Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG DAKWAH

DISUSUN OLEH

ABDUL MUGIS AL MUBARAQ


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama islam. Akhlak yang baik akan
menitik beratkan timbangan kebaikan seseorang pada hari kiamat, orang yang paling dicintai
dan yang paling dekat dengan Rasulullah saw pada hari kiamat adalah yang paling baik
akhlaknya. Salah satu misi utama agama Islam adalah untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam HR Ahmad dan Baihaqi :
‫ار َم الَِْ ْخلَ ْق‬ ِّ ُ ‫ِإنَّ َما بُ ِع ْث‬
ِ ‫ت لُِِتَ م َم َم َك‬
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR: Ahmad dan Baihaqi).
Akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam merupakan orientasi yang harus dipegang
oleh setiap muslim. Akhlak merupakan ukuran kemanusiaan yang hakiki dan bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan manusia, bahkan untuk membedakan antara hewan dan
manusia terletak pada akhlaknya. Manusia yang tak berakhlak sama halnya dengan hewan,
kelebihannya manusia hanya pandai berkatakata. Krisis akhlak terjadi karena sebagian besar
orang tidak mau lagi mengindahkan tuntunaan agama, yang secara normative mengajarkan
kepada pemeluknya untuk berbuat baik, dan meninggalkan perbutan-perbuatan maksiat.
Selain keluarga dan lingkungan, pendidikan merupakan factor penting yang memberikan
pengaruh dalam pembentukan akhlak. Sebab dalam pendidikan ini, anak didik akan diberikan
didikan untuk dapat membedakan akhlak yang baik dan buruk, menyalurkan dan
mengembangkan pengetahuan mereka tentang akhlak tersebut kedalam kehidupam sehari-
hari, agar bermanfaat pada dirinya dan bagi masyarakat sekitarnya. Karena akhlak merupakan
faktor mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera, kerukunan antar tetangga juga dalam
pergaulan sehari-hari.
1
BAB II
PERMASALAHAN
A. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami akan memaparkan beberapa point mengenai :
1. Bagaimana memahami tentang ilmu akhlak?
2. Apa pokok pembicaraan tentang ilmu akhlak?
3. Bagaimana pembagian ilmu akhlak dalam islam?
4. Apa saja macam-macam akhlak karimah (akhlak terpuji)?
5. Apa saja macam-macam akhlak madzmumah (akhlak tercela)?
6. Bagaimana cara membiasakan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela?
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pembaca dapat memahami tentang ilmu akhlak.
2. Pembaca dapat mengetahui pokok-pokok pembicaraan tentang ilmu akhlak.
3. Pembaca dapat mengetahui pembagian ilmu akhlak dalam islam.
4. Pembaca dapat membedakan tentang akhlak karimah dan akhlak madzmumah.
5. Pembaca dapat membiasakan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari, dan
menghindari akhlak tercela.

2
BAB III
PEMBAHASAN
A. MENUJU PEMAHAMAN AKHLAK DALAM ISLAM
1. Pengertian Akhlak
Secara etimologis, Akhlak berasal dari Bahasa Arab Jama’ dari bentuk mufradnya
“Khuluqun” yang menurut logat diartikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku atu tabiat.
Akhalk adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Imam Al-Ghazali (1015-1111 M)
Mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara, Ibnu maskawaih meyebutkan defenisi akhlak sebagai berikut:
ِْْ ‫س دَا ِعيَة لَهَا ِإ َل َأ ْف َعالِهَا ِم ْن غ‬
َّ ‫َي فِ ْك ٍر َو َل َر ِو‬
‫ية‬ ِ ‫َح ا ٌل لِلنَّ ْف‬
“Adalah suatu keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu tanpa
berfikir atau direncanakan (terlebih dahulu)”
2. Ekuvalensi Akhlak
Akhlak sering kali diekuvalenkan dengan etika, moral, dan karakter. Istilah etika berasal dari
yunani kuno, yakni ethos. Bentuk jamak nya adalah ta etha yang berarti adat kebiasaan. Kata
moral dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat kebiasaan.
Akhlak dapat pula di ekuvalensikan dengan karakter, Karakter itu ialah pancaran jati diri
seseorang yang mencerminkan “sifat Tuhan” artinya bertuturkata dan bersikap dengan baik
(berakhlak kharimah) agar ridho Allah SWT selalu menyertai kita.
3. Tujuan Mempelajari Akhlak
Tujuan dari mempelajari akhlak adalah agar setiap muslim mampu mengenali berbagai
akhlak yang ada, terutama akhlak mulia atau akhlak karimah, serta mampu
membedakankannya dari akhlak tercela.

