Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGERTIAN ETIKA, MORAL DAN AKHLAK


Kata etika,moral akhlak sering kali dipergunakan dalam interaksi sosial untuk
menyatakan pengertian suatu perbuatan manusia yang bersifat baik atau buruk dan
kaidah tentang aturan normative yang menjadi pegangan individu atau sekelompok
masyarakat dalam mengatur tingkah lakunya. Ada dua pendekatan untuk
mendefinisikan pengertian etika, moral dan akhlak, yaitu linguistic (kebahasaan) dan
penddekatan terminologik (peristilahan).
Etika secara etimologi mengandung arti kebiasaan, cara berpikir (Zubaidi,
2011). Secara terminology dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi tentang sifat
dasar dari konsep baik dan buruk, benardan salah (Nata, 2002). Ahmad Amin (1983)
mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik atau buruk, dan
menjelaskan apa tujuan yang harus dicapai, serta cara apa yang seharusnya dilakukan
manusia dalam perbuatannya.
Moral dari segi etimologi, menurut Encarta Dictionnaries (2008), yaitu jamak
dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Moral secara terminologis bisa digunakan
untuk menentukan batas-batas dari kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Jika dihubungkan antara pengertian etika dan moral dapat disimpulkan bahwa
etika dan moral memiliki obyek yang sama, yaitu membahas tentang perbuatan
manusia yang selanjutnya ditentukan nilainya; baik atau buruk.
PERBEDAAN ANTARA ETIKA DAN MORAL
No.
1.

2.

ETIKA
MORAL
menentukan
nilai
perbuatan norma-norma
yang
tumbuh
manusia baik atau buruk dengan berkembang di masyarakat
menggunakan standar akal pikiran
atau rasio
Studi kritis tentang moral
Obyek dari etika

3.

Perbedaan pada fokus kajiannya:

dan

Pemikiran dan pandangan filosofis Aturan normatif yang menjadi pegangan


tentang tingkah laku
seseorang atau sekelompok masyarakat
dalam mengatur tingkah lakunya

Akhlak adalah perbuatan manusia yang bersifat baik atau buruk dalam
khazanah islam. Secara etimologis akhlak berasal dari bahasa arab yaitu khuliq yang
berarti gambaran batin, perangai, kebiasaan tabiyat atau karakter.
Firman Allah (Q.S.Al-Qalam:4):
Artinya : Sesungguhnya Engkau (Muhammad) berada diatas pekerti yang agung.
Menurut Al-Ghozali dalam Ihya Ulumuddin akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Perbuatan yang benar adalah perbuatan
yang berpijak pada kebenaran yang telah digariskan oleh doktrin agama yang
bersumber dari Al-Quran dan hadis.
Dengan demikian perbedaan dari akhlak dengan etika dan moral adalah :
No. Sudut pandang
Akhlak
1.
Sumber
yang Kebenaran wahyu
dipakai
2.
Obyek
yang Benar dan salah, haq
menjadi sasaran bathil serta maruf
munkar
3.
sifat
Berlaku untuk umum
universal tidak terikat
waktu dan tempat

Etika dan moral


Kebudayaan yang dilandasi
oleh hasil pemikiran manusia
dan Membahas atau membedakan
dan antara baik dan buruk.
dan Terikat oleh waktu dan tempat,
oleh serta adat kebiasaan yang
berlaku

Jadi dapat disimpulkan bahwa akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam
jiwa manusia yang mendorong lahirnya perbuatan-perbuatan baik atau buruk secara
spontan tanpa memerlukan pemikiran dan dorongan dari luar diri.
Dalam islam akhlak yang baik (mahmudah) merupakan sifat yang melekat
pada seseorang berupa ketaatan pada aturan dan ajaran syariah islam yang tercermin
dalam berbagai amal, sedangkan akhlak yang buruk (madzmumah) adalah sikap yang
melekat ada diri berupa kebiasaan pelanggaran-pelanggaran pada ketentuan dan
aturan syariah.

B. KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP AKHLAK DALAM ISLAM


1. Kedudukan Akhlak Dalam Islam
Akhlak merupakan fondasi dasar karakter diri manusia. Sesuai dengan fitrah
manusia yang menempatkan posisi akhlak sebagai pemelihara eksistensi manusia.
Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat sebagai hamba Allah yang paling
terhormat.
Dalam firman Allah (At Tiin:4-6):
Artinya: Sesungguhnya kami menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.
Kemudian kami kembalikan ketempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada
putus-putusnya.
Jika manusia tidak konsisten menjaga potensi kebaikan yang dimilikinya, ia
akan tergelincir pada derajat yang serendah-rendahnya. Meskipun manusia terlahir
dalam keadaaan baik, namun juga memiliki potensi untuk salah. Agar dapat
mengaktualisasikan fitrhnya, manusia perlu menguasai potensi salah aatau
kekurangan yang ada pada dirinya, dengan berakhlak yang baik.
Perhatian islam terhadap pentingnya akhlak, dapat dikaitkan dengan muatan
akhlak yang terdapat padaselurh aspek ajaran Islam. Iman yang tidak disertai dengan
amal shaleh dapat disebut sebagai kemunafikan.
Allah SWT berfirman dalam (Q.S al-Baqarah:8-9).
Artinya: Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan: kami beriman
kepada Allah dan hari akhir, sedang yang sebenarnya mereka bukan yang beriman
(Q.S al-Baqarah:8-9).
Keimanan yang harus membuahkan akhlak juga menunjkkan bahwa Islam
sangat menekankan terwujudnya akhlak yang mulia.
Akhlak dalam perspektif islam, merupakan mustika kehidupan yang
menghantarkan kesuksesan seorang muslim. Aisyah R.A ketika ditanya mengenai
akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab:
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai seorang yang shiddiq (jujur), amanah
(terpercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas). Apabila salah satunya
bisa diikuti dan diteladani oeh setiap muslim, niscaya akan menjadi kebaikan yang
tidak pernah mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan pula. Ketika generasi muda
muslim dapat mengikuti semua akhlak dan perilaku Rasulullah akan lebih
mendatangkan kebaikan dan kemanfaatan bagi tegaknya syiarislam. Ketika sorang
muslim melakukan akhlak yang buruk, dapat mengakibatkan timbulnya berbagai

macam kemudharatan, kerusakann baik bagi diri, orang lain maupun


lingkungan sekitarnya.

kerusakan

Akhlak dalam islam memiliki nilai yang mutlak, karena persepsi antara akhlak
baik dan buruk memiliki nilai yang dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi
apapun (Syafri, 2012). Melalui pendidikan akhlak Rasulullah, lahirlah figure manusia
yang bermartabat secara paripurna, seperti Abu Bakar dengan sifatnya yang
pemberani, teguh pendrian, penyabar, dan Usman bin Affan, dengan sifatnya yang
dermawan. Para sahabat Nabi tersebut menunjukkan sisi-sisi yang kuat dari pribadi
muslim yag memiliki keluhuran akhlak , kesucian jiwa, semangat edukatif yang terus
menyala, dan kearifan yang genuine.
Ruang lingkup akhlak islam mencakup tiga spek:
a. Akhak kepada Allah SWT
Akhlak kepada Allah ada prinsipnya merupakan penghamban diri secara total
kepadaNya. Beberapa perbuatan yang merupakan akhlak terpuji kepada Allah
SWT, antara lain:
1. Menaati peintah Allah dan menjauhi laranganNya
2. Mensyukuri nikmat-nikmatNya
3. Tawakkal
b. Akhlak kepada Rasulullah SAW
(Q.S. Ali Imran:31)
Artinya: Katakanlah: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscahya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu! SesunggguhnyaAllah
Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang
c. Akhlak kepada sesama manusia
1. Berbakti kepada kedua orang tua
Nabi SAW mengutamakan berbakti kepada orang tua atas jhad fi
sabilillah. Dalam sebuah hadist disebutkan:
Ibnu Masud berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasul Allah SAW, amalan
apakan yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: Mendirikan shalat
pada waktunya.Aku bertanya kembali: Kemudian apa? Beliau kembali
menjawab, Berbakti kepada orang tua. Aku bertanya lagi:Kemudian apa?
Beliau menjawab, Jihaddi jalan Allah (HR. Bukhari).
Islam mengecam anak yang durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW
menghubungkan perbuatan tercela ini dengan syirik. Dalam hadist riwayat Abi
Bakrah, beliau bersabda:
Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar? para
sahabatmenjawab, Tentu. Nabi bersabda, (Yaitu) berbuat syirik, durhaka
kepada kedua orang tua. (HR. Bukhari).

Tangisan orang tua itu berarti terkoyaknya hati oleh tingkah polah sang
anak. Ibn Umar menegaskan, Tangisan keda orang tua termasuk
kedurhakaan yang besar (HR. Bukhari). Allah bahkan menegaskan dalam Q.S
al Isra bahwa perkataan uh atau ah tterhadap oang tua aja dilarang,
apalagi yang lebih dari itu.
2. Menghormati yang tua, menyayangi yang muda
Tidak termasuk golongan kita orang yang tidak menyayangi kaum mudadan
tidak menghormati kaum tua (HR. Ahad dan Turmudzi).
Islam mengajarkan agar kaum tua senantiasa menyayangi dan
memberikan pendidikan yang positif terhadap kaum muda sehingga yang
muda akan menghormati yang tua.
3. Menghormati tetangga
Tetangga merupakan lingkungan yang terdekat dengan tempat tingga
dimana kita berada.
beribadahlah kepada Allah dan janganlah kalian mempersekutukkanNya
dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada kedua ibu-bapak, kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang menjadi kerabat,
tetangga yang bukan kerabat, dan teman dalam perjalanan (Q.S a; Nisa: 36).
d. Akhlak terhadap lingkungan
Di dalam al-Quran ditegaskan bahwa untuk mencegah terjadinya dampak
negative berupa kerusakan lingkungan (fisik maupun non fisik), maka manusia
dalam berpikir dan berbuat hendaknya berpegang kepada prinsip ihsan yaitu
selalu berorientasi kepada yang paling baik, benar, dengan senantiasa mengharap
keridhaan dari Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai