Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam persoalan akhlak, kita sebagai manusia berkewajiban memiliki akhlak
yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk. Akhlak merupakan nilai dari syariat
islam itu sendiri, yang mana kualitas keberagaman ditentukan dari nilai akhlak yang
dimiliki oleh setiap manusia. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau
tidak sah maka, akhlak menentukan pada kualitas perbuatan, misalnya beramal dilihat
dari keikhlasannya, sholat dilihat dari kekhusyu’annya, berjuang dilihat dari
kesabarannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan yang dilakukannya,
dan seterusnya.
Di zaman sekarang ini kita bisa melihat adat kebudayaan islam yang terkenal
dengan sopan santunnnya, ramah tamahnya sebagai cirri adat ketimuran sekarang
sudah mulai pudar, yang mana krisis moral sudah terjadi dimana-mana. Generasi
yang dijadikan sebagai ujung tombak dimasa depan, saat ini sudah mengesampingkan
yang namanya tata krama.
Disini akidah akhlak merupakan materi yang sangat penting dalam
membangun kembali akhlak terpuji yang ada pada setiap manusia. Menghilangkan
sifat–sifat yang buruk, membangun hubungan yang baik terhadap sesame manusia
baik dia beragama muslim maupun non- muslim, yang paling utama adalah
membangun hubungan yang baik terhadap kedua orang tua kita, saudara kita,
tetangga kita dan orang - orang yang ada di sekitar kita.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi akhlak secara bahasa dan istilah?
2. Apa pengaruh akhlak terhadap kehidupan sesama manusia dalam kehidupan?
3. Apa saja macam-macam akhlak terhadap sesama manusia?
4. Apakah tujuan dan sumber akhlak manusia?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi akhlak secara bahasa dan istilah!
2. Untuk mengetahui pengaruh akhlak terhadap kehidupan sesama makhluk!
3. Untuk mengetahui macam-macam akhlak terhadap sesama manusia!
4. Untuk mengetahui tujuan dan sumber akhlak manusia!

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Akhlak
1
Kata “ Akhlak” berasal dari Bahasa Arab. Jamak dari Khuluq, yang artinya
tabi’at, budi pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim kata Akhlak ialah tatakrama,
kesusilaan, sopan santun ( Bahasa Indonesia). Moral, ethic ( Bahasa Inggris), ethos,
ethikos ( Bahasa Yunani ). Definisi akhlak menurut istilah ialah sifat yang tertanam
di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah
tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan.
2
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu hurairah, rasulullah saw
bersabda :
“ yang paling sempurna di antara mukminin dalam hal keimanan ialah yang paling
baik budi pekertinya. Adapun yang paling baik di antara kalian ialah yang paling baik
kepada istri – istrinya dalam hal pergaulan.” (HR .Tirmidzi ia berkata,” hadits ini
hasan shahih.”)
Ada pun definisi akhlak yang di kemukakan menurut beberapa ahli,
diantaranya :
a. Ibnu Maskawaih mendefinisikan, akhlak adalah sikap jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan – perbuatan tanpa melalui pertimbangan
(terlebih dahulu).
b. Al Qurthuby mendefinisikan, akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang
bersumber dari adab kesopanannya yang disebut akhlak, karena perbuatan itu
termasuk bagian darinya.

https://www.scribd.com/doc/84311950/Akhlak-Terpuji-Kepada-Sesama-
1

Manusia
2
Imam An-Nawawi dan Masyru’ al-jalis ash-shalih, intisari riyadhus shalihin (solo:
AQWAM,2016),hlm. 296

3
c. Muhammad bin Ilaan Ash Shadieqy mendefinisikan, akhlak adalah suatu
pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan
cara yang mudah ( tanpa dorongan dari orang lain)

2. Pengaruh Akhlak Terhadap Sesama manusia dalam kehidupan


Perilaku keseharian kita akan mencerminkan kepribadian kita. Tingkah laku
kita yang baik (positif) atau yang tidak baik (negatif) akan berpengaruh di dalam
kehidupan bermasyarakat.
Pengaruh nilai positif dan nilai negatif di dalam kehidupan masyarakat merupakan
suatu yang selalu muncul berebut tempat untuk selalu mempengaruhi manusia.
Karena itulah dalam pergaulan hidup banyak ditemukan akhlak yang baik dan akhlak
yang buruk. Apabila yang dominan adalah akhlak yang baik akan melahirkan
kehidupan yang baik. Namun manakala yang lebih dominan adalah akhlak yang
buruk maka akan rusaklah tatanan kehidupan masyarakat. Karena akhlak yang buruk
tersebut merupakan kanker yang ganas yang bisa menimbulkan kerusakan dan
kebinasaan.

Akhlak ikut menjaga kelangsungan hidup manusia


Akhlak yang baik dapat menjaga kelangsungan hidup manusia, karena akhlak yang baik itu
antara lain dapat:
a. Menciptakan manusia sebagai makhluk berkelakuan mulia, baik dihadapan Allah, maupun
sesama manusia dan sesama makhluk lainnya;
b. Membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain (melalui perangainya)
c. Menciptakan manusia mencapai kedudukan yang tinggi dan sempurna menurut fitrah
kemanusiaannya
d. Menjaga kelangsungan hidup manusia, dengan menciptakan masyarakat yang tentram,
sejahtera. Keadaan seperti ini benar-benar dapat terwujud manakala mereka berakhlak
baik.
Betapa pentingnya keberadaan akhlak bagi kehidupan manusia, maka Allah mengutus
seorang Rasul untuk menyempurnakan akhlak, yang telah dibawakan oleh Nabi-Nabi
terdahulu.
Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul dengan maksud utama untuk membina dan
menyempurnakan akhlak. Tugas Nabi yang telah digariskan itu dalam sejarah hidupnya
cukup menarik simpatik manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran Risalahnya.
Ajaran risalah yang diajarkan Nabi memberikan kejelasan tentang faktor-faktor keutamaan
akhlak, lengkap dengan menjelaskan segala segi kehidupan.

4
Bila kita memperhatikan segala ajaran yang dibawa oleh junjunan kita Nabi Muhammad
S.A.W., maka kita mengerti bahwa Islam menghendaki manusia muslim yang sempurna
akhlaknya, menghargai kemanusiaan yang melaksanakan kebajikan sebagai tugas hidupnya.
Adapun akhlak yang menjadikan manusia muslim yang sempurna ialah tersimpul dalam:
a. Budi pekerti yang dipraktekkan untuk diri sendiri dan untuk keluarga;
b. Budi pekerti yang diwujudkan ke alam kenyataan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan
masyarakat pergaulan;
c. Budi pekerti yang diperjuangkan untuk kemakmuran dan kejayaan Negara, tanah air, dan
pemerintahnya.
Tiap-tiap muslim harus dapat mewujudkan kepada masyarakat dengan amal bakti bagi diri
sendiri, bagi masyarakat dan bangsa. Jika semua telah dipenuhi oleh tiap-tiap muslim, maka
akan tercapailah cita-cita yang selalu diidam-idamkan yaitu masyarakat yang adil dan
makmur yang senantiasa mendapat ridha dari Allah S.W.T. 3

Rasulullah diistimewakan dengan kefasihan lisannya, keindahan retorikanya, itulah


letak keutamaannya. Penyantun, sabar, pemaaf disaat mampu membalas, dan sabar pada
saat tertimpa musibah, merupakan sifat yang ditanamkan Allah kepadanya.

Sifat kedermawanan dan kemurahan hati beliau tidak ada tandingannya. Beliau member
seperti pemberian orang yang tidak takut miskin.

Rasulullah adalah orang yang paling adil, orang yang paling menjaga kehormatan, paling
tepat perkataannya, paling dapat menjaga amanah.hal ini telah diakui oleh kawan maupun
lawan. Sebelum diangkat menjadi nabi beliau dikenal sebagai al amin (yang terpercaya), dan
dijadikan sebagai pemutus perkara pada masa jahiliyah. At-tirmizi meriwayatkan dari ali
bahwa abu jahal berkata kepada rasulullah “kami tidak mendustakanmu tapi kami
mendustakan risalah yang engkau bawa”

)33( ‫فئنهم ال يكذ بو نك والكن الظالمين بئايات هللا يجهدون‬

“Karena mereka yang sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang
zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah” (Al-An’am :33) 4

3
Syaikh shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah Perjalan Hidup Rasul yang Agung
(Jakarta:Darul Haq 2001 M) hal 721
4
Ibid hlm, 722

5
Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Anas r.a :
( bahwa ) Nabi saw, bersabda:’ tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu
sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri’. ( H.R
Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)5
Dan dalam riwayat lain rasulullah saw bersabda “ kau lihat orang – orang mukmin
dalam kasih sayang san saling cintanya di antara mereka seperti satu tubuh, jika satu
anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain merasakan panas
deman ( sakit). ( HR. Bukhari dan Muslim).
6
Penjelasan dari hadits tersebut menerangkan bahwa perlunya setiap muslim untuk
saling memupuk rasa kasih sayang antara sesama. Sikap kasih sayang itu dapat
terwujud dalam bentuk tolong menolong dan saling menghargai antar sesama.
Apabila ada saudara kita yag mendapatkan musibah, maka sudah sepatutnya kita
berupaya untuk meringankan beban orang yang terkena musibah tersebut, demikian
pula jika ada saudara kita yang mendapatkan kebahagiaan, maka kita harus turut
bahagia atas kebagaiannya tersebut.

