Disusun Oleh
Kelompok 3 PAI 7
(UINSI) SAMARINDA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Rasa syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena berkat karunianya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mangucapkan terima kasih kepada para pihak yang membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Perbandingan Pendidikan dari Dosen Pengampu. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami para penulis dan juga
para pembaca. Khususnya dalam hal mempelajari materi yang berkaitan dengan
judul makalah: ”Konsep Pendidikan Di Malaysia”. Kami selaku penulis tidak lupa
untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Lismina, S.
Ag, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Perbandingan Pendidikan
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kami membutuhkan kritik serta saran agar bisa
membantu membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah
dengan lebih baik dan benar. Besar harapan kami, semoga dengan adanya makalah
ini bisa menjadi manfaat bagi para pembaca dan bagi kami khususnya sebagai
penulis.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan........................................................................................................... 2
1. Kurikulum ................................................................................................ 4
1. Kelebihan ................................................................................................ 15
2. Kekurangan ............................................................................................ 16
ii
3. Persaingan masuk Universitas Tidak Terlalu Ketat ................................ 17
A. Kesimpulan ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 33
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
empat bahasa (Melayu, Cina, Tamil, dan Inggris) diterapkan dengan
sistem sekolah yang terpisah untuk memenuhi berbagai tujuan. Penting
untuk dicatat bahwa selama periode perang, banyak yang terpengaruh dan
konsep konseling mulai berkembang di Amerika Serikat.1
1. Kurikulum
1
Ananda Devan Sivalingam, “History of Malaysian Education System: Year 1824 to
2020,” SSRN Electronic Journal, no. January 2021 (2020), https://doi.org/10.2139/ssrn.3735372.
4
Kesejahteraan guru juga dianggap sangat penting, dengan jumlah gaji
guru di Malaysia sekitar 2.500.000 pada tahun 2007, sebanding dengan
gaji Profesor golongan IV/e di Indonesia pada saat itu. Visi dan misi
utama pemerintah Malaysia adalah menjadikan negaranya sebagai pusat
pendidikan berkualitas dan siap bersaing dengan lembaga pendidikan
tinggi di negara lain seperti Singapura dan Australia.2
a. Kurikulum Baru Sekolah Rendah
Kurikulum KBSR dirancang untuk memastikan setiap murid memiliki
kesempatan untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, nilai,
sikap, dan praktik kehidupan yang diperlukan. Filsafat KBSR
menekankan keterampilan 3M, yaitu membaca, menulis, dan
menghitung, serta perkembangan individu secara menyeluruh dan
seimbang dari aspek JERIS dan pengembangan bakat. Tujuan lainnya
termasuk menguasai Bahasa Melayu, keterampilan dasar bahasa,
pembinaan sikap dan perilaku yang baik, serta peningkatan
pengetahuan dan kepekaan terhadap manusia dan lingkungan.
KBSR terbagi menjadi tiga bidang dasar: komunikasi, kemanusiaan
dengan lingkungan, dan perkembangan diri individu. Bidang
komunikasi mencakup mata pelajaran Bahasa Melayu, Cina, Tamil,
Inggris, dan Matematika, sementara bidang kemanusiaan dan
lingkungan terdiri dari Kerohanian, Nilai, dan Sikap, serta Kompon.
Bidang ketiga adalah perkembangan diri individu yang terdiri dari
komponen Kesenian dan Rekreasi, yang mencakup subyek Musik,
Pendidikan Seni, dan Pendidikan Jasmani. Dengan demikian, tujuan
pendidikan KBSR di sekolah dasar adalah untuk memastikan
perkembangan murid secara menyeluruh dari aspek intelektual,
rohani, jasmani, emosi, bakat, akhlak, nilai-nilai estetika, dan sosial
sesuai dengan falsafah dan dasar pendidikan negara, yaitu untuk
membangun negara dan menyemai perpaduan kaum yang kokoh serta
2
Abdul Wahab Syakhrani et al., “Sistem Pendidikan Di Negara Malaysia,” Educatioanl
Journal: General and Specific Research 2, no. 2 (2022): 320–27.
