Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP TAUHID MENURUT PANDANGAN KAUM SUFI


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tauhid dan Akhlak Tasawuf)

Disusun oleh:

Rivky Bagus Saputra (2201026054)


Nila Tuhfatul Amalia (2201026058)
Achmad Farchan A.T (2201026079)

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tauhid menurut Bahasa berasal dari kata “ wahhada yuwahhidu wahdah” yang artinya
mengesakan. Secara istilah adalah meyakini bahwa Allah S.W.T itu Esa atau satu dan tidak
menyekutukan selain Allah. Selain itu secara Etimologi yaitu mengesakan Allah dan meyakini
bahwa Allah itu esa, yakni percaya tentang wujud tuhan yang esa, yang tidak ada sekutu bagi-
nya,baik sifat maupun perbuatanya. Sedangkan menurut terminologi tauhid yaitu suatu ilmu
yang menyelidiki dan membahas soal-soal yang wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah. Pada
zaman Rasulluah terdapat banyak konsep tauhid salah satunya konsep tauhid menurut
pandangan kaum sufi, Ada berbagai macam pendapat tentang munculnya kaum sufi. Ada
berpendapat Sufisme muncul sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi rasul, ada yang
berpendapat Sufisme berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW, ada yang berpendapat
Sufisme muncul setelah zaman Nabi Muhammad SAW. Pendapat lain menyebutkan sufisme
muncul ketika pertikaian antar umat Islam pada zaman Khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib, khususnya karena faktor politik. Munculah masyarakat yang bereaksi terhadap hal
ini. Mereka menganggap bahwa politik dan kekuasaan merupakan wilayah yang kotor dan
busuk. Mereka melakukan gerakan ‘uzlah, yaitu menarik diri dari hingar-bingar masalah
duniawi. sufi adalah ahli ilmu tasawuf atau ahli ilmu suluk. Sufisme dikenal juga dengan
sebutan tasawuf. Sufisme adalah nama umum bagi berbagai aliran sufi dalam agama Islam.
Tasawuf atau sufisme adalah ajaran menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun dhahir
dan batin serta untuk memperoleh kebahagian abadi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep tauhid menurut pandangan kaum sufi?
2. Bagaimana tauhid menurut pandangan tokoh-tokoh sufi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep tauhid menurut pandangan kaum sufi
2. Untuk mengetahui tauhid menurut pandangan tokoh-tokoh sufi
PEMBAHASAN

A. Konsep Tauhid Menurut Pandangan Kaum Sufi

Sufi adalah ahli ilmu tasawuf atau ahli ilmu suluk. Sufisme dikenal juga dengan
sebutan tasawuf. Sufisme adalah nama umum bagi berbagai aliran sufi dalam agama
Islam. Tasawuf atau sufisme adalah ajaran menyucikan jiwa, menjernihan akhlak,
membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian abadi.
Pandangan kaum sufi terhadap tauhid berbeda dengan pandangan yang lainya, pada
dasarnya orang-orang mengetahui keimanan mereka yaitu dengan meyakini keesaan
Allah dan meniadakan sekutu bagi-Nya. Sedangkan kaum sufi menurut pandanganya
tauhid ialah mereka yang menjalani dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan
unsur agama dan munculah sebuah pengalaman keagamaan. Oleh sebab itu kaum sufi
dapat mengenal hakikatnya hidup dengan mencari makrifat dan hikmah.
Titik tolak pemahaman tauhid kaum sufi adalah dari “rasa kedekatan seorang salik
kepada Allah swt.”,yang mana hal ini sesuai dengan makna tujuan dari tasawuf, yaitu
at-taqarrub ila Allah.
Gambaran kedekatan seorang salik kepada Allah swt diterangkan dalam
QS. Qaf (50):16
‫سانَ َونَ ْعلَم َما ت َو ْس ِوس بِه نَ ْفسه ۖ اَ ْق َرب َونَحْن اِلَ ْي ِه ِم ْن َح ْب ِل ْال َو ِر ْي ِد‬ ِ ْ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya: Dan sungguh, kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.
Berdasarkan penggambaran Al-Qur’an tersebut, kaum sufi memahami tuhan bukan
sebagai sesuatu yang jauh dari diri manusia, tetapi dia sangat dekat dengan manusia
sendiri. Karena itu, untuk mengenalnya tidak perlu pergi jauh atau mencari-Nya diluar
diri manusia, tetapi cukup dengan mengenal dan memahami diri sendiri. Dalam tradisi
tasawuf, terdapat pedoman “man ‘arafa nafsahu fa qad ‘arafa rabbahu”
Kaum sufi meyakini bahwa tauhid sebagai landasan spiritual yang berkaitan dengan
kebebasan manusia dan membebaskannya dari belenggu-belenggu fisik, supaya
meningkat dalam mikraj spiritual atau maqamat menuju kepada al-Haqq yang Maha
Mutlak.
Menurut pandangan sufistik , maka segala bahasan tauhid yang didalami oleh para
filsuf dan ulama kalam adalah tauhid yang boleh dibahas oleh para sufi. Berbeda
dengan pengertian tauhid secara umumnya yang membahas secara global.

