Disusun Oleh:
Ilham Muammar Rizwan (A0A018021)
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menciptakan manusia dan alam raya ini. Secara historis dan teologis, perilaku atau
akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat.
Sang Pencipta dengan perilaku, tabiat, pengarai, dan budi pekerti manusia harus
merujuk pada firman Allah. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan
mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain
karena dukungan akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah
dalam Al-Qur’an.
agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhamad SAW itu dijadikan contoh dalam
B. RUMUSAN MASALAH
Tasawuf
Tasawuf
PEMBAHASAN
1. Pengertian Akhlak
“Akhlaq” adalah bentuk jamak dari kata “Khuluq” yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Seakar kata dengan kata “Khalaqa” berarti
didahului oleh sebab contoh, atau dengan kata lain menciptakan sesuatu dari
tiada.
Secara terminologis beberapa definisi oleh para pakar, salah satu yaitu
pendapat dari Imam Al-Ghozali “ Akhlak adalah daya kekuatan (sifat yang
bentuk kepribadian yang muncul dari dalam diri seseorang yang bersifat
madzmumah).
2. Pengertian Etika
Etika yaitu berasal dari Yunani Kuno “Ethos”. Kata Ethos dalam bentuk
tanggal mempunyai banyak arti, “tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
Dalam bentuk jamak “ta etha” yang berarti adat kebiasaan. Dan arti inilah
yang menjadi latar belakang terbentuknya istilah “ethika” oleh filsuf besar
a. Nilai atau norma yang menjadi pegangan orang dalam mengatur tingkah
laku.
Etika memiliki tiga posisi, yakni etika sebagai sistem nilai, kode etik, dan
filsafatmoral.
1) Sistem nilai : etika berarti nilai-nilai & norma-norma moral yang menjadi
2) Kode etik : etika berarti asas/nilai moral. Contoh kode etik dalam
jurnalistik, kedokteran.
3. Pengertian Moral
Dikutip dari Mourice B Mitchell, Moral berasal dari Bahasa Latin yaitu
jamak dari “mose” yang berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa indonesia
moral diartikan susila. Moral artinya sesuai dengan ide-ide umum yang
diterima tentang tindakan manusia, yang baik dan wajar, sesuai dengan
ukuran tindakan yang oleh umum diterima, meliputi kesatuan sosial atau
Istilah akhlak, etika, dan moral menentukan sifat baik dan buruk sikap
Akhlak bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rosul, etika sumbernya dari
akal pikiran, dan moral bersumber pada adat kebiasaan yang berlaku dalam
4. Pengertian Tasawuf
sekelompok orang pada masa rasulullah yang hidupnya banyak diisi dengan
berbentuk fi’il mabni majhul sehingga menjadi isim mulhak dengan huruf
“ya” nisbah yang berarti nama bagi orang-orang yang bersih atau suci.
tuhannya.
3) Istilah tasawuf berasal dari kata shaf. Makna tasawuf ini dinisbahkan
kepada orang-orang yang ketika shalat selalu berada di shaf yang paling
depan.
tentang tasawuf, dalam hal ini para ahli juga memiliki pendapat masing-
masing diantaranya:
“masuk kedalam segala budi (akhlak) yang mulia dan keluar dari budi pekerti
yang rendah”.
timbul pada waktu mulia dari seorang yang mulia di tengah-tengah kaumnya
Tambahan pula, tasawuf berarti juga menyendiri menuju jalan tuhan dalam
pada akhirnya harus tunduk dan patuh kepada Tuhan yang menghidupkan
a) Taqwa
seksama arti dari asal kata tersebut maka dapat dipahami bahwa rasa
(gelembung air) yang selalu berada di atas air, karena cinta merupakan
puncak segalanya dalam hati. Terambil dari kata al-habbu dari bentuk
sesuatu yang berada dan menetap dalam hati, sehingga habbu (biji-
muslim atas jasa-jasa yang telah beliau berikan kepada Islam dan Umat
adalah suri tauladan bagi setiap umat Islam. Hal ini sangat jelas
SAW dikenal mempunyai sifat utama yakni shidiq, amanah, tabligh dan
fatonah (jujur, dapat dipercaya, komunikatif dan cerdas). Dalam
barang yang paling rendah dan hina. Begitu juga manusia jika memiliki
sifat seperti api, maka ia selalu ingin berada diatas dan sombong. Akan
tetapi jika api itu sudah padam ia akan berubah menjadi hina.
