Anda di halaman 1dari 6

KEBIJAKAN & STRATEGI ALI BIN ABI

THALIB

Kelompok 4:
1. Amanda rossy
2. Early nanda
3. Tuti allawiyah andini
4. Devi ariyanti
5. Siti nur halizah rofii
6. Aqil alfarizi
7. Muhammad asril irkam
PROFIL ALI BIN ABI THALIB
 Ali bernama lengkap ali bin Abu Thalib bin Abdul Mutthalib bin
Hasyim bin Abdul Manaf. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin
Hasyim bin Abdul Manaf. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari
Jum'at 13 Rajab tahun 570 M atau 32 tahun setelah kelahiran Nabi
Muhammad saw.
 Beliau tinggal bersama Nabi Muhammad saw sejak kecil.
 Ali bin Abi Thalib masuk Islam saat berusia tujuh tahun.
 Ali bin Abi Thalib mendapat nama panggilan  Abu Turab (Bapaknya
tanah) dari Nabi saw. Abu Turab adalah panggilan yang paling
disenangi oleh Ali karena nama itu adalah  kenang-kenangan
berharga dari Nabi saw.
 Beliau meninggal di usia 63 tahun karena pembunuhan oleh
Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang berasal dari golongan
Khawarij (pembangkang) saat mengimami shalat subuh di masjid
Kufah, pada tanggal 19 Ramadhan, dan Ali menghembuskan nafas
terakhirnya pada tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ketika
berusia 64 tahun. Ali dikuburkan secara rahasia di Najaf, bahkan ada
beberapa riwayat yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.
PENGGANTIAN PEJABAT LAMA DENGAN BARU

Ali Bin Abi Thalib sadar betul penyebab


pergolakan yang terjadi. Pemberontakan-
pemberontakan yang terjadi dikarenakan
keteledoran para pejabat yang diangkat Utsman
Bin Affan. Ali Bin Abi Thalib memutuskan untuk
memecat para gubernur yang diangkat oleh
Utsamn Bin Affan dan menggantinya dengan
gubernur baru pilihan Ali Bin Abi Thalib.
PENARIKAN KEMBALI TANAH HADIAH

Salah satu kebijakan Ali Bin Thalib


untuk mengembalikan stabilitas negara
adalah menarik kembali tanah yang
dihadiahkan Utsman Bin Affan kepada
penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatannya kepada negara. Ali Bin
Abi Thalib memakai sistem distribusi
pajak tahun yang pernah diterapkan
Umar Bin Khattab sehingga semua
orang Islam taat terhadap pajak.
MENGHADAPI PARA PEMBERONTAK
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan Ali Bin Abi Thalib ternyata
tidak memuaskna semua pihak. Beberapa kelompok yang tidak
puas akhirnya melakukan pemberontak. Sedikitnya dua
pemberontak besar pun harus dihadapi oleh Ali Bin Abi Thalib
yakni Perang Jamal (Perang Unta) dan Perang Siffin.
Perang Jamal merupakan peperangan menghadapi Thalhah, Zubair
dan Aisyah yang tidak puas terhadap kebijakan yang diterapkan Ali
Bin Abi Thalib. Mereka kecewa terhadap Ali Bin Abi Thalib yang
tidak mau menghukum para pembunuh Utsman Bin Affan. Setelah
perundingan damai yang dilakukan Ali gagal, akhirnya perang pun
berlangsung. Alhasil, Ali Bin Abi Thalib berhasil mengalahkan
lawanya. Thalhah dan Zubair terbunuh, sedangkan Aisyah ditawan
dan dikirim ke Madinah.
 Perang Siffin merupakan perang yang dilakukan di Siffin menghadapi
Muawiyah yang merupakan gubernur Damaskus. Muawiyah
melakukan perlawanan terhadap Ali Bin Abi Thalib bersama sejumlah
bekas pejabat tinggi yang kehilangan kedudukan dan kejayaannya.
Perang ini diakhiri dengan Tahkim (arbitrase). Tahkim ini tidak
menyelasaikan masalah, melainkan memunculkan golongan baru
yakni Al-Khawarij yakni orang-orang yang keluar dari barisan Ali Bin
Abi Thalib. Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib umat Islam
terpecah menjadi tiga kelompok yakni, Muawiyah, Syi’ah dan Al-
Khawarij. Pada 20 Ramadhan 40 H/660 M Ali terbunuh oleh salah
satu anggota kelompok Al-Khawarij, Ibnu Muljam.
 Setelah itu Hasan Bin Ali menggantikan posisi ayahnya selama
beberapa bulan. Karena kedudukan Muawiyah semakin kuat, Hasan
melakukan perjanjian damai dan dapat mempersatukan umat Islam
kembali di bawah kepemimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan. Dari
sanalah Muawiyah menjadi penguasa absolut dalam islam dan dikenal
sebagai Bani Umayyah.

Anda mungkin juga menyukai