Anda di halaman 1dari 5

KARAKTERISTIK JALAN

BAGIAN-BAGIAN JALAN

DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan).


Merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman
ruang bebas tertentu yang ditetapkan oleh Pembina Jalan dan diperuntukkan
bagi
median, perkerasan jalan, pemisahan jalur, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar,
lereng, ambang pengaman timbunan dan galian gorong-gorong perlengkapan
jalan
dan bangunan pelengkap lainnya.
Lebar Damaja ditetapkan oleh Pembina Jalan sesuai dengan keperluannya. Tinggi
minimum 5.0 meter dan kedalaman mimimum 1,5 meter diukur dari permukaan
perkerasan.

DAMIJA (Daerah Milik Jalan)


Merupakan ruas sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu
yang
dikuasai oleh Pembina Jalan guna peruntukkan daerah manfaat jalan dan
perlebaran jalan maupun menambahkan jalur lalu lintas dikemudian hari serta
kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan.

Lebar Minimum
Lebar Damija sekurang-kurangnya sama dengan lebar Damaja. Tinggi atau
kedalaman, yang diukur dari permukaan jalur lalu lintas, serta penentuannya
didasarkan pada keamanan, pemakai jalan sehubungan dengan pemanfaatan
Daerah Milik Jalan, Daerah Manfaat Jalan serta ditentukan oleh Pembina
Jalan.

DAWASJA (Daerah Pengawasan Jalan)


Merupakan ruas disepanjang jalan di luar Daerah Milik Jalan yang ditentukan
berdasarkan kebutuhan terhadap pandangan pengemudi, ditetapkan oleh
Pembina Jalan.
Daerah Pengawasan Jalan dibatasi oleh :
Lebar diukur dari As Jalan.
POTONGAN MELINTANG JALAN

Jalur Lalu Lintas

Lajur

Bahu Jalan

Median

Fasilitas Pejalan Kaki

VOLUME LALU LINTAS

S M P (Satuan Mobil Penumpang)

Volume Lalu Lintas Rencana

VLHR (Volume Lalu Lintas Harian Rencana)

VJR (Volume Jam Rencana) VJR = VLHR * K/F

Kecepatan Rencana

JARAK PANDANG

Jarak Pandangan Henti (Jh)

Jarak Pandang Mendahului (Jd)

TAHAPAN PERENCANAAN JALAN

PENENTUAN TRASE JALAN

Metode Konvensional

Metoda Modern Dengan Teknik Fotogrametri

ANALISIS LALU LINTAS

Volume dan Jumlah Lalu Lintas

Sifat dan Komposisi Lalu Lintas

Kapasitas

PENENTUAN KECEPATAN RENCANA

PERENCANAAN GEOMETRIK (HORISONTAL & VERTIKAL)

PERHITUNGAN KUANTITAS PEKERJAAN TANAH

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

PERHITUNGAN ANGGARAN BIAYA

KEAMANAN LALU LINTAS

ANALISIS EKONOMI DAN KEUANGAN

KLASIFIKASI JALAN
Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas:
1) Jalan Arteri
2) Jalan Kolektor
3) Jalan Lokal
Jalan Arteri: Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien,
Jalan Kolektor: Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi,
Jalan Lokal: Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Klasifikasi berdasarkan administrasi pemerintahan


Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan
jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan pemerintah daerah. Jalan umum menurut

statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota,
dan jalan desa.
1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta
jalan tol.
2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota
kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.
3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak
termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan
dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat
permukiman yang berada di dalam kota.
5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

Klasifikasi berdasarkan muatan sumbu


Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi
dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara
tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda,
perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor
serta konstruksi jalan. Pengelompokkan jalan[5] menurut muatan sumbu yang disebut juga
kelas jalan, terdiri dari:
1. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari
10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia, namun sudah mulai
dikembangkan diberbagai negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan
sumbu terberat sebesar 13 ton;
2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan
kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas;
3. Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter,

ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 8 ton;
4. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi 12.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton;
5. Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter,
ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang
diizinkan 8 ton.

II.2. KRITERIA PERENCANAAN


11.2.2 Kendaraan Rencana
1) Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai
acuan dalam perencanaan geometrik.
2) Kendaraan Rencana dikelompokkan ke dalam 3 kategori:
(1) Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang;
(2) Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as;
(3) Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-trailer.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

STANDARD PERENCANAAN

Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970


Direktorat Jenderal Bina Marga

Spesifikasi Standard untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota,


SubDit Perencanaan Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990

Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.


038/BM/1997, Direktorat Jenderal Bina Marga

Standard Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat


Jenderal Bina Marga, 1992

Anda mungkin juga menyukai