2. Hadis: Catatan tentang perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad. Hadis
merupakan sumber penting untuk memahami praktik keagamaan dan hukum Islam.
3. Ijma’: Kesepakatan bersama umat Islam atau para ulama tentang suatu masalah hukum
atau praktek keagamaan.
4. Qiyas: Analogi atau deduksi berdasarkan hukum-hukum yang ada untu memahami dan
mengatasi masalah baru.
2. Aqidah Islam
Akidah atau Aqidah (bahasa Arab: العقيدة, translit. al-‘aqīdah) adalah intisari atau pokok dalam
agama Islam, yang mana intinya adalah menegaskan bahwa Allah satu-satunya tuhan dan
satu-satunya yang berhak disembah atau diibadahi, menegaskan bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah yang harus diteladani oleh seorang muslim, serta mengetahui, meyakini,
dan mengamalkan rukun Islam dan rukun Iman.
Istilah “Aqidah” atau sering dieja “akidah” berasal dari kata bahasa Arab: al-‘aqdu ( )اْلَع ْق ُدyang
berarti “ikatan”, at-tautsiiqu ( )الَّت ْو ِثْي ُقyang berarti “kepercayaan atau keyakinan yang kuat”, al-
ihkaamu ( )ْاِإلْح َك اُمyang artinya “mengokohkan” atau “menetapkan”, dan ar-rabthu biquw-wah
( )الَّر ْب ُط ِبُقَّو ٍةyang berarti “mengikat dengan kuat”.
3. Syariah Ibadah
Syariah ibadah merujuk pada aturan-aturan dan tata cara yang diatur dalam agama Islam
mengenai pelaksanaan ibadah. Ini termasuk tata cara shalat, puasa, zakat, haji, dan segala
bentuk ibadah lainnya yang diatur berdasarkan ajaran Islam.
4. Munakahat
Munakahat adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada pernikahan dan segala hal
terkait dengan hubungan pernikahan, seperti proses pernikahan itu sendiri, hak dan
kewajiban suami istri, serta aspek-aspek lain yang terkait dengan kehidupan berumah
tangga. Ini termasuk hukum-hukum tentang proses pernikahan, hak-hak suami istri,
kewajiban dalam rumah tangga, serta aturan-aturan terkait dengan perceraian dan masalah
keluarga lainnya.
5. Akhlak
Akhlak merujuk pada perilaku, karakter, dan sikap seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Islam, akhlak sangat penting dan ditekankan sebagai bagian integral dari kehidupan
beragama. Ini mencakup berbagai nilai moral seperti kejujuran, kesabaran, keadilan,
kebaikan, dan empati. Akhlak yang baik dianggap sebagai fondasi yang penting dalam
menjalani kehidupan yang bermakna dan harmonis, baik dalam hubungan dengan Allah
maupun dengan sesama manusia.
6. Takwa
Takwa adalah konsep penting dalam Islam yang merujuk pada kesadaran dan ketakutan yang
berasal dari iman kepada Allah. Ini mencakup tindakan untuk menjauhi dosa dan melakukan
kebaikan, serta memiliki kesadaran yang kuat akan akibat dari perbuatan kita di hadapan
Allah. Takwa juga melibatkan kepatuhan terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya. Dengan memiliki takwa, seseorang diharapkan dapat mencapai keberhasilan dalam
kehidupan dunia dan akhirat.
Sementara itu, kerukunan antar umat agama merujuk pada hubungan yang damai, saling
menghormati, dan toleran antara individu atau kelompok yang mewakili berbagai agama
atau kepercayaan. Ini melibatkan sikap saling menghargai, memahami, dan mendukung
kebebasan beragama serta menghormati perbedaan keyakinan antara satu sama lain.
Kerjasama dan kerukunan antar umat agama menjadi penting untuk membangun
masyarakat yang inklusif, beragam, dan harmonis, serta untuk mempromosikan perdamaian
dan stabilitas di antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
Al baqarah 3-4
3. ٱَّلِذيَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِبٱْلَغ ْي ِب َو ُيِقيُموَن ٱلَّص َلٰو َة َو ِمَّما َر َز ْق َٰن ُهْم ُينِفُقوَن
5. َو ٱَّلِذيَن ُيْؤ ِم ُنوَن ِبَم آ ُأنِز َل ِإَلْي َك َو َم آ ُأنِز َل ِمن َقْب ِلَك َو ِبٱْل َء اِخَر ِة ُه ْم ُيوِقُنوَن
اَّلِذيَن ُيْن ِفُقوَن ِفي الَّسَّر اِء َو الَّضَّر اِء َو اْل كاِظ ِميَن اْل َغ ْي َظ َو اْلعاِفيَن َع ِن الَّن اِس
َو ُهَّللاُيِحُّب اْلُمْح ِس ِنيَن
َو اَّلِذ يَن ِإذا َفَع ُلوا فاِح َش ًة َأْو َظَلُم وا َأْنُفَس ُهْم َذ َك ُروا َهَّللا َفاْسَتْغ َفُروا ِلُذ ُنوِبِهْم َو َم ْن َيْغ ِفُر الُّذ ُنوَب ِإّاَل
ُهَّللا َو َلْم ُيِص ُّر وا َعلى ما َفَع ُلوا َو ُهْم َيْع َلُم وَن
dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau menzalimi diri sendiri,1 (segera) mengingat Allah,
lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi)
yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan
mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang
mereka mengetahui.