Anda di halaman 1dari 3

A.

Analisis Kandungan Ayat-Ayat Ketuhanan Qs Al-Baqarah Ayat 163

Ayat-ayat ketuhanan adalah teks Al-Quran yang membicarakan hakikat dan eksistensi
Tuhan.Sebagaimana setiap agama atau keyakinan pasti memiliki salah satu objek yang
disembah,dipuja dan diagungkan.Agama Islam meyakini bahwa zat yang pantas disembah
dan diyakini hanyalah Allah SWT semata,tidak ada zat lain yang setara dengan Dia ,dan
hanya dialah yang pantas untuk disembah.Aspek yang meyakini bahwa hanya Allah SWT
hanya satu dan tunggal adalah aspek Tauhid ,dimana pada pembahasan ini akan lebih
ditekankan pada Tauhid Uluhiyyah.Tauhid Uluhiyyah adalah aspek yang menjelaskan bahwa
Allah SWT adalah zat yang satu dan seluruh menusia berkewajiban menyembahnya .Adapun
ayat yang menjelaskan aspek Tauhid Uluhiyyah adalah Qs Al-Baqarah 163 yang berbunyi :


Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia Yang maha
Pemurah lagi Maha Penyayang

a. Syarah/Tafsir Ayat

Jika dilihat dari tekstualisasi dan kontekstualisasi ayat ,maka ayat ini sudah sangat
menjelaskan bahwa hakikat dan eksistensi Tuhan adalah Esa dan dia maha tunggal ,tidak bisa
diduakan atau di tigakan dan Allah SWT lah yang pantas untuk disembah karena dia adalah zat
satu satunya .Allah SWT bersifat terdahulu atau yang pertama ada .Dialah yang menciptakan
ruang dan waktu,maka Allah tidak terikat oleh ruang dan juga tidak terikat oleh waktu oleh
karena itu kita tidak akan tau kapan dan dimana Allah ada, maka dalam dunia empiris Allah
tidak akan ditemukan eksistensinya secara utuh,Allah menunjukan eksistensinya kepada kita
melalui ciptaan,kekuasaanya dan juga Al-quran dan juga Allah memberikan kasih sayangnya
melalui ciptaan serta kenikmatan jasmani dan rohani didunia.

Mencari eksistensi Allah dengan pendekatan rasional sebenarnya bisa namun akan terus
menemui jalan buntu, karena nalar manusia terbatas sedangkan Allah itu tidak terbatas.Sebagai
manusia yang beriman ketika rasio tidak bisa menemukan eksistensi Allah, maka gunakanlah
pendekatan spiritual(pendekatan iman) yang disandarkan pada wahyu atau ayat-ayat al-
quran.Allah memberikan potensi hebat pada manusia yaitu akal ,namun Dia tetap membatasi
1
ruang akal untuk menyamai kekuasaannya,maka dari itu Allah menurunkan wahyu Al-Quran
sebagai pemandu akal dalam mencari hakikat kebenaran.Lawan tauhid adalah syirik atau
menduakan Allah, adapun jenis syirik adalah:

1) Syirkun bihi fi al-iluhiyyah wa al ibadah adalah syirik dalam hal ibadah


yaitu syirik ketika orang meyakini bahwa ada yang setara dengan Allah
SWT ,sehingga manusia menyembah kepada selain Allah SWT.
2) Syirkun bihi fi al-rububiyyah yaitu meyakini ada zat Selain Allah SWT
yang mampu menciptakan dan juga memelihara makhluknya juga dunia
ini.
b. Tafsir Mufradat

: Tuhan Nabi Muhammad SAW yang berarti tuhan umat-Nya juga, yaitu Allah
SWT yang maha esa

: (Al-Haqiiqu bi alibadah) Tuhan yang berhak untuk di ibadahi (disembah)

yaitu tuhan yang satu

: Tidak ada satu makhluk yang pantas disembah selain Allah SWT yang maha
Esa dan tunggal

: Sifat kasih sayang yang melekat dan khusus pada pemiliknya (Allah SWT)

: Sumber kebaikan dan penganugrah kebaikan

2
c. Sebab Turun Ayat
Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa ketika turun surat Al-Baqarah
163,kaun nusyrikin kaget dan bertanya tanya apakah benar tuhan itu tunggal,jika
benar demikian ,berikanlah kami bukti-buktinya ,maka turun ayat ini dan ayat
berikutnya (QS 2 : 164) yang menegaskan bukti adanya keesaan
tuhan(diriwayatkan oleh said bin manshur .Dalam riwayat lain dikemukakan
setelah turun ayat ini (QS 2:163) kepada Nabi di madinah,kafir qurais di mekah
bertanya bagaimana tuhan yang tunggal dapat mendengar manusia yang banyak
? maka turun ayat selanjutnya (QS 2: 164) yang menegaskan bukti adanya
keesaan Tuhan. (diriwayatkan Ibnu Abi Hatim Dan Abu syaikh) .
d. Pokok Kandungan Ayat
1) Tuhan yang wajib disembah hanya Allah SWT sebagai zat yang maha esa
,sumber kasih sayang serta selalu memberikan kasih sayangnya yang maha
luas.
2) Tidak boleh menyekutukan suatu apapun kepada-Nya ,karena tidak ada
satupun yang pantas untuk disandingkan dengannya, baik dari sisi
Uluhiyyah maupun Rububiyyah.
3) Untuk mengetahui eksistensi dan hakikat tuhan tidak cukup dengan
pendekatan nalar rasional namun perlu juga pendekatan spiritual iman
yang didasari oleh nilai-nilai kandungan ayat Al-quran

Anda mungkin juga menyukai