5
integrasi nasional melalui sistem pendidikan yang tersusun dan
terstruktur.3
b. Kurikulum bersepadu Sekolah Menengah
Perubahan kurikulum yang dikenal sebagai Kurikulum Bersepadu
Sekolah Menengah (KBSM) telah diterapkan secara bertahap sejak
tahun 1988. KBSM bertujuan untuk mengembangkan siswa secara
holistik dengan fokus pada masyarakat dan negara. Pengembangan
diri meliputi spiritual, intelektual, kesejahteraan, keterampilan hidup,
rekreasi, kreativitas, dan sikap positif.
Sementara itu, orientasi terhadap masyarakat meliputi keterampilan
interpersonal, politik, persatuan nasional, aspek sosial-budaya,
ekonomi, dan modernisasi. KBSM didasarkan pada konsep
pendidikan umum yang menekankan keseimbangan dan keseluruhan
dalam membentuk nilai dan keterampilan sehingga siswa dapat
menjadi warga negara yang berguna, patriotik, dan bertanggung
jawab. Oleh karena itu, penekanan khusus diberikan pada
pembentukan rasa kewarganegaraan untuk menanamkan kebanggaan
pada negara. Aspek kewarganegaraan akan diintegrasikan ke dalam
semua mata pelajaran dan kegiatan kokurikuler dalam KBSM.
Tujuan KBSM termasuk memungkinkan siswa menguasai
keterampilan interpersonal dalam kehidupan nyata, memahami diri
sendiri, mengembangkan bakat, meningkatkan kepribadian dan
karakter, menciptakan keseimbangan antara pengetahuan dan nilai-
nilai, praktik, dan rekreasi, serta menekankan keterampilan
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat beberapa unsur penting dalam KBSM ini. Pertama, unsur
ilmu dan keterampilan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
keterampilan belajar, psikomotorik, dan sosial, serta mengembangkan
kecerdasan, kreativitas, dan pemikiran. Selain itu, konten kurikulum
3
Muhammad Hilmi, dkk. Dasar Pendidikan Malaysia, (Institut Perguruan Tinggi
Melayu. 2006), h. 45.
6
ini juga dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kedua,
terdapat nilai-nilai murni yang bersifat universal, seperti spiritualitas,
kemanusiaan, dan kewarganegaraan. Beberapa nilai murni yang
diterapkan dalam kurikulum ini antara lain kebaikan hati, toleransi,
kerjasama, dan rasionalitas. Unsur ketiga adalah gerak kerja
kokurikulum, seperti kegiatan organisasi, unit beruniform, dan
permainan. Gerak kerja kokurikulum ini bertujuan untuk mempererat
hubungan antara murid, sekolah, dan masyarakat, mengisi waktu
luang murid dengan kegiatan yang bermanfaat, mengaplikasikan dan
memperkuat pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas, serta
memberikan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan sikap
percaya diri dan mandiri.4
2. Sistem Pendidikan
4
Muhammad Hilmi, dkk. Dasar Pendidikan Malaysia, (Institut Perguruan Tinggi
Melayu. 2006), h. 47.
5
Hery Witanto, Sistem Pendidikan di Negara-NegaraAsean, (STAI Ali Bin Abi Thalib:
Surabaya. 2009), h.10.
7
b. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan kewajiban bagi semua anak usia 7
hingga 12 tahun. Sistem pendidikan gratis ini terbagi menjadi 2 fase
selama 3 tahun. Di Malaysia, terdapat 2 jenis Sekolah Dasar, yaitu
sekolah nasional yang diikuti oleh siswa Melayu, dan sekolah
tipenasional yang diikuti oleh siswa Cina dan Tamil. Bahasa pengantar
utama adalah bahasa Melayu, kecuali di sekolah tipenasional yang
menggunakan bahasa Cina dan Tamil dengan mata pelajaran wajib
bahasa Melayu.
Pada tingkat Sekolah Dasar, pembelajaran dibagi menjadi tiga fase
utama. Fase I terdiri dari kelas 1-3 dengan fokus pada dasar-dasar
membaca, menulis, dan matematika. Fase II (kelas IV-VI) lebih
menekankan pada penguatan keterampilan dasar dan pengetahuan
yang telah diperoleh. Untuk mengevaluasi pencapaian belajar siswa,
beberapa ujian diadakan, antara lain:
1. Penilaian Kemajuan Berasaskan Sekolah (PKBS), dilakukan setiap
tahun untuk menilai hasil pembelajaran dan membantu guru dalam
merencanakan peningkatan pembelajaran di masa mendatang.
2. Level One Assessment (LOA), ujian yang dilakukan saat siswa
menyelesaikan Fase I (kelas III) untuk menilai kemampuan verbal,
kuantitatif, dan berpikir. Hasilnya menjadi pertimbangan
Kementerian Pendidikan dalam merekomendasikan siswa untuk
melanjutkan ke kelas V.
3. Primary School Assessment Test, Ujian Penilaian Sekolah Rendah
(UPSR), diadakan pada akhir pendidikan dasar dengan materi ujian
meliputi bahasa Melayu, bahasa Inggris, ilmu pengetahuan, dan
matematika.
8
dianggap lulus. Rasio guru-murid 1:20.4 pada tahun 1990, dan 1:18.9
dalam beberapa tahun terakhir.6
6
Hery, Witanto, Sistem Pendidikan di Negara-NegaraAsean, (STAI Ali Bin Abi Thalib:
Surabaya. 2009), h. 7.
9
sebagai persiapan untuk kuliah di universitas. Pendidikan matrikulasi
disusun untuk memenuhi syarat masuk khusus dari universitas
tertentu, sementara Form VI bertujuan untuk memenuhi syarat dari
semua universitas.
f. Pendidikan Tinggi
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa-siswa bersiap
untuk menghadapi Ujian Sertifikasi Sekolah Tinggi Malaysia (mirip
dengan SPMB) yang diadakan oleh Dewan Ujian Malaysia, serta ujian
Matrikulasi yang diadakan oleh beberapa universitas lokal. Lembaga
pendidikan tinggi ini mencakup universitas, akademi, dan politeknik.
Program-program yang ditawarkan beragam, mulai dari sertifikat,
diploma, hingga tingkat gelar. Pendidikan tingkat sarjana biasanya
berlangsung selama 3-4 tahun.
10
Abdurrahman As-Sheghaf menjelaskan bahwa tujuan pendidikan di
Malaysia adalah mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu
secara menyeluruh dan terpadu, sehingga tercipta manusia yang seimbang
dan harmonis dalam segi intelektual, spiritual, emosional, dan fisik, dengan
didasarkan pada kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan. Tujuan ini
diharapkan dapat melahirkan masyarakat Malaysia yang berpengetahuan,
memiliki keterampilan, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan negara.7
7
Wahab Syakhrani et al., “Sistem Pendidikan Di Negara Malaysia.”
11
pengetahuan berketerampilan, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab
terhadap masyarakat dan negara.
8
Armansyah Putra, “Mengkaji Dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia,
Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika Dan Finlandia),” Jurnal Penelitian Pendidikan, 2017, 1–
21.
12
mencakup pelatihan dalam pengajaran, kurikulum, manajemen kelas, dan
penggunaan teknologi pendidikan.
3. Evaluasi Kinerja: Guru di Malaysia dievaluasi secara berkala untuk
menilai kinerja mereka dalam mengajar dan berkontribusi terhadap
pembangunan pendidikan. Evaluasi ini dapat mencakup penilaian hasil
belajar siswa, observasi pengajaran, serta penilaian oleh sesama guru atau
pimpinan sekolah.
4. Kesejahteraan Guru: Kementerian Pendidikan Malaysia berupaya untuk
meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan insentif, tunjangan,
dan manfaat lainnya. Ini termasuk asuransi kesehatan, cuti, dan peluang
untuk pengembangan karir.
5. Manajemen Kinerja: Pimpinan sekolah bertanggung jawab dalam
manajemen kinerja guru di sekolah mereka. Mereka memberikan
bimbingan, dukungan, dan umpan balik kepada guru untuk membantu
mereka meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
6. Pendidikan Kependidikan: Selain guru, tenaga kependidikan lainnya
seperti pegawai pentadbiran, penjaga sekolah, dan karyawan lainnya juga
memiliki peran penting dalam manajemen pendidikan. Mereka
mendapatkan pelatihan dan dukungan yang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab mereka di lingkungan pendidikan.
7. Komitmen terhadap Kepemimpinan: Pendidikan di Malaysia mengakui
pentingnya kepemimpinan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh
karena itu, terdapat penekanan pada pengembangan kepemimpinan di
antara guru dan staf sekolah untuk memastikan efektivitas manajemen
sekolah dan pembangunan staf.
8. Penggunaan Teknologi: Teknologi juga dimanfaatkan dalam manajemen
guru dan tenaga kependidikan di Malaysia. Sistem manajemen sekolah
berbasis teknologi digunakan untuk melacak data guru, pelajar, dan
kinerja sekolah secara efisien. Selain itu, platform pembelajaran daring
dan aplikasi lainnya juga digunakan untuk mendukung pengembangan
profesional guru dan tenaga kependidikan.
13
9. Pemberdayaan Komunitas Sekolah: Manajemen guru dan tenaga
kependidikan di Malaysia juga melibatkan pemberdayaan komunitas
sekolah. Melalui kerja sama antara guru, tenaga kependidikan, orang tua,
dan masyarakat lokal, sekolah dapat mengidentifikasi kebutuhan dan
tantangan yang dihadapi serta menciptakan solusi yang efektif.
14
Pendidikan berulang adalah pendidikan yang membutuhkan periode
tertentu untuk orang dewasa yang sedang bekerja. Secara keseluruhan,
pendidikan di Malaysia adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Pendidikan dapat membentuk individu yang seimbang dalam hal intelektual,
spiritual, emosional, dan fisik. Selain itu, pendidikan juga penting untuk
melahirkan generasi yang berpengetahuan dan berketerampilan guna
memenuhi kebutuhan tenaga manusia.9
1. Kelebihan
9
Norizzathy Agir and Mohd Effendi @ Ewan Mohd Matore, “Literasi Dan
Kewarganegaraan Digital: Konsep Dan Strategi Implementasi Dalam Pendidikan Di Malaysia,”
Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH) 7, no. 3 (2022): e001367,
https://doi.org/10.47405/mjssh.v7i3.1367.
15
kampus Malaysia hanya membutuhkan MYR 39,990 atau setara
dengan 7,000.
2. Kekurangan
d. Guru yang terlibat dalam PBS menerima maklumat yang tidak sama
berkaitan arahan penggunaan PBS
16
bersih dan teratur. Bangunan-bangunan tertata dengan rapi dan fasilitas
umumnya terjaga kebersihannya.
Bagi mahasiswa internasional, kegiatan sehari-hari Anda akan sangat
terbantu dengan adanya banyak pilihan transportasi umum di Malaysia.
Transportasi di Malaysia meliputi kereta listrik, monorel, bus, taksi, dan
sepeda motor. Anda dapat menggunakan berbagai jenis transportasi
tersebut untuk berpergian. Jangan khawatir, keamanan dalam
menggunakan transportasi umum di Malaysia sangat terjamin. Anda dapat
menikmati segala fasilitas umum yang tersedia di Malaysia dengan aman
dan nyaman.
10
Fitry Dewanty, “Intip 7 Keunggulan Kuliah di Malaysia, Apa saja?”, diakses dari
https://blog.qelola.com pada tanggal 17 Maret 2024 pukul 17:30 WITA
17
5. Kurikulum yang mengikuti Standar Industri yang Meningkatkan Prospek
Kerja Peserta Didik
11
HC Indonesia Editor, “7 Alasan Mengapa Malaysia Populer Sebagai Negara Destinasi
Kuliah”, diakses dari https://www.hotcourses.co.id pada tanggal 17 Maret 2024 pukul 17:33
WITA
18
masyarakat Malaysia mengenai isu ini. Komunitas Tionghoa dan India
ingin mempertahankan sistem sekolah mereka sendiri untuk melestarikan
bahasa dan hak-hak mereka.
Menerapkan sistem pendidikan tunggal dapat memperkuat persatuan
di antara masyarakat. Ini tidak akan menyebabkan kehilangan identitas
bagi kelompok tertentu, tetapi justru memperkuat semangat persatuan di
Malaysia. Komunitas Tionghoa, India, dan semua komunitas lainnya
masih dapat mempertahankan bahasa ibu mereka sambil belajar di
sekolah yang sama.
Di sekolah-sekolah jenis kebangsaan Tionghoa dan Tamil, jumlah
siswa Melayu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah
kebangsaan. Hal ini menunjukkan kesenjangan pendidikan yang
signifikan antara siswa Melayu, Tionghoa, dan India. Bahasa yang
digunakan, Melayu, Tionghoa, dan Tamil, adalah faktor utama yang
menyebabkan kesenjangan ini. Misalnya, bahasa Tionghoa dan Tamil
tidak diajarkan di sekolah kebangsaan, sementara Melayu bukan bahasa
utama di sekolah-sekolah Tionghoa dan Tamil. Hal ini menciptakan dua
kondisi yang berbeda, dan masalah ini masih berlanjut hingga saat ini.
19
besar dalam pendidikan Malaysia karena mendapat tentangan dari
masyarakat Melayu terutama.
Beberapa alasan yang menyebabkan banyak pihak menentangnya
adalah: (1) bertentangan dengan Perlembagaan Perkara 152, yaitu
memartabatkan bahasa Melayu; (2) penurunan prestasi pelajar Melayu
terutama dalam mata pelajaran Sains dan Matematik; (3) kurangnya guru
yang terlatih; dan (4) tentangan dari pejuang bahasa Melayu,
cendekiawan, tokoh akademik, politisi, dan NGO yang memperjuangkan
bahasa Melayu sebagai bahasa resmi. Ada pihak yang mempertanyakan
mengapa setelah 7 tahun diterapkan, PPSMI kini mendapat tentangan?
Mungkin hal ini sejalan dengan keinginan masyarakat yang merasakan
dampak dari implementasi kebijakan tersebut terhadap pendidikan anak-
anak mereka? Ternyata, murid-murid di luar kota menunjukkan
penurunan hasil belajar karena masih tertinggal, terutama dalam
penguasaan bahasa Inggeris. Masyarakat di pedesaan terutama masih
belum siap menerima PPSMI karena khawatir dengan masa depan.
20
Bagi mereka, bahasa ibu adalah identitas yang harus dijaga. Mukriz
Mahathir memberikan pandangan agar hanya ada satu sistem pendidikan
dengan menerapkan bahasa Mandarin dan Tamil sebagai mata pelajaran
wajib bagi murid-murid Cina dan India. Sementara itu, murid-murid
Melayu dapat memilih bahasa Mandarin dan Tamil sebagai salah satu
mata pelajaran pilihan. Secara tidak langsung, orang Melayu akan dapat
menguasai bahasa Mandarin dan Tamil yang pada akhirnya dapat
memperkecil kesenjangan pendidikan antar suku. Masyarakat perlu
memahami bahwa tujuan pembentukan kebijakan dan sistem pendidikan
didasarkan pada kebutuhan pembentukan negara Malaysia sebagai negara
demokrasi yang memiliki masyarakat multikultural, multireligi, dan maju
ke depan. KBSR (Kurikulum Baru Sekolah Rendah) dan KBSM
(Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah) merupakan kurikulum yang
diperkenalkan untuk meningkatkan pendidikan dan persatuan masyarakat,
namun efektivitasnya dalam menyatukan.
21
permasalahan dalam sistem pendidikan perlu diselesaikan agar Malaysia
dapat mencapai matlamat Wawasan 2020.
Masalah-masalah dalam sistem pendidikan yang bermatlamatkan
perpaduan negara diringkaskan melalui:
a. Masalah isu berbangkit hak bumi putra dan bukan bumi putra.
b. Jurang pencapaian pendidikan orang Melayu dan bukan Melayu
melalui peluang pekerjaan dan pendapatan.
c. Masalah keciciran pelajar-pelajar Melayu dan bukan Melayu.
d. Hubungan yang renggang antara pelajar Melayu dan bukan Melayu.
e. Kurangnya pergaulan antara pelajar Melayu dan pelajar bukan
Melayu, terutama selepas waktu sekolah.
f. Kurangnya pengetahuan dan tidak memahami dengan mendalam
mengenai budaya, amalan, dan adat resam sesuatu kaum12
12
M KHAIRUL AZRIN, “Sistem Pendidikan di Malaysia: Dasar, Cabaran, dan
Pelaksanaan ke Arah Perpaduan Nasional”, Dalam Jurnal Sosiohumanika edisi no. 4, Vol 1, 2011
22
ini, pemerintah juga telah memberikan dukungan dalam bentuk sarana dan
prasarana, seperti buku-buku dan fasilitas pendukung lainnya.
Sistem pendidikan di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum yang digunakan
di Indonesia selalu mengalami perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Saat ini, digunakan Kurikulum 2013 yang
sebelumnya dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
b. Malaysia
Di Malaysia, sistem pendidikan berada di bawah pengawasan
Kementerian Pelajaran Malaysia. Warga negara dapat memilih untuk
menempuh pendidikan di sekolah pemerintah, sekolah swasta, atau secara
individu. Pendidikan yang wajib ditempuh meliputi sekolah dasar dan
sekolah menengah. Meskipun bentuk pemerintahan adalah kerajaan, namun
pemerintah tidak memiliki wewenang untuk menentukan kurikulum atau
metode pengajaran yang harus digunakan. Semua keputusan tersebut telah
diberikan sepenuhnya kepada Kementerian Pelajaran Malaysia. Sedangkan
untuk peraturan pendidikan tinggi, diatur oleh Kementerian Pengajian Tinggi
Malaysia yang didirikan pada tahun 2004. Sejak tahun 2003 hingga sekarang,
Bahasa Inggris telah digunakan sebagai bahasa pengantar dalam beberapa
mata pelajaran seperti sains dan matematika.
23
pendidikan guna membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
mental anak agar mereka siap untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut.
Di PAUD, tenaga pengajar berasal dari para profesional yang telah
menyelesaikan studi PAUD sebelumnya.
2) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang berlangsung selama 9
tahun, yaitu 6 tahun di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah dan 3 tahun
di Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. Pemerintah
memberikan bantuan dana kepada pendidikan dasar ini untuk mendukung
kelancarannya. Bantuan tersebut dikenal dengan sebutan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
seperti buku-buku dan fasilitas lainnya di sekolah.
3) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah di Indonesia dapat diikuti melalui Sekolah
Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah
Aliyah. Proses pendidikan menengah ini berlangsung selama 3 tahun,
setelah itu siswa akan dipandu untuk memilih bidang yang diminati
sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah tahapan yang lebih khusus yang bertujuan untuk
menciptakan tenaga profesional yang berkualitas.
b. Malaysia
Seperti halnya di Indonesia, Malaysia juga memiliki beberapa tingkatan
dalam sistem pendidikannya, yaitu:
1) Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra-sekolah, atau yang lebih dikenal dengan sebutan 'tadika',
memberikan pengajaran kepada anak-anak mulai usia 4-6 tahun.
Pendidikan ini tidak termasuk dalam sistem pendidikan yang wajib di
Malaysia. Sekolah tadika dapat dijalankan oleh pemerintah maupun
swasta. Selain itu, sebagian besar Sekolah Kebangsaan juga
menyediakan kelas pra-sekolah khusus untuk anak-anak dari keluarga
dengan pendapatan rendah.
2) Pendidikan Rendah
24
Pendidikan dasar di Malaysia berlangsung selama 6 tahun, dimulai dari
usia 7 hingga 12 tahun. Mata pelajaran yang wajib diajarkan adalah
Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris. Terdapat dua jenis sekolah dasar di
Malaysia, yaitu Sekolah Kebangsaan dan Sekolah Jenis Kebangsaan.
Meskipun kurikulum yang diterapkan di kedua sekolah tersebut sama,
perbedaan utamanya terletak pada bahasa pengantar yang digunakan.
Sekolah Kebangsaan menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar, sedangkan Sekolah Jenis Kebangsaan menggunakan Bahasa
Tamil atau Bahasa Mandarin.
3) Pendidikan Menengah
Di Malaysia, Sekolah Menengah memiliki durasi selama 5 tahun.
Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar untuk semua mata
pelajaran, kecuali Sains dan Matematika. Di sekolah ini, siswa akan
diarahkan untuk memilih jurusan IPA (sains) atau seni (arts). Meskipun
siswa memiliki kebebasan untuk memilih, jurusan IPA cenderung lebih
diminati. Selama menempuh pendidikan menengah, siswa diwajibkan
untuk mengikuti aktivitas ekstrakurikuler seperti Kelompok Umum
(Uniformed Groups), Penampilan Seni (Performing Arts), Klub dan
Kemasyarakatan (Clubs and Societies), serta Olahraga dan Permainan
(Sports and Games).
4) Pendidikan Pra University
Program pendidikan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengejar studi tingkat 6 di berbagai institusi pendidikan, termasuk
Politeknik. Tingkat 6 terdiri dari tingkat rendah dan tingkat atas yang
berlangsung selama 2 tahun. Program ini dirancang khusus bagi calon
mahasiswa yang berencana melanjutkan pendidikan tinggi di Malaysia.
5) Pendidikan Tinggi
Program pendidikan tinggi di Malaysia dikenal dengan sebutan
pengajian tinggi. Pada tingkat ini, pemerintah memberikan subsidi atau
beasiswa yang signifikan di berbagai universitas di Malaysia.
Pelaksanaan pengajian tinggi ini diatur oleh Kementerian Pengajian
Tinggi Malaysia.
25
3. Perbedaan dari Jenis Pendidikan
a. Indonesia
Terdapat beberapa jenis pendidikan di Indonesia yang dibedakan
berdasarkan tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai yakni sebagai
berikut:
1) Pendidikan Umum
Pendidikan ini terdiri dari tahap pendidikan dasar dan menengah yang
fokus pada pembentukan dasar pengetahuan pendidikan dalam pikiran
siswa agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Jenis pendidikan umum meliputi sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
2) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan ini terdiri dari tahap pendidikan dasar dan menengah yang
fokus pada pembentukan dasar pengetahuan pendidikan dalam pikiran
siswa agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Jenis pendidikan umum meliputi sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
3) Pendidikan Akademik
Program sarjana dan pascasarjana ini bertujuan untuk mengembangkan
pemahaman mendalam dalam bidang ilmu tertentu dan menciptakan
individu yang terdidik dan berkualitas.
4) Pendidikan Profesi
Gelar ini merupakan jenjang pendidikan lanjutan setelah menyelesaikan
program sarjana. Biasanya, program ini ditempuh untuk memenuhi
persyaratan profesional dalam bidang tertentu seperti kedokteran dan
psikologi.
5) Pendidikan Vokasi
Pendidikan tinggi bertujuan untuk menciptakan individu yang terampil
dan ahli dalam bidang terapan tertentu. Vokasi adalah program diploma 4
yang setara dengan program sarjana (S-1).
26
6) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan ini dimulai dari tingkat dasar hingga tinggi dalam bidang
agama. Maksud dari pendidikan ini adalah untuk menghasilkan individu
yang memiliki pemahaman mendalam terhadap ajaran agama.
7) Pendidikan Khusus
Pendidikan ini ditujukan bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan
khusus atau memiliki kecerdasan yang luar biasa. Pendidikan ini dapat
diselenggarakan secara inklusif atau mandiri melalui Sekolah Luar Biasa
(SLB).
b. Malaysia
Seperti Indonesia, Malaysia juga memiliki berbagai jenis pendidikan,
antara lain:
1) Sekolah Kebangsaan
Sekolah ini menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
2) Sekolah Kluster
Salah satu jenis sekolah yang mendapat perhatian khusus di Malaysia.
3) Sekolah Jenis Kebangsaan
Sekolah ini menggunakan bahasa Cina atau Bahasa Tamil sebagai bahasa
pengantar.
4) Sekolah Wawasan
Sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan interaksi antara
berbagai kelompok masyarakat.
5) Sekolah Keagamaan
Sekolah ini telah berdiri di Malaysia sejak lama. Umumnya, siswa dari
sekolah ini melanjutkan pendidikan mereka di Pakistan atau Mesir.
6) Sekolah Bestari
Sekolah ini menerapkan kemajuan teknologi dengan menggunakan
komputer dan teknologi modern lainnya.
7) Sekolah Teknik dan Vokasional
27
Sekolah ini memberikan kesempatan kepada murid-murid yang memiliki
kemampuan khusus di bidang sains dan teknologi. Lulusan dari sekolah
ini sangat diinginkan di industri negara.
4. Beberapa Persamaan
13
Berkuliah.com, ”Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Malaysia”, diakses dari
http://www.berkuliah.com pada tanggal 19 Maret 2024 pukul 10:53 WITA
28
semenanjung Malaya dan Sumatera karena kepentingan perniagaan.
Begitu pula masuknya Islam di dua wilayah itu karena persinggahan
para pedagang dari Gujarat.
c. Awal pendidikan Islam bersamaan dengan masuknya Islam. Baik di
Indonesia maupun Malaysia menandai awal pendidikan Islam dimulai
ketika Islam masuk ke wilayah setempat. Para penyebar Agama Islam
memiliki karakter yang sama ketika memasuki wilayah baru. Mereka
mengembangkan agama Islam dengan cara yang damai, mengikuti
pola kehidupan lokal, namun juga berusaha untuk memperbaiki
kebiasaan-kebiasaan tradisional masyarakat setempat.
d. Terdapat perbedaan sistem pendidikan yang dualistik, yaitu pendidikan
barat yang sekuler dan pendidikan bumi putera yang islami. Para
pendukung pendidikan Islam bersemangat untuk melawan kepentingan
penjajah. Di Malaysia, bangsa Melayu menolak sistem pendidikan
yang dikelola oleh penjajah Inggris karena khawatir akan merusak
keyakinan agama anak-anak mereka. Di Indonesia, para santri dan kyai
melihat sistem pendidikan yang dijalankan oleh bangsa Belanda
sebagai representasi dari golongan kafir yang bertentangan dengan
Islam. Maka timbul sentimen anti penjajah terhadap sistem pendidikan
Belanda. Penjajah menyelenggarakan pendidikan di wilayah jajahan
dengan tujuan untuk mempertahankan dominasinya di tanah jajahan.
Ketidaksetujuan terhadap sistem pendidikan barat di Indonesia dan
Malaysia didorong oleh dua alasan tersebut.
e. Keduanya mengalami periode pembaharuan pemikiran dalam
pendidikan Islam yang dipengaruhi oleh pembaharuan yang terjadi di
Mesir pada awal abad kedua puluh. Gagasan pembaharuan pemikiran
Islam tersebut diwujudkan dengan pendirian lembaga pendidikan yang
sesuai dengan semangat pandangan baru. Di Malaysia, hal ini ditandai
dengan berdirinya Madrasah di Bukit Mertajam, Madrasah Iqbal, dan
Al-Hadi. Di Indonesia, berdiri sekolah-sekolah yang menggabungkan
29
sistem klasikal dan pesantren melalui organisasi massa keagamaan
modernis seperti Muhammadiyah, Al Irsyad, dan Persis.
f. Terdapat upaya untuk menghapuskan dualisme dalam sistem
pendidikan yang memisahkan pendidikan Islam dengan pendidikan
umum. Konsep pendidikan yang dianggap ideal bagi kedua negara
adalah mengintegrasikan pendidikan umum dan pendidikan agama
dalam satu sistem pendidikan yang terpadu, tanpa adanya pemisahan
antara pendidikan umum yang sekuler dengan pendidikan agama Islam
yang terisolasi.
g. Pemerintah melakukan penyesuaian sistem pendidikan Islam agar
sesuai dengan standar pendidikan nasional di setiap negara. Kedua
negara menganggap pendidikan Islam sangat penting karena mayoritas
penduduk menganut agama tersebut, bahkan di Malaysia yang
menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Oleh karena itu,
lulusan dari pendidikan Islam diharapkan dapat menjadi pilar utama
dalam pembangunan bangsa, sehingga diperlukan sistem pendidikan
Islam yang berkualitas.
5. Beberapa Perbedaan
30
d. Pemerintah Malaysia sangat serius dalam memberikan perhatian
terhadap lulusan sekolah dalam bidang pengetahuan dan kompetensi
agama. Mereka menyelenggarakan program j-QAF, yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur'an bagi calon
lulusan sekolah dasar. Program ini mulai diterapkan pada tahun 2005.
Hal ini menunjukkan kepedulian yang besar terhadap perkembangan
sistem pendidikan Islam di Malaysia.
e. Dengan wilayah yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia,
pendidikan Islam menunjukkan variasi sesuai dengan karakteristik
daerah setempat. Contohnya, pondok pesantren di Jawa, Dayah di
Aceh, dan Surau di Minangkabau memiliki kekhasan yang unik yang
ikut mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam. Sistem
pendidikan Islam tradisional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
budaya setempat.14
14
Wahab Syakhrani et al., “Sistem Pendidikan Di Negara Malaysia.”
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ini adalah makalah yang telah kami buat. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baru bagi para pembaca.
Kami ingin meminta maaf jika terdapat kesalahan ejaan atau kalimat yang
kurang jelas dalam penulisan kami. Kami adalah manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan, dan kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini. Demikianlah
penutup dari kami, semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatiannya.
32
DAFTAR PUSTAKA
Agir, Norizzathy, and Mohd Effendi @ Ewan Mohd Matore. “Literasi Dan
Kewarganegaraan Digital: Konsep Dan Strategi Implementasi Dalam
Pendidikan Di Malaysia.” Malaysian Journal of Social Sciences and
Humanities (MJSSH) 7, no. 3 (2022): e001367.
https://doi.org/10.47405/mjssh.v7i3.1367.
33
34