Anda di halaman 1dari 1

Tikror di dalam Al-Qur’an

A. Pengertian
Kata al-tikrar (‫التكرار‬  ) adalah masdar dari kata kerja "‫"كرر‬ yang merupakan rangkaian kata

dari huruf ‫ر‬-‫ر‬-‫ك‬. Secara etimologi berarti mengulang atau mengembalikan sesuatu berulangkali.

Adapun menurut istilah al-tikrar berarti "‫المعنى‬ ‫"اعادة اللفظ او مرادفه لتقرير‬  mengulangi lafal atau
sinonimnya untuk menetapkan (taqrir) makna. selain itu, ada juga yang memaknai al-
tikrar dengan "‫اعدا‬ ‫"ذك ر الش يء م رتين فص‬  menyebutkan sesuatu dua kali berturut-turut atau
penunjukan lafal terhadap sebuah makna secara berulang.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan al-tikrar fi al-
Qur’an adalah pengulangan redaksi kalimat atau ayat  dalam al-Qur’an dua kali atau lebih, baik itu
terjadi pada lafalnya ataupun maknanya dengan tujuan dan alasan tertentu.

Al-Tikrar  (pengulangan) dibagi menjadi dua macam :


1. Tikrar  al-lafdzi, yaitu pengulangan redaksi ayat di dalam al-Qur’an baik berupa huruf-
hurufnya, kata ataupun redaksi kalimatnya dan ayatnya.
a. Contoh pengulangan huruf.
Pengulangan huruf  ‫ة‬  pada akhir beberapa Q.S. Al-Nazi‘at (79): 6-14:

ِ ‫) أَبص ار َها َخ‬8( ٌ‫اج َف ة‬


‫) َي ُقولُو َن أَئِنَّا‬9( ٌ‫اش َعة‬ ِ ‫وب يومئِ ٍذ و‬ ِ َّ ‫) َت ْتبعها‬6( ُ‫اج َفة‬ ِ ‫الر‬
ُ َْ َ َ ْ َ ٌ ُ‫) ُقل‬7( ُ‫الرادفَة‬ َُ َ َّ ‫ف‬
ُ ‫َي ْو َم َت ْر ُج‬
‫) فَِإنَّ َم ا ِه َي‬12( ٌ‫اس َرة‬ َ ‫) قَ الُوا تِْل‬11( ً‫) أَئِ َذا ُكنَّا ِعظَ ًام ا نَ ِخ َرة‬10( ‫ْح افِ َر ِة‬
ِ ‫ك إِذًا َك َّرةٌ َخ‬ ِ ُ ‫لَم ر ُد‬
َ ‫ودو َن في ال‬ َْ
 .)14( ‫اه َر ِة‬ ِ ‫الس‬ ِ ‫َزجرةٌ و‬
َّ ِ‫) فَِإذَا ُه ْم ب‬13( ٌ‫اح َدة‬ َ َْ
b. Contoh pengulangan kata, dapat dilihat pada Q.S. al-Fajr (89): 21-22:
ِ ‫َكاَّل إِذَا ُد َّك‬
)22( ‫ص ًّفا‬
َ ‫ص ًّفا‬
َ ‫ك‬
ُ َ‫ك َوال َْمل‬ َ ‫) َو َج‬21( ‫ض َد ًّكا َد ًّكا‬
َ ُّ‫اء َرب‬ ُ ‫ت اأْل َْر‬
c. Contoh pengulangan ayat terdapat pada Q.S. Al-Rahman:
.‫ان‬ ِ ‫َي‬
ِ ‫آالء ربِّ ُكما تُ َك ِّذب‬ ِّ ‫فَبِأ‬
َ َ َ
Ayat tersebut berulang kurang lebih 30 kali dalam surah tersebut.

2. Tikrar al-ma’nawi, yaitu pengulangan redaksi ayat di dalam al-Qur’an yang pengulangannya


lebih di titik beratkan kepada makna atau maksud dan tujuan pengulangan tersebut. Sebagai
contoh Q.S. al-Baqarah (2): 238:
ِِ ِ ِ ُ‫الصاَل ِة الْو ْسطَى وق‬ ِ ‫الصلَو‬ ِ
َ ‫وموا للَّه قَانت‬
)238( ‫ين‬ ُ َ ُ َّ ‫ات َو‬ َ َّ ‫َحافظُوا َعلَى‬
Al-Salat al-wusta yang disebut dalam ayat diatas adalah pengulangan makna dari kata al-
salawat sebelumnya, karena masih merupakan bagian darinya. Adapun penyebutannya sebagai
penekanan atas perintah memeliharanya.
Selain seperti contoh diatas, bentuk tikrar seperti ini biasanya dapat dilihat ketika al-Qur’an
bercerita tentang kisah-kisah umat terdahulu, menggambarkan azab dan nikmat, janji dan ancaman
dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai