Anda di halaman 1dari 6

KHUT BAH

Khutbah Jumat: Pancasila dan Kebinekaan


dalam Al-Qur’an
Muhammad Faiz in 
Kamis, 2 Juni 2022 | 10:53 WIB
Muhammad
Faizin

Khutbah Jumat ini mengingatkan seluruh elemen bangsa Indonesia untuk senantiasa
bersyukur kepada Allah swt karena telah dianugerahi kebinekaan yang bisa dibingkai
apik dengan rumusan ideologi dan dasar negara yakni Pancasila. Lima poin sila yang
ada di dalam Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam
bahkan kesemuanya selaras dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Kehadiran Pancasila merupakan
kado terindah yang diwariskan oleh para pendiri bangsa untuk merajut kebersamaan
dalam kebinekaan.
 
Baca juga: Koleksi Khutbah Jumat NU Online

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul " Khutbah Jumat: Pancasila dan Kebinekaan
dalam Al-Qur’an ". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print
berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga
bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

‫ َنِبِّيَنا‬،‫ َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى َأ ْشَرِف ْالَأ ْنِبَياِء َواْلُمْرَس ِلْيَن‬،‫ َو ِبِه َنْس َتِعْيُن َعَلى ُأ ُمْوِر الُّد ْنَيا َوالِّدْيِن‬،‫اْل َحْمُد ِلّٰله َرِّب اْلَعاَلِمْيَن‬

‫ َأ ْشَهُد َأ ْن َلا ِإ ٰلَه ِإ َّل ا اللُه‬،‫ُم َّمَح ٍد َص َّلى اللُه َعَلْيِه َوَس َّل َم َوَعَلى ٰاِلِه َوَأْص َحاِبِه َوالَّت اِبِعْيَن َوَمْن َتِبَعُهْم ِإِب ْح َساٍن ِإ لَى َيْوِم الِّدْيِن‬
‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الَّص اِدُق اْلَوْعِد ْالَأِمْيَن‬.‫َوْحَدُه َلا َشِر ْيَك َلُه اْلَمِلُك اْلَحُّق ْالُمِبْين‬ 

‫ ِاَّت ُقوا اللَه َح َّق ُتَقاِتِه َوَلا َتُم َّن‬.‫َأ َّم ا َبْعُد َفَياَأ ُّي َها اْل َحاِضُرْوَن‬
‫ َفَقاَل الل َتَعاَلى َواْعَتِص ُمْوا ِب َحْبِل الّٰلِه‬.‫ْوُت ِإ َّل ا َوَأ ْنُتْم ُمْس ِلُمْوَن‬
‫ُه‬

‫ۚا‬ ‫ۖا‬
‫َجِمْيًعا َّو َلا َتَفَّر ُقْوۖا َواْذُكُرْوا ِنْعَمَت الّٰلِه َعَلْيُكْم ِاْذ ُكْنُتْم َاْعَدۤا ًء َفَّلَاَف َبْيَن ُقُلْوِبُكْم َفَاْص َبْح ُتْم ِبِنْعَمِتٖٓه ِاْخ َواًنۚا َوُكْنُتْم َعٰلى َشَفا‬
‫َكٰذِلَك ُيَبِّيُن الّٰلُه َلُكْم ٰاٰيِتٖه َلَعَّل ُكْم َتْهَتُدْوَن‬  ‫ُحْف َرٍة ِّمَن الَّن اِر َفَاْنَقَذُكْم ِّمْنَهۗا‬ 
 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Menjadi insan yang bertakwa kepada Allah swt merupakan harapan dan keinginan
setiap individu umat Islam. Dengan ketakwaan, kita akan senantiasa terjaga dari segala
hal yang dilarang Allah dan memiliki tekad kuat untuk selalu menjalankan segala
perintah-Nya. Oleh karenanya pada kesempatan yang mulia ini, mari kita senantiasa
menguatkan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Takwa merupakan indikator
apakah kita akan dimuliakan oleh Allah atau tidak. Allah berfirman:

‫ِاَّن َاْكَرَمُكْم ِعْنَد الّٰلِه َاْتٰقىُكْم‬

Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa.” (QS Al Hujurat: 13).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Selain meningkatkan ketakwaan, kita juga diperintah untuk senantiasa mensyukuri


anugerah yang telah dilimpahkan dalam hidup kita. Alhamdulillah, kita hidup di
Indonesia. Sebuah negara sejuk dan indah yang berada di tengah garis Katulistiwa.
Sebuah negeri yang sangat kaya dengan beragam suku, bangsa, budaya, bahasa, dan
agama. Syukur yang mendalam juga harus kita panjatkan kepada Allah swt karena di
tengah keberagaman ini, kita juga masih bisa hidup damai, menjalankan segala aktivitas
kehidupan sehari-hari serta dapat berbaur dalam perbedaan-perbedaan yang ada. Ini
semua merupakan karunia yang luar bisa dan tak ternilai harganya serta patut kita
syukuri sehingga kita berharap Allah akan menambah lagi kenikmatan sebab kita
mensyukurinya.

Semua nikmat damai yang kita rasakan saat ini, tidak terlepas dari perjuangan para
pendiri bangsa yang telah meletakkan pondasi kuat untuk menjadi landasan Negara
kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, kita juga harus senantiasa bersyukur dan
berterimakasih kepada para pendahulu kita dengan berusaha sekuat kemampuan untuk
mempertahankan kemerdekaan dan perdamaian sehingga bisa terus terwujud di negara
ini. Ungkapan syukur kepada para pendiri bangsa ini selaras dengan hadits Rasulullah
yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi:

‫َوَمْن َلا َيْشُكُر الَّن اَس َلا َيْشُكُر اللَه‬


Artinya: “Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur
kepada Allah."

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Di antara kado istimewa yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa Indonesia
adalah hadirnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Dengan
ideologi yang menjadi dasar negara, Pancasila mampu menyatukan keragaman yang ada
dengan lima sila yang ada di dalamnya. Jika dipahami secara mendalam, kelima sila
yang ada dalam Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan prinsip dasar agama
Islam. Bahkan sila-sila yang ada dalam Pancasila selaras dengan firman-firman Allah
yang termaktub dalam Al-Qur’an.

Sila pertama yakni “Ketuhanan yang Maha Esa” selaras dengan firman Allah yang
menegaskan keesaanNya dan memuat kandungan ketauhidan atau At-Tauhid. Hal ini
selaras dengan Al-Qur’an Surat Al-Ikhlas ayat 1:

‫ُقْل ُهَو الّٰلُه َاَحٌۚد‬

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

Selanjutnya sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab” juga termaktub dalam Al-
Qur’an yang berisi kandungan kemanusiaan atau Al-Insaniyyah. Hal ini disebutkan
dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 135:

 
‫ٰٓي ُّيَا َها اَّلِذْيَن ٰاَمُنْوا ُكْوُنْوا َقَّو اِمْيَن ِباْلِقْسِط ُشَهَدۤا َء ِلّٰلِه َوَلْو َعٰٓلى َاْنُفِسُكْم َاِو اْلَواِلَدْيِن َواْلَاْقَرِبْيَۚن ِاْن َّي ُكْن َغِنًّي ا َاْو َفِقْيًرا‬
‫َفالّٰلُه َاْوٰلى ِبِهَمۗا َفَلا َّتَت ِبُعوا اْلَهٰٓو ى َاْن َتْعِدُلْوا َوِاْن َتْلٓٗو ا َاْو ُتْعِرُضْوا َفِاَّن الّٰلَه َكاَن ِبَما َتْعَمُلْوَن َخ ِبْيًرا‬ 

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.”

Kemudian sila ketiga “Persatuan Indonesia” adalah sila yang memuat prinsip-prinsip
integrasi dan persatuan atau Al-Wahdah. Allah pun telah menegaskan persatuan di
tengah perbedaan ini dalam Al-Qur’an yang termaktub dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
‫ٰٓي ُّيَا َها الَّن اُس َّنِا ا َخَلْقٰنُكْم ِّمْن َذَكٍر َّو ُاْنٰثى َوَجَعْلٰنُكْم ُشُعْوًبا َّو َقَبۤا ِٕى َل ِلَتَعاَرُفْوۚا ِاَّن َاْكَرَمُكْم ِعْنَد الّٰلِه َاْتٰقىُكْۗم ِاَّن الّٰلَه َعِلْيٌم‬
‫َخ ِبْيٌر‬

Artinya : “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

Adapun sila Keempat “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan” mengusung nilai-nilai kebersamaan dan musyawarah atau
Al-Ijma’. Terkait dengan permusyawaratan ini, banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-
Qur’an yang salah satunya adalah dalam Surat As-Syura ayat 38:

‫َواَّلِذْيَن اْس َتَجاُبْوا ِلَرِّبِهْم َوَاَقاُموا الَّص ٰلوَۖة َوَاْمُرُهْم ُشْوٰرى َبْيَنُهْۖم َو َّمِم ا َرَزْقٰنُهْم ُيْنِفُقْوَن‬

Artinya : “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan
melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada
mereka,”

Dan terakhir, sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” memuat misi
untuk mewujudkan keadilan atau Al-Adalah. Prinsip keadilan ini termaktub dalam surat
An-Nahl ayat 90:

‫ِاَّن الّٰلَه ْأَي ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلِاْح َساِن َوِاْيَتۤا ِئ ِذى اْلُقْرٰبى َوَيْنٰه ى َعِن اْلَفْح َشۤا ِء َواْلُمْنَكِر َواْلَبْغِي َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dari apa yang sudah dipaparkan ini, sudah semestinya kita semakin mencintai
Pancasila sebagai ideologi bangsa yang telah menyatukan keragaman yang ada di
Indonesia. Kita harus bersama-sama mempertahankan eksistensi Pancasila dari upaya-
upaya pihak yang ingin menggantinya dengan ideologi lain dan bisa mengancam
perdamaian dan kebinekaan Indonesia. Kita pun harus terus menanamkan dan
‫‪mewariskannya pada generasi penerus sehingga Indonesia akan senantiasa abadi.‬‬
‫‪Semoga Allah senantiasa melindungi Indonesia agar tetap damai dan selalu kompak‬‬
‫‪menjaga kebersamaan dalam kebinekaan. Amin.‬‬
‫‪ ‬‬
‫َباَرَك اللُه ِلْي َوَلُكْم ِفْي اْلُقْرَأ ِن اْل َكِرْيِم‪َ ،‬وَنَفَعِنْي ِإَو َّي اُكْم ِبَما ِفْيِه ِمَن اْلَأ َياِت َوالِّذْكِر اْل َحِكْيِم‪َ ،‬وَتَقَّب َل اللُه ِمِّنْي َوِمْنُكْم‬
‫ِتلَاَوَتُه ِإ َّن ُه ُهَو الَّس ِمْيُع اْلَعِلْيِم‪َ ،‬واْس َتْغِفُرْوُه ِإ َّن ُه ُهَو اْلَغُفْوُر الَّر ِحْيُم‬


‪Khutbah II‬‬
‫‪ ‬‬

‫َاْل َحْمُد ِلّٰلِه اَّلِذْي َأ ْنَعَمَنا ِبِنْعَمِة اْلِاْيَماِن َواْلِإ ْس َلاِم ‪َ .‬والَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعٰلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َخْيِر اْلَأ َناِم ‪َ .‬وَعٰلى ٰاِلِه َوَأْص َحاِبِه‪ ‬‬
‫اْلِكَراِم ‪َ .‬أ ْشَهُد َأ ْن َلا ِاٰلَه َّلِا ا اللُه اْلَمِلُك اْلُقُّد ْوُس الَّس َلاُم َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا َوَح ِبْيَبَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه َصاِحُب‬
‫الَّش َرِف َواْلِإ ْحِتَراِم َأ َّم ا َبْعُد‪َ .‬فَياَأ ُّي َها الَّن اُس ُأ ْوِص ْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه َفَقْد َفاَز اْلُمَّت ُقْوَن‪َ .‬فَقاَل اللُه َتَعاَلى‪ِ :‬اَّن اللَه َو‬
‫‪َ ‬مَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعَلى الَّن ِبِّي ٰيَأ ُّي َها اَّلِذْيَن ٰأَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َو َسِّلُمْوا َتْس ِلْيًما‬

‫لَاّٰلُهَّم َصِّل َوَسِّلْم َعٰلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َو َعٰلى ٰاِل َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك اَم َص َّل ْيَت َعٰلى َسِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم َوَباِرْك َعٰلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعٰلى‬

‫ٰاِل َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك اَم َباَرْك َت َعٰلى َسِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم َوَعٰلى ٰاِل َسِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم ْفي اْلَعاَلِمْيَن ِاَّن َك َحِمْيٌد َمِجْيٌد لَاّٰلُهَّم َواْرَض َعِن‬
‫‪ ‬اْل ُخَلَفاِء الَّر اِشِدْيَن‪َ .‬وَعْن َاْص َحاِب َنِبِّيَك َاْج َمِعْيَن‪َ .‬والَّت اِبِعْبَن َوَتاِبِع الَّت اِبِعْيَن َو َتاِبِعِهْم ِاٰلى َيْوِم الِّدْيِن‬

‫لَاّٰلُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت َواْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت ‪ .‬لَاّٰلُهَّم اْد َفْع َعَّن ا اْلَغَلاَء َواْلَوَباَء َوالَّط اُعْوَن َواْلَاْمَراَض َواْلِفَتَن َما‬
‫َلا َيْد َفُعُه َغْيُرَك َعْن َبَلِدَنا ٰهَذا ِاْنُدْوِنْيِس َّي ا َخاَّص ًة َوَعْن َساِئِر ِبَلاِد اْلُمْس ِلِمْيَن َعاَّم ًة َيا َرَّب اْلَعاَلِمْيَن‬

‫َرَّب َنا ٰاِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَسَنًة َو ِفي اْلٰاِخَرِة َحَسَنًة َو ِقَنا َعَذاَب الَّن اِر ِعَباَد اللِه ِاَّن اللَه ْأَي ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلِاْح َساِن َوَيْنَه ى َعِن‬
‫اْلَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر‪َ .‬يِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن‪َ .‬فاْذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم‪َ .‬و اْش ُكُرْوُه َعٰلى ِنَعِمِه َيِزْدُكْم‪َ .‬وَلِذْكُر اللِه َاْك َبُر‬
‫‪ ‬‬

‫‪H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung‬‬


‫‪ ‬‬

‫‪NU Online Super App | Aplikasi Keislaman Terlengkap‬‬


Baca Juga:

Khutbah Jumat: Tahun Politik, Jangan Sebar Caci Maki!

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan
layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAG S:
khutbah
khutbah jumat
Pancasila
Al-Quran

Anda mungkin juga menyukai