B. Tauhid Menurut Pandangan Tokoh-Tokoh Sufi

Ahlussunah wal jama’ah adalah sekelompok orang yang selalu berpedoman kepada
Al-Qur’an, sunnah nabi Mumhammad SAW dan para sahabatnya. Didalam ahlusunah
wal jama’ah terdapat tokoh-tokoh yang menjelaskan tentang tauhid kaum sufi
diantaranya:

1. Imam Al- Ghazali (W. 505 H)


Beliau berpendapat bahwa tauhid adalah bagian dari ilmu mukhasyafah, tauhid
merupakan lautan tak bertepi. Dalam pandangan beliau membagi menjadi empat
tingkatan yang pertama dimulai dengan lisan, kemudian qolbu, lalu khasyf
(penyingkapan spiritual ), dan yang terakhir fana’.
Menurut al- Ghazali, ada 4 tingkatan tauhid:
- Mengakui ke esa An Allah dengan lisan, tetapi tidak dengan hatinya (masih lalai
akan maknanya atau bahkan mengingkarinya), seperti tauhid nya orang munafik.
- Meyakini ke esa An Allah dengan hati (mengakui dalam hati makna yang
terkandung dalam kalimat tauhid), seperti tauhid nya orang awam.
- Menyaksikan dalam hatinya akan ke esa An Allah melalui kasyf (penyingkapan).
Berkat perantaraan cahaya Al-Haq. Tauhid tingkat ini adil tauhid nya para
muraqabin atau orang orang yang dekat kepada Allah.
- Tiada yang dilihat kecuali wujud atau eksistensi yang esa. Maksudnya adalah yang
hadir dalam penglihatan nya hanya ke Tunggalan oleh karena itu ia tidak
memandang segala sesuatu sebagai hal yang bermacam-macam, akan tetapi sebagai
suatu hal yang tunggal. Keyakinan ini adalah puncak tertinggi dalam tauhid.
2. Imam Al- Junaid ( W. 298 H )
Mendefinisikan tauhid, " Makna yang melenyapkan dari segala deskripsi dan
terklasifikasi padanya ilmu-ilmu, sedangkan Allah masih tetap sebagaimana
adanya." Ada sejumlah pandangan Al-Junaid, lainya tentang tauhid yang akan
diringkas dalam tiga macam:
• Membagi tauhid kepada beberapa tingkatan
• Mengaitkan tauhid dengan fana' dan baqa'
• Ketertarikan antara tauhid dan makrifat sufistik secara langsung
Al - Junaid lebih mengutamakan tauhid khawash ( tauhid bagi kalangan khusus )
daripada yang lain . Karena kalangan khawash memiliki jiwa yang jernih hasil
riyadhah ( latihan ) dan mujahadah ( perjuangan ) . Jiwa tersebut mengilat seperti
cermin yang dapat menerima tajalli tauhid . Dengan demikian , tauhid merupakan
salah satu buah perjalanan sufistik.
Menurut, Imam Al-Junaid Tauhid dibagi menjadi 4 tingkatan:
Pertama tauhid orang-orang awam. Tingkatan kedua tauhid orang-orang yang
menguasai pengetahuan agama. Kemudian tingkatan ketiga dan keempat
tauhidnya orang-orang yang terpilih yang memiliki pengetahuan esoteris
(ma’rifat).” Al-Junaid juga menggambarkan secara rinci maksud dari
pengklsifikasian Muwahhidun ini, yaitu: Pertama, Tauhid orang-orang awam,
yaitu “terletak dalam penegasan mereka atas keesaan Allah dan penolakannya
terhadap seluruh konsepsi tentang teman, musuh, sekutu, dam mempersamakan
Allah. Namun, mereka tetap memiliki harapan dan ketakutan kepada daya-daya
selain Allah.” Kedua, Tauhid orang-orang tingkatan kedua ini menurut al-
Junaid “ yaitu yang menguasai ilmu agama terkandung dalam penegasan atas
keesaan Allah. Dalam penolakan terhadap bermacam-macam konsepsi tentang
Allah, sekutu, musuh segala sesuatu yang menyerupai Allah yang
dikombinasikan dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi
larangan sejauh berkaitan dengan yang kekal. Seluruh hal itu muncul dari
harapan, ketakutan, dan hasrat mereka. Tauhid jenis ini memiliki ukuran
kemanjuran tersendiri karena penegasan terhadap keesaan Allah telah
dibuktikan secara umum.” Ketiga, tauhid esoteris jenis pertama terkandung
dalam penegasan terhadap keesaan Allah, pengabaian terhadap seluruh
konsepsi tentang zat yang menyebabkan terjadinya segala sesuatu yang
dikombinasikan dengan melaksanakan setiap perintah Allah baik secara internal
maupu eksternal. Kemudian, menghilangkan harapan dan ketakutan terhadap
kekuatan lain selain Allah. Semua itu muncul dari gagasan yang berkaitan
dengan kesadaran kehadiran Allah dalam dirinya dengan seruan Allah kepada
dirinya, dan jawaban yang diberikannya kepada Allah. Baca Juga Masjid dan
Pudarnya Tauhid Ekologis Keempat, tauhid esoteris jenis kedua “Tauhid ini
terkandung dalam keberadaan tanpa individualitas di hadapan Allah, dan tanpa
pula orang ketiga sebagai perantara. Ini merupakan tingkatan seorang hamba
yang meraih wujud sejati keesaan Allah dan dalam wujud yang sejati dengan-
Nya. Orang yang mencapai tingkatan ini akan kehilangan kesadaran dan
perilakunya karena Allah melimpahinya dengan segala sesuatu yang
dikehendaki-Nya.” Kecintaan Tertinggi Seorang.
KESIMPULAN

1.) Tasawuf atau sufisme adalah ajaran menyucikan jiwa, menjernihan akhlak,
membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian abadi. Pandangan
kaum sufi terhadap tauhid berbeda dengan pandangan yang lainya. Sedangkan kaum
sufi menurut pandanganya tauhid ialah mereka yang menjalani dalam kehidupan sehari-
hari dengan menerapkan unsur agama dan munculah sebuah pengalaman keagamaan.
Oleh sebab itu kaum sufi dapat mengenal hakikatnya hidup dengan mencari makrifat
dan hikmah.
2.) a. Imam Al Ghazali
Beliau berpendapat bahwa tauhid adalah bagian dari ilmu mukhasyafah, tauhid
merupakan lautan tak bertepi. Dalam pandangan beliau membagi menjadi empat
tingkatan yang pertama dimulai dengan lisan, kemudian qolbu, lalu khasyf
(penyingkapan spiritual ), dan yang terakhir fana’
b. Imam Al Junaid
Mendefinisikan tauhid, " Makna yang melenyapkan dari segala deskripsi dan
terklasifikasi padanya ilmu-ilmu, sedangkan Allah masih tetap sebagaimana adanya."
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. (2021, Desember 31). Sufi adalah Ahli Ilmu Tasawuf, Pahami Pengertian, Sejarah, dan
Prinsipnya. Retrieved from liputan6: https://m.liputan6.com/hot/read/4847484/sufi-adalah-
ahli-ilmu-tasawuf-pahami-pengertian-sejarah-dan-prinsipnya
Herlina. (2021, januari 30). Konsep Tauhid Imam Al-Junaidi al-Baghdadi. Retrieved from ibtimes:
https://ibtimes.id/konsep-tauhid-imam-al-junaidi-al-baghdadi/
Karam, K. A. (2020). HAKIKAT IBADAH Menurut IBNU 'ARABI. Tanggerang Selatan: Alifia Books.

Anda mungkin juga menyukai