Dalam struktur keluarga terdapat orang tua, suami, istri, anak dan
hus, ah, cih, menempatkan kedudukan bibi atau paman sejajar dengan
setiap orang menuntut diri menjadi orang yang paling baik menurut
Allah, paling jelek menurut diri sendiri, dan menjadi orang yang
maupun agama
tertentu, jika ada orang Islam yang keluar dari agamanya karena
kefakiran, maka hal ini merupakan dosa kolektif umat Islam, karena
Allah adalah pemilik dan pencipta seluruh alam ini, sehingga tidak ada
hasil kerja dan persamaan hasil produksi dan setiap orang memiliki
Allah dan publik. Kekuasaan sifatnya relatif dan tidak mutlak yang
transendental.
oleh semua strata orang. Karena dengan uang, rasanya semua dapat
memakmurkan dunia.
seperti mata uang, karna untuk mencapai ilmu yang mulia diperlukan proses-
membuahkan pada akhlak mulia. Namun, tidak semua kajian dan pengalaman
Sebenarnya, tiga macam tasawwuf tadi punya tujuan yang sama, yaitu
sama – sama mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri
dari perbuatan yang tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji
SWT. Ibadah itu sendiri sangat berkaitan erat dengan akhlak. Mempelajari
sebagai manifestasi dalam mengenal Allah, yang dalam hadits nabi disebut
bersikap, dan bertutur kata) selalu di awasi oleh Allah. Bertasawuf tanpa
akhlak adalah mustahil. Untuk itu, seseorang harus memiliki akhlak yang
luhur, tidak saja kepada Allah, tetapi juga kepada manusia dan seluruh
harus seimbang.
salah satu ajaran dari tasawwuf, dan yang terpenting dari ajaran tasawwuf
akhlaki adalah mengisi kalbu (hati) dengan sifat khauf yaitu merasa khawatir
terhadap siksaan Allah. Kemudian, dilihat dari amalan serta jenis ilmu yang
dipelajari dalam tasawwuf amali, ada dua macam hal yang disebut ilmu lahir
dan ilmu batin yang terdiri dari empat kelompok, yaitu syariat, tharikat,
Upaya ini, antara lain dilakukan dengan kontemplasi atau melepaskan diri
dari jeratan dunia yang senantiasa berubah dan bersifat sementara. Sikap dan
pandangan kaum sufi ini sangat diperlukan oleh masyarakat modern yang
yang tinggi sebagai seorang hamba di hadapan Allah SWT. Namun, para ahli
taubat yaitu kembali kepada Allah, didasarkan pada firman Allah :”Hai
kenikmatannya. Faqr yakni sikap yang melihat kita bahwa merasa tidak
memiliki apa-apa, bahkan jiwa dan raga adalah milik Allah, posisi manusia
semua adalah yang membutuhkan (Nya)” QS. Muhammad : 38. Shabr adalah
kesuksesan sesuatu setelah berusaha dan ikhtiar. Ridla yakni ketulusan murni
membebaskan manusia dari sikap arogan, sikap memuji diri sendiri, sehingga
lahirlah sikap syukur yang akan membebaskan dari sikap tamak, serakah dan
sebagainya.
dan kehalusan budi pekerti. Sikap batin dan kehalusan budi yang tajam ini
manusia memiliki jiwa istiqamah, yaitu jiwa yang selalu diisi dengan nilai-
demikian meyebabkan ia tetap tabah dan tidak mudah terhempas oleh cobaan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
disimpulkan bahwa Akhlak Tasawuf berasal dari dua kata pembagian yakni
Akhlak dan Tasawuf. Adapun pengertian akhlak secara umum yakni suatu hal
yang telah tertanam di hati entah itu bernilai baik maupun buruk sekalipun karena
akhlak timbul tanpa perlu dipikirkan dan dipaksa terlebih dahulu. Sedangkan yang
disebut Tasawuf ialah suatu cara dalam proses untuk mendekatkan diri kepada
Tasawuf ialah salah satu disiplin ilmu yang terdapat dalam ajaran agama Islam
yang mempelajari tata cara berprilaku yang baik dan mulia serta tentunya sesuai
aturan Islam sehingga kita bisa mendekatkan diri kita kepada Allah dengan
sepenuhnya dan memiliki rasa tenang saat berada di dekat-Nya. Akhlak Tasawuf
memiliki kaitan yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari yakni untuk
dengan benar apabila pencapaian akhlak yang mulia belum terpenuhi. Didalamnya
juga terdapat ruang lingkup akhlak, sumber kajian tasawuf, dan manfaat
Soedirman
Amzah
Tasman, Humami. 2005. Akhlak dan Tasawuf. Yogyakarta. Pokja Akademik UIN