Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam: air hujan, air laut,
air sungai, air sumur, air dari mata air, air es dan air dingin(1)
Kemudian air itu terbagi menjadi empat kategori: (a). air yang suci dan
mensucikan tidak makruh, disebut dengan: air mutlak (aseli) (2)(b). air yang suci
dan mensucikan tetapi makruh, yakni air yang terjemur di panas matahari
(musyammas) (3), (c). air yang suci tetapi tidak mensucikan, yakni air bekas
dipakai untuk bersuci (4) atau air yang sudah berobah sifatnya karena bercampur
dengan zat suci lainnya(5),
(d) air najis, yakni air yang di dalamnya terdapat najis, di mana air tersebut
volumenya kurang dari dua qullah(6), atau dua qullah tetapi air tersebut berubah
sifatnya. (7) Yang dimaksud dengan dua qullah ialah kurang lebih sebanyak 500
rithil Bagdad.) (8)
- (Fasal) : Kulit bangkai hewan dapat disucikan dengan cara disamak, (9)kecuali
kulit anjing dan babi (10), dan hewan hasil peranakan dari keduanya atau salah
satunya. Tulang bangkai dan rambut bangkai adalah najis, kecuali tulang dan
rambut manusia. (11)
- (Fasal) : Fardlunya (rukunnya) wudlu ada enam: Niyat ketika membasuh muka,
membasuh muka, membasuh kedua belah tangan sampai dengan siku-siku,
mengusap sebagian kepala, membasuh kedua belah kaki sampai dengan kedua
matakaki, dan tertib sebagaimana urutan penyebutan di atas(19). Dan sunnatnya
berwudlu ada sepuluh macam: membaca tasmiyah atau basmalah (Bismillaahir
Rohmaanir Rohiim)(20), membasuh dua telapak tangan sebelum
memasukkannya ke dalam bejana, berkumur, istinsyaq (memasukkan air ke
dalam hidung dan mengeluarkannya kembali), mengusap kepala secara
keseluruhan (21), mengusap dua telinga bagian luar maupun dalam dengan air
yang baru(22), membasahi sela-sela janggot yang tebal (23), membersihkan sela-
sela jari dua tangan beliau (takhlil) dan jari-jari kaki (24), mendahulukan anggota
wudlu sebelah kanan dari yang sebelh kiri (25), bersuci/membasuh anggota
wudlu tigakali tigakali (26), dan muwalat (berturut-turut/kontinyu) (27)
- (Fasal) : Istinjak (bersuci) sesudah buang air besar dan buang air kecil
hukumnya wajib, yang afdlol istinjak menggunakan bebatuan kemudian disusul
dengan penggunaan air, dan diperbolehkan bila hanya mencukupkan hanya
dengan air saja atau dengan tiga buah batu saja yang mampu membersihkan
tempat keluarnya kotoran. Apabila orang dalam istinjak hanya mencukupkan
dengan salah satu dari keduanya, maka menggunakan air lebih afdlol (28). Ketika
berhajat besar atau kecil hendaknya menjauhkan diri dari menghadap ke arah
qiblat atau membelakanginya bila berada di lapangan terbuka (29), dan
hendaknya menjauhkan diri berhajat besar atau kecil di air yang menggenang
(tidak mengalir) (30), di bawah pohon yang berbuah, di jalanan umum dan tempat
berteduh (31), di lobang (32),jangan berbicara ketika dalam keadaan buang air
kecil atau besar (33,dan jangan menghadap ke arah matahari dan bulan atau
membelakanginya (34).
- (Fasal) : Yang dapat membatalkan wudlu ada enam hal: apa saja yang keluar
dari dua jalan (kubul/kemaluan dan dubur/pelepasan) (35), tidur dalam posisi
tidak tetap, hilang akal disebabkan mabuk atau sakit (36), bersentuhan kulit
antara lelaki dengan wanita ajnabiyah (bukan mahrom) tanpa ada
penghalang (37), menyentuh kemaluan manusia menggunakan telapak tangan
bagian dalam (38), menyentuh lingkaran lubang pelepasan, menurut qaul
jadid. (39)
- (Fasal) : Hal-hal yang mewajibkan mandi ada enam macam: tiga berada secara
bersama antara laki-laki dan wanita, yakni: karena terjadinya pertemuan dua
kemaluan antara laki-laki dan wanita (persetubuhan) (40), keluarnya mani (41),
mati (42). Dan tiga hal yang khusus hanya bagi wanita saja, yakni: haid
(menstruasi) (43), nifas (44), dan wiladah (persalinan) (45).
Hal-hal yang membatalkan hak mengusap sepatu ada tiga macam: karena
melepas sepatunya, karena sudah habis waktunya, dan terjadinya sesuatu yang
mewajibkan dia mandi.(68)
Fardlu (rukun) tayammum ada empat macam: niyat, mengusap muka, mengusap
dua tangan sampai ke siku-siku, dan tertib.(71)
Membasuh semua air seni dan kotoran hukumnya wajib,(78) kecuali kencing bayi
lelaki yang belum diberi makanan selain air susu ibunya, sesungguhnya
pensuciannya cukup dengan memercikkan air di atasnya.(79)
Tidak dimaafkan sesuatu najis kecuali darah atau muntah yang sangat sedikit, dan
bangkai hewan yang tidak mengalirkan darah (serangga). Apabila hewan tersebut
jatuh ke dalam suatu bejana dan mati di dalamnya maka tidak menajiskan bejana
tersebut.(80)
(batas ma’nani)
Hewan itu secara keseluruhan suci,(81) kecuali anjing dan babi dan semua hewan
ayng diperanakkan dari kedua hewan tersebut atau salah satunya.(82) Bangkai
seluruhnya najis, kecuali bangkai ikan, dan belalang dan bangkai manusia.(83)
Dibasuh bejana yang terkena air liur (jilatan) anjing dan babi sebanyak tujuh kali
salah satunya mengunakan tanah.(84) Dan semua najis yang lain dibasuh cukup
satu kali,(85)
Apabila khomer (arak) berubah dengan sendirinya menjadi cuka, maka menjadi
suci,(86) apabila perubahan menjadi cuka itu diusahakan dengan cara
memasukkan sesuatu zat kedalam khomer, maka khomer yang sudah berubah
tersebut tidak suci.(87)
(Sumber : http://selembutmataairsalju.blogspot.com/2016/03/terjemah-kitab-tadzhib-bab-
thaharah.html?m=1)