Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Akhlak mempunyai pengaruh besar terhadap individu manusia dan terhadap suatu
bangsa. Ajaran-ajaran akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw
dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terdapat di beberapa ayat al-Qur’an yang
menjelaskan tentang akhlak mulia Rasulullah. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S.
Al-Aḥzāb:21 yang artinya “ Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”. Dari ayat tersebut mengindikasikan perlu adanya akhlak mulia, baik
dikehidupan agama maupun kehidupan beragama

B. Tujuan
Tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

C. Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode jurnal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak


1. Pengertian Akhlak
Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab akhlak dalam bentuk jama’, sedang
mufrodnya adalah khuluq, yang dalam kamus munjid berarti budi pekerti, perangai atau
tingkah laku, akhlak bersinonim dengan etika dan moral.
1. Pengertian Menurut Para Ahli
a. Menurut Al-Ghazali dalam, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mwnimbulkan pebuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikirn dan pertimbangan.
b. Ibrahim Anis, mendefinisikan akhlak sebagai sifat yag tertanam dalam jiwa, yang
dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan.
c. Abdul Karim Zaidan, mendefinisikan akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yag
tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai
perbuatannya baik atau buruk untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya.

2. Pengertian Secara Umum


akhlak merupakan suatu perbuatan atau perilaku seseorang yang dilakukan dengan spontan
tanpa melalui sebuah pertimbangan dan pemikiran sebelumnya, akhlak merupakan suatu
dorongan hati seseorang untuk melakuakn suatu hal baik atau buruk.

2. Ruang Lingkup Akhlak


Muhammad Abdullah Draz dalam bukunya Dustur al-Akhlaq fi al-Islam. membagi ruang
lingkup akhlak ke dalam lima bagian:
a. Akhlak Pribadi (al-Akhlaq al-Fardiyah). Terdiri dari: (a) yang diperintahkan (al-
Awamir), (b) yang dilarang (an-Nawahi), (c) yang dibolehkan (al-Mubahai), dan (d) akhlak
dalam keadaan darurat (al-Mukhlafah bi al-idhthirar).
b. Akhlak berkeluarga (al-akhlaq al-usariyah). Terdiri dari: (a) kewajiban timbal balik
orang tua dan anak (wajibat nahwa al-ushulnwa al-furu’), (b) kewajiban suami istri (wajibat
baina al-azwaj), dan kewajiban terhadap karib kerabat (wajibat nahwa al-aqarib).
c. Akhlak bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtima’iyyah). Terdiri dari: (a) yang dilarang (al-
mahzhurat), (b) yang diperintahkan (al-awamir) dan (c) kaedah-kaedah adab (qawa’id al-
adab).

2
d. Akhlaq bernegara (akhlaq ad-daulah). Teridir dari: (a) hubungan antara pemimpin dan
rakyat (al-alaqah baina ar-rais wa as-sya’b), dan (b) hubungan luar negri (al-alaqat al-
khariyyah).

e. Akhlak beragama (al-akhlaq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban terhadapa allah SWT


(wajibat nahwa Allah).
Menurut Kahar Mansyur, ruang lingkup akhlak meliputi bagaimana seseorang harus
bersikap terhadap penciptanya, sesamam manusia, terhadap keluarga, serta terhadap
masyarakatnya. Disamping lain meliputi bagaiaman seharusnya bersikap terhadap makhluk
lain, seperti malaikat, jin, iblis, hewan, dn tumbuh-tumbuhan.
Ahmad Azhar Basyri menyebutkan cakupan akhlak meliputi semua aspek kehidupan
manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk social, makhluk
penghuni, dan yang memperoleh bahan kehidupan dari alam, serta sebagai makhluk ciptaan
Allah. Dengan kata lain, akhlak meliputi akhlak pribadi, akhlak keluarga, akhlak social, akhlak
politik, akhlak jabatan, akhlak terhadap Allah dan akhlak terhadap alam.
Dari beberapa uraian di atas, akhlak meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, secara
garis besarnya cangkupan akhlak meliputi hubungan manusia dengan sang pencipta, hubungan
manusia dengan sesamam manusia dan hubungan manusia dengan alam. 1

B. Kedudukan Akhlak dalam Ajaran Islam


Kedudukan Akhlaq Dalam Islam Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka
perlu diuraikan bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan
pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:
a. Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan kewajiban
beriman kepada Allah, Malaikat- MalaikatNya, hari akhiratNya dan Qadar baik dan
buruk yang telah ditentukanNya.
b. Masalah syari'ah yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya,yang dapat
dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan mua'amalah juga termasuk masalah syari'ah.
c. Masalah Ihsan; yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT terhadap
sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini
Adapun kedudukan akhlak dalam islam :
1. Akhlak adalah tujuan utama diangkatnya Nabi Muhammad menjadi nabi yang diutus
kepada manusia