Di dalam Al Quran surat al Baqarah ayat 188 yang berbunyi :


‫و ال تأ كلوا ا موا لكم بينكم با لبا طل وتد لوا بها َ ا لي الحكا م لتأ كلوا فر يقا من اموا ل النا س با إلثم و أنتم‬
)188: ‫تعلمون (البقرة‬
7
“Dan janganlah sebagian kamu mamakan harta sebagian yang lain diantara kamu
dengan jalan batil, dan ( janganlah) kamu membawa urusan harta itu kepada hakim
supaya kamu dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan ( jalan
berbuat ) dosa, padahal kamu mengetahui.”

Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT mengingatkan kepada manusia agar senantiasa
memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan menghindari bentuk – bentuk kasab
5
Dra. Oneng Nurul Bariyah M, Ag, Materi hadits ( purwokerto:.....,....),hlm.30

6
Ibid, hlm 31
7
Ibid hlm, 95

6
yang batil. Yaitu bentuk mata pencaharian yang tidak dibenarkan oleh ajarann agama
atau aqad – aqad muamalah yang menyimpang.

8
“ dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang – orang yang beruntung.” (Q.S Ali Imran : 104)

3. Macam – Macam Akhlak Terhadap Sesama Manusia


A. Akhlak Terhadap Orang Tua
peran orang tua dalam kehidupan setiap anak tidak dapat dipungkiri, tanpa
kedua orang tua, anak tidak bisa apa – apa , oleh sebab itu maka sudah seharusnya
setiap anak berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Allah swt berfirman yang artinya:
9
“ sembahlah allah dan janganlah kamu mempersekutukan-nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu – bapa, karib – kerabat, anak-anak yatim,
orang – orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”( Q.S An- Nisa : 36)

Cara berbuat baik kepada kedua orang tua kita adalah dengan :
a. mendengarkan nasihatnya dan mengikuti ajarannya
b.melembutkan suara ketika berbicara dengan kedua orang tua kita tidak
membentaknya, atau menyakiti hatinya
c. selalu mendoakan kedua orang tua kita
d. selalu membiasakan diri untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita, seperti:
- Menyembahyangkan jenazahnya;
8
Imam An-Nawawi dan Masyru’ al-jalis ash-shalih, intisari riyadhus shalihin (solo:
AQWAM,2016),hlm.169

9
Ibid, 189

7
- Memintakan ampunan kepada Allah;
- Menyempurnakan janjinya;
- Memuliakan sahabatnya;
- Menghubungi anak keluarganya yang bertalian dengan keduanya.

B. Akhlak terhadap Saudara


Peranan Saudara dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting, karena pada
dasarnya kita adalah makhluk sosial yang senantiasa saling bantu-membantu dalam
menempuh kehidupannya, terutama saudaranya yang terdekat.
Oleh karena itu, saudara masih ada hubungan darah dengan kita, maka merekalah
yang paling pertama kita minta bantuannya. Lebih-lebih bila kita sedang mendapat
musibah atau bencana lainnya, misalnya sakit, kecurian dan sebagainya. Karena itu,
hubungan antara saudara dengan saudara haruslah dipelihara dengan sebaik-baiknya,
jangan sampai retak, jangan sampai timbul hal-hal yang menyebabkan tali silaturahmi
terputus, apalagi kalau sampai timbul perpecahan atau permusuhan dan percekcokan
satu sama lain.
Cara berbuat baik kepada saudara diantaranya:
a. Menghormati dan mencintai mereka. Karena kita dengan saudara asal-mulanya dari
ayah dan ibu. Mencintai mereka sama dengan kita mencintai diri sendiri;
b. Menghormati saudara yang lebih tua sebagaimana menghormati orang tua,
mengindahkan nasihat-nasihatnya dan tidak menentang perintahnya;
c. Mencintai dan menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih sayang
sebagaimana orang tua menyayangi mereka;
d. Saling bantu-membantu sekuat tenaga, sabar terhadap mereka. Jika bersalah,
berilah peringatan secara halus dan ramah-tamah.

C. Akhlak terhadap Tetangga


Peranan tetangga dalam kehidupan seseorang ditengah-tengah masyarakat,
laksana ikan dengan air. Harus saling menghidupi dan menjernihkan. Tidak boleh

8
sombong kepada orang lain, terutama dengan kerabat dan tetangga. Mereka ini adalah
saudara kita yang paling dekat dan cepat menolong dikala kita mendapat musibah
atau malapetaka.Meskipun mempunyai family sekian banyak dan terkemuka, tetapi
tak mustahil tempat tinggalnya berjauhan.
Oleh karena itu, dikala kita mendapat musibah seperti sakit, meninggal dunia, atau
kesusahan-kesusahan lainnya, maka yang paling duluan tampil datang adalah
tetangga kita. Karena itu berlakulah kepadanya secara baik menurut tuntunan agama.
Membiasakan diri berbuat baik terhadap tetangga 
a. Supaya senantiasa berbuat baik terhadap tetangga dalam segala situasi, dalam
kehidupan sehari-harinya hingga meninggalnya tetangga itu;
b. Setiap orang muslim wajib memuliakan tetangganya, karena memuliakan tetangga
merupakan salah satu akhlak mulia, yang harus dimiliki setiap muslim;
c. Kita diperintahkan agar suka memberi makanan kepada tetangga, terutama
tetangga yang terdekat.

D. Akhlak terhadap Sesama Muslim


Antara muslim yang satu dengan muslim yang lain adalah bersaudara. Oleh
sebab itu, kita harus bersikap baik terhadap sesama muslim. Mereka itu bagaikan satu
anggota badan, bilamana yang satu sakit atau ditimpa musibah, maka yang lain ikut
merasakannya. Misalnya, kalau gigi seorang sakit, maka anggota badan yang lainnya
ikut pula merasakannya. Demikian pula umat Islam, kalau ada salah seorang dari
umat Islam ditimpa malapetaka, maka yang lain harus ikut merasakannya. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara bergotong royong dalam meringankan bebannya.
Allah swt berfirman :
)134( ‫َوا ل َك ِظ ِم ْينَ الغيظ والعا فين عن الناس‬
10
“ Dan orang orang yang menahan amarahnnya dan memaafkan (kesalahan )
orang.”(Ali Imran: 134

10
Ibid hlm, 293

9
Cara berbuat baik terhadap sesama muslim diantaranya:
- Membiasakan diri untuk berbuat baik terhadap sesama Muslim
- Harus saling memaafkan;
- Harus saling menyelamatkan;
- Jangan suka memfitnah;
- Jangan berbuat dzalim;
- Jangan berburuk sangka;
- Jangan merusak

E. Akhlak terhadap Kaum Lemah


Pengertian dan cara berbuat baik kepada kaum lemah
11
Kaum lemah adalah orang-orang yang belum memiliki kemampuan dalam segala
hal atau bidang tertentu. Tidak memiliki kemampuan ini biasanya menjadi
penghambat untuk mencapai keinginannya (cita-citanya). Sebagai contoh yang
termasuk orang-orang lemah misalnya, orang bodoh (tak berilmu pengetahuan), orang
miskin (tak berharta), dan sebagainya.
Ajaran Islam telah menegaskan, bahwa siapa yang menolong orang lemah, niscaya
Allah akan memberikan pertolongan. Sebaliknya mereka yang tidak mau menolong
kaum lemah, niscaya Allah tidak menyukainya.
Pertolongan itu tidaklah hanya dilakukan terhadap sesama pemeluk agama Islam
belaka, tetapi setiap pemeluk agama Islam harus pula melakukan pertolongan kepada
sesama umat manusia, sekali pun lain agama. Bukankah agama Islam memerintahkan
agar kita tetap berbakti kepada orang tua, sekali pun kedua-duanya berlainan agama
dengan kita, juga memerintahkan kepada kita agar tetap berbuat baik kepada
11
http://rizkiagustriana.blogspot.co.id/2010/01/urgensi-akhlak-terhadap-sesama-
manusia.html