3
Secara umum, pembiasaan dan pengamalan akhlak mulia memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Mendapatkan ridha Allah SWT.
b. Terhindar dari perbuatan yang hina.
c. Membentuk kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.
d. Menuntun kepada kebaikan.

4. Karakteristik Akhlak dalam Islam


Islam memiliki sistem akhlak yang menyeluruh. secara detail, akhlak (karimah) dalam islam
memiliki beberapa karakteristik sendiri sebagi berikut :
a. Bersifat Universal
Akhlak terpuji bersifat universal, artinya akhlak terpuji dapat diterapkan kepada siapa saja,
kapan saja, dan dimana saja. Akhlak tersebut juga meliputi hubungan dengan Allah SWT,
sesama manusia, maupun dengan alam.
b. Kesesuaian dengan Akal
Akhlakul Karimah dalam islam sesuai dengan akal, artinya tak ada perilaku yang dianjurkan
maupun dilarang lalu bertentangan dengan akal. Misalnya larangan menggunjingkan orang
lain. Dalam Al-Qur’an disebutkan dalam surat al-Hujarat ayat 12 sebagi berikut :

Hai orang – orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya,
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang” . (QS.Al-Hujarat : 12)

4
c. Bersifat Individu
Tanggung jawab akhlak bersifat individu, artinya bahwa akhlak seseorang harus
dipertanggung jawabkan sendiri.
d. Pengawasan Langsung Oleh Allah SWT
Pengawasan akhlak tidak hanya dilakukan oleh seseorang saja, tapi di awasi oleh Allah SWT.
Inilah yang di sebut ihsan, yakni berbuat aktivitas kebaikan seakan-akan senantiasa Allah
mengawasi kita, sekalipun kita tidak dapat melihat-Nya, Allah senantiasa mengawasi kita.

B. POKOK PEMBICARAAN ILMU AKHLAK


Masalah pokok yang di bicarakan dalam kajian tentang akhlak adalah kebaikan (al-khair),
kebahagiaan (al-sa’adah) dan keutamaan (al-fadhillah). Mengenai tujuan pokok dari akhlak
dalam islam, menurut :
1. Al-Ghazali pada semboyanya al-shifatir-Rahman’ala taqhathil Basyathiyah.
Maksudnya agar manusia sejauh kesanggupanya meniru-niru perangai dan sifat ketuhanan
seperti pengasih, penyayang, pengampun, sabar , jujur, dsb.
2. Ibnu Maskawaih , Kebaikan adalah suatu keadaan dimana kita sampai kepada
batas akhir dan kesempurnaan wujud. Menurutnya, pada diri manusia ada dua unsur,
yaitu jiwa dan badan, maka kebahagiaan itu meliputi keduanya. Kebahagiaan itu ada
dua tingkat Pertama Manusia yang terikat yang bersifat bendawi (duniawi) yang
Kedua, Manusia yang melepaskan diri dari keterikatanya kepada benda dan
memperoleh kebahagiaan lewat jiwa.Tentang keutamaan, Ibnu Maskawaih
berpendapat bahwa asas semua keutamaan adalah cinta kepada sesama manusia.
3. Al-Kindi, berpendapat bahwa keutamaan manusia tidak lain adalah budi
pekerti manusiawi yang terpuji.
5
C. PEMBAGIAN AKHLAK DALAM ISLAM
Pembagian akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah menurut sudut pandang
islam, baik dari segi sifat maupun dari objeknya. Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokan
menjadi dua, yaitu: 1) Akhlakul Karimah/ terpuji 2) Akhlakul Madzmumah/ tercela.

