Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Islam telah di gambarkan proses kejadian manusia yang sejalan dengan hasil
penelitian di bidang ilmu pengetahuan modern. Menurut asal kejadiannya manusia itu adalah
bersaudara. Semua manusia terdiri dan unsur jasmasni dan rohani. Jasmani adalah unsur yang
dapat dilihat dan disentuh oleh panca Indera, sedangkan rohani merupakan unsur yang tidak
dilihat dan disentuh panca indera. Jamani adalah bagian manusia yang melakukan gerakan
fisik seperti : bernafas, makan, minum, berjalan dll. Sedangkan rohani melakukan aktifitas
berfikir, yang mendorong manusia membedakan yang baik dan yang buruk. dalam
kenyataannya terjadi perbedaan dalam taraf kehidupannya. hal ini disebabkan ada perbedaan
dalam kekuatan fisik, kecerdasan, akal, pendidikan, dan juga usahanya. Namun demikian
perbedaan yang ada menjadikan mereka itu saling membantu, tolong menolong dalam hal
kebaikan. Kebutuhan Hidup manusia secara umum terbagi dua, ada yang bersifat bersifat
materiil seperti sandang, pangan, dan papan; dan ada pula yang bersifat nonmateriil seperti
pendidikan, kesehatan, keamanan, kenyamanan, hiburan, dan kebersamaan yang
membutuhkan antara satu dan yang lainnya.

Dalam Al-Qur’an manusia menempati kedudukan yang istimewa dalam alam semesta ini
untuk menguasainya atau mengusahakan kebutuhannya, manusia dianugrahi oleh Allah
Kesempurnaan sebagai khalifah dimuka bumi. Dengan itu manusia dapat melaksanakan
fungsinya sebagai khalifah di muka bumi dan beribadah kepada Allah SWT. Karena
kebutuhan hidup itu harus diusahakan, maka berbagai sarana dan prasarana yang mengacu
kepada terpenuhinya kebutuhah itu harus diusahakan pula, seperti pendidikan, gedung
sekolah, untuk, makanan adalah pabrik makanan, dan sebagainya Manusia.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia tidak mungkin dapat melepaskan
hubungannya dengan sesama manusia. Sebagai contoh manusia dalam memenuhi kebutuhan
sandang dan pangan, kita memerlukan orang lain yang menyiapkan makanan dan pakaian itu
untuk kita dengan cara menukar (barter) membeli dan sebagainya. mungkin dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan, kita memerlukan orang yang lebih ahli untuk mengajar kita, karena
tidak mungkin suatu keahlian datang dengan sendirinya tanpa kita belajar dari orang lain.
Manusia sebagai makhluk Zone Politicon tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain
hubungan ini akan selalu saling terkait tidak mungkin dapat dipisahkan dari berbagai
kebutuhan hidup manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana berbuat baik terhadap sesama manusia dan orang tua menurut al-quran.

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana cara berbuat baik kepada sesama manusia dan orang
tua menurut al-quran agar mampu menerapkannya dalam kehidupan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BERBUAT BAIK MENURUT ISLAM

Sering mendenga kata "baik", "orang baik", "berbuat baik", atau "kebaikan". Apa makna,
arti, definisi, maksud, atau pengertian kebaikan yang sebenarnya dalam Islam?

Secara bahasa (Indonesia), menurut KBBI, baik artinya elok; patut; teratur (apik, rapi, tidak
ada celanya, dsb): mujur; beruntung; berguna; manjur; sembuh; pulih; selamat (tidak kurang
suatu apa). Kebaikan artinya sifat baik; perbuatan baik, kegunaan; dan sifat manusia yang
dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku.

Bagaimana kebaikan menurut Islam? Rasulullah Saw sebuah haditnya menegaskan:


“Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa saja yang meragukan jiwamu
dan kamu tidak suka memperlihatkannya pada orang lain.” (HR. Muslim)

“Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan
jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski
banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (HR. Ahmad, Thabrani,
dan Al Baihaqi).

B. Kebaikan menurut Al-Quran

Dalam salah satu ayat Al-Quran, kebaikan disebut "Al-Biru". Ulama mengartikannya sebagai
"kebaikan yang banyak".

