Anda di halaman 1dari 24

JAWABAN TUGAS 2

1.
a. ‫َر كُنْمَٱلوِٓ ءاَ ْش َح ْف ٱل ِ َن ع ٰ َى ْه َن تَ ٰة َو ّلصٱل ّ ِنإۖ َ ٰة َو ّلصٱلِ ِم َقَأو ِ َٰب ِتْك ٱل َ ِنم َ ْك َيإِل َ ِىحُو أ َامُ ْلتَٱنُو َع ْن َص ت َامُ َم ْلَع يُّ َٱلوۗ ُ َر ْب َك أِّ ٱل‬
‫ۗ ُْر ِك َذ َلو‬

Artinya ; Bacalah apa yang


telah diwahyukan kepadamu,
Yaitu Al – Kitab (Al-Quran)
dan dirikanlah sholat.
Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-
perbuatan ) keji
dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar
Artinya ; Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al – Kitab (Al-Quran)dan
dirikanlah sholat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan ) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamannya dari ibadat-ibadat lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.)

Yang dimaksud dengan hukum


syariat menurut para ulama
adalah seperangkat
aturan yang berasal dari
pembuat syariat (Allah SWT)
yang berhubungan dengan
perbuatan manusia, yang
menuntut agar dilakukan
suatu perintah atau
ditinggalkan suatu larangan
atau ditinggalkan suatu
larangan atau yang
memberikan pilihan antara
mengerjakan atau
meninggalkan. Berdasarkan
ayat di
atas, perintah Allah SWT
yang utama di antara
ibadah-ibadah lain adalah
menegakan sholat. Karena
orang senantiasa menegakan
sholat secara khusuk dan
dengan mengharap Ridha
Allah SWT maka ia akan
terhindar dari perbuatan –
perbuatan keji dan munkar.
Yang dimaksud dengan hukum
syariat menurut para ulama
adalah seperangkat
aturan yang berasal dari
pembuat syariat (Allah SWT)
yang berhubungan dengan
perbuatan manusia, yang
menuntut agar dilakukan
suatu perintah atau
ditinggalkan suatu larangan
atau ditinggalkan suatu
larangan atau yang
memberikan pilihan antara
mengerjakan atau
meninggalkan. Berdasarkan
ayat di
atas, perintah Allah SWT
yang utama di antara
ibadah-ibadah lain adalah
menegakan sholat. Karena
orang senantiasa menegakan
sholat secara khusuk dan
dengan mengharap Ridha
Allah SWT maka ia akan
terhindar dari perbuatan –
perbuatan keji dan munkar
(keutamannya dari ibadat-ibadat
lain) dan Allah mengetahui apa
yang kamu erkan.
Yang dimaksud dengan hukum syariat menurut para ulama adalah seperangkat
aturan yang berasal dari pembuat syariat (Allah SWT) yang berhubungan dengan
perbuatan manusia, yang menuntut agar dilakukan suatu perintah atau
ditinggalkan suatu larangan atau ditinggalkan suatu larangan atau yang
memberikan pilihan antara mengerjakan atau meninggalkan. Berdasarkan ayat
diatas, perintah Allah SWT yang utama di antara ibadah-ibadah lain
adalah menegakan sholat. Karena orang senantiasa menegakan sholat secara
khusuk dandengan mengharap Ridha Allah SWT maka ia akan terhindar dari
perbuatan –perbuatan keji dan munkar.
b.

Yang disebut wajib adalah;


suatu perbuatan apabila
dikerjakan oleh
seseorang, maka orang
yang mengerjakan akan
mendapat pahala dan
apabila perbuatan itu
ditinggalkan maka akan
mendapat siksa.
b.
Wajib .
Yang disebut wajib adalah; suatu perbuatan apabila dikerjakan oleh
seseorang, maka orang yang mengerjakan akan mendapat pahala dan
apabila perbuatan itu ditinggalkan maka akan mendapat siksa.

Sunnah (mandub)

Yaitu perbuatan apabila


dikerjakan maka orang yang
mengerjakan akan
mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan maka orang yang
meninggalkan
hal-hal tersebut tidak akan
mendapat siksa.
Yaitu perbuatan apabila dikerjakan maka orang yang mengerjakan akanmendapat
pahala dan apabila ditinggalkan maka orang yang meninggalkanhal-hal tersebut
tidak akan mendapat siksa.

Haram.

Adalah segala perbuatan


yang apabila perbuatan itu
ditinggalkan akan
mendapatkan pahala
sementara apabila dikerjakan
maka orang tersebut
mendapat siksa. Kata haram
ada yang jelas dan tegas
Adalah segala perbuatan yang apabila perbuatan itu ditinggalkan akan
mendapatkan pahala sementara apabila dikerjakan maka orang tersebut
mendapat siksa. Kata haram ada yang jelas dan tegas

Makruh

Suatu perbuatan disebut


makruh apabila perbuatan itu
ditinggalkan maka
orang yang meninggalkan
perbuatan tersebut akan
mendapatkan pahala
dan apabila dikerjakan maka
orang tersebut tidak
mendapatkan siksa.
Suatu perbuatan disebut makruh apabila perbuatan itu ditinggalkan maka orang
yang meninggalkan perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala dan apabila
dikerjakan maka orang tersebut tidak mendapatkan siksa.
Mubah

Yang disebut mubah adalah


suatu perbuatan yang apabila
dikerjakan orang
yang mengerjakan tidak
mendapatkan pahala dan
apabila
meninggalkannya tidak
berdosa.
Yang disebut mubah adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan orangyang
mengerjakan tidak mendapatkan pahala dan apabila meninggalkannya tidak
berdosa.

c.
Prinsip Tauhid.

Prinsip ini menjelaskan bahwa


seluruh manusia ada di bawah
ketetapan
yang sama sebagai hamba
Allah.
Prinsip ini menjelaskan bahwa seluruh manusia ada di bawah ketetapan yang sama
sebagai hamba Allah.

Prinsip keadilan.

Prinsip keadilan ini


mengandung pengertian bahwa
hukum islam yang
mengatur persoalan manusia
dari berbagai aspeknya harus
dilandaskan
kepada prinsip keadilan yang
meliputi hubungan antara
individu dengan
diri sendir, individu dengan
manusia dan masyarkatnya
serta hubungan
antara individu dengan
lingkungannya.
Prinsip keadilan ini mengandung pengertian bahwa hukum islam yang mengatur
persoalan manusia dari berbagai aspeknya harus dilandaskan kepada prinsip
keadilan yang meliputi hubungan antara individu dengan diri sendir, individu dengan
manusia dan masyarkatnya serta hubungan antara individu dengan lingkungannya.

Prinsip amar makruf nahi munkar.

rinsip ketiga merupakan


konsekuensi dari prinsip
pertama dan kedua.
Amar ma`ruf ini mengandung
arti bahwa Hukum Islam
ditegakan untuk
menjadikan umat manusia
dapat melaksanakan hal-hal
yang baik dan
benar sebagaimana
dikehendaki oleh Allah SWT.
sedangkan nahi munkar
mengandung arti hukum
tersebut ditegakkan untuk
mencegah terjadinya
hal-hal yang buruk yang
dapat meruntuhkan kehidupan
bermasyarakat.
rinsip ketiga merupakan konsekuensi dari prinsip pertama dan kedua.Amar
ma`ruf ini mengandung arti bahwa Hukum Islam ditegakan untuk menjadikan umat
manusia dapat melaksanakan hal-hal yang baik dan benar sebagaimana
dikehendaki oleh Allah SWT. sedangkan nahi munkar mengandung arti hukum
tersebut ditegakkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang buruk yang dapat
meruntuhkan kehidupan bermasyarakat.

Prinsip al-Huriyah (kebebasan dan kemerdekaan).

Prinsip ini mengandung


maksud bahwa hukum
Islam tidak ditetapkan
berdasarkan paksaan, akan
tetapi berdasarkan penjelasan
yang baik dan
argumentatif yang dapat
meyakinkan. Apakah
manusia pada akhirnya
menolak atau menerima
sepenuhnya diserahkan
kepada masing-masing
individu
Prinsip ini mengandung maksud bahwa hukum Islam tidak ditetapkan
berdasarkan paksaan, akan tetapi berdasarkan penjelasan yang baik dan
argumentatif yang dapat meyakinkan. Apakah manusia pada akhirnya
menolak atau menerima sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing
individu.

Prinsip musawah (persamaan/egaliter).

Prinsip persamaan
mengandung arti bahwa pada
dasarnya semua manusia
adalah sama meskipun
faktanya berbeda dalam hal
lahiriyahnya, baik
warna kulit, bahasa, suku,
bangsa dan lain-lain.
Kesamaan tersebut,
terutama dalam hal nilai
kemanusiannya. Hukum
Islam memandang
perbedaan secara lahiriyah
tidak menjadikan manusia
berbeda dari segi
kemanusiannya.
Prinsip persamaan mengandung arti bahwa pada dasarnya semua manusia adalah
sama meskipun faktanya berbeda dalam hal lahiriyahnya, baikwarna kulit,
bahasa, suku, bangsa dan lain-lain. Kesamaan tersebut,terutama dalam
hal nilai kemanusiannya. Hukum Islam memandang perbedaan secara
lahiriyah tidak menjadikan manusia berbeda dari segi kemanusiannya.

Prinsip ta`awun (tolong-menolong).

Prinsip ini mengajarkan


bahwa sesam warga
masyarakat harus saling
menolong demi tercapainya
kemaslahatan bersama.
Prinsip ini mengajarkan bahwa sesam warga masyarakat harus
salingmenolong demi tercapainya kemaslahatan bersama.

Prinsip tasamuh (toleransi).

Prinsip ini mengerjakan bahwa


hukum Islam mengharuskan
kepada
umatnya untuk hidup penuh
dengan suasana damai dan
toleran. Toleransi
ini harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum Islam dan
hak umat Islam.
Prinsip ini mengerjakan bahwa hukum Islam mengharuskan kepada umatnya untuk
hidup penuh dengan suasana damai dan toleran. Toleransi ini harus menjamin tidak
dilanggarnya hukum Islam dan hak umat Islam.
d.
‫َٰٓأ‬
‫ُم ْت َع َٰز َن ت ِنَإفۖ ْ ُمكِنمِ ْر َْم ٱل ِىل۟ ُو َأوَ لوُ ّسرٱل۟ اُو عِيَط َأوَّ ٱل۟ اُو عِيَط أ۟ ٓاُو َن مَٓاء َ نِيّذ ٱل َاّهَي َي ِكلَٰ ذۚ ِ ِر خَٓاْءٱلِ ْم َو ْيَٱلوِّ ِٱلب َ نُو ِنْم ُؤ ت‬
‫ُْمتُنك ِنإِ لوُ ّسرَٱلوِّ ٱل َىإِل ُ هّو ُد َر فٍٓ ْء َى ش ِىًفلِيْو َأت ُ َن ْس َح َأوٌ ْر َي خ‬
Artinya ; Hai orang-orang
yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang
sesuatu, Maka
kembalikanlah ia kepada
Allah (Al-Quran) dan
Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian,
yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya
Artinya ; Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian,yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

ang dimaksud dengan


kalimat “kembali kepada
Allah dan Rasul” menurut
mayoritas mufassir adalah
mengembalikan segara urusan
kepada tuntunan Al-
Qur`an dan Sunnah Rasul.
Terlihat dalam ayat tersebut
bahwa orang beriman
juga wajib taat kepada ulil
amri, namun dalam ayat
tersebut tidak disertai kata
athi`u/taalah kepada ulil
amri (penguasa) adalah
bersyarat, yaitu sepanjang
penguasa tersebut juga taat
kepada Allah SWT dan Rasul-
Nya.
Yang dimaksud dengan kalimat “kembali kepada Allah dan Rasul” menurut
mayoritas mufassir adalah mengembalikan segara urusan kepada tuntunan Al-
Qur`an dan Sunnah Rasul. Terlihat dalam ayat tersebut bahwa orang beriman juga
wajib taat kepada ulil amri, namun dalam ayat tersebut tidak disertai
kataathi`u/taalah kepada ulil amri (penguasa) adalah bersyarat, yaitu
sepanjang penguasa tersebut juga taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

2.
a. ‫َن ْس َح أ َ ِىه ِىتلِٱلب ُمْهِلدَٰ َج وۖ ِ َةَن َس ْح ٱلِ ةَ ِظ ْع َو ْم َٱلوِ َةْمِكْح ِٱلب َ ّك َب ر ِ لِيَب س ٰ َىإِل ُ ْع دَٱنِيَد ْت ُهْم ِٱلبُ َم ْلَع أَ ُو َه وۖ ِۦِهلِيَب س َن ع لَلض‬
‫ۚ َن ِمبُ َم ْلَع أَ ُو ه َ كلَب ر لِنإ‬

Artinya ; “Serulah (manusia )


ke jalan (agama ) Tuhanmu
dengan kebijaksanaan
dan pengajaran yang baik, dan
berbantahlah (berdebatlah )
dengan mereka dengan
(jalan ) yang terbaik.
Artinya ; “Serulah (manusia ) ke jalan (agama ) Tuhanmu dengan kebijak sanaan
dan pengajaran yang baik, dan berbantahlah (berdebatlah ) dengan mereka
dengan(jalan ) yang terbaik.
Ayat tersebut menjelaskan
kepada kita agar mengajak
manusia kepada kebenaran
itu dengan cara hikmah.
Termasuk ke dalam makna
hikmah adalah cara
penyampaian yang tidak
menyakitkan orang yang
didakwahinya dengan cara
bertahap disesuaikan dengan
kemampuan objek dakwah
dan dilakukan tidak
sekaligus. Ayat ini juga
mengindisikan keharusan
memahami kondisi sosio-
kultural masyarakat,
termasuk tradisi yang
diwarisinya. Selama adat
itu tidak
bertentangan dengan prinsip-
prinsip syara`; maka ia bisa
menjadi bagian yang
harus dilaksanakan termasuk
perihal akhlak. Islam
sangat menghargai budaya
suatu masyarakat. Menurut
sejarah keberhasilan agama
Islam dalam menyebarkan
ajarannya di nusantara karena
Islam sangat menghormati
budaya setempat bahkan
budaya setempat bisa
dijadikan sumber hukum
selama budaya itu tidak
menyimpang. Kalau pun
adat lokal menyimpang,
Islam mengajarkan kepada
umatnya agar mengubahnya
tidak sekaligus melainkan
seacara bertahap.
Ayat tersebut menjelaskan kepada kita agar mengajak manusia kepada kebenaran
itu dengan cara hikmah. Termasuk ke dalam makna hikmah adalah cara
penyampaian yang tidak menyakitkan orang yang didakwahinya dengan
cara bertahap disesuaikan dengan kemampuan objek dakwah dan
dilakukan tidak sekaligus. Ayat ini juga mengindisikan keharusan
memahami kondisi sosio-kultural masyarakat, termasuk tradisi yang
diwarisinya. Selama adat itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syara`;
maka ia bisa menjadi bagian yang harus dilaksanakan termasuk perihal
akhlak. Islam sangat menghargai budaya suatu masyarakat. Menurut sejarah
keberhasilan agama Islam dalam menyebarkan ajarannya di nusantara karena Islam
sangat menghormati budaya setempat bahkan budaya setempat bisa dijadikan
sumber hukum selama budaya itu tidak menyimpang. Kalau pun adat
lokal menyimpang, Islam mengajarkan kepada umatnya agar mengubahnya
tidak sekaligus melainkan seacara bertahap.
Kesimpulannya adat istidat
dan budaya lokal dapat
dijadikan sumber moral dalam
Hukum Islam selama tidak
menyimpang.
Kesimpulannya adat istidat dan budaya lokal dapat dijadikan sumber moral dalam
Hukum Islam selama tidak menyimpang.

b. ‫ِر خَاْءٱلَ ْم َو ْيَٱلوَ لٱل۟ اُو ْج َر ي َ نَاك َن ّملٌ َةَن َس حٌ َةْو ُسأِ لٱل ِ لُو َس ر ِىفْ ُم َك ل َ نَاكْ َد قلٔالرِيَث كَ لٱل َ َر َك َذ و‬

Artinya ; “Sesungguhnya telah


ada dalam diri Rasulullah itu
suri tauladan yang baik
bagimu, yaitu bagi orang-
orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan
(kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Artinya ; “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia, salah satunya, sebagai
sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai wahyu dari Tuhan sangat efektif dan
memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan manusia agar tidak melakukan
Tindakan amoral. Berbeda dengan akal manusia yang tidak memiliki daya tekan
karena sifatnya yang relatif sehingga moral yang dihasilkannya akan mengalami
perubahan seiring dengan perubahan waktu dan tempat. Hal ini dirasakan oleh
manusia modern di mana akhlak yang ditentukan oleh akal telah membuat
kehilangan arah, orientasi hidup dan tujuan luhur sebagai manusia yang diciptakan
oleh Allah SWT.

3.
a. ‫َو َس َّخ َر َلُك م َّما ِفى ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو َم ا ِفى ٱَأْلْر ِض َج ِميًع ا ِّم ْن ُهۚ ِإَّن ِفى َٰذ ِلَك َلَء اَٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َي َتَفَّك ُروَن‬

Artinya: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir.

b. Penjelasan potensi pengembangan teknologi menurut Q.S Al – Jaatsiyah 45;13


Para sarjana muslim berpendangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak
hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan
ilmu oleh Allah dirumuskan dalam lauhil mahfudz yang disampaikan kepada
kita melalui Al-Qur`an dan As-Sunnah. Ilmu Allah itu melingkupi ilmu
manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini,
maka dapatlah kita pahami, bahwa Al-Qur`an itu merupakan sumber pengetahuan
dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science).

Seandainya penggunaan
suatu hasil teknologi telah
melalaikan dari zikir dan
tafakur serta mengantarkannya
kepada keruntuhan nilai-nilai
kemanusian maka
ketika itu bukan hasil
teknologi yang mesti
ditolak, melainkan kita
harus
memperingatkan dan
mengarahkan manusia yang
menggunakan teknologi itu.
Jika hasil teknologi sejak
semula diduga dapat
mengalihkan mansuia dari jati
diri
dan tujuan penciptaan sejak
dini pula kehadirannya ditolak
oleh Islam. Karena itu
menjadi suatu persoalan besar
bagi martabat manusia
mengenai cara memadukan
kemampuan mekanik demi
penciptaan teknologi dengan
pemiliharaan nilai-nilai
fitrahnya.
Sumber ; Buku Materi Pokok
MKDU4221
Seandainya penggunaan suatu hasil teknologi telah melalaikan dari zikir
dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusian maka
ketika itu bukan hasil teknologi yang mesti ditolak, melainkan kita harus
memperingatkan dan mengarahkan manusia yang menggunakan teknologi
itu.Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat mengalihkan mansuia dari jati
diridan tujuan penciptaan sejak dini pula kehadirannya ditolak oleh Islam. Karena itu
menjadi suatu persoalan besar bagi martabat manusia mengenai cara memadukan
kemampuan mekanik demi penciptaan teknologi dengan pemiliharaan nilai-nilai
fitrahnya.

Sumber ; Buku Materi Pokok MKDU4221

Anda mungkin juga menyukai