Anda di halaman 1dari 4

Nama : Luatun Imroatul Hasanah

Kelas : TPM 2B

NIM : 2111050135

1. Konsep manusia dalam pandangan Islam adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu sosial
kemanusiaan yang menjadikan manusia sebagai objek formal dan materialnya. Agar konsep
manusia yang kita bangun bukan semata-mata merupakan konsep yang spekulatif, maka kita
mesti bertanya pada zat yang mencipta dan mengerti manusia, yaitu Allah SWT, melalui al-
Qur’an. Lewat al-Qur’an Allah memberikan rahasia-rahasia tentang manusia. Secara
etimologi istilah manusia di dalam al-Qur’an ada empat kata yang dipergunakan, yakni al-
Insan, al-Basyar, BaniAdam, Dzurriyat Adam, al-Nas. Para ahli kerohanian Islam atau lebih
populer para ahli ilmu tasawuf, memandang manusia bukan sekedar makhluk lahir yang
berakal, akan tetapi manusia mereupakan seorang hamba Allah Ta’ala yang mempunyai dua
dimensi lahiriyah dan bathiniyah. Berbicara masalah pertumbuhan dan perkembangan, kata
kunci utamanya yaitu perubahan. Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan
kualitatif akibat dari perubahan psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik.
2. Lingkungan menurut Islam mencakup semua usaha kegiatan manusia dalam sudut ruang
dan waktu. Lingkungan ruang, mencakup bumi, air, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta
semua yang ada di atas dan di dalam perut bumi, yang semuanya diciptakan Allah untuk
kepentingan umat manusia untuk menunjang kelangsungan hidupnya.
َ ‫س َوال اآل ِخ َرةَ ال َّدا َر هَّللا ُ آتَا‬
‫ك فِي َما َوا ْبت َِغ‬ َ ‫ك تَ ْن‬ ِ ‫ال ُّد ْنيَا ِمنَ ن‬
َ َ‫َصيب‬

‫ك هَّللا ُ َأحْ سَنَ َك َما َوَأحْ ِس ْن‬


َ ‫ض فِي ْالفَ َسا َد تَب ِْغ َوال ِإلَ ْي‬
ِ ْ‫ِإ َّن األر‬

َ ‫ْال ُم ْف ِس ِدينَ يُ ِحبُّ ال هَّللا‬

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dan janganlah
kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang
lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berbuat
kerusakan” (Q.S. Al-Qashash: 77).
3. Agama Islam secara etimologis terdiri dari agama dan Islam. Agama yang berasal dari bahasa
sansekerta yang artinya “tidak kacau”. Berasal dari dua akar suku kata, yaitu a: “tidak” dan
gama: “kacau”. Ini mengandung pengertian, bahwa “agama adalah suatu peraturan yang
mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Adapun Islam artinya selamat, menyerah.
Dari asal kata itu mempunyai arti, memelihara, selamat, sentosa yang berarti menyerahkan
dalam keadaan selamat dan sentosa. Juga berarti menyerahkan diri, tunduk, patuh, dan taat.
Kata aslama selanjutnya menjadi pokok kata Islam, sebagaimana disebut dalam QS. Ali Imran
(3): 19, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih
orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat
Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
(Al-Kitab: maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum AlQur’an).
Dalam ayat lain, QS. Ali Imran (3): 85 Allah berfirman:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Ayat yang senada dikemukakan dalam QS. Al-Baqarah (2): 136, “Katakanlah (hai orang-orang
Mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan
kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabinabi dari Tuhannya. Kami tidak
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-
Nya”.
Dari ayat ini memberikan penjelasan bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw.
Tidak lain adalah sebagaimana agama-agama yang Dibawa oleh Nabi-Nabi sebelumnya dan
agama Islam sebagai agama penyempurna dari agama sebelumnya.
Dalam proses kehidupan, agama memiliki fungsi-fungsi penting yang berperan dalam
kehidupan seseorang. Dalam Jurnal Tarbiyah Al-Awlad yang berjudul “Agama dan
Pengaruhnya dalam Kehidupan”, menyebutkan fungsi agama yaitu
Edukatif
Fungsi agama yang pertama adalah fungsi edukatif. Para penganut agama berpendapat
bahwa ajaran agama mereka memberikan ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran agama secara
yuridis, berfungsi untuk menyuruh dan melarang seseorang bertindak. Kedua unsur suruh
dan larangan ini mempunyai latar belakang untuk mengarahkan seseorang agar para
penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masing-
masing.
Penyelamat
Fungsi agama yang kedua yaitu fungsi penyelamat. Setiap orang pasti menginginkan dirinya
selamat di mana pun berada. Agama hadir dengan membawa keselamatan tersebut.
Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi keselamatan di dua alam, yaitu di dunia
dan akhirat. Tapi untuk mendapatkan keselamatan tersebut, agama mengajarkan para
penganutnya melalui pengenalan kepada masalah sakral, berupa keimanan kepada Tuhan.

Pendamai
Fungsi agama yang ketiga adalah sebagai pendamai. Dengan agama, seseorang yang
bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa
berdosa dan rasa bersalah yang ada pada dirinya akan segera menjadi hilang dari batinnya,
ketika seorang pelanggar tersebut telah menebus dosanya dengan cara tobat, pensucian,
ataupun penebusan dosa.

Sosial Kontrol
Fungsi agama yang keempat yaitu sebagai sosial kontrol. Para penganut agama akan terikat
batinnya pada ajaran agama yang dipeluknya, baik secara pribadi maupun secara kelompok.
Oleh penganutnya, ajaran agama tersebut dianggap sebagai pengawasan sosial secara
individu maupun kelompok
4. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalamullah yang berisikan firman-firman Allah, diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai salah satu mukjizatnya melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an
yang merupakan kitab suci umat Islam yang berisikan tentang aqidah, ibadah, hukum,
peringatan, kisah-kisah dan isyarat pengembangan iptek yang dijadikan sebagai acuan dan
pedoman hidup bagi umat Nabi Muhamad SAW.
Hadits (Sunnah)
Merupakan sumber ajaran Islam yang kedua. Sunnah merupakan kebiasaan yang dilakukan
oleh Rasulullah baik dari segi perkataan, perbuatan maupun ketetapan atau persetujuan
Rasulullah terhadap apa yang dilakukan oleh para sahabatnya.Menurut ulama Salaf, As-
Sunnah ialah petunjuk yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya, baik tentang
ilmu, i’tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatannya. As-Sunnah berfungsi untuk
memperjelas, menafsirkan isi atau kandungan dari ayat-ayat Al-Qur’an dan memperkuat
pernyataan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengembangkan segala sesuatu yang samar-samar
atau bahkan tidak ada ketentuannya di dalam Al-Qur’an.
Ijtihad
Ijtihad yaitu mengerahkan segala kemampuan berpikir secara maksimal untuk mengeluarkan
hukum syar’i dari dalil-dalil syara’ yaitu Qur’an dan hadits. Ijtihad dapat dilakukan jika ada
suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Al-Qur’an maupun hadits, maka
dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu dan
berdasarkan pada Al-Qur’an dan hadits.
5. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi
pada rukun islam yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalanya. Akidah merupakan
landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat menentukan sekali terhadap
nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati.
6. Takut pada Allah
Ciri yang utama pada seorang yang beriman adalah ia takut pada Allah SWT. Ia tidak akan
berani melanggar apapun larangan Allah dan akan selalu mentaati setiap perintah Allah
SWT.
Allah Ta’ala berfirman
ْ َ‫ِإنَّ َما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ٱلَّ ِذينَ ِإ َذا ُذ ِك َر ٱهَّلل ُ َو ِجل‬
‫ت قُلُوبُهُ ْم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)
Khusyu’ saat sholat
Ciri kedua dari orang yang beriman adalah lebih khusyu’ dalam sholat baik sholat wajib
maupun sunnat. Orang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyu’ dalam
sholat meski banyak gangguan.
Allah Ta’ala berfirman,
َّ ‫ٱلَّ ِذينَ يُقِي ُمونَ ٱل‬
َ‫صلَ ٰوة‬
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).
َ‫َاشعُون‬ َ ‫الَّ ِذينَ هُ ْم فِي‬
ِ ‫صاَل تِ ِه ْم خ‬
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya (Q.S. Al-Mukminun 23: 2)

Senang mendengar bacaan ayat Al Quran


Orang yang beriman juga selalu senang mendengan lantunan ayat suci Al Quran. Tak hanya
itu saja, keimanan dalam hati mereka juga semakin bertambah ketika mendengar ayat-ayat
Allah.
Allah Ta’ala berfirman
‫ت َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتُهۥُ زَا َد ْتهُ ْم ِإي ٰ َمنًا‬
ْ َ‫َوِإ َذا تُلِي‬
“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-
Anfal: 2)

7. Alquran telah menjelaskan konsep sukses yang mendapatkan derajat kemuliaan di hadapan
Allah SWT dalam QS At-Taubah ayat 20
َ ‫َاجرُوا َو َجاهَدُوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ بَِأ ْم َوالِ ِه ْم َوَأ ْنفُ ِس ِه ْم َأ ْعظَ ُم د ََر َجةً ِع ْن َد هَّللا ِ ۚ َوُأو ٰلَِئ‬
8. ‫ك هُ ُم ْالفَاِئ ُزون‬ َ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوه‬
Artinya: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta,
benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang
yang mendapat kemenangan. Allah SWT dalam Alquran memberikan penjelasan, orang-
orang yang dikatakan sukses berhasil serta kebahagiaan dalam hidup apabila: Memiliki
komitmen keimanan, yakni mantap serta kokoh imannya, kuat tauhid dan akidahnya. Inilah
modal awal meraih derajat kemuliaan di hadapan Allah SWT dan suksesnya kekal dan abadi.
Kualitas amal saleh. Ini direfleksikan dengan adanya perubahan pada kualitas hidup, dari
tidak baik menjadi baik. Inilah yang dinamakan hijrah (sebuah proses perbaikan diri).
Kemudian, mengoptimalkan dengan berjihad melalui harta dan jiwanya.
Ketika ketiga hal ini dijalankan, maka Allah SWT telah menjamin derajat kemuliaan di
hadapan Allah SWT, dan sungguh dialah orang-orang yang sukses dan beruntung.
Kemudian Allah berikan rahmat, rida, serta tempatkan pada tempat yang mulia (surga). Mari
kita raih kesuksesan, bukan hanya yang bersifat nisbi, tetapi juga yang bersifat abadi di
hadapan Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai