Anda di halaman 1dari 16

A.

Penelusuran Hadits
Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih lengkap sanad dan
matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan menggunakan lafadz-lafadz yang
terdapat dalam matan hadis. Pemilihan metode ini dianggap relatif lebih mudah untuk
menelusuri hadis yang sedang diteliti dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat
dalam rangkaian matan hadis sebagai kata kunci.

Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-Maktabah Al-


Symilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda ditemukan redaksi yang beragam
pula. Dengan menggunakan kata kunci ditemukan redaksi hadis yang

berbunyi masing-masing terulang dalam:
1. Sunan Ab Dud, bab Karhati Al-Thalq, juz 1, halaman 661

-2178
. " " :
2. Sunan Ibnu Mjah, bab Thalq, juz 1, halaman 650

. - 2018
) - :
. (

Nabi Muhammad
SAW

Ibnu Umar

Muharrib bin Ditsar

Ubaidillah bin Al-Walid


Muarraf bin Washil
Al-Washafi

Muhammad bin
Khalid

Katsir bin Ubaid Al-


Hamshi
B. Takhrij Hadits
Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Ab Dud dan iman Ibnu Mjah
dengan transmisi periwayatan seperti terlihat pada bagan di bawah ini:

JALUR IBNU MAJAH


1. Ibnu Umar
a. Nama Lengkap
Abdullah bin umar bin khottob al-Quraisy al-Aduwwi dengan kunyah Abu
Abdurrahman. Tempat tinggalnya dulu di Makkah kemudian hijrah ke Madinah. Wafat
pada tahun 73 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya:
1) Nabi Muhammad SAW
2) Bilal Muaddzinun nabi
3) Zaid bin Tsabit
4) Umar bin Khattab
5) Ali bin Abi Tholib
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 273 orang, diantaranya:
1) Abdullah bin Ditsar.
2) Muharib bin Ditsar.
3) Atho bin Abi Rabah.
4) Jabir bin Zaid.
2. Muharrib bin Ditsar
a. Nama Lengkap
Muharib bin Ditsar bin Kurdus bin Qirwas. Dengan kunyah Abu Ditsar atau Abu
Kurdus. Tempat tinggalnya adalah di Negara Kufah. Wafat pada tahun 116 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 9 orang, diantaranya:
1) Abdullah bin Umar bin Khattab.
2) Abdullah bin Buraidah.
3) Imron bin hitton.
4) Wasilah bin zufar.
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 25 orang, diantaranya:
1) Abdullah bin al-Walid al-Washofi.
2) Anas bin Khalid.
3) Hakim bin Ishaq.
4) Sufyan bin uyainah.
3. Ubaidillah bin al-Walid al-Washafi
a. Nama Lengkap
Ubaidillah bin al-Walid al-Wasshofy dengan kunyah Abu Ismail al-Kufi. Tempat
tinggalnya di Negara Kufah.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 13 orang, diantaranya:
1) Muharib bin Ditsar.
2) Fudhoil bin Muslim.
3) Muhammad bin Suqoh.
4) Atiyah al-Aufi.
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Khalid al-Wahbi
2) Muhammad bin Uyainah.
3) Muhammad bin Fudhail.
4) Waqi bin al-Jarah.

4. Muhammad bin Khalid


a. Nama Lengkap
Muhammad bin Khalid bin Muhammad al-Wahbi al-Himshi dengan kunyah Abu
Yahya atau Ibnu Musa. Tempat tinggalnya di Negara Syam dan wafat pada tahun
sebelum 190 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 13 orang, diantaranya:
1) Muarrif bin Washil.
2) Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz.
3) Abu Hanifah an Numan bin Tsabit.
4) Yunus bin Yazid al-Aili.
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 12 orang, diantaranya:
1) Katsir bin Ubaid.
2) Khalid bin Khali al-Qadhi.
3) Rabi bin Rauh.
4) Sulaiman bin Salamah al-Khabairi.
5. Katsir bin Ubaid
a. Nama Lengkap
Katsir bin Ubaid bin Numair al-Madzhiji, dengan kunyah Abu Hasan. Tempat
tinggalnya di Negara Syam dan wafat pada tahun 250 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 18 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Kholid al-Himshi.
2) Sufyan bin Uyaynah.
3) Baqiyyati bin Walid.
4) Marwan bin Muawiyyah al-Fazarih.
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 26 orang, diantaranya:
1) Abu Dawud.
2) An-Nasai.
3) Ibnu Majah.
4) Ahmad bin Muhammad bin Anbasah.

JALUR ABU DAUD


Dalam sanad Abu Dawud mempunyai kesamaan dengan sanad Ibnu Majah hanya saja
tidak melalui periwayat ke III (Ubaidillah bin al-Walid). Namun Abu Dawud menerima
dari Muharib bin Ditsar (periwayat ke II) melalui Muarrif bin Washil, yang kemudian
dari kedua sanad (Abu Dawud dan Ibnu Majah) sama-sama disampaikan kepada
Muhammad bin Kholid.
1. Muarrif bin Washil
a. Nama Lengkap
Muarrif bin Washil al-Sadiy. Kunyahnya adalah Abu Badal. Tempat tinggalnya di
Kufah.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 11 orang, diantaranya:
1) Muharib bin Ditsar
2) Hafshah bin Talq
3) Amr bin Dinar
4) Abdullah bin Buraidah
c. Murid
Kurang lebih 19 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Kholid al Wahbi
2) Muhamad bin Yusuf al Firyabi
3) Waqi bin Jarrah
4) Abdurrohman bin Mahdi

C. Kesimpulan
Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadits tentang
perkara halal yang dibenci oleh Allah adalah Thalaq, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dilihat dari jumlah perawinya hadits tersebut termasuk Hadits Ahad. Karena perawinya
tidak mencapai tingkat mutawatir.
2. Kualitas para periwayatnya ada yang kurang kuat hafalannya yaitu Ubaidillah bin al
Walid, namun sanadnya bersambung sampai kepada Nabi SAW, sehingga sanadnya
berkualitas Dloif, akan tetapi karena ada hadits muttabi yang diriwayatkan oleh Abu
Dawud dan shohih maka hadits tersebut naik tingkatan menjadi hadits Hasan Li Ghoirihi.
3. Sedangkan kualitas matannya adalah Shahih, karena tidak ditemukan illat dan syadz.
4. Jadi secara Umum hadits ini berkualitas Hasan Li Ghoirihi dan tidak dapat dipakai
sebagai hujjah.
5. Namun jika hadits yang digunakan melalui jalur Abu Dawud maka hadits tersebut Shahih
dan dapat dijadikan hujjah.
A. Penelusuran Hadits
Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih lengkap sanad dan
matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan menggunakan lafadz-lafadz yang
terdapat dalam matan hadis. Pemilihan metode ini dianggap relatif lebih mudah untuk
menelusuri hadis yang sedang diteliti dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat
dalam rangkaian matan hadis sebagai kata kunci.

Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-Maktabah Al-


Symilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda ditemukan redaksi yang beragam
pula. Dengan menggunakan kata kunci ditemukan redaksi hadis yang
berbunyi masing-masing

terulang dalam:
1. Sunan At-Tirmdz, bab Khulu, juz 3, halaman 493

1187 -






) (.
2. Sunan Ab Dud, bab Khulu, juz 1, halaman 676


2226 -


) ( .

3. Musnad Shohabah (Ibnu Mjah), juz 40, halaman 221


-2055


) (.
4. Musnad Shohabah (Ahmad bin Hambal), juz 40, halaman 221


-22433
) (.

B. Takhrij Hadits
Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Ibnu Mjah dengan transmisi
periwayatan seperti terlihat pada bagan di bawah ini:

JALUR IBNU MAJAH


1. Tsaubn
a. Nama Lengkap
Tsauban bin Bajdad atau bin Jahdar Al-Quraisy al-Hasyimi dengan kunyah Abu
Mabad. Tempat tinggalnya di Madinah. Wafat pada tahun 54 H.
b. Guru
1) Nabi Muhammad SAW
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 32 orang, diantaranya:
1) Kholid bin Madan
2) Sulaiman Bin Yasar
3) Abi Asma Ar-Rahbiy
4) Abu Salam Al-Aswad
2. Ab Asm
a. Nama Lengkap
Amr bin Martsad Al-Syami Al-Dimisqi. Dengan kunyah Abi Asma Al-Rahabi. Wafat
pada kekhalifahan Abdul Malik
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 9 orang, diantaranya:
1) Uwais bin Uwais Al-Tsaqafiy
2) Tsauban
3) Amru Al-Bakali
5) Abi Dzar Al-Ghaffar.
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 25 orang, diantaranya:
1) Rasyid bin Daud Al-Shanani
2) Shalih bin Jabir
3) Abi Qilabah Al-Jarmi
4) Abu Salam Al-Aswad
3. Ab Qilbah
a. Nama Lengkap
Abdullah bin Zaid bin Amru Al-Bashri dengan kunyah Abi Qilabah Al-Bashri. Tempat
tinggalnya di Syam. Wafat pada tahun 104 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 44 orang, diantaranya:
1) Abi Asma Al-Rahabi
2) Anas bin Malik Al-anshari
3) Hadzifah bin Al-Yamani
4) Samrah bin Jandab
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 20 orang, diantaranya:
1) Ayyub Al-Sukhtiyani
2) Tsabit Al-Banani
3) Husain bin Athiyyah

4) Daud bin Abi Hindun

4. Ayyb
a. Nama Lengkap
Ayyub bin Abi Tamimah dengan kunyah Abu Bakar Al-Bashri. Wafat pada tahun
sebelum 131 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 58 orang, diantaranya:
1) Abi Qilabah Al-Bashri
2) Ibrahim bin Marrah
3) Al-Hasan Al-Bashri
4) Zaid bin Aslam
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 57 orang, diantaranya:
1) Hammad bin Zaid
2) Jarir bin Hazim
3) Al-Hasan bin Abi Jafar
4) Sufyan Al-Tsauriy
5. Hammd bin Zaid
a. Nama Lengkap
Hammad bin Zaid bin Dirham, dengan kunyah Abu Ismail. Wafat pada tahun 179 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 116 orang, diantaranya:
1) Ayyub bin Abi Tamimah
2) Ibrahin bin Uqbah
3) Jamil bin Marrah
4) Khalid bin Salamah
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 97 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Al-Fadl
2) Ishaq bin Abi Ibrahim
3) Said bin Manshur
4) Syaiban bin Furukh
6. Muhammad bin Al-Fadl
a. Nama Lengkap
Muhammad bin Al-Fadl Al-Sudusi, dengan kunyah Abu Al-Numan Al-bashri. Wafat
pada tahun 224 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 20 orang, diantaranya:
1) Hammad bin Zaid
2) Jarir bin Hazim
3) Said bin Zaid
4) Abdul Wahid bin Ziad
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:
1) Ahmad bin Al-Azhar
2) Yahya bin Mathraf
3) Ismail bin Ishaq Al-Qadhi
4) Hajjaj bin Syair
7. Ahmad bin Al-Azhr
a. Nama lengkap
Ahmad bin Al-Azhar bin Muni, dengan kunyah Abu Al-Azhar Al-Naisaburi. Wafat
pada tahun 263 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 55 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Al-fadl
2) Zaid bin Al-Habbab
3) Sulaiman bin Al-Harb
4) Muhammad bin Bilal
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 27 orang, diantaranya:
1) Imam Al-Nasai
2) Imam Ibnu Majah
3) Ibrahim bin Abi Thalib
4) Abdullah bin Abdurrahman Al-Darimi

C. Kesimpulan
Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadits tentang
perkara halal yang dibenci oleh Allah adalah Thalaq, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dilihat dari jumlah perawinya hadits tersebut termasuk Hadits Ahad. Karena perawinya
tidak mencapai tingkat mutawatir.
2. Sedangkan kualitas matannya adalah Shahih, karena tidak ditemukan illat dan syadz.
3. Berdasarkan data di atas dapat ditentukan bahwa hadits utama tersebut dari segi sanad
telah memenuhi asas ketersambungan sanad tanpa mengalami keterputusan perawi,
karena perowi yang meriwayatkannya memiliki hubungan guru dan murid, sehingga
dapat disimpulkan hadits ini merupakan hadits Masyhur Shahih dari segi sanad. Hal ini
jika didasarkan pada kriteria yang dibuat oleh Subhi Shalih bahwa yang disebut hadits
masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang lebih dalam setiap thabaqatnya.
4. Sebagian ulama berhujjah dengan hadits ini dengan menyatakan bahwa ia hadits yang
Shahh dan Muttashil (bersambung mata rantai periwayatnya hingga kepada Rasulullah
Sebagian ulama lagi, mengatakan bahwa ia hadits yang Dla'f (Mursal).
A. Penelusuran Hadits
Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih lengkap sanad dan
matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan menggunakan lafadz-lafadz yang
terdapat dalam matan hadis. Pemilihan metode ini dianggap relatif lebih mudah untuk
menelusuri hadis yang sedang diteliti dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat
dalam rangkaian matan hadis sebagai kata kunci.

Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-Maktabah Al-


Symilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda ditemukan redaksi yang beragam
pula. Dengan menggunakan kata kunci ditemukan redaksi hadis

masing-masing terulang dalam:
1. Sunan Ibnu Majah, bab Menuntut Ilmu, juz 1, halaman 81

-224
: )
. (.
2. Musnad Abi Yala, bab Musnad Anas bin Malik, juz 3, halaman 188



: :

.

3. Mujam Al-Awshath, 3, halaman 57

-2462

) (.
4. Mujam Al-Shaghir, juz 1, halaman 36

-22

:
.

B. Takhrij Hadits
Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Ibnu Mjah dengan transmisi
periwayatan seperti terlihat pada bagan di bawah ini:

JALUR IBNU MAJAH


1. Anas bin Malik
a. Nama Lengkap
Nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin al-Nadlar bin Dlamdlam bin Zaid bin
Haram. Lahir di Makkah dan berdomisili di Basrah, meninggal pada tahun 92 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 20 orang, diantaranya:
1) Nabi Muhammad SAW
2) Ubay bin Kaab
3) Zaid bin Arqom
4) Tsabit bin Qais
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 32 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Sirrin
2) Muhammad bin Malik
3) Muhammad bin Muslim
2. Muhammad bin Sirrin
a. Nama Lengkap
Muhammad bin Sirrin bin Maula Anas bin Malik. Beliau termasuk salah seorang
tabiin yang menetap dan meninggal di Basrah pada tahun 110 H
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 8 orang, diantaranya:
1) Ibn al-Ala al Hadlrami
2) Abu Ubaidah bin Hudzaifah al Yaman
3) Anas bin Malik Uwais bin Uwais Al-Tsaqafiy
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya:
1) Abu Al-amr bin al-Ala bin Ammar
2) Abu Maan
3) Katsir bin Syindlir
3. Katsir bin Syindlir
a. Nama Lengkap
Katsir bin Syindzir al Maziny lahir di Basrah. Ia termasuk golongan yang menempati
thabaqat ke-6 dan termasuk tabiin yang paling muda
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 17 orang, diantaranya:
1) Hasan bin Abi Hasan Yasar
2) Atha bin Abi Rabbah Aslam
3) Anas bin Sirrin
4) Muhammad bin Sirrin
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 24 orang, diantaranya:
1) Said bin Abi Aruwiyah
2) Hammad bin Zaid
3) Abd al Warits bin Said
4) Aban bin Yazid al Aththar
5) Hafsh bin Sulaiman
4. Hafsh bin Sulaiman
a. Nama Lengkap
Hafsh bin Sulaiman al Usdy al Bazaz lahir diKufah dan wafat pada tahun 180 H. ia
termasuk dalam tingkatan pertengahan tabi tabiin (thabaqat 7)
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 28 orang, diantaranya:
1) Sammak bin Harb bin Aus
2) Katsir bin Zadan
3) Katsir bin Syindzir
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 32 orang, diantaranya:
1) Hisyam bin Ammar
2) Adam bin Abi Iyas
3) Jafar bin Hamid Al-Kufi
4) Hafsh bin Ghiyats
5. Hisyam bin Ammar
a. Nama Lengkap
Hisyam bin Ammar bin Nushair bin Maisarah bin Abban. Beliau lahir di Syam pada
tahun 153 H dan wafat di Dujjail ditahun 245 H
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 39 orang, diantaranya:
1) Hafsh bin Sulaiman
2) Ismail bin Iyas
3) Kholil bin Musa Al-Bashri
4) Sufyan bin Uyainah
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 45 orang, diantaranya:
1) Ibnu Majah
2) Abu Daud
3) An-Nasai
4) Al-Walid bin Muslim

C. Kesimpulan
Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadits ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan ketersambungan sanad, ketsiqohan (keadilan dan kedhabitan), dan tidak
adanya syudzuz dan Illat dalam sanad Ibnu Majah tersebut dalam kategori hadits hasan li
ghoirihi karena dikuatkan oleh perawi yang terkenal, sehingga derajat hadits ini
meningkat.
2. Ditinjau dari segi matan ada perbedaan redaksi atau lafal dalam periwayatan hadits,
karena kebanyakan periwayatan hadits dilakukan secara maknawi. Maka perbedaan lafal
hadits menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam periwayatan hadits, sehingga
hadits ini tidak terjadi syudzuz dan Illat disebabkan hanya ada penambahan kalimat yang
sifatnya lebih menguatkan dari makna hadits tersebut. Hadits ini juga tidak bertentangan
dengan Alquran.
3. Dari berbagai definisi keilmuan menurut para ahli, definisi yang cocok dalam konteks
kekinian adalah menurut Imam Khomeini. Imam Khomeini membagi ilmu dari sisi
kemanfaatannya menjadi tiga jenis ilmu, yakni: pertama, ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi
perkembangan tahap-tahap eksistensi manusia sebagai tujuan akhir penciptaan. Kedua,
ilmu-ilmu yang merugikan manusia dan membuat manusia melalaikan kewajiban
pokoknya. Ketiga, ilmu-ilmu yang tidak membawa madharat dan tidak pula membawa
manfaat. Kebermanfaatan ilmu terkait erat dengan kegunaannya dalam mendukung
evolusi kemanusiaan manusia menuju kesempurnaan dirinya. Sampai saat ini, manusia
terus menerus berada dalam proses evolusi.
4. Setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan wajib menuntut ilmu. Setiap muslim
tidak akan pernah keluar dari tanggungjawabnya untuk mencari ilmu serta tidak ada
wilayah pengetahuan itu yang tercela dalam dirinya sendiri karena ilmu laksana cahaya.
Hadis tentang kewajiban menuntut ilmu bukan hanya sekedar perintah wajib menuntut
saja melainkan juga mengamalkan ilmu tersebut sesuai bidang dan kemampuannya.
5. Hadis ini juga menjelaskan bahwa memberikan ilmu kepada yang bukan ahlinya
merupakan perbuatan yang sia-sia dan hanya akan berakibat kehancuran. Hadis tentang
kewajiban menuntut ilmu ini juga merupakan sarana ibadah dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT dengan senantiasa menemukan hakikat ilmu yang sebenarnya. Karena
seorang intelek yang tidak beriman akan dapat membawa kehancuran, baik bagi diri
maupun sesamanya.
A. Penelusuran Hadits
Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih lengkap sanad dan
matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan menggunakan lafadz-lafadz yang
terdapat dalam matan hadis. Pemilihan metode ini dianggap relatif lebih mudah untuk
menelusuri hadis yang sedang diteliti dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat
dalam rangkaian matan hadis sebagai kata kunci.
Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-Maktabah Al-
Symilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda ditemukan redaksi yang beragam
pula. Dengan menggunakan kata kunci
ditemukan redaksi hadis



Masing-masing terulang dalam:
1. Shahih Muslim, bab fil Amri bil Quwwah wa Tarkil Ajzi, juz 4, halaman 2052
-2664
:



.
2. Sunan Al-Baihaqi, bab Fadhl Al-Mumin Al-Qawiy, juz 2, halaman 237

20668-






- - :


.
3. Sunan Ibnu Majah, bab At-Tawakkal wa Al-Yaqin, juz 2, halaman 1395
-4168 .
)
. . .
. . (.
4. Sunan Al-NasaI Al-Qubra, bab Ma Yaqulu Idza Ghalabatul Amr, juz 6, hal. 159
-10457
:

.

B. Takhrij Hadits
Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Ibnu Mjah dengan transmisi
periwayatan seperti terlihat pada bagan di bawah ini:
.













JALUR IMAM MUSLIM


1. Abi Hurairah
a. Nama Lengkap
Abu Hurairah Al-Dausi Al-Yamani. Seorang penghafal Al-Quran dari kalangan
sahabat pada tingkatan ke 2. meninggal pada tahun 57 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 9 orang, diantaranya:
1) Muhammad SAW
2) Abu Bakar Al-Shiddiq
3) Umar bin Khattab
4) Ubay bin Kaab
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 213 orang, diantaranya:
1) Abdurrahman bin Hamzh Al-Araj
2) Ibrahim bin Ismail
3) Anas bin Malik
4) Zaid bin Aslam
2. Al-Araj
a. Nama Lengkap
Abdurrahman bin Harmaz Al-Araj. Kunyahnya adalah Abu Daud Al-Madani.
Seorang tabiin pada tingkatan ke 3. Meninggal pada tahun 117 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 33 orang, diantaranya:
1) Abu Hurairah
2) Al-Saib bin Yazid
3) Sulaiman bin Yasar
4) Abdullah bin Abbas
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Yahya
2) Ayyub Al-Sukhtiyani
3) Jafar bin Rabiah
4) Daud bin Al-Husin

3. Muhammad bin Yahya bin Habban


a. Nama Lengkap
Muhammad bin Yahya bin Habban Al-Anshari. Kunyahnya adalah Abu Abdullah.
Seorang tabiin pada tingkatan ke 4. Meninggal pada tahun 121 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 21 orang, diantaranya:
1) Abdurrahman bin Harmaz Al-Araj
2) Anas bin Malik
3) Ibad bin Tamim
4) Abdullah bin Amr
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya:
1) Rabiah bin Utsman
2) Ismail bin Umayyah
3) Abdul Hamid bin Jafar
4) Musa bin Uqbah

4. Rabiah bin Utsman


a. Nama Lengkap
Rabiah bin Utsman Al-Taymiy. Kunyahnya Abu Utsman Al-madani. Seorang tabiin
pada tingkatan ke 6. Meninggal pada tahun 154 H
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 12 orang, diantaranya:
1) Muhammad bin Yahya bin Habban
2) Zaid bin Aslam
3) Said bin Ibrahim
4) Utsman bin Abi Sulaiman
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:
1) Abdullah bin Idris
2) Jafar bin Aun
3) Hatim bin Ismail Al-madani
4) Abdullah bin Al-Mubarak

5. Abdullah bin Idris


a. Nama Lengkap
Abdullah bin Idris Al-Zaafiri. Kunyahnya adalah Abu Muhammad Al-Kufi. Seorang
tabiin pada tingkatan ke 8. Menginggal pada tahun 192 H
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:
1) Rabiah bin Utsman
2) Ismail bin Abi Khalid
3) Abu Bakar Jibril bin Ahmad
4) Adud bin Abi Hindun
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 53 orang, diantaranya:
1) Abu Bakar bin Abi Syaibah
2) Ibrahim bin Mahdi
3) Ahmad bin Nasih
4) Qutaibah bin Said

6. Abu Bakar bin Abi Syaibah


a. Nama Lengkapnya
Abu Bakar bin Abi Syaibah Al-Kufi. Seorang tabiin pada tingkatan ke 10. Wafat
pada tahun 235 H.
b. Guru
Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:
1) Abdullah bin Idris Al-Zaafiri
2) Ahmad bin Abdullah bin Yunus
3) Ismail bin Iyasy
4) Hafsh bin Ghiyats
c. Murid
Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:
1) Bukhari
2) Muslim
3) Abu Daud
4) Ibnu Majah

C. Kesimpulan
Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadits ini, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan ketersambungan sanad, ketsiqohan (keadilan dan kedhabitan), dan tidak
adanya syudzuz dan Illat dalam sanad Ibnu Majah tersebut dalam kategori hadits hasan li
ghoirihi karena dikuatkan oleh perawi yang terkenal, sehingga derajat hadits ini
meningkat.
2. Ditinjau dari segi matan ada perbedaan redaksi atau lafal dalam periwayatan hadits,
karena kebanyakan periwayatan hadits dilakukan secara maknawi. Maka perbedaan lafal
hadits menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam periwayatan hadits, sehingga
hadits ini tidak terjadi syudzuz dan Illat disebabkan hanya ada penambahan kalimat yang
sifatnya lebih menguatkan dari makna hadits tersebut. Hadits ini juga tidak bertentangan
dengan Alquran. Sehingga bisa dikatakan kualitas matannya adalah Shahih.
3. Berdasarkan data di atas dapat ditentukan bahwa hadits utama tersebut dari segi sanad
telah memenuhi asas ketersambungan sanad tanpa mengalami keterputusan perawi,
karena perowi yang meriwayatkannya memiliki hubungan guru dan murid, sehingga
dapat disimpulkan hadits ini merupakan hadits Masyhur Shahih dari segi sanad. Hal ini
jika didasarkan pada kriteria yang dibuat oleh Subhi Shalih bahwa yang disebut hadits
masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang lebih dalam setiap thabaqatnya.
4. Sebagian ulama berhujjah dengan hadits ini dengan menyatakan bahwa ia hadits yang
Shahh dan Muttashil (bersambung mata rantai periwayatnya hingga kepada Rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai