Anda di halaman 1dari 4

SOAL DISKUSI SESI 8 MKDU 4221 PAI

UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2020


 
1. Apa makna bahwa agama adalah fitrah dari Allah SWT ?
Jawab :
Allah SWT menurunkan agama islam dengan perantara nabi nabi dan rosulnya, fitrah
allah menurunkan agama bawasanya allah menciptakan manusia beserta akal dan
fikiran untuk menjalankan perintah perintahnya dan menjauhkan larangannya.

2. Apa hubungan agama dengan tanggung jawab manusia ?


Jawab :
Al-Quran, kitab suci yang sangat sempurna, telah memuat bagaimana Allah
Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan tentang proses penciptaan manusia dengan begitu
jelas, sejak dari bentuk nuthfah sampai menjadi manusia sempurna. Demikian agung
dan besar kekuasaan Allah, dan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan
kebenaran Al-Quran yang diturunkan 15 abad yang lalu tersebut.
a. Inilah beberapa ayat Al-Quran yang membahas tentang proses penciptaan
manusia:
Surah An-Nahl ayat 4
"Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah
yang nyata."
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari nuthfah yang
terkenal dalam dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon yang terdapat
pada dirinya dan ovum yang terdapat pada wanita.
b. Surah Al-Hajj ayat 5
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai
bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara
kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya."
Manusia diciptakan oleh Allah Swt,antara musayyar dan mukhayyar. Mukhayyar
adalah kebebasan manusia dalam memilih dan tidak ada kehendak Allah Swt di
dalamnya dialah yang menciptakan perbuatannya sendiri dan mengatur urusannya.
Hidup menurutnya berdasarkan sebab akibat. Musayyar adalah manusia yang
digerakkan dan dikendalikan seperti robot tidak ada kehendak dalam perbuatannya.
Dalam hal ini manusia seperti daun yang tertiup angin. Dalam konteks tauhid
permasalahan mukhayyar dan musayyar adalah sebuah permasalahan yang berkaitan
keimanan terhadap qadha dan qadar,karena ini menjadi sangat penting disaat
terjadinya perbedaan tentang hak pilih. Apakah manusia yang berbuat ataukah ada
campur tangan Allah dalam perlara tersebut.
3. Al-quran mengajarkan bahwa setiap muslim harus menjalin persudaraan, kepada
pihak siapa saja persaudaraan tersebut harus di jalin ? Jelaskan !
Jawab :
Karena, Islam adalah agama rahmatan Lil Al-Amin, bagi tiap-tiap muslim adalah
bersaudara, dan non muslim pun adalah seketurunan dari nabi Adam dan sebagai
mahluk Allah , maka sepantasnya ,sebagai sesama mahluk Allah menjalin hubungan.
Al-Qur'an telah menerangkan bahwa seluruh umat manusia adalah saudara, tanpa
pandang bulu. entah kaya, miskin, tampan, cantik, ataupun buruk rupa. Al-Qur'an
mengajarkan kita untuk menjalin persaudaraan. Yang artinya kita harus bisa hidup
rukun dan damai dengan manusia lainnya walaupun tidak ada hubungan darah
sekalipun. Dan tak lupa pula untuk saling tolong menolong sesama manusia.
Al-Quran menegaskan dalam surat Al-Hujuraat ayat 10 bahwa sesama mukmin adalah
bersaudara, ayat tersebut

َ‫ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬.

artinya, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu


damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat.”

4. Jelaskan bagaimana langkah kita untuk membangun persaudaraan dan toleransi di


antara Sesama muslim dan Non Muslim ?
Jawab :
Terdapat sebuah hadits dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ditanyakan kepada Rasulullah
SAW. “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: Al-
Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran).” Makna As-Samhah dalam konteks
ini mengandung afinitas linguistik dengan tasamuh atau samaha, sebuah terminologi
arab modern untuk merujuk pada toleransi. Hadits ini seringkali dipakai sebagai
rujukan islam untuk mendukung toleransi atas agama-agama lain. di mana beliau
diutus Allah SWT, untuk menyebarkan ajaran toleransi tersebut.
Selain itu, dalam kitab suci Umat Islam terdapat Quran Surat Al-Kafirun ayat 6, yang
berbunyi “Lakum diinukum wa liyadiin,” yang artinya adalah “Untukmu agamamu,
dan untukku agamaku.” Dalam surat ini sudah cukup untuk menunjukkan bagaimana
toleransi dalam beragama. Ini mencerminkan bagaimana untuk menghormati hak
berkeyakinan sesama manusia. Tidak memaksakan kehendak, pun tidak memkasakan
seseorang untuk memeluk suatu agama tertentu dan tidak mendeskreditkan agama
lainnya. 

1. Saling berkunjung di masyarakat


"(Toleransi beragama bisa muncul) ketika antar orang saling berkunjung," kata
Tung Desem di acara pre-launching karya terbarunya "Life Revolution".
"Bukan supaya kita mencari kelemahannya. Tapi untuk saling mempelajari apa
kelebihannya tanpa takut meninggalkan agamanya," tambahnya.
2. Saling berkunjung bagi para pemuka agama
Selain masyarakatnya yang harus sama-sama belajar untuk menghargai dan
menghormati ajaran agama lain, para pemuka agama juga harus bisa melakukan
hal tersebut.
"Antar pemimpin agama juga harus saling berkunjung," ujar motivator yang
bukunya pertamanya "Financial Revolution" tersebut mendapatkan rekor MURI.
3. Bertukar hal positif
Tentunya, dalam sebuah pertemuan antar agama yang dibicarakan adalah hal-hal
yang sifatnya positif.
"Sebagai praktisi sehari-hari, komunikasi antar agama bukan yang salah-salah tapi
(bicarakan) hal yang positif. Kenapa tidak?" kata Tung Desem.
4. Mengunjungi tempat-tempat nasional dan tempat ibadah
Hal ini agar masyarakat lebih mengenal sejarah perjuangan para pendiri bangsa
untuk mempertahankan negara dan keberagamannya. Masyarakat bisa belajar dari
tempat-tempat seperti Monumen Pancasila Sakti dan juga Monumen Nasional.

5. Bagaimana Al-quran menjelaskan tentang toleransi antar agama? Sertakan ayat Al-
quran yang berkaitan dengan hal tersebut !
Jawab :
a. Surah Al-Kafirun

‫ن َوالَ َأ ْنتُ ْم عَابِ ُدوْ نَ َما اَ ْعبُ ُد َوالَ َأنَا عَابِ ُد َما َعبَ ْدتُ ْم َوالَ َأ ْنتُ ْم عَابِ ُدوْ نَ َما‬mَ ْ‫قُلْ يَاَأيُّهَا ْال َكافِرُوْ نالَ اَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدو‬
‫اَ ْعبُ ُد لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َولِ َي ِد ْي ِن‬
Artinya: Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku. (Q.S. al-Kafirun: 1-6).
Ayat ini turun saat orang-orang kafir Quraisy mencari-cari cara untuk
menghentikan dakwah Rasulullah saw.. Setelah mereka gagal membujuk
Rasulullah saw. dengan tahta, wanita, dan harta, maka mereka pun sekarang
hendak membujuknya dengan berkompromi (bertoleransi) untuk saling
menyembah Tuhan satu dengan Tuhan yang lain. Artinya, kaum kafir Quraisy
hendak meminta Rasulullah untuk menyembah Tuhan mereka pada tahun
tertentu dan mereka akan menyembah Allah pada tahun lainnya (bergantian).
Maka ayat ini menjawab ajakan itu dengan menolaknya dengan tegas, bahwa
toleransi yang seperti ini tidaklah tepat.

b. Yunus 40-41

ۡ‫ َواِ ۡن َك َّذب ُۡوكَ فَقُلْ لِّ ۡى َع َملِ ۡى َولَـ ُكم‬. َ‫ك اَ ۡعلَ ُم بِ ۡال ُم ۡف ِس ِد ۡين‬ َ ُّ‫َو ِم ۡنهُمۡ َّم ۡن ي ُّۡؤ ِمنُ بِ ٖه َو ِم ۡنهُمۡ َّم ۡن اَّل ي ُۡؤ ِمنُ بِ ٖه‌ؕ َو َرب‬
ُ
َ‫ى ٌء ِّم َّما ت َۡع َمل ۡون‬ ٓ ۡ ‫َع َملُ ُك ۚمۡ‌ اَ ۡنـتُمۡ بَ ِر ۡ ٓيــ ُۡٔونَ ِم َّم ۤا اَ ۡع َم ُل َواَنَا بَ ِر‬
Artinya: Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al
Qur’an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman
kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat
kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: “Bagiku
pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang
Aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(Q.S. Yunus: 40-41)
c. Al Kahfi : 29

‫ق ِم ْن َربِّ ُك ْم ۖ فَ َم ْن َشا َء فَ ْليُْؤ ِم ْن َو َم ْن َشا َء فَ ْليَ ْكفُرْ ۚ ِإنَّا َأ ْعتَ ْدنَا لِلظَّالِ ِمينَ نَارًا َأ َحاطَ بِ ِه ْم س َُرا ِدقُهَا ۚ َوِإ ْن‬
ُّ ‫َوقُ ِل ْال َح‬
ً‫ت ُمرْ تَفَقا‬ْ ‫س ال َّش َرابُ َو َسا َء‬ ‫ْئ‬ ْ ْ ْ
َ ِ‫يَ ْستَ ِغيثُوا يُغَاثوا بِ َما ٍء َكال ُم ْه ِل يَش ِوي ال ُوجُوهَ ۚ ب‬
ُ

Artinya : Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka


barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang
ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-
orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka
meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi
yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Q.S. al-Kahfi: 29)
d. Surat Al-Baqarah 256
‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَى‬ ِ ‫ال ِإ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن قَ ْد تَبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي فَ َم ْن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
َ ‫ت َويُْؤ ِم ْن بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬
‫هَّللا‬
‫صا َم لهَا َو ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬ َ ْ
َ ِ‫ال انف‬
Artinya: “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam Sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa
yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya
ia telah berpegang kepada tali yang amat Kuat (Islam) yang tidak akan putus.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

e. Surat Yunus : 99

‫ين‬ َ َّ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِميعًا َأفََأ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬


mَ ِ‫اس َحتَّى يَ ُكونُوا ُمْؤ ِمن‬ َ ُّ‫َولَوْ َشا َء َرب‬
ِ ْ‫ك آل َمنَ َم ْن فِي األر‬

Artinya : Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang


yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa
manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya. (QS.
Yunus (10) : 99).

f. Hadis tentang toleransi       

ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأيُّ اَْأل ْديَا ِن َأ َحبُّ ِإلَى هَّللا ِ قَا َل ْال َحنِيفِيَّةُ ال َّس ْم َحة‬
َ ِ ‫ال قِي َل لِ َرسُو ِل هَّللا‬
َ َ‫س ق‬
ٍ ‫ َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬.

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama


manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-
Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)”

َ ِ ‫َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬.


َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل َر ِح َم هَّللا ُ َر ُجاًل َس ْمحًا ِإ َذا بَا َع َوِإ َذا ا ْشت ََرى َوِإ َذا ا ْقت‬
‫َضى‬

Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Allah merahmati orang yang


memudahkan ketika menjual dan ketika membeli, dan ketika memutuskan
perkara”

Anda mungkin juga menyukai