1. Akhlakul Karimah ( Akhlak Terpuji )


Akhlakul karimah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang.
Akhlakul karimah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat- sifat terpuji pula. Sifat terpuji
yang dimaksud antara lain: cinta kepada Allah SWT, cinta kepada rasul, taat beribadah,
senantiasa mengharap ridha Allah SWT dan sebagainya. Sebagaimana yang diriwayatkan
oleh HR. Bukhari, Muslim sebagai berikut :
ْ ‫ك ر ْي ٌِمي ُحبُِّ ْال َك َر َِم َو َمع اَِليَِاأْل خَْ الَ قِ َو‬
ُ‫يبُ غض‬ َ َ‫ِس ْف َسافهََاإنَِّالل ِه‬
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang
mulia serta membenci akhlak yang rendah (hina).” (HR. Bukhari, Muslim)
2. Akhlakul Madzmumah ( Akhlak Tercela / Buruk )
Akhlakul madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak
iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Sifat yang termasuk akhlakul
madzmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlakul karimah, anara lain:
kufur, syirik, munafik, murtad, takabbur, riya, dengki, berbohong, sombong, dan sebaginya.
Akhlakul karimah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan akhlakul
madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain. Allah berfirman dalam surat At-Thin ayat
4-6.

6
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbaiknya.
Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang serendah-rendahnya
( neraka ). Kecuali yang beriman dan beramal shalih, mereka mendapat pahala yang tidak
ada putusnya”.
Kemudian dari segi objeknya, atau kepada siapa akhlak itu diwujudkan, dapat dilihat sebagi
berikut :
1. Akhlak kepada Allah SWT.
Meliputi antara lain: ibadah kepada Allah, Mencintai Allah, beramal kepada Allah, takut
kepada Allah, taubat, dan tawakal kepada Allah. Salah satu prilaku atau tindakan yang
mendasari akhlak kepada Allah SWT adalah Taubat. Taubat secara Bahasa bearti kembali
kepada kebenaran. Secara istilah adalah meninggalkan sifat atau kelakuan yang tidak baik,
salah, atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi
kesalahan yang serupa. Menurut ibnu Katsir, Taubat adalah menjauhkan diri dari perbuatan
dosa dan menyesali atas dosa yang pernah dilakukan pada masa lalu serta yakin tidak akan
melakukan kesalahan yang sama pada masa mendatang. Sementara, menurut al-Jurjani,
taubat adalah kembali kepada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dan perbuatan
dosa dan melaksanakan segala kewajiban kepada Allah SWT.
Sedangkan menurut Hamka, Taubat adalah kembali kejalan yang benar setelah menempuh
jalan setelah menepuh jalan yang sangat sesat dan tidak tentu ujungnya.
2. Akhlak Kepada Rasulullah SAW.
Meliputi antara lain: taat dan cinta kepada Rasulullah SAW. Setiap muslim diwajibkan untuk
mentaati segala ajaran Nabi Muhammad SAW (AlQur’an dan Al-Sunnah). Semua isi Al-
Qur’an dan Al-Sunnah merupakan bagian dari wahyu yang diturunkan kepada-Nya, maka
setiap muslim wajib mengamalkan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya.