1
“Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak” (http://duniakampus7.blogspot.com/2015/12/pengertian-dan-ruang-
lingkup-akhlak.html?m=1 Diakses pada 22 Oktober 2021 pada pukul 20.01)

3
Allah  berfirman: “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka.” (Al-
Jumuah: 2). Allah memberi anugerah kepada orang beriman dengan mengutus nabi untuk
mengajari mereka tentang Al-Qur`an dan mensucikan mereka. Yang dimaksud dengan
mensucikan adalah membersihkan hati mereka dari syirik dan akhlak tercela seperti dendam
dan iri hati dan membersihkan perkataan dan perbuatan mereka dari kebiasaan yang buruk.
2. Akhlak merupakan bagian tak terpisahkan dari iman dan akidah
Allah telah menamakan iman dengan kebaikan dalam firman-Nya: “Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-
nabi.” (Al-Baqarah: 177). Kata “al-birr” merupakan nama bagi semua jenis kebaikan, mulai
dari akhlak, perkataan dan perbuatan. Karenanya, Nabi Muhammad  bersabda, “Yang disebut
dengan al-birr (kebaikan) adalah akhlak yang baik.” (HR. Muslim, no. 2553)
3. Akhlak berkaitan dengan semua bentuk ibadah
Maka Anda dapat saksikan, bahwa setiap kali Allah memerintahkan suatu ibadah, Dia juga
mengingatkan pada tujuan akhlaknya dan pengaruhnya bagi jiwa dan masyarakat. Contohnya
sangat banyak, antara lain:
Shalat: “Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar.” (Al-‘Ankabut: 45)
Zakat: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103). Walaupun hakikat zakat adalah berbuat
kebaikan bagi manusia tetapi tujuan lainnya adalah mendidik jiwa dan membersihkannya dari
akhlak yang buruk.
Puasa: “Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183). Jadi tujuan dari puasa adalah agar bertakwa
kepada Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
4. Banyak keutamaan dan pahala besar yang diberikan Allah kepada orang yang berakhlak
mulia
Dalil-dalil yang menunjukkan hal itu sangat banyak baik dari al-Qur’an dan hadits, di
antaranya:
 Akhlak mulia menjadi pemberat timbangan amal shalih pada hari kiamat
Nabi Muhammad bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih berat daripada akhlak mulia yang
disimpan di timbangan nanti. Sesungguhnya orang yang berakhlak mulia akan sederajat
dengan orang yang berpuasa dan menunaikan shalat.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2003)
 Akhlak mulia merupakan sebab utama bagi seseorang untuk masuk surga
Nabi Muhammad bersabda, “Kebanyakan orang masuk surga karena takwa kepada Allah dan
akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2004, dan Ibnu Majah, no. 4246)
 Orang yang berakhlak mulia adalah orang yang paling dekat tempatnya dari
Rasulullah  pada Hari Kiamat.
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku cintai dari kalian dan yang paling dekat
posisinya dariku pada hari kiamat nanti adalah yang paling mulia akhlaknya.” (HR. At-
Tirmidzi, no. 2018)

4
 Di surga nanti, orang yang berakhlak mulia akan berada di tempat paling tinggi dan
dijamin oleh Rasulullah
Nabi Muhammad bersabda, “Aku akan memberikan jaminan sebuah rumah di pinggir surga
bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar, dan rumah di tengah surga
bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun dia bercanda, serta rumah di bagian atas surga
bagi orang yang akhlaknya bagus.” (HR. Abu Dawud dalam As-Sunan, no. 4800) Makna
“za’im” dalam hadits ini adalah penjamin.2

C. Peranan Akhlak dalam Pembentukan Karakter


Akhlak memiliki kontribusi penting dalam mengembangkan karakter. Sebagaimana
diungkapkan oleh Nurhaedah, bahwa diantara peranan pendidikan akhlak dalam membentuk
karakter adalah sebagai berikut :

1. Akhlak Sebagai Filter Pengaruh-Pengaruh Negatif Luar


Dewasa ini pengaruh mordenisasi sangat kuat terhadap perilaku manusia, seperti budaya
pop yang secara tidak sadar masyarakat melakukannya. Teknologi modern telah
memungkinkan terciptanya komunikasi bebas lintas benua, lintas negara, menerobos berbagai
pelosok perkampungan di pedesaan dan menyelusup di gang-gang sempit di perkotaan, melalui
media audio (radio) dan audio visual (televisi, internet, dan lain-lain). Dengan kondisi dan
realitas kehidupan manusia dewasa ini sehingga peran akhlak dalam mengembangkan karakter
sangat penting kehadirannya guna mengantisipasi terjadinya dekadensi akhlak dari pengaruh
perkembangan globalisasi tersebut.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan memberikan pendidikan
akhlak pada anak dengan baik. Pendidikan akhlak yang diberikan membutuhkan kerja sama
antara orang tua dan guru di sekolah. Adapun hal-hal yang dapat kita lakukan dalam mendidik
anak agar anak dapat menghadapi kemajuan zaman dan mampu menghancurkan kemaksiatan.
Maka melakukan dengan cara mendidik anak hingga mereka menjadi cerdas dan mendidik
anak-anak kita dengan kebenaran Al-Qur’an. Dengan kata lain pendidikan akhlak wajib
diberikan kepada anak sejak usia dini sebagai bentuk tanggung jawab moral orang tua terhadap
anak, disamping pengharapan menciptakan generasi yang berprilaku baik (berakhlak mulia)
demi kenyamanan, kedamaian dan kebahagian baik dunia maupun akhirat.
2. Akhlak Sebagai Pembina Nilai Akhlak dan Moral Peserta didik Sehingga Menentukan
Sikap dan Perilakunya
Pendidikan akhlak memiliki peran dan tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai Islam
kepada umat manusia utamanya penanaman nilai-nilai keimanan dan ketakwaan agar menjadi
insan kamil manusia yang berakhlak mulia, cerdas dan bertanggung jawab sebagai cermin dari
kepribadiannya. Akhlak merupakan pendidikan nilai yang pertama didapat anak dari
keluarganya. Pengalaman masa kecil seseorang sangat mempengaruhi perkembangan
kepribadiannya. Pola asuh orang tua baik yang menerima atau yang menolak anaknya, akan
mempengaruhi perkembangan emosi, perilaku, social-kognitif, dan kesehatan fungsi
psikologisnya ketika dewasa.3

2
Cholieq LiequamienargoeCliquers “Kedudukan AKhlak pada Islam”
(https://www.slideshare.net/cholieqliequaimienargoecliquers/kedudukan-akhlak-dalam-islam Diakses pada 22
Oktober 2021 pada pukul 20.35 )
3
Rahmat Sularso Nh “Peran Pendidikan akhlak dalam Membentuk karakter”
(https://www.majalahsuarapendidikan.com/2021/09/peran-pendidikan-akhlak-dalam-membentuk.html Diakses
pada 22 Oktober 2021 pada pukul 20.50)

5
D. Aplikasi Akhlak dalam Kehidupan Manusia Modren
1. Dengan akhlak kehidupan masyarakat menjadi makmur.
Suatu masyarakat yang penduduknya berakhlak mereka akan berbuat sebaik-baiknya untuk diri
dan masyarakatnya. Mereka akan bekerja dan berusaha untuk sebesar-besar kemakmuran
masyarakat secara nyata.Orang yang berakhlak belum merasa senang dan gembira jika
masyarakat belum mencapai kemakmuran.
2. Dengan akhlak menjadikan tindak kejahatan tidak akan terjadi didalam masyarakat.
Tidak pernah kita jumpai dalam sejarah manapun hingga sekarang bahwa orang-orang yang
berbuat jahat itu memiliki akhlak. Karena tidak ada satu pun ajaran akhlak yang mentolerir
perbuatan jahat sekecil apapun. Jika sampai ada ajaran akhlak yang mengajarkan kita berbuat
jahat maka yang demikian itu adalah ajaran sesat dan menyesatkan yang harus diberantas
sampai tuntas.
3. Dengan Akhlak akan menjadikan manusia menajadi manusia yang luhur dan terhormat,
baik didunia maupun diakhirat.
Dikarenakan orang yang berakhlak senantiasa menghormati orang lain betapa pun rendahnya
kedudukan orang tersebut, mereka senantiasa menjadi contoh yang baik dalam setiap
menjalankan aktifitas kehidupannya. Maka pantaslah jika mereka senantiasa dihormati dan
diteladani orang lain karena tidak adal dalam diri mereka sifat-sifat yang tercela.Sehingga
masyarakat yang berakhlak akan memperoleh dua jaminan lahir dan batin, dunia dan akhirat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal
yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia
yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu
seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah
manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).

B. Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi pembaca
semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W , setidaknya kita termasuk
kedalam golongan kaumnya.

Anda mungkin juga menyukai