ف ِ ظ ۡٱلقَ ۡلَ غ ِلي
َ ظا ًّ َٱَّلل لِنتَ لَ ُه َۡۖم َولَ ۡو كُنتَ ف
ِ َّ َفَبِ َما َر ۡح َم ّٖة ِمن
َٱَّلل ي ُِحبُّ ۡٱل ُمت ََو ِكلِين ِ ُۚ َّ علَى
َ َّ ٱَّلل ِإ َّن َ عزَ مۡ تَ فَت ََو َّك ۡل َ ٱست َۡغ ِف ۡر لَ ُه ۡم َوشَا ِو ۡره ُۡم فِي ۡٱۡلَمۡ َۖ ِر فَإِذَا
ۡ َو
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
5
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
KESIMPULAN
6
sekuler karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan negara juga
masyarakat. Ketika agama bersinggungan dengan IPTEK, maka persinggungan itu tidak
banyak berdampak karena dianggap aneh jika dikaitkan.
Pola hubungan keempat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola hubungan
seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama dan IPTEK serta
kehidupan masyarakat yang tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi
dalam 3 (tiga) corak: pertama, ajaran agama mendukung pengembangan IPTEK tapi
pengembangan IPTEK tidak mendukung ajaran agama; kedua, pengembangan IPTEK
mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak mendukung pengembangan IPTEK; dan
ketiga, ajaran agama mendukung pengembangan IPTEK demikian pula sebaliknya.
Dalam GBHN (1993-1998) menyatakan bahwa pengembangan IPTEK hendaknya
mengindahkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Berdasarkan hal itu menunjukkan
bahwa dalam GBHN pola hubungan IPTEK dan agama adalah pola ketiga, pola netral.
Dengan demikian pola hubungan agama dan IPTEK di Indonesia saat ini baru pada taraf
tidak saling mengganggu. Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat
pengembangan IPTEK dan pengembangan IPTEK diharapkan juga tidak mengganggu
pengembangan kehidupan beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan
dengan bijaksana. (Furchan, 2009)
KESIMPULAN
2.
1. BERTENTANGAN 3. TIDAK 4. SALING
BERTENTANGAN TAPI DAPAT BERTENTANGAN MENDUKUNG
BERDAMPINGAN
7
dapat mengubah tindak laku pasien untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Pendekatanterapi keagamaan dapat dirujuk dari ayat al-Qur’an surat al-Isra (17) ayat 82:
َّ َٰ ة ِل ۡل ُم ۡؤ ِمنِينَ َو ََل يَ ِزي ُد ٱلٞ ء َو َر ۡح َمٞ ٓان َما ه َُو ِشفَا
َ ظلِمِينَ إِ ََّل َخ
س ٗارا ِ َونُن َِز ُل ِمنَ ۡٱلقُ ۡر َء
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
zalim selain kerugian.”
Juga firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syu`ara ayat 80:
ِ ضتُ فَ ُه َو يَ ۡش ِف
ين ۡ َوإِذَا َم ِر
Artinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku.”
Pasien yang mendapatkan bimbingan rohani tentu terlihat jelas bedanya dengan pasien yang
tidak mendapatkan bimbingan rohani. Misalnya pasien yang akan melakukan tindak oprasi,
mereka akan terlihat tenang karena mendapatkan nasihat-nasihat dari para bina rohani,
sehinggadia akan pasrah kepada Yang Maha Kuasa dalam perjalanan proses oprasi. Berbeda
dengan pasien yang tidak mendapatkan bimbingan rohani, ia akan terlihat cemas akan hasil
dan proses oprasi yang akan di jalaninya.
Rumah sakit yang memiliki landasan nilai-nilai agamis biasanya memperhatikan hal-hal
psikis yang dialami oleh pasiesnnya. sehingga selain obat-obatan secara medis, rumah sakit
juga menyediakan fasilitas Bimbingan Rohani (Bimbingan rohani) untuk membantu pasien
mengatasikeguncangannya, sebagai salah satu cara penyembuhan dengan mendekatkan diri
pada Tuhan, untuk memotivasi pasien secara spiritual agar cepat sembuh.