10
tetangga, sekali pun mereka itu orang-orang yang musyrik. Demikian pula terhadap
seluruh umat manusia, baik Islam maupun bukan, kita harus selalu berakhlak baik
kepada mereka, harus berkata dengan perkataan yang bagus dan harus
memperlakukan mereka dengan layak..
Membiasakan diri berbuat baik kepada kaum lemah antara lain:
a. Menunjukkan kepada orang lain yang tersesat, dan menuntun orang buta di jalan
yang ramai;
b. Memberikan tempat duduk kepada orang yang telah tua, orang buta, anak-anak dan
wanita waktu berdesak-desakan kendaraan dalam bis, kereta api, dan sebagainya;
c. Memberi sedekah kepada peminta-minta dengan sikap yang baik;
d. Memberikan bantuan kepada panti asuhan yatim piatu dan rumah miskin;
e. Memberikan bantuan kepada korban bencana alam, berupa uang, pakaian, dan
obat-obatan;
f. Menganggap pembantu rumah tangga sebagai anggota keluarga sendiri;
g. Suka menolong orang lain yang sangat memerlukan bantuan, diantaranya
membantu orang miskin, orang cacat mental, orang cacat jasmani, dan lain-lain.

4. Tujuan Dan Sumber Akhlak Manusia


A. Tujuan Akhlak
Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna,
dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Akhlak hendak menjadikan
manusia/ orang yang berkelakuan baik, bertindak baik terhadap manusia, terhadap sesama
makhluk, dan terhadap Allah, Tuhan yang menciptakan kita.
Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan
perangai manusia yang baik dan buruk, agar manusia dapat memegang dengan perangai-
perangai yang baik dan menjauhkan diri dari perangai-perangai yang jahat, sehingga
terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat dimana tidak ada benci-membenci,
curiga-mencurigai antara satu dengan yang lain, dimana tidak ada perkelahian,
persengketaan dan tidak ada pukul-memukul antara sesama hamba Allah yang hidup di

11
muka bumi ini.
Yang hendak dikendalikan oleh akhlak ialah tindakan lahir manusia, tetapi karena tindakan
lahir itu tidak akan terjadi jika tidak didahului oleh gerak-gerik bathin, yaitu tindakan hati,
maka tindakan bathin dan gerak-gerik hati pun termasuk lapangan yang diatur oleh akhlak
manusia.
Tidak akan terjadi perkelahian kalau tidak didahului oleh tindakan bathin atau gerak-gerik
hati, yaitu benci. Karena hal-hal tersebut diatas, dalam akhlak setiap orang diwajibkan
menguasai hatinya, dan mengontrol hatinya sendiri, karena anggota bathin adalah sumber
dari segala tindakan lahir. Jika setiap orang dapat menguasai tindakan bathinnya, maka
dapatlah ia menjadi orang yang berakhlak baik. 
Tegasnya baik-buruk itu tergantung kepada tindakan hatinya. Dalam hal ini Nabi bersabda:
Artinya:
“Ketahuilah dan bahwasannya, didalam tubuh itu ada sepotong daging yang apabila baik
dia, baik pula tubuh seluruhnya, dan apabila rusak dia, rusaklah tubuh seluruhnya, yaitu dia
hati”
Hati ini menunjukkan, bahwa hati itulah yang menguasai segenap tubuh manusia dan
sekalian anggota mengikut pada perintahnya, meskipun anggota itu sudah terlalu payah.
Dalam hal ini dapatlah diibaratkan bahwa jasad it bagaikan pemerintahan dalam diri kita,
sedangkan hati menjadi pusat pemerintahan.
Seseorang yang mempunyai hati keras, meskipun badannya tidak begitu kuat, lebih
diharapkan akan beroleh hasil pekerjaannya daripada seorang yang berbadan kuat tetapi
hatinya lemah.
Untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, perlu sekali tiap-tiap anggota
masyarakatnya berakhlak yang baik. Kita ini sebagai anggota masyarakat tak dapat
memisahkan diri dari masyarakat. Karena itu kita masing-masing pun mempunyai tugas
tertentu dalam masyarakat. Tugas yang harus dilaksanakan untuk keselamatan
masyarakatnya. Tugas yang tak boleh dihindarinya, tiap-tiap anggota masyarakat
bertanggungjawab atas keselamatan masyarakat.
Karena itu Ibnu Rusyd mengungkapkan dalam sya’ir-nya sebagai berikut:

12
Artinya:
“Bangsa-bangsa itu hanya tegak dan jaya selama ada akhlak-nya, dan kalau mereka
kehilangan akhlak, mereka pun punah-lah”
Betapa pentingnya keberadaan akhlak bagi kehidupan manusia, maka tepat sekali ungkapan
Ibnu Rusyd tersebut diatas. Berkenaan dengan pentingnya akhlak itu, maka Allah mengurus
seorang Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang telah dibawakan oleh Nabi-Nabi
terdahulu, sesuai dengan Sabda Nabi SAW:

Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”
Bertolak dari kemuliaan akhlak bagi seseorang dalam hidup di tengah-tengah masyarakat,
maka bagi setiap orang mukmin ingin mencapai derajat sebagai mukmin yang paling utama,
haruslah menyempurnakan akhlaknya, sesuai dengan tuntunan Islam.

B. Sumber Akhlak
Sumber akhlak ini dapat dibedakan atas 2 (dua) bagian, yaitu akhlak yang bersumber
keagamaan dan akhlak yang bersumber tanpa agama atau sekuler.
1. Akhlak yang bersumber keagamaan
Akhlak yang bersumber agama mempunyai 2 (dua) pendorong, yaitu iman kepada kekuatan
ghaib serta sanksi-sanksi yang dikenakan masyarakat.
Dalam Islam sumber akhlak ialah Al-Quran dan Sunnah Rasul.
a. Al-Quran
Diantara ayat-ayat Al-Quran yang sebagai sumber akhlak antara lain:

Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan di hari kiamat dan banyak
mengingat Allah”
Nabi Muhammad selalu memberikan contoh kepada sahabat-sahabatnya, beliau juga

13
memikul tanah bersama-sama sahabatnya pada peperangan Khandaq, beliau memikul
tanah diatas pundaknya, padahal beliau mengetahui bahwa ada yng menggantinya dengan
sukarela dan senang hati, akan tetapi beliau ingin memberikan contoh tauladan dengan
perbuatan itu, dan mengobarkan semangat iman didalam hati mereka.
Dalam ayat lain dijelaskan:
Artinya:
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian kami kembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh”

b. As-Sunnah/Hadits sebagai sumber akhlak, antara lain:


Artinya:
“Bahwasannya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti)”
Artinya:
“Sempurna-sempurna orang mukmin imannya, ialah yang terbaik budi pekertinya. Dan
sebaik-baiknya kamu ialah yang terbaik pergaulannya terhadap istrinya”
Artinya:
“Sungguh engkau tidak akan dapat memberikan kelapangan orang dengan harta-hartamu,
tetapi kamu dapat memberikan kelapangan kepada mereka dengan muka yang berseri-seri
dan budi pekerti yang baik (kamu tidak akan memperoleh wibawa)”
2. Akhlak yang bersumber selain Agama/sekuler
Dimaksudkan dengan sumber akhlak sekuler ialah yang berasal dari hasil ciptaan
kebudayaan manusia semata-mata dengan mengenyampingkan pengaruh-pengaruh yang
bersifat ghaib.

14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Akhlak adalah tabiat yang ada pada setiap manusia, tapi setiap manusia harus bisa
menyikapi dan mengontrol setiap perilaku yang di lakukannya. Karena akhlak
adalah satu predikat yang disandang oleh manusia, akhlak akan berjalan setelah
manusia itu sendiri berada dalam alam sosial.

15
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang
lain, oleh karna itu penting bagi kita untuk menjaga ukhkuwah islamiah, hubungan
persaudaraan antar sesama kita. Baik dan buruknya akhlak kepada sesama bergantung
dari orang menjalani hidup, jadi akhlak antar sesama makhluk sangat dianjurkan
karna mengandung nilai ibadah dan banyak hal positif lainnya.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyususn dan bagi pembaca
semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca
maupun penyususn dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran
islam dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna nabi Muhammad
SAW, setidaknya kita termasuk kedaam golongan kaumnya, aamiin YRA…

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/84311950/Akhlak-Terpuji-Kepada-Sesama-
Manusia

Imam An-Nawawi dan Masyru’ al-jalis ash-shalih, intisari riyadhus shalihin


(solo: AQWAM,2016),hlm. 296

16
http://rizkiagustriana.blogspot.co.id/2010/01/urgensi-akhlak-terhadap-sesama-
manusia.html
Imam An-Nawawi dan Masyru’ al-jalis ash-shalih, intisari riyadhus shalihin
(solo: AQWAM,2016),hlm.169
Emsy Dalimo, Bulletin Cahaya(Sumsel : Pimpinan Wilayah Muhammadiyah21 Rajab 1431 H/25 Juni 2010) No 25

17

Anda mungkin juga menyukai