Allah SWT merinci apa saja yang disebut kebaikan dalam firman-Nya:

‫ب َوال َّنبِيِينَ َوآتَى‬ ِ ‫اَّلل َو ْاليَ ْو ِم ْاْلخِ ِر َو ْال َم ََلئِ َك ِة َو ْال ِكتَا‬
ِ َّ ِ‫ب َولَك َِّن ْالبِ َّر َم ْن آ َمنَ ب‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬ ِ ‫ْس ْالبِ َّر أ َ ْن ت ُ َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬
َ ‫لَي‬
َ‫الزكَاةَ َو ْال ُموفُون‬ َّ ‫ص ََلة َ َوآتَى‬ َّ ‫ام ال‬ َ َ‫ب َوأ َق‬
ِ ‫الرقَا‬
ِ ‫سبِي ِل َوالسَّائِلِينَ َوفِي‬ َّ ‫ساكِينَ َوابْنَ ال‬ َ ‫علَى ُحبِ ِه ذَ ِوي ْالقُ ْربَى َو ْاليَت َا َمى َو ْال َم‬ َ ‫ْال َما َل‬
َ‫صدَقُوا َوأُولَئِكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُون‬ َ َ‫ساءِ َوالض ََّّراءِ َوحِ ينَ ْالبَأْ ِس أُولَئِكَ الَّذِين‬ َ ْ ‫صابِ ِرينَ فِي ْالبَأ‬ َّ ‫عا َهدُوا َوال‬ َ ‫بِعَ ْه ِد ِه ْم إِذَا‬

"Kebaikan itu bukanlah dengan menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang

3
meminta-minta; (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. 2:177).

Dari ayat di atas, yang dimaksud perbuatan baik atau kebaikan dalam Islam antara lain:

Suka Infak, Dermawan. Memberikan harta yang dicintainya kepaDemikian makna, arti,
definisi, maksud, dan pengertian kebaikan dalam Islam yang mencakup dimensi ibadah dan
kepedulian sosial atau hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minan naas
(hubungan dengan sesama manusia). Semoga kita mampu melaksanakan kebaikan itu. Amin!
Wallahu a'lam bish-showabi. (www.risalahislam.com).* kerabatnya, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
(memerdekakan) hamba sahaya.

Taat Ibadah. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

Menepati Janji. Menepati janjinya apabila ia berjanji

Sabar. Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan.

Menurut riwayat Ar-Rabi' dan Qatadah, sebab turun (asbabun nuzul) ayat ini yaitu ketika
umat Yahudi sembahyang menghadap ke arah Barat, sedang umat Nasrani menghadap ke
arah Timur. Masing-masing pemeluk agama mengklaim bahwa hanya agama yang dianutnya
paling benar dalam berbakti dan berbuat kebajikan. Sedangkan di luar agamanya dianggap
salah dalam berbakti dan berbuat kebajikan, sehingga turunlah ayat ini untuk membantah
pendapat dan persangkaan mereka.

Dalam Al-Quran dan Tafsirnya dari Universitas Islam Indonesia (1991) dijelaskan, ayat ini
bukan saja ditujukan kepada umat Yahudi dan Nasrani, tetapi mencakup semua umat yang
menganut agama samawi (agama yang turun dari langit) termasuk umat Islam.

Allah SWT menjelaskan kepada semua umat manusia, bahwa kebaktian bukanlah sekedar
menghadapkan muka kepada suatu arah tertentu (baik arah ke Timur atau ke Barat). Tetapi
hakikat kebaktian adalah beriman kepada Allah dengan sesungguhnya, iman yang
bersemayam di lubuk hati yang dapat menentramkan jiwa, yang dapat menunjukkan
kebenaran dan mencegah diri dari segala macam dorongan hawa nafsu dan kejahatan.
Beriman pada hari akhirat sebagai tujuan terakhir dari kehidupan dunia yang serba kurang
dan fana ini. Beriman kepada malaikat yang di antara tugasnya menjadi perantara dan
pembaca wahyu dari Allah kepada para Nabi dan

4
Rasul. Beriman kepada semua kitab-kitab (Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Quran) yang
diturunkan Allah. Beriman kepada semua nabi tanpa membedakan antara seorang nabi
dengan nabi yang lain.

Implementasi kebaikan dalam konteks ayat di atas antara lain:

Memberikan harta yang dicintai kepada karib kerabat yang membutuhkannya.

Mendirikan salat, artinya melaksanakan pada waktunya dengan khusyu' sesuai rukun-rukun
salat dan syarat-syarat salat.

Menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya berdasarkan QS. 9: 60. Dalam Al-
Quran, antara salat dan zakat terjalin hubungan sangat erat dalam melaksanakan kebaktian
dan kebajikan. Apabila disebutkan perintah "mendirikan salat", maka selalu diiringi dengan
perintah "menunaikan zakat". Sebab salat yang didahului dengan bersuci merupakan
pembersih jasmani dan rohani, sedang zakat pembersih harta yang kita peroleh. Dengan
demikian, kebaktian dan kebajikan itu tidak cukup dengan jasmani dan rohani saja, tetapi
harus disertai dengan harta yang kita cintai.

Menepati janji bagi mereka yang telah mengadakan perjanjian, baik janji kepada Allah SWT
(seperti sumpah dan nazar) maupun janji kepada manusia.

C. BERBUAT BAIK KEPADA MANUSIA DAN ORANGTUA

Berbuat baik kepada seseorang itu hukumnya wajib. Terlebih kepada sesama muslim
haruslah berbuat dan menyebarkan kebaikan, Karena ketika kita berbuat baik kepada
sesorang maka kebaikan itu akan berbalik kepada kita sendiri.

Hukum Berbuat Baik pada Sesama Manusia menurut Islam

Oleh karena itu berbuat baiklah kepada semua orang meskipun orang itu pernah berbuat jahat
kepada kalian.

ُ ‫سأْت ُ ْم فَلَ َها ۚ فَإِذَا َجا َء َو ْعدُ ْاْلخِ َر ِة ِل َي‬


‫سو ُءوا ُو ُجو َه ُك ْم َو ِل َيدْ ُخلُوا ْال َمس ِْجدَ َك َما دَ َخلُوهُ أَ َّو َل َم َّر ٍة‬ َ َ ‫سنت ُ ْم ِِلَنفُ ِس ُك ْم ۖ َو ِإ ْن أ‬
َ ‫سنت ُ ْم أ َ ْح‬
َ ‫ِإ ْن أ َ ْح‬
ً ‫علَ ْوا تَتْ ِب‬
‫يرا‬ َ ‫َو ِليُت َِب ُروا َما‬

Artinya : "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat
hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk
menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-
musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa
saja yang mereka kuasai," Qs. Al-Isra : 7.

5
Seperti yang ada dalam ayat Al-Quran surah Al-Isra ayat 7 ini, janganlah kalian berbuat jahat
karena jika kalian berbuat jahat maka kejahatan itu buat diri kalian sendiri.

Banyaklah berbuat baik kepada sesama dan saling menghargai sesama manusia, Karena
semua yang telah kita lakukan akan kembali lagi kepada diri kita sendiri.

Orang baik akan didekatkan pula dengan orang-orang yang baik pula, maka dari itu janganlah
takut untuk menyebar kebaikan.Jika kalian membantu dan berbuat baik kepada sesama
manusia, maka Allah SWT akan membantu dan berbuat baik pula kepada kalian dan tolong
menolonglah dalam kebaikan.

Kita dapat melihat bahwa tolong-menolong perlu dilakukan tidak hanya terbatas di antara
sesama orang Islam saja, melainkan juga dengan sesama manusia pada umumnya. Sebagai
manusia, kita banyak memiliki kelemahan di samping keistimewaan . Sebagai contoh ketika
sakit, kita memerlukan pertolongan dokter yang membantu mengobatinya. Demikian pula
ketika kita hendak menuju ke suatu tempat yang jauh kita memerlukan peralatan transportasi,
demikian seterusnya.

Tolong-menolong tersebut terbatas kepada hal-hal yang bersifat positif saja, tidak pada yang
negatif. Misalnya kita tidak boleh menolong si penjahat untuk memudahkan ia melakukan
kejahatannya. Demikian pula kita tidak boleh menolong orang lain menunjukkan tempat yang
di dalamnya terdapat kemaksiatan. Karena menolong yang demikian sama artinya dengan
kita menjerumuskan orang lain, bahkan menjerumuskan diri sendiri.