Dadang Hawari juga mengungkapkan bahwa agama sangat bermanfaat untuk terapi dan
memelihara kesehatan jiwa. Dadang Hawari menjelaskan psikoterapi keagamaan, yaitu
terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam.
Sebagaimana diketahui bahwa ajaran agama Islam mengandung tuntunan bagaimana
kehidupan manusia bebas dari rasa cemas, tegang, depresi, dan sebagainya. Dalam doa-
doa, misalnya, intinya adalah memohon agar kehidupan manusia diberi ketenangan,
kesejahteraan, keselamatan, baik dunia dan akhirat. Demikian juga istighfar, tasbih, tahmid,
dan takbir serta zikir-zikir lainnya.
Psikoreligius terapi ini sangat penting karena mengandung kekuatan atau daya spiritual yang
dapat membangkitkan spiritual yang akan membangkitkan rasa optimisme. Keduanya
merupakan hal yang saling berkaitan dalam penyembuhan penyakit disamping tindakan
medis.
KESIMPULAN
8
1. PEMBERIAN MATERI 3. PERUBAHAN
AGAMA 2. MOTIVASI TINGKAH LAKU
9
pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan
diantaranya:
1) Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya;
2) Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita
dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya,
keluarga, masyarakat serta bangsa;
3) Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam segala aktivitasnya; dan
4) Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang
bertentangan dengan ajarannya.
Di antara Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama:
1) Bidan di larang melakukan Aborsi;
2) Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan;
3) Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi;
4) Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di
mintai keterangan oleh pihak pengadilan;
5) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan,seperti:
Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus
pemberian ASI tidak dibenarkan;
6) Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak; dan
7) Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan tidak sesuai
dengan kode etik kebidanan.
KESIMPULAN
1 2 3 4
Agama memberikan Agama memberikan Agama Agama dapat
petunjuk kepada dorongan batin dan mengharuskan umat menghindarkan umat
manusia untuk selalu moral yang manusia untuk manusia dari segala
menjaga mendasar dan beriman dan hal-hal/perbuatan
kesehatannya melandasi cita-cita bertaqwa kepada yang bertentangan
dan perilaku Tuhan Yang Maha dengan ajarannya
manusia Esa dalam segala
aktivitasnya
10
ضِ س ّٖاد فِي ۡٱۡلَ ۡر َ سا ِبغ َۡي ِر ن َۡف ٍس أَ ۡو َف َ ِم ۡن أَ ۡج ِل َٰ َذلِكَ َكت َۡبنَا
َ ۢ ع َل َٰى َبنِ ٓي ِإ ۡس َٰ َٓر ِءي َل أَ َّنهُۥ َمن َقتَ َل ن َۡف
ِ َيع ُۚا َولَقَ ۡد َجآ َء ۡت ُه ۡم ُرسُلُنَا ِب ۡٱل َب ِي َٰن
ت ٗ اس َج ِم َ َّيعا َو َم ۡن أَ ۡح َياهَا فَ َكأَنَّ َمآ أَ ۡح َيا ٱلن ٗ اس َج ِم َ َّفَ َكأَنَّ َما قَتَ َل ٱلن
َض لَ ُم ۡس ِرفُون ِ ثُ َّم ِإ َّن َكثِ ٗيرا ِم ۡن ُهم َبعۡ َد َٰذَلِكَ فِي ۡٱۡلَ ۡر
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”
Juga firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa` (4): 93:
11
2. KB Dalam Pandangan Hukum Islam
a. Pengertian KB
Keluarga Berencana atau lebih akrab disingkat dengan KB adalah program skala nasional
untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan penduduk di suatu
negara. Program KB juga secara khusus dirancang untuk menciptakan kemajuan,
kestabilan, dan kesejahteraan ekonomi, sosial, serta spiritual setiap penduduk.
