Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR JAWABAN UAS

Nama : Erlianda Widyaningrum

NIM : 2321508017

Prodi : Hukum Keluarga (HK)

Mata Kuliah : Ulumul Hadist (Semester I)

Dosen Pengampu : Drs. Materan, M.HI

1. 4 Fungsi Hadist terhadap Al Qur‟an


a. Bayan Taqrir
Yakni adalah hadist yang berfungsi sebagai pelengkap atau
memperkuat dari apa yang telah ditetapkan duluan di dalam al qur‟an.
Atau bisa dikatakan bahwa Bayan Taqrir adalah kedua dalil yang
bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist yang memiliki ketetapan yang
sama.
Contoh hadistnya :

Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, “Tidak akan diterima


sholat seseorang yang berhadats hingga ia berwudu.” (HR. Al Bukhari)

Contoh ayat Al Qur‟an surah Al Maidah ayat 6:


۟ ‫س ُح‬
‫ىا ِب ُس ُءو ِس ُك ْم‬ ِ ‫ىا ُو ُجى َه ُك ْم َوأ َ ْي ِد َي ُك ْم ِإنًَ ْٱن َم َسا ِف‬
َ ‫ق َو ْٱم‬ َّ ‫ٰ َيَٰٓأَيُّ َها ٱنَّرِيهَ َءا َمىُ َٰٓى ۟ا ِإذَا قُ ْمت ُ ْم ِإنًَ ٱن‬
۟ ُ‫صهَ ٰى ِة فَٲ ْغ ِسه‬
‫َوأ َ ْز ُجهَ ُك ْم ِإنًَ ْٱن َك ْع َبي ِْه‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak


melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu
sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (membasuh) kedua
kakimu sampai ke kedua mata kaki.(Q.S Al Maidah : 6
b. Bayan Tafsir
Yakni adalah hadist yang memiliki fungsi tafsiran terhadap sesuatu
hal yang tentunya sudah terdapat di al qur‟an.
1. Takhshihul „Am
Adalah penjelasan atau penafsiran yang diambil dari sebagian lafadz
„am salah satu contohnya yakni takhsis al qur‟an dan hadist :
Contoh ayat al qur‟an yang memiliki persamaan hadist :

َ ‫ازقَتُ فَا ْق‬


‫طعُ َْٰٓىا ا َ ْي ِد َي ُه َما‬ ِ ‫س‬َّ ‫از ُق َوان‬
ِ ‫س‬َّ ‫َوان‬

Artinya: Adapun seorang laki-laki ataupun perempuan yang mencuri,


potonglah tangan keduanya. (QS.Al-Maidah: 83)

Adapun ayat diatas di takhsiskan dengan hadist rasulullah saw yang


memiliki persamaan konteks :

‫ال تقطع انيد في تمس معهق‬

Artinya: Tidaklah dipotong tangan seorang pencuri bila mencuri


kurma yang tergantung. (HR. Ibnu Hazm dalam Al Muhalla)

2. Taqyidhul Muthlaq
Yakni penafsiran hadis yang dilakukan..dengan..membatasi ayat-ayat
yang memiliki..sifat mutlak.

‫ع ِصي ٌْص َح ِك ْي ٌم‬


َ ُ‫ّٰللا‬
‫ّٰللاِ َۗو ه‬ َ ‫طعُ َْٰٓىا ا َ ْي ِديَ ُه َما َجصَ ۤا ًۢ اء بِ َما َك‬
‫سبَا وَ َك ااال ِ ّمهَ ه‬ َ ‫ازقَتُ فَا ْق‬
ِ ‫س‬َّ ‫از ُق َوان‬
ِ ‫س‬َّ ‫َوان‬

Artinya: “Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri,


potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas
perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari
Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Q.S Al
Maidah : 38)
Kata yang di ambil : Yadd (Tangan) dan Al Qat’u (Memotong) kedua
kata tersebut masih belum jelas maknanya atau batasan yang
dimaksud, sedangkan dijelaskan dalam sebuah hadist, Yadd yang
berarti tangan kanan dengan batasan potong tangan tersebut hanya
sampai pergelangan tangan, sesuai dengan sabdanya Nabi saw:

‫ فقطع يد انسازق مه انمعصم‬،‫أتً زجم إنً زسىل هللا ملسو هيلع هللا ىلص مع سازق‬

Artinya : “Rasulullah didatangi seseorang dengan membawa


pencuri, maka beliau memotong tangan pencuri dari pergelangan
tangan.”

Kesimpulan dari Taqyid adalah hadist yang dimana rasulullah


menjelaskan berupa taqyid terhadap ayat-ayat al qur‟an yang mutlak.
c. Bayan Tasyri‟
Yakni hadist yang berfungsi sebagai pemberi kepastian dalam hal sebuah
yang menjadi hukum atau ajaran-ajaran islam yang tidak dijelaskan di al
qur‟an. Akan tetapi biasanya al qur‟an hanya menerangkan intisari dari
sebuah hukum dan ajaran-ajaran.
Contoh hadist :

ِ َّ‫عهًَ انى‬
‫اض‬ َ َ‫ضان‬ ْ ِ ‫س ْى ُل هللا ملسو هيلع هللا ىلص شَ َكاة َ ان‬
َ ‫ ِم ْه َز َم‬- ‫ط ِس‬ َ ‫فَ َس‬
ُ ‫ض َز‬

Artinya : “Rasulullah telah mewajibkan mengeluarkan zakat fitrah (pada


bulan Ramadhan kepada setiap manusia”). (HR Bukhari
Muslim)

Adapun contoh ayatnya yang hanya menerangkan pokok-pokoknya saja


yakni terdapa pada surah al baqarah ayat 43 yang berbunyi:

َّ ٰ ‫ٱنص َك ٰىة َ َو ۡٱز َكعُىاْ َم َع‬


َ‫ٱنس ِكعِيه‬ َّ ‫َوأَقِي ُمىاْ ٱن‬
َّ ْ‫صهَ ٰىة َ َو َءاتُىا‬

Artinya : “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta


orang-orang yang ruku”. (QS Al-Baqarah ayat 38).
d. Bayan Nasakh
Adalah hadist yang berfungsi untuk melakukan perubahan kepada ayat-
ayat al qur‟an yang telah ditetapkan. Akan tetapi sebagian ulama
mengatakan bahwa Bayan Nasakh bukanlah bagian dari fungsi.
Contoh hadist yang dikemukakan para ulama:

‫صيَّتَ ِن َى ِازث‬
ِ ‫فَ ََل َو‬

Artinya : “Maka tidak ada wasiat bagi ahli waris” (H.R Abu Dawud)

Adapan hadist diatas menasakh ayat al quran yang terdapat pada surah al
baqarah ayat 180 yang berbunyi:

ِ ‫صيَّتُ ِن ْه ٰ َى ِندَي ِْه َو ْٱْل َ ْق َسبِيهَ بِ ْٲن َم ْع ُس‬


ۖ ‫وف‬ ِ ‫ض َس أ َ َحدَ ُك ُم ْٱن َم ْىثُ إِن ت ََسكَ َخي اْسا ْٱن َى‬
َ ‫عهَ ْي ُك ْم إِذَا َح‬
َ ‫ب‬َ ِ‫ُكت‬
َ‫عهًَ ْٱن ُمتَّقِيه‬َ ‫َحقًّا‬

Artinya: “Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput


seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta,
berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan
cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang
bertakwa. ”(QS. AlBaqarah : 031)

2. Jawaban soal 3 hadist


a. Mukharrij Hadist I, II, III
1. Mukharrij hadist pertama (I)
Hadist pertama dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Al
Isti’dzan
2. Mukharrij hadist (II)
Hadist kedua dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya
(1:167)
3. Mukharrij hadist kedua (III)
Hadist kedua dikeluarkan oleh Imam Al Bukhari dalam kitab Al-
Adabul Mufrad

b. Penjelasan ketiga hadist pada soal UAS


1. Hadist pertama (I)
Menjelaskan tentang larangan berbisik apabila dalam sebuah
kumpulan terdapat 3 orang yang diajak berbisik rahasia hanya 2 orang
sedangkan orang ke 3 tidak diajak berbisik bersama maka orang ke
tiga akan membuat sedih, selain itu di dalam islam jika kita berbicara
dengan orang atau teman lebih dari 2 maka haruslah diajak orang ke 3
itu untuk gabung berbicara, jangan malah hanya berfokus 2 orang saja
yang berbicara sedangkan yang orang ke 3 hanya diam dan menyimak
2. Hadist kedua (II)
Menjelaskan tentang amar ma‟ruf nahi mungkar bahwa hukumnya
fardhu kifayah. Selain itu, mencegah dengan tangan artinya orang
yang memiliki kekuasaan tinggi seharusnya dapat menegakkan
keadilan di negeri ini. Kedua, mengubah kemungkaran dengan lisan
dapat dipahami bahwa seseorang yang pandai berbicara dengan
ilmunya hendaknya saling memberi nasihat dengan perkataannya
yang baik. Terakhir, jika tidak mampu dengan keduanya maka
mengingkari perbuatannya dengan hati,”
3. Hadist ketiga (III)
Menjelaskan tentang cabang-cabang iman, yang dimana iman itu
bertambah jika kita melakukan hal kebaikan atau perintah Allah
seperti sholat, dan iman itu menurun apabila kita melakukan sebuah
kemaksiatan.
c. Penjelasan 3 matan hadist dari perkataan yang berwarna biru
1. Hadist (I)
ِ ‫فَ ََل يَتَىَا َجً اثْى‬
‫َان‬
Maksud dari kalimat tersebut dari Hadist yang membahas tentang
larangan berbisik yang artinya adalah berkomunikasi dengan
seseorang secara rahasia dan tidak boleh diketahui oleh orang ketiga
apa yang sedang dibicarakan, meskipun ada kemungkinan sebagian
kalimat terdengar.
2. Hadist (II)
‫ُِ ْههَيِه ُْييَ ِِهِ ِد ِي‬
Maksud dari kalimat “fal-yughayyirhu biyadihi”, maksudnya
diharapkan untuk melakukan perubahan dengan tangan sendiri.
Sebagai contoh, jika seseorang memiliki kekuasaan, misalnya seorang
ayah terhadap anaknya, dan ia melihat anaknya memiliki alat musik
(yang tentunya tidak boleh digunakan), maka ayah tersebut akan
menghancurkannya.
3. Hadist (III)
‫ق‬ َّ ‫ع ِه‬
ِ ‫انط ِس ْي‬ َ ‫طتُ ْاْلَذَي‬
َ ‫ِإ َما‬

Maksud dari kalimat ini yakni bahwa kita sebagai orang yang beriman
harus bisa menyingkirkan hal-hal yang menghalangi kita sebagai
umat muslim dalam melakukan kebaikan atau menolong sesama
saudara muslim, contohnya seperti kita memarkirkan mobil sehingga
mengganggu orang lain yang ingin melewati jalan, maka dari itu kita
harus juga memikirkan orang lain bahwa jangan sampai kita
menyusaikan orang lain.

3. Tingkatn hadist pada skema hadist yang digunakan pada UTS Makalah:
a. Pada hadist pertama (I) dilansir dari Aplikasi Hadist 9 Imam, hadist
tersebut termasuk golongan hadist Gharib, karena hanya diriwayatkan
oleh Abu Hurairah saja dan sudah tentu jelas tingkat hadist tersebut adalah
shahih
b. Pada hadist kedua (II) dilansir dari Aplikasi Hadist 9 Imam, bahwa hadist
kedua itu termasuk juga golongan hadist Gharib, karena periwayatan
pertamanya dari Abu Hurairah, untuk tingkatan hadist termasuk Shahih
c. Pada hadist ketiga (III) jika dilihat sama seperti hadist kedua yakni
golongan Gharib, bahwa periwayatanya juga masih tetap sama Abu
Hurairah, hanya saja yang membuat hadist tersebut berbeda terletak pada
Mukharrijnya. Pada hadist kedua di keluarkan oleh imam muslim dalam
kitab shahihnya, sedangkan hadist ketiga ini dikeluarkan oleh imam abu
dawud dalam kitab shahihnya.

4. Pada ketiga hadist yang digunakan pada makalah tersebut termasuk hadist
Shahih, karena ketiga hadist tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria, mulai
dari tidak terdapat syadz(kejanggalan), diriwayatkan oleh rawi yang tsiqah,
tidak juga terdapat dalam „illat(cacat), adanya mutaba‟ah, dan syawahid.

5. Soal Makalah
Bagaimana cara nabi dalam menyampaikan hadist kepada para sahabat?
Jawaban :
Cara nabi dalam menyampaikan hadist yakni salah satunya:
Disampaikan secara langsung, yang berarti dimana rasul menyampaikan
secara langsung kepada sahabat, biasanya sebelum itu ada sebuah momen
kejadian dimana sahabat melakukan sesuatu sehingga rasulullah melihat dan
keluarlah sebuah hadist dalam sebuah peristiwa tersebut

Anda mungkin juga menyukai