Tolong-menolong akan lebih diperlukan lagi dalam hidup bertetangga, baik tetangga di
tempat kita tinggal, di kantor, di tempat bermain, dan sebagainya. Dalam hidup bertetangga
misalnya kita memerlukan pertolongan orang lain ketika di rumah kita terdapat musibah
kebakaran, kematian dan sebagainya. Alangkah sedihnya manakala kita mendapat musibah
sementâra tetangga kita malah menertawakannya atau malah sengaja menambah beban. Ini
semua memerlukan pertolongan orang lain. Pertolongan itu baru akan tercipta manakala kita
juga mau menolong orang lain. Karena itu kita tidak hanya mengharapkan pertolongan orang
lain saja, melainkan kita juga harus mau menolongnya. Untuk itu, maka perlu saling
menolong. Dengan cara seperti itu, maka berbagai kesulitan yang dialami oleh sesama
manusia akan dapat diatasi.

Dan berlaku hormatlah kepada sesama manusia, seperti hormat pada guru karena dialah yang
mengajar seseorang membaca, menulis, memberikan ilmu pengetahuan, mendidik jiwa,
melatih otak, menunjuki kepada kebaikan dan kebahagiaan. Adapun hormat kepada kedua
orang tua, karena keduanya memelihara jasad seseorang, merawat badan, memberi makan,
membiayai pendidikan, memberikan tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lainnya. Sedangkan
hormat kepada sahabat atau teman, karena teman tempat seseorang mengadukan masalahnya,
dimintai pendapatnya, meminta pengakuannya, dan menolongnya di kala dalam kesusahan.
Demikian pula hormat kepada tetangga karena tetanggalah orang yang terdekat dengan kita di
mana kita berada. Tetanggalah yang pertama kali memberikan pertolongan terhadap kesulitan
yang kita jumpai. Seseorang juga harus hormat kepada tanah airnya, karena tanah airnya
itulah yang memberikan kepadanya tempat untuk tumbuh dan berkembang. Demikian pula

6
hormat kepada bangsa, karena bangsa itulah yang telah ikut memberikan pengorbanan bagi
keselamatannya. Seseorang hormat kepada agamanya karena agama itulah yang telah
menunjukkan kcpadanya tentang cara hidup yang baik dan bermoral guna mencapai tujuan
hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Inilah makna atau arti hidup yang hakiki, yaitu hidup
dalam suasana saling menghormati dengan sesamanya dan dengan berbagai unsur lainnya
yang telah ikut serta memberikan bantuan terhadap pencapaian kebutuhan hidupnya dalam
arti yang seluas-luasnya. Tanpa mengembangkan sikap saling menghormati, maka yang
terjadi adalah ketegangan-ketegangan dan konflik yang dapat membahayakan dirinya
masing-masing.

Allah SWT juga menempatkan kalimat kedua orang tua (walidain) setelah kata perintah
keesaan kepada Allah, seperti Quran surat Luqman ayat 14

ِ ‫ي ْال َم‬
: ‫صيْر‬ َّ َ‫عا َمي ِْن ا َ ِن ا ْشك ْر ِل ْي َول َِوا ِلدَيْكَ اِل‬ َ ِ‫ع ٰلى َو ْهن َّوف‬
َ ‫صاله فِ ْي‬ َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْه ا ُّمه َو ْهنًا‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْل ْن‬ َّ ‫َو َو‬

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang
tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu.

Lalu, bagaimana cara berbakti kepada orang tua?

Dalam Quran Surat An Nisa ayat 36, Allah SWT berfirman tentang cara berbakti kepada
orang tua

ِ ‫ار ْالجن‬
‫ب‬ ِ ‫ار ذِى ْالق ْر ٰبى َو ْال َج‬
ِ ‫سانًا َّو ِبذِى ْالق ْر ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َو ْال َج‬ َ ‫شيْـًٔا َّو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن اِ ْح‬
َ ‫ّللا َو َْل ت ْش ِرك ْوا ِبه‬
َ ٰ ‫َواعْبدوا‬
‫ّللا َْل يحِ بُّ َم ْن َكانَ م ْخت ًَاْل فَخ ْو ًرا‬
َ ٰ ‫َت اَ ْي َمانك ْم ا َِّن‬ ْ ‫س ِب ْي ِل َو َما َملَك‬ ْۢ ْ
ِ ‫ب ِبال َج ْن‬
َّ ‫ب َواب ِْن ال‬ ِ ِ‫َوالصَّاح‬

Artinya: Dan sembah lah Allah dan jangan lah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri.

Cara berbakti kepada orang tua lainnya dengan bertutur kata sopan. Seorang anak harus
memberikan manfaat kepada orang tuanya bila mana ditakdirkan menjumpai orang tua dalam
keadaan tua renta, pikun, atau daya kecerdasan otaknya menurun.

Dalam Quran surat Al Isra ayat 23, Allah SWT berfirman mengenai larangan anak berkata
kasar, melainkan harus bertutur kata mulia kepada orang tua.

‫ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر اَ َحده َمآ ا َ ْو ك ِٰله َما فَ َل ت َق ْل لَّه َمآ اف َّو َْل ت َ ْن َه ْره َما َوق ْل لَّه َما قَ ْو ًْل ك َِر ْي ًما‬

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau

7
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Terakhir, cara berbakti kepada orang tua dengan mendoakan kebaikan-kebaikan yang
melimpah. Pasalnya, hal itu akan bermanfaat kepada orang tua kelak setelah meninggal
dunia.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Nabi Muhammad bersabda bahwa ada tiga amal yang tak
akan terputus setelah meninggal, yakni sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih
yang mendoakannya.

D. CONTOH BERBUAT BAIK KEPADA MANUSIA DAN KEPADA ORANG TUA

Contoh sederhana berbuat baik kepada sesama:

1.menolong sesama tanpa menggharapkan imbalan

2. selalu menerima pendapat sesama

3.menjaga kedaulatan

4.selalu berperilaku sopan dan jujur

5.membantu kegiatan bersama

Berikut ini setidaknya ada 10 cara yang cukup sederhana yang dapat kita lakukan untuk
berbakti atau memuliakan orang tua, termasuk kepada orang tua yang telah tiada.

1. Lemah Lembut Dalam Bertutur Kata Kepada Orang Tua

Jagalah setiap tutur kata kita sebagai anak agar senantiasa lemah lembut tatkala berbicara
kepada orang tua. Jauhi ucapan-ucapan bernada tinggi, apalagi kata-kata kasar. Kepada
pimpinan atau bos kita saja kita bisa berusaha santun (meskipun terkadang hanya basa-basi),
seharusnya kita pun bisa bertutur lemah lembut kepada orang tua. Kadang kita temui anak
yang berkata kepada orang tuanya dengan cara berteriak-teriak.

2. Membantu Berbagai Pekerjaan Rumah

Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua,
terutamanya Ibu yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab
sebagai orang tua, perkara-perkara rutinitas dalam keseharian itu tidak menjadikan mereka
berkeluh kesah. Maka tidak ada salahnya bagi kita untuk membantu meringankan beban
orang tua tersebut, seperti halnya membantu mencuci piring, menyapu halaman, mengepel
lantai, membersihkan rumah dan semisalnya. Meskipun mungkin kita tidak setiap hari
membantu dalam meringankan pekerjaan-pekerjaan tersebut, tapi niscaya itu akan membuat
orang tua merasa bahagia.

8
3. Ringan Tangan Menjalankan Perintah Orang Tua

Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita
jalankan, maka janganlah menolak atau menunda-nunda jika memang kita tidak memiliki
udzur dalam perkara tersebut. Orang tua ‘melayani’ kita sejak kita lahir, sejak masih bayi
hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sungguh tidak pantas ketika tiba
saatnya orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara yang sanggup kita
kerjakan, namun kita mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah tersebut.

4. Senantiasa Bersikap Sopan dan Santun

Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai
dengan sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika
pulang, tidak sekedar seperti orang masuk pasar. Terlebih lagi kita harus menjauhi sikap
kurang ajar kepada orang tua.

5. Bersikap Sabar dan Menahan Marah

Sering kali kita mendengar ucapan dari sekian banyak orang terkait orang tua yang semakin
bertambah usia mereka, maka akan semakin ‘rewel’ sikap mereka, seperti anak kecil lagi.
Terkadang dipicu oleh kondisi kesehatan yang sudah tidak prima lagi, terkadang orang tua
semakin usianya renta mereka jadi lebih sensitif dan mudah marah. Dalam keadaan seperti ini
kita harus berusaha untuk menahan diri dengan bersabar. Bahwasanya surga itu adalah
tempat yang salah satu ciri-ciri penghuninya adalah mereka yang dapat menahan
marah.Bayangkan bagaimana kesabaran orang tua mengasuh kita sejak kecil hingga dewasa,
sabar menghadapi kebandelan kita, sabar menasehati kita, dll.

6. Memberi Hadiah Kepada Orang Tua

Memberi hadiah tidak hanya khusus dituntunkan kepada pasangan suami-istri ataupun dari
orang tua kepada anak. Namun anak pun dapat memberikan suatu hadiah kepada orang
tuanya. Hadiah tidak haruslah yang mahal, namun yang penting dapat menyenangkan orang
tua kita. Semisal untuk Ibu kita beri hadiah berupa jilbab yg syar’i, atau kepada bapak kita
hadiahkan sebuah sarung yang bagus, semisal tatkala Alloh ‘Azza wa Jalla memberi kita
kemudahan dalam hal rezeki yang berlebih. Betapa orang tua akan merasa dimuliakan anak.

7. Tidak Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua

Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan dan
kerja keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan hal yang
semisalnya yang notabene perjuangan tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih
baik. Semisal bentuk tidak menghargai perjuangan dan kerja keras orang tua adalah: bolos
sekolah, menghambur-hamburkan uang pemberian orang tua, malas belajar, dan sikap negatif
lainnya yang dilakukan seorang anak.

8. Merawat Mereka Saat Usia Semakin Renta

9
Saat kita masih kecil hingga kita dewasa orang tua merawat kita dengan penuh kesabaran dan
ketelatenan. Saat kita sakit sejak kita bayi hingga dewasa, orang tua menjaga kita siang dan
malam. Ingatlah bagaimana Ibu kita memandikan kita, menyuapi kita dengan telaten,
memakaikan baju setiap hari, mengajari kita hal-hal yang baik, mengganti popok kita, dll.
Sekarang banyak kita temui, anak-anak yang menaruh orang tuanya di panti jompo
dikarenakan mereka lebih memilih menghabiskan semua waktu untuk mengejar nafsu
duniawi. Sungguh kebanyakan orang tua akan nelangsa dengan perlakuan seperti ini.

9. Doa Anak Yang Shalih Untuk Orang Tua Yang Telah Meninggal

Bagi Kaum Muslimin yang mana kedua orang tua atau salah satunya telah tiada, bahwasanya
doa dari anak yang sholeh begitu luar biasa memberi manfaat bagi orang tua yang telah
meninggal. Telah banyak hadits yang menerangkan tentang bagaimana kebaikan yang akan
didapatkan orang tua di kehidupan setelah mati tatkala memiliki anak-anak yang sholeh yang
mau mendoakan mereka. Dan shaleh ataupun shalehah itu harus diperjuangkan dengan cara
taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti tuntunan Rasul-Nya, Nabi Muhammad
shalallahu ‘alaihi wasallam. Sebaliknya anak-anak yang tidak mau taat kepada perintah Alloh
dan sebaliknya gemar berbuat dosa akibat meninggalkan shalat, berbuat maksiat, tidak mau
belajar ilmu agama dan hal-hal yg dibenci Alloh serta RasulNya.. maka sang anak hanya akan
memberikan beban berat yang harus dipertanggung jawabkan orang tuanya di yaumul akhirat.

10. Menjaga Silahturahmi Dengan Kerabat ataupun Teman Orang Tua

Termasuk juga dalam ini adalah menyambung hubungan dengan teman atau sahabat dari
orang tua kita yang telah tiada. Dalam syariat Islam bahwasanya dituntunkan untuk kita
senantiasa menyambung tali silahturahmi dengan keluarga-keluarga dari orang tua kita yang
telah tiada sebagai bentuk bakti kita kepada orang tua. Kita usahakan meluangkan waktu
untuk berkunjung ke rumah paman, tante dan semisalnya.

Hadits Shahih :

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Celaka, sekali
lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia
lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga.”

[Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]

Penjelasan ringkas dari hadits di atas: Bahwasanya kedua orang tua itu adalah ‘ladang pahala’
untuk kita menggapai surga Alloh ‘Azza wa Jalla. Terdapat kemuliaan tatkala seorang anak
ikhlas dan sadar dalam memuliakan serta berbakti kepada kedua orang tuanya dalam perkara-
perkara yang ma’ruf (perkara yang baik dan tidak melanggar syariat). Dan sungguh celaka
dan merugi bagi seorang anak yang tatkala kedua orang tua atau salah satunya masih hidup
lantas ia enggan merawatnya, enggan berbakti kepada mereka terlebih tatkala orang tua sudah
renta, bahkan sampai membiarkan orang tua terlantar tanpa perhatian dan kasih sayang dari
anak-anaknya. Demi mengejar karir, demi membahagiakan istri atau suami, sering kali

10
akhirnya orang tua dilupakan dan dikesampingkan. Tanpa disadari mereka mendekatkan diri
dengan api neraka dan azab-Nya.

E. MANFAAT BERBUAT BAIK

Ialah kebaikan, Dia bukan hanya membuat baik orang yang diberi kebaikan. Tetapi juga pada
diri yang memberi kebaikan. Sungguh banyak manfaat yang didapat pada diri, jika kita terus
berbuat kebaikan. Maka, perbanyaklah berbuat kebaikan mulai dari sekarang.

Dengan berbuat kebaikan, cahaya pada wajah, Allah munculkan. Membuat teduh bagi setiap
orang yang memandang. Maka utamakanlah berwajah teduh lagi menenangkan daripada yang
cantik rupawan. Karena cantik belum tentu meneduhkan. Tetapi kebaikanlah sudah pasti
membuat tenang bagi orang yang memandang.

Dengan berbuat kebaikan, sinar pada hati, Allah datangkan. Senantiasa hati menjadi tentram
dan mendamaikan. Tidak lagi diliput kerisauan. Menjalani hidup menjadi lebih mudah dan
tenang.

Dengan berbuat kebaikan, rezeki, Allah lapangkan. Bukan hanya berupa harta rezeki itu
berada. Namun, juga berada pada sehatnya tubuh dan kebahagiaan di sekeliling kita. Maka,
jika ingin rezeki lapang, banyak-banyaklah berbuat kebaikan.

Dengan berbuat kebaikan, Allah tanamkan kecintaan di hati banyak orang. Karena hanya
dengan berada di dekat orang yang berbuat kebaikan, orang merasa aman dan nyaman.
Karena dengan berkumpul dengan sesama yang berbuat kebaikan, orang ikut menjadi baik
dan menularkan kebaikan. Karena cinta berawal dari kebaikan sehingga timbullah kecintaan
di hati banyak orang.

“Sesungguhnya pada kebaikan itu ada cahaya pada wajah, sinar pada hati, dan kelapangan
pada rezeki, serta kecintaan di hati banyak orang.” – Abdullah bin Abbas.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masih terlalu banyak hal-hal yang belum terpenuhi dari kebutuhan manusia di muka bumi ini
sebagai mana sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja kerasnya, hal
ini adalah salah satu Qodrat manusia yang diciptakan untuk tidak saling melepaskan antara
satu dengan yang lainnya, keterkaitan ini adalah merupakan simbol bahwa manusia itu
diciptakan agar saling mengenal, menyanyangi, mengayomi, memberikan bantuan kepada
yang membutuhkan. Sebagai makhluk yang paling sempurna yang dilengkapi akal dan fikiran
maka sangat wajar jika manusia juga memikirkan sesama dan alam sekitarnya. Untuk
kelangsungan hidup yang lebih mapan tanpa harus saling menjatuhkan dan menindas kaum
yang lemah.

B. Kritik dan saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekeliruan didalamnya serta tidak terstrukturnya pola pembahasan yang kami
paparkan. Satu hal yang kami pahami bahwa tiada manusia yang sempurna tanpa kesalahan
dengan segala yang dimilikinya. Oleh karena itu demi kesempurnaan isi makalah ini, dengan
segala kerendahan hati kami memerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun,
berpijak dari itu makalah yang sederhana ini dapat menambah wawasan keilmuan terutama
generasi Islam di masa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pikiran-rakyat.com/khazanah-islam/pr-01336457/hukum-berbuat-baik-pada-sesama-
manusia-menurut-islam

https://riaupagi.com/news/islam-ajarkan-berbuat-baik-kepada-sesama-manusia-202011032420/

https://m.ayocirebon.com/read/2020/05/06/5343/perintah-allah-berbuat-baik-kepada-orang-tua-
berikut-jadwal-imsak-dan-salat-untuk-cirebon-7-mei-2020

https://republika.co.id/berita/mk9j74/keutamaan-berbuat-baik-kepada-orang-tua

https://brainly.co.id/tugas/30581203

https://12056fis.wordpress.com/2013/06/05/10-cara-sederhana-berbakti-dan-memuliakan-orang-tua/

https://www.islampos.com/manfaat-kebaikan-65207/

13

Anda mungkin juga menyukai