Program KB di Indonesia diatur dalam UU No 10 Tahun 1992, yang dijalankan dan
diawasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Wujud
dari program KB adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda/mencegah
kehamilan. Berikut adalah kontrasepsi yang paling sering digunakan: kondom, Pil KB,
IUD, Suntik, KB implan/susuk, dan Vasektomi dan Tubektomi (KB Permanen).
b. Pandangan Islam tentang KB
Hukum KB Dalam Islam dapat dilihat dari 2 (dua) pengertian:
1) Tahdid al-Nasl (Pembatasan Kelahiran)
Jika program KB dimaksud untuk membatasi kehamilan maka hukumnya haram.
Islam tidak mengenal pembatasan kelahiran bahkan terdapat banyak hadis Nabi SAW
yang mendorong umat Islam untuk memperbanyak anak. Bahkan secara tegas firman
Allah SWT dalam QS. Al-Isra` (17) ayat 31:
َو ََل ت َۡقتُلُ ٓواْ أَ ۡو َٰلَ َدكُ ۡم خ َۡش َيةَ ِإمۡ َٰلَ َّٖۖق نَّ ۡحنُ ن َۡر ُزقُ ُه ۡم َو ِإيَّاكُ ُۡۚم ِإ َّن قَ ۡتلَ ُه ۡم َكانَ ِخ ۡطٔ ٗٔا َك ِب ٗيرا
Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.
Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”
12
Bayi tabung adalah istilah untuk bayi yang didapatkan dari proses pembuahan sel telur
dan sperma di laboratorium alias in vitro fertlization (IVF). Pembuahan ini bertujuan
menciptakan embrio-embrio calon bayi. Dari sejumlah embrio itu, embrio yang paling
berkualitas ditransfer ke dalam rahim agar bisa tumbuh dan berkembang.
Pada hakikatnya program bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan suami isteri
yang tidak mampu melahirkan keturunan secara alami yang disebabkan karena ada
kelainan pada tubanya, endormetriosis (radang pada selaput lendir rahim), oligospermia
(sperma suami kurang baik), unexplained infertility (tidak dapat diterangkan sebabnya)
dan adanya faktor immuniologic (faktor kekebalan).
b. Pandangan Hukum Islam Terhadap Bayi Tabung
Majlis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya menyatakan bahwa bayi tabung dengan
sperma dan ovum dari pasangan suami-isteri yang sah hkumnya mubah (boleh). Sebab
ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Namun para ulama
melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-isteri yang dititipkan
pada rahim perempuan lain, “itu hukumnya haram”. Hal ini di kemudian hari akan
menimbulkan masalah yang rumit dalam menentukan warisan.
Dalam fatwanya juga MUI memutuskan bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari
suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram. Sebab hal ini akan menimbulkan
masalah yang pelik, baik dalam akitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal
kewarisan.
KESIMPULAN
ABORSI KELUARGA BAYI TABUNG
BERENCANA (KB)
Aborsi secara bahasa berarti KB adalah program skala Bayi tabung adalah istilah
keguguran kandungan, nasional untuk menekan untuk bayi yang didapatkan
pengguguran kandungan, angka kelahiran dan dari proses pembuahan sel telur
atau membuang janin. mengendalikan dan sperma di laboratorium
Dalam terminologi pertambahan penduduk di alias in vitro fertlization (IVF)
kedokteran, aborsi adalah suatu negara
terhentinya kehamilan
sebelum 28 minggu.
1) Aborsi haram hukumnya 1) Tahdid al-Nasl 1) Bayi tabung dengan sperma
2) Aborsi dibolehkan karena (Pembatasan Kelahiran) dan ovum dari pasangan
adanya uzur Haram Hukumnya suami-isteri yang sah
3) Aborsi haram hukumnya 2) Tanzhim al- Nasl hkumnya mubah (boleh)
dilakukan pada kehamilan (Pengaturan Kelahiran) 2) Bayi tabung dari pasangan
yang terjadi akibat zina suami-isteri yang dititipkan
pada rahim perempuan lain
13