NIM : 2321508017
2. Taqyidhul Muthlaq
Yakni penafsiran hadis yang dilakukan..dengan..membatasi ayat-ayat
yang memiliki..sifat mutlak.
فقطع يد انسازق مه انمعصم،أتً زجم إنً زسىل هللا ملسو هيلع هللا ىلص مع سازق
ِ َّعهًَ انى
اض َ َضان ْ ِ س ْى ُل هللا ملسو هيلع هللا ىلص شَ َكاة َ ان
َ ِم ْه َز َم- ط ِس َ فَ َس
ُ ض َز
صيَّتَ ِن َى ِازث
ِ فَ ََل َو
Artinya : “Maka tidak ada wasiat bagi ahli waris” (H.R Abu Dawud)
Adapan hadist diatas menasakh ayat al quran yang terdapat pada surah al
baqarah ayat 180 yang berbunyi:
Maksud dari kalimat ini yakni bahwa kita sebagai orang yang beriman
harus bisa menyingkirkan hal-hal yang menghalangi kita sebagai
umat muslim dalam melakukan kebaikan atau menolong sesama
saudara muslim, contohnya seperti kita memarkirkan mobil sehingga
mengganggu orang lain yang ingin melewati jalan, maka dari itu kita
harus juga memikirkan orang lain bahwa jangan sampai kita
menyusaikan orang lain.
3. Tingkatn hadist pada skema hadist yang digunakan pada UTS Makalah:
a. Pada hadist pertama (I) dilansir dari Aplikasi Hadist 9 Imam, hadist
tersebut termasuk golongan hadist Gharib, karena hanya diriwayatkan
oleh Abu Hurairah saja dan sudah tentu jelas tingkat hadist tersebut adalah
shahih
b. Pada hadist kedua (II) dilansir dari Aplikasi Hadist 9 Imam, bahwa hadist
kedua itu termasuk juga golongan hadist Gharib, karena periwayatan
pertamanya dari Abu Hurairah, untuk tingkatan hadist termasuk Shahih
c. Pada hadist ketiga (III) jika dilihat sama seperti hadist kedua yakni
golongan Gharib, bahwa periwayatanya juga masih tetap sama Abu
Hurairah, hanya saja yang membuat hadist tersebut berbeda terletak pada
Mukharrijnya. Pada hadist kedua di keluarkan oleh imam muslim dalam
kitab shahihnya, sedangkan hadist ketiga ini dikeluarkan oleh imam abu
dawud dalam kitab shahihnya.
4. Pada ketiga hadist yang digunakan pada makalah tersebut termasuk hadist
Shahih, karena ketiga hadist tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria, mulai
dari tidak terdapat syadz(kejanggalan), diriwayatkan oleh rawi yang tsiqah,
tidak juga terdapat dalam „illat(cacat), adanya mutaba‟ah, dan syawahid.
5. Soal Makalah
Bagaimana cara nabi dalam menyampaikan hadist kepada para sahabat?
Jawaban :
Cara nabi dalam menyampaikan hadist yakni salah satunya:
Disampaikan secara langsung, yang berarti dimana rasul menyampaikan
secara langsung kepada sahabat, biasanya sebelum itu ada sebuah momen
kejadian dimana sahabat melakukan sesuatu sehingga rasulullah melihat dan
keluarlah sebuah hadist dalam sebuah peristiwa tersebut