7
3. Akhlak Kepada Keluarga
Meliputi antara lain: akhlak kepada ayah, kepada ibu, kepada anak, kakek,nenek,dan
seterusnya. Setiap muslim wajib memuliakan anak dan istrinya, beserta keluarganya. Mereka
merupakan amanah yang harus dipelihara, dibimbing dan dididik semaksimal mungkin.
4. Akhlak Kepada Sesama Manusia.
Meliputi antara lain: akhlak pada tetangga, akhlak kepada sesama muslim, dan sebagainya.
Sebagai makhluk sosial tentunya kita saling berketergantungan antar sesama makhluk. Kita
tidak terlepas dari apa yang sudah ada dalam diri kita salah satunya adalah akhlak. Karena
akhlak adalah salah satu predikat yang di sandang oleh manusia, akhlak akan berjalan setelah
manusia itu sendiri berada dalam lingkungan sosial. Baik dan Buruk nya akhlak kepada
sesama tegantung dari orang yang menjalani hidup.
5. Akhlak Kepada Lingkungan
Meliputi antara lain: menyayangi binatang, merawat tumbuhan, menjaga kebersihan, dan
sebaginya. Setiap muslim harus memperhatikan dan mengurusi lingkunganya, baik
lingkungan manusia (tetangga) maupun lingkungan alam

D. MACAM – MACAM AKHLAKUL KARIMAH ( AKHLAK TERPUJI )


Berikut ini beberapa macam dan penjelasan tentang akhlakul karimah :
1. Al-Rahman, yaitu belas kasihan dan lemah lembut.
2. Al-Afwu, yaitu pemaaf dan mau bermusyawarah.
3. Amannah, secara Bahasa amannah bermakna Al-Wafa’ (memenuhi) dan
wadi’ah (titipan). Sedangkan secara definisi amannah berarti memenuhi apa-apa
yang dititipkan kepadanya (dapat dipercaya dan menepati janji).
4. Adil, berarti menempatkan atau meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga
tidak lain ialah perbuatan yang tidak berat sebelah. Contohnya: adil terhadap diri
sendiri, bawahan, atasan/pimpinan, sesame saudara.
5. Bersyukur.

8
6. Ikhlas. Sifat ikhlas akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Setiap
orang yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir dan batin
maupun di dunia ataupun di akhirat, persaudaraan antar sesama, perdamaian, serta
kesejahteraan.
7. Anisatun, yaitu manis muka dan tidak sombong.
8. Khusyu dan Tadarru’, yaitu tidak lalai dan menundukan atau merendahkan
diri terhadap Allah SWT. Contoh sikap ini, misalnya diwaktu sholat hendaknya ada
konsentrasi pikiran sesuai dengan apa yang diucapkan dan dirasakan dalam hati,
sehingga tidak lalai dan tidak melamun.
9. Al-Haya, perasaan malu terhadap Allah SWT apabila melakukan terhadap
maksiat meskipun tersembunyi dari pandangan manusia.
10. Al-Ikhwan dan Al-Ishlah, yaitu persaudaraan atau perdamaian antar orang
yang beriman dengan yang beriman lainya.
11. Al-Amal dan Al-salihat, yaitu berbuat baik atau beramal shaleh.
12. Al-Sabru, yaitu saba. Sabar ini terhadap 3 macam hal yaitu, sabar dalam
beribadah, sabar dalam menjauhkan diri dari perbuatan maksiat (tidak tertarik dengan
godaan duniawiyah yang jelas tidak diperbolehkan agama ) dan sabar dalam
mendapat musibah.

E. MACAM – MACAM AKHLAK MADZMUMAH ( AKHLAK TERCELA )


Berikut ini macam-macam akhlak madzmumah:
1. Kufur
 Kufur I’tiqodi, yang bersumber dari keyakinan atau hati, seperti
keyakinan bahwa Allah SWT berwujud seperti wujudnya makhluk,
bertempat, ada pada satu arah atau semua arah, dan berkeyakinan bahwa
Allah adalah cahaya dan semacamnya.
 Kufur Fil’I, yang bersumber dari perbuatan, seperti menyembah
kepada
berhala.
 Kufur Qauli, yang bersumber dari ucapan, seperti mencaci Allah SWT,
mencaci Nabi, melalaikan semua ajaran islam.

9
2. Nifaq ( Munafik )
 Nifaq Akbar, yaitu seseorang yang menampakan keimanan, namun
batinya tidak beriman dan mendustakanya. Nifaq ini dinamakan dengan nifaq
I’tiqaadiy. Pelakunya kafir, keluar didasar neraka paling bawah.
 Nifaq Ashgar, yaitu nifaq dalam amal-amal perbuatan, seperti :
berdusta, ingkar janji, dan berkhiatan. Nifaq ini dinamakan nifaq “amaliy”,
yang tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama.
3. Takabur ( Sombong )
Sifat takabur (sombong) sangat dilarang dalam agama islam.

F. MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI DAN MENGHINDARI AKHLAK


TERCELA
Sebagai muslim yang baik, kita tidak boleh melakukan perbuatan apapun yang merendahkan,
mengejek, atau menghina orang lain dalam segi apapun karena hal tersebut dapat
memunculkan perasaan sakit hati dan dendam. Manusia yang baik selalu memperhatikan dan
memberikan pertolongan kepada orang-orang
Sebagai muslim yang baik, kita tidak boleh melakukan perbuatan apapun yang
merendahkan, mengejek, atau menghina orang lain dalam segi apapun karena hal
tersebut dapat memunculkan perasaan sakit hati dan dendam. Manusia yang baik
selalu memperhatikan dan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang
membutuhkan. Seperti yang dijelaskan dalam (QS An-Nahl [16]:90)

᠕ ሔሰሔᠬ ሔሦ ሰሔ ሔ ᠬ
ሦᓬ ፅሰᏽሕ ᠕ሔ
ሰቨᓆሔ ሔ ሰԉሔሰ ሔ ሰሔ ᠬ ሕሕ ᠬሔሦ
቙ ቨᒫ ᒇ቙


ሖ፮ ዲᏟᑢ
ቨᒢ᠒Ꮃᒷᓽᒢ ᗫ
ᓆ ቹ ᑢቨᓬ጖ ᓬ
ሖ ሖሖቲ
ባኤ
ᓾ ᒇቲ፭ ዠ ԉᑛ ቨ
ᓆ ᑛጤ
ሖ ሖ ሖᎻᑢቲᗷፅᑻ ቲᘌᑰᑢ ቨሖ
ሔ ሰፅሕᡐ ሔ
ሔ᠑ ᡐ ሔ᠐ ᠑ ᠑ ሔ ሰ ሔᠬ ሔ ᠐ ሰሕᠬ ሔ
ᒇᓆ ᐛጥ኏ᒃሰᝣᑩᎻᑢᒃሰᜓᎤᎻሖᘌᠧԉᎬ᠒ ኸ ᑢቨᓆፅ᠒᜻ᒙᑿᑢቨᓆ
“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kemungkaran,dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran ”.
PENUTUP

 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini yaitu pembaca dapat mengetahui
lebih jelas mengnai akhlak, dimana akhlak dibagi menjadi 2 yaitu akhlakul karimah
(akhlak terpuji ) dan akhlakul madzmumah ( akhlak tercela ).
Sehingga pembaca dapat menerapkan contoh-contoh akhlak terpuji dalam
kehidupan sehari-hari, dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-
hari.

 SARAN
Melihat dari kejadian-kejadian yang terjadi dikehidupan sehari-hari masih banyak
yang menyimpang, atau berakhlakul madzmumah. Kami memberikan saran sebagai
berikut :

1. Lebih memperdalam agama.

2. Lebih mencari tahu mengenai akhlakul karimah dan akhlakul madzmumah.

3. Memberikan perhatian dan arahan kepada anak sejak dini.

4. Menerapkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menghindari akhlakul madzmumah dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai