Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN DI MALAYSIA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan

Dosen Pengampu : Lismina, S.Ag, M.Pd.I

Disusun Oleh

Kelompok 3 PAI 7

Risky Hidayatullah 2211101077

Melly Fitria Novi Ariani 2211101075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

(UINSI) SAMARINDA

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena berkat karunianya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami mangucapkan terima kasih kepada para pihak yang membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Perbandingan Pendidikan dari Dosen Pengampu. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami para penulis dan juga
para pembaca. Khususnya dalam hal mempelajari materi yang berkaitan dengan
judul makalah: ”Konsep Pendidikan Di Malaysia”. Kami selaku penulis tidak lupa
untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Lismina, S.
Ag, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Perbandingan Pendidikan

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu kami membutuhkan kritik serta saran agar bisa
membantu membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah
dengan lebih baik dan benar. Besar harapan kami, semoga dengan adanya makalah
ini bisa menjadi manfaat bagi para pembaca dan bagi kami khususnya sebagai
penulis.

Samarinda, 17 Maret 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Sejarah Pendidikan di Malaysia ................................................................... 3

1. Periode Pra Inggris Sebelum 1824 ........................................................... 3

2. Pra Perang Dunia II 1824-1941 ................................................................ 3

B. Sistem Pendidikan di Malaysia .................................................................... 4

1. Kurikulum ................................................................................................ 4

2. Sistem Pendidikan .................................................................................... 7

C. Tujuan Pendidikan di Malaysia .................................................................. 10

D. Kebijakan Pendidikan di Malaysia .............................................................11

E. Manajemen Pendidikan di Malaysia .......................................................... 12

F. Konsep Pendidikan di Malaysia ................................................................. 14

G. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan di Malaysia ................................. 15

1. Kelebihan ................................................................................................ 15

2. Kekurangan ............................................................................................ 16

H. Keunikan Pendidikan di Malaysia ............................................................. 16

1. Pendidikan Bermutu Tinggi dengan Biaya Terjangkau .......................... 16

2. Lingkungan Aman dan Kondusif ........................................................... 16

ii
3. Persaingan masuk Universitas Tidak Terlalu Ketat ................................ 17

4. Kualitas Pendidikan yang Dijamin Oleh Legislasi ................................. 17

5. Kurikulum yang mengikuti Standar Industri yang Meningkatkan Prospek


Kerja Peserta Didik ........................................................................................ 18

I. Problematika dan Permasalahan Pendidikan di Malaysia .......................... 18

1. Sistem Persekolahan Berbagai Aliran .................................................... 18

2. Pengajaran Pendidikan Sains dan Matematik dalam Bahasa Inggris


(PPSMI) ......................................................................................................... 19

3. Pengisian Kurikulum dan Ko-Kurikulum .............................................. 20

4. Merealisasikan Wawasan 2020 ............................................................... 21

J. Perbedaan Pendidikan di Indonesia dan di Malaysia ................................. 22

1. Perbedaan dari Sistem Pendidikan ......................................................... 22

2. Perbedaan dari Jenjang Pendidikan ........................................................ 23

3. Perbedaan dari Jenis Pendidikan ............................................................ 26

4. Beberapa Persamaan ............................................................................... 28

5. Beberapa Perbedaan ............................................................................... 30

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 32

A. Kesimpulan ................................................................................................ 32

B. Kritik dan Saran ......................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap individu.


Melalui pendidikan, seseorang dapat mencapai potensi maksimalnya
dengan pengetahuan, akhlak, dan kepribadian yang baik. Pendidikan tidak
hanya terjadi di lingkungan sekolah atau universitas, tetapi juga di
lingkungan keluarga dan masyarakat. Lingkungan keluarga dan
masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk akhlak, karakter,
keterampilan sosial, dan kepribadian seseorang. Di sisi lain, lingkungan
sekolah, universitas, dan pendidikan formal lainnya memiliki peran
penting dalam pengembangan kemampuan kognitif dan pengetahuan.

Selain menjadi kebutuhan, pendidikan juga merupakan fondasi


bagi kemajuan suatu negara, terutama Negara Indonesia. Pendidikan
menjadi alat untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas, karena masa depan suatu negara sangat bergantung pada
kualitas SDM yang dimilikinya. Indonesia telah menjadikan pendidikan
sebagai salah satu tujuan negara, seperti yang tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menyatakan "...Mencerdaskan
kehidupan bangsa.." dan Pasal 31 UUD 1945 yang menegaskan hak setiap
warga negara Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang sama dari
pemerintah, baik di kota maupun di desa. Namun, kenyataannya, Indonesia
masih tertinggal jauh dalam hal kualitas pendidikan dibandingkan dengan
negara lain, termasuk negara tetangga seperti Malaysia. Berdasarkan
peringkat negara dengan sistem pendidikan terbaik yang dilakukan oleh
US News and World Report, BAV Group, dan Wharton School of the
University of Pennsylvania pada tahun 2021, Indonesia menempati
peringkat 54 dari 78 negara, sementara Malaysia berada di peringkat 38
dari 78 negara. Apa sebenarnya yang menjadi penyebab Indonesia
tertinggal dari Malaysia.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah pendidikan di Malaysia?


2. Bagaimana latar belakang pendidikan di Malaysia?
3. Bagaimana sistem pendidikan di Malaysia?
4. Apa tujuan pendidikan di Malaysia?
5. Bagaimana kebijakan pendidikan di Malaysia?
6. Bagaimana manajemen pendidikan di Malaysia?
7. Bagaimana konsep pendidikan di Malaysia?
8. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendidikan di Malaysia?
9. Apa keunikan pendidikan di Malaysia?
10. Apa problematikan dan permasalahan pendidikan di Malaysia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan di Malaysia


2. Untuk mengetahui belakang pendidikan di Malaysia
3. Untuk mengetahui pendidikan di Malaysia
4. Untuk mengetahui tujuan pendidikan di Malaysia
5. Untuk mengetahui kebijakan pendidikan di Malaysia
6. Untuk mengetahui manajemen pendidikan di Malaysia
7. Untuk mengetahui konsep pendidikan di Malaysia
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendidikan di Malaysia
9. Untuk mengetahui keunikan pendidikan di Malaysia
10. Untuk mengetahui problematikan dan permasalahan pendidikan di
Malaysia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan di Malaysia

1. Periode Pra Inggris Sebelum 1824

Pada tahun 1824, pendidikan umumnya disampaikan dalam pedagogi


non-formal yang menekankan pada pengajaran agama, nilai dan moral,
pengajaran spiritual, pengajaran bela diri, dan pengajaran kerajinan
tangan. Selain itu, pendidikan diajarkan sebagai keahlian bertahan hidup
terkait pengajaran pertanian, perikanan, dan berburu. Selain itu, pada
masa itu, ada sistem pendidikan agama yang dikenal sebagai "pondok"
(gubuk kecil) sebagai sekolah yang didirikan oleh para ulama Islam. Jenis
sekolah ini dimulai pada tahun 1450 di Negara Malaka (Melaka), dan
hanya pada abad ke-19 sekolah ini berkembang di negara-negara lain
seperti Kelantan, Terengganu, dan Kedah.
Pada tahun 1918, sebagian besar siswa akan tinggal di sekitar sekolah
ini dengan membangun gubuk kecil mereka sendiri di sekitarnya dan
perkembangan ekonomi juga muncul. Saat ini, masih ada beberapa
sekolah yang ada dan dikelola dengan lebih terorganisir. Jika dipikirkan,
pada abad ke-21 ini Malaysia sedang memfokuskan kembali sistem
pendidikannya pada berbagai keterampilan lunak dan keterampilan
bertahan hidup.
Di samping itu, Malaysia sangat menekankan pentingnya re-skilling
dan up-skilling tenaga kerja agar dapat beradaptasi dengan perubahan
yang terjadi akibat Pandemi Covid-19. Sistem Pendidikan Malaysia juga
terus berperan aktif dalam hal ini.

2. Pra Perang Dunia II 1824-1941

Pada periode 1824 hingga 1941, administrasi pendidikan di


Semenanjung Malaya didasarkan pada kebijakan kolonial yang dikenal
sebagai "Kebijakan Membagi dan Memerintah". Konsep pendidikan

3
empat bahasa (Melayu, Cina, Tamil, dan Inggris) diterapkan dengan
sistem sekolah yang terpisah untuk memenuhi berbagai tujuan. Penting
untuk dicatat bahwa selama periode perang, banyak yang terpengaruh dan
konsep konseling mulai berkembang di Amerika Serikat.1

B. Sistem Pendidikan di Malaysia

1. Kurikulum

Sistem pendidikan di Malaysia telah mengalami banyak perubahan


sejak mencapai kemerdekaan terutama pada sekitar tahun 1980-an.
Berdasarkan Laporan Jawatankuasa Kabinet yang meneliti pelaksanaan
Dasar Pelajaran Kebangsaan (1979), Rancangan Kurikulum Baru Sekolah
Rendah (KBSR) mulai diterapkan di semua sekolah rendah di seluruh
negara sejak tahun 1983. KBSR ini menekankan penguasaan terhadap
kemahiran asas 3M yaitu membaca, menulis, dan mengira. Selain itu,
program ini juga memberikan perhatian terhadap perkembangan individu
secara menyeluruh yang mencakup aspek jasmani, emosi, rohani, intelek,
dan sosial (JERIS). Pada tahun 1989, Rancangan Kurikulum Bersepadu
Sekolah Menengah (KBSM) juga diperkenalkan di semua sekolah
menengah. KBSM ini dirancang untuk mengembangkan potensi individu
dari segi JERIS secara menyeluruh dan bersepadu dalam upaya untuk
menciptakan siswa yang berilmu, berakhlak mulia, serta mampu
memberikan kontribusi bagi kemajuan, kesejahteraan, dan pembangunan
Negara.
Kurikulum pendidikan di Malaysia ditetapkan oleh Kementerian
Pendidikan Malaysia. Kurikulum pendidikan di Malaysia cenderung
stabil. Sebagai contoh, Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR)
yang diterapkan dari tahun 1982 hingga tahun 2007 masih digunakan.
Salah satu hal unik dalam buku teks pendidikan di Malaysia adalah
pengantar yang ditulis dalam bahasa Inggris untuk mata pelajaran sains.

1
Ananda Devan Sivalingam, “History of Malaysian Education System: Year 1824 to
2020,” SSRN Electronic Journal, no. January 2021 (2020), https://doi.org/10.2139/ssrn.3735372.

4
Kesejahteraan guru juga dianggap sangat penting, dengan jumlah gaji
guru di Malaysia sekitar 2.500.000 pada tahun 2007, sebanding dengan
gaji Profesor golongan IV/e di Indonesia pada saat itu. Visi dan misi
utama pemerintah Malaysia adalah menjadikan negaranya sebagai pusat
pendidikan berkualitas dan siap bersaing dengan lembaga pendidikan
tinggi di negara lain seperti Singapura dan Australia.2
a. Kurikulum Baru Sekolah Rendah
Kurikulum KBSR dirancang untuk memastikan setiap murid memiliki
kesempatan untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, nilai,
sikap, dan praktik kehidupan yang diperlukan. Filsafat KBSR
menekankan keterampilan 3M, yaitu membaca, menulis, dan
menghitung, serta perkembangan individu secara menyeluruh dan
seimbang dari aspek JERIS dan pengembangan bakat. Tujuan lainnya
termasuk menguasai Bahasa Melayu, keterampilan dasar bahasa,
pembinaan sikap dan perilaku yang baik, serta peningkatan
pengetahuan dan kepekaan terhadap manusia dan lingkungan.
KBSR terbagi menjadi tiga bidang dasar: komunikasi, kemanusiaan
dengan lingkungan, dan perkembangan diri individu. Bidang
komunikasi mencakup mata pelajaran Bahasa Melayu, Cina, Tamil,
Inggris, dan Matematika, sementara bidang kemanusiaan dan
lingkungan terdiri dari Kerohanian, Nilai, dan Sikap, serta Kompon.
Bidang ketiga adalah perkembangan diri individu yang terdiri dari
komponen Kesenian dan Rekreasi, yang mencakup subyek Musik,
Pendidikan Seni, dan Pendidikan Jasmani. Dengan demikian, tujuan
pendidikan KBSR di sekolah dasar adalah untuk memastikan
perkembangan murid secara menyeluruh dari aspek intelektual,
rohani, jasmani, emosi, bakat, akhlak, nilai-nilai estetika, dan sosial
sesuai dengan falsafah dan dasar pendidikan negara, yaitu untuk
membangun negara dan menyemai perpaduan kaum yang kokoh serta

2
Abdul Wahab Syakhrani et al., “Sistem Pendidikan Di Negara Malaysia,” Educatioanl
Journal: General and Specific Research 2, no. 2 (2022): 320–27.

5
integrasi nasional melalui sistem pendidikan yang tersusun dan
terstruktur.3
b. Kurikulum bersepadu Sekolah Menengah
Perubahan kurikulum yang dikenal sebagai Kurikulum Bersepadu
Sekolah Menengah (KBSM) telah diterapkan secara bertahap sejak
tahun 1988. KBSM bertujuan untuk mengembangkan siswa secara
holistik dengan fokus pada masyarakat dan negara. Pengembangan
diri meliputi spiritual, intelektual, kesejahteraan, keterampilan hidup,
rekreasi, kreativitas, dan sikap positif.
Sementara itu, orientasi terhadap masyarakat meliputi keterampilan
interpersonal, politik, persatuan nasional, aspek sosial-budaya,
ekonomi, dan modernisasi. KBSM didasarkan pada konsep
pendidikan umum yang menekankan keseimbangan dan keseluruhan
dalam membentuk nilai dan keterampilan sehingga siswa dapat
menjadi warga negara yang berguna, patriotik, dan bertanggung
jawab. Oleh karena itu, penekanan khusus diberikan pada
pembentukan rasa kewarganegaraan untuk menanamkan kebanggaan
pada negara. Aspek kewarganegaraan akan diintegrasikan ke dalam
semua mata pelajaran dan kegiatan kokurikuler dalam KBSM.
Tujuan KBSM termasuk memungkinkan siswa menguasai
keterampilan interpersonal dalam kehidupan nyata, memahami diri
sendiri, mengembangkan bakat, meningkatkan kepribadian dan
karakter, menciptakan keseimbangan antara pengetahuan dan nilai-
nilai, praktik, dan rekreasi, serta menekankan keterampilan
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat beberapa unsur penting dalam KBSM ini. Pertama, unsur
ilmu dan keterampilan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
keterampilan belajar, psikomotorik, dan sosial, serta mengembangkan
kecerdasan, kreativitas, dan pemikiran. Selain itu, konten kurikulum

3
Muhammad Hilmi, dkk. Dasar Pendidikan Malaysia, (Institut Perguruan Tinggi
Melayu. 2006), h. 45.

6
ini juga dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kedua,
terdapat nilai-nilai murni yang bersifat universal, seperti spiritualitas,
kemanusiaan, dan kewarganegaraan. Beberapa nilai murni yang
diterapkan dalam kurikulum ini antara lain kebaikan hati, toleransi,
kerjasama, dan rasionalitas. Unsur ketiga adalah gerak kerja
kokurikulum, seperti kegiatan organisasi, unit beruniform, dan
permainan. Gerak kerja kokurikulum ini bertujuan untuk mempererat
hubungan antara murid, sekolah, dan masyarakat, mengisi waktu
luang murid dengan kegiatan yang bermanfaat, mengaplikasikan dan
memperkuat pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas, serta
memberikan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan sikap
percaya diri dan mandiri.4

2. Sistem Pendidikan

Sejarah pendidikan di Malaysia sebelum penjajahan adalah sistem


pondok di madrasah dan sekolah agama. Setelah penjajahan, Malaysia
mengadopsi sistem pendidikan Inggris. Pendidikan difokuskan pada
sekolah rendah dan menengah, dengan kurikulum ditentukan oleh
kementerian. Undang-undang mewajibkan pendidikan di sekolah rendah.
Pemerintah mengelola sekolah rendah dan menengah, sementara
pendidikan tinggi dikelola oleh lembaga yang didirikan pada 2004.
Bahasa Inggris diperkenalkan sebagai bahasa pengantar sejak 2003.
Kementerian Malaysia mengawasi sektor pendidikan.5
a. Pra Pendidikan Dasar
Semua lembaga pendidikan pra sekolah terdaftar pada Departemen
Pendidikan dan pada umumnya mereka menyediakan program untuk
anak-anak usia 4-6 tahun.

4
Muhammad Hilmi, dkk. Dasar Pendidikan Malaysia, (Institut Perguruan Tinggi
Melayu. 2006), h. 47.
5
Hery Witanto, Sistem Pendidikan di Negara-NegaraAsean, (STAI Ali Bin Abi Thalib:
Surabaya. 2009), h.10.

7
b. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan kewajiban bagi semua anak usia 7
hingga 12 tahun. Sistem pendidikan gratis ini terbagi menjadi 2 fase
selama 3 tahun. Di Malaysia, terdapat 2 jenis Sekolah Dasar, yaitu
sekolah nasional yang diikuti oleh siswa Melayu, dan sekolah
tipenasional yang diikuti oleh siswa Cina dan Tamil. Bahasa pengantar
utama adalah bahasa Melayu, kecuali di sekolah tipenasional yang
menggunakan bahasa Cina dan Tamil dengan mata pelajaran wajib
bahasa Melayu.
Pada tingkat Sekolah Dasar, pembelajaran dibagi menjadi tiga fase
utama. Fase I terdiri dari kelas 1-3 dengan fokus pada dasar-dasar
membaca, menulis, dan matematika. Fase II (kelas IV-VI) lebih
menekankan pada penguatan keterampilan dasar dan pengetahuan
yang telah diperoleh. Untuk mengevaluasi pencapaian belajar siswa,
beberapa ujian diadakan, antara lain:
1. Penilaian Kemajuan Berasaskan Sekolah (PKBS), dilakukan setiap
tahun untuk menilai hasil pembelajaran dan membantu guru dalam
merencanakan peningkatan pembelajaran di masa mendatang.
2. Level One Assessment (LOA), ujian yang dilakukan saat siswa
menyelesaikan Fase I (kelas III) untuk menilai kemampuan verbal,
kuantitatif, dan berpikir. Hasilnya menjadi pertimbangan
Kementerian Pendidikan dalam merekomendasikan siswa untuk
melanjutkan ke kelas V.
3. Primary School Assessment Test, Ujian Penilaian Sekolah Rendah
(UPSR), diadakan pada akhir pendidikan dasar dengan materi ujian
meliputi bahasa Melayu, bahasa Inggris, ilmu pengetahuan, dan
matematika.

Siswa Melayu juga mengikuti penilaian untuk pendidikan agama yang


dikenal sebagai Asas Penilaian Fardlu „Ain (PAPA) selama proses
belajar. Nilai yang tidak mencapai standar tetap diabaikan, dan siswa

8
dianggap lulus. Rasio guru-murid 1:20.4 pada tahun 1990, dan 1:18.9
dalam beberapa tahun terakhir.6

c. Pendidikan Menengah Pertama (Form I-III)


Pendidikan menengah terdiri dari dua siklus, yaitu menengah bawah
dan menengah atas. Siklus menengah bawah berlangsung selama 3
tahun dan disebut Form I-III, sedangkan siklus menengah atas
berlangsung selama 2 tahun dan disebut Form IV-V. Siswa dari
sekolah dasar nasional langsung melanjutkan ke Form I. Namun,
siswa dari sekolah tipe-nasional (Cina dan Tamil) harus mengikuti
kelas transisi selama 1 tahun untuk memperoleh kemampuan bahasa
Melayu yang memadai, kecuali jika mereka mendapatkan nilai yang
memuaskan pada Tes Penilaian Primer, maka mereka dapat langsung
masuk ke Form I.
Pada akhir tahun pendidikan menengah pertama, siswa akan
mengikuti Ujian Penilaian Menengah Pertama (Lower Secondary
Assessment Examination).
d. Pendidikan Menengah Atas (Form IV-V)
Pada jenjang pendidikan menengah atas, siswa dapat memilih antara
dua program yang tersedia: program akademis dan program teknik
(kejuruan). Di akhir tahun pelajaran, siswa program akademis akan
mengikuti ujian Malaysia Certificate of Education (MCE), sementara
siswa program kejuruan akan mengikuti Malaysia Certificate of
Education (Kejuruan). Rasio guru murid pada tingkat menengah pada
tahun 1990 adalah 1:18.9 dan meningkat menjadi 1:18.2 pada tahun
2000.
e. Pendidikan Pasca Pendidikan Menengah
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih
untuk mengejar pendidikan pasca-pendidikan menengah selama 1
hingga 2 tahun guna memperoleh Form VI dan pendidikan matrikulasi

6
Hery, Witanto, Sistem Pendidikan di Negara-NegaraAsean, (STAI Ali Bin Abi Thalib:
Surabaya. 2009), h. 7.

9
sebagai persiapan untuk kuliah di universitas. Pendidikan matrikulasi
disusun untuk memenuhi syarat masuk khusus dari universitas
tertentu, sementara Form VI bertujuan untuk memenuhi syarat dari
semua universitas.
f. Pendidikan Tinggi
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa-siswa bersiap
untuk menghadapi Ujian Sertifikasi Sekolah Tinggi Malaysia (mirip
dengan SPMB) yang diadakan oleh Dewan Ujian Malaysia, serta ujian
Matrikulasi yang diadakan oleh beberapa universitas lokal. Lembaga
pendidikan tinggi ini mencakup universitas, akademi, dan politeknik.
Program-program yang ditawarkan beragam, mulai dari sertifikat,
diploma, hingga tingkat gelar. Pendidikan tingkat sarjana biasanya
berlangsung selama 3-4 tahun.

C. Tujuan Pendidikan di Malaysia

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mengetahui


ideologi suatu negara. Di Indonesia, dasar pendidikan yang digunakan adalah
Pancasila dan UUD RI 1945. Kedua dasar ini menjadi landasan dan ideologi
dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Sementara itu, di Malaysia
juga memiliki dasar pendidikan sendiri yang disebut "Dasar pendidikan
kebangsaan". Dasar pendidikan ini telah diterapkan sejak tahun 1957.
Meskipun Indonesia merdeka lebih dulu pada tahun 1945 dan membuat UUD
RI tahun 1945, Malaysia memiliki tujuan dasar pendidikan yang berbeda.
Tujuan dasar pendidikan di Malaysia adalah untuk menciptakan sistem
pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan negara dan mendorong
perkembangan budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Selain itu, tujuan lainnya
adalah untuk menghasilkan siswa yang disiplin, menghormati orang tua, dan
menjalankan proses pembelajaran yang efisien. Tujuan ketiga adalah untuk
memastikan implementasi dasar pendidikan ini secara efektif, terutama dalam
menentukan perkembangan sistem pendidikan yang progresif dan
menggunakan bahasa kebangsaan sebagai bahasa pengantar utama. Dr.

10
Abdurrahman As-Sheghaf menjelaskan bahwa tujuan pendidikan di
Malaysia adalah mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu
secara menyeluruh dan terpadu, sehingga tercipta manusia yang seimbang
dan harmonis dalam segi intelektual, spiritual, emosional, dan fisik, dengan
didasarkan pada kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan. Tujuan ini
diharapkan dapat melahirkan masyarakat Malaysia yang berpengetahuan,
memiliki keterampilan, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan negara.7

D. Kebijakan Pendidikan di Malaysia

Pada tahun 1974, Malaysia telah menubuhkan Jawatankuasa Kabinet yang


bertanggungjawab untuk meneliti semua pelaksanaan pendidikan. Laporan
Jawatankuasa Kabinet ini telah diterbitkan sejak tahun 1979. Malaysia telah
melaksanakan dasar pendidikan dengan signifikan. Diantaranya sebagai
berikut:
a. Memperkenalkan penddikan persekolahan dalam sekolah rendah
b. Mengurangi tahun lama sekolah di sekolah rendah, dari 6 tahun menjadi 5
tahun, bagi murid yang cerdas dan sebaliknya, menambah tahun lama
sekolah, menjadi 7 tahun, bagi murid yang lambat.
c. Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan
melanjutkan waktu belajar mereka 0 hingga 12 tahun, yaitu sampai
tingkat 5 di peringkat sekolah menengah.Mengutamakan pendidikan
teknologi dengan tujuan melahirkan pelajar yang mahir dalam bidang seni
perusahaan, perdagangan, dan ekonomi,
d. Mengubah sistem pemeriksaan SRP kepada Penilaian Menengah Rendah
(PMR). Pendidikan di Malaysia bertujuan mengembangkan potensi
individu secara menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan insan yang
seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi, dan jasmani,
berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Tujuan ini
dimaksudkan agar dapat melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu

7
Wahab Syakhrani et al., “Sistem Pendidikan Di Negara Malaysia.”

11
pengetahuan berketerampilan, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab
terhadap masyarakat dan negara.

E. Manajemen Pendidikan di Malaysia

Secara umum, sekolah di Malaysia dan Indonesia memiliki kesamaan


yang signifikan. Salah satu perbedaan yang mencolok antara pendidikan
kedua negara tersebut terletak pada nama jenjang pendidikan. Selain itu,
tingkatan jenjang pendidikan juga berbeda, seperti pada jenjang sekolah
menengah. Di Malaysia, sekolah menengah ditempuh selama 5 tahun,
sedangkan di Indonesia ditempuh selama 6 tahun.8
Negara Malaysia cenderung lebih maju dalam bidang pendidikan karena
penggunaan kurikulum yang tetap dan jarang terjadi pergantian kurikulum. Di
sisi lain, Indonesia sering mengalami pergantian kebijakan dan kurikulum,
sehingga perkembangan pelaksanaan teknis di Indonesia menjadi terhambat.
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi kemajuan pendidikan di kedua
negara adalah warisan dari negara yang berbeda. Meskipun pengaruhnya
terbatas, hal ini tetap memengaruhi sistem pendidikan di kedua negara.
Manajemen guru dan tenaga kependidikan di Malaysia melibatkan
berbagai kegiatan dan kebijakan yang bertujuan untuk memastikan
profesionalisme, pengembangan, dan kesejahteraan mereka. Berikut adalah
beberapa aspek yang mencakup manajemen guru dan tenaga kependidikan di
Malaysia:
1. Rekrutmen dan Seleksi : Proses rekrutmen guru dilakukan melalui
penerimaan nasional yang diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia.
Calon guru harus memenuhi persyaratan tertentu yang ditetapkan, seperti
kualifikasi akademik dan pelatihan pendidikan yang sesuai.
2. Pengembangan Profesional: Guru di Malaysia mengikuti program
pengembangan profesional yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pendidikan atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Program ini

8
Armansyah Putra, “Mengkaji Dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia,
Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika Dan Finlandia),” Jurnal Penelitian Pendidikan, 2017, 1–
21.

12
mencakup pelatihan dalam pengajaran, kurikulum, manajemen kelas, dan
penggunaan teknologi pendidikan.
3. Evaluasi Kinerja: Guru di Malaysia dievaluasi secara berkala untuk
menilai kinerja mereka dalam mengajar dan berkontribusi terhadap
pembangunan pendidikan. Evaluasi ini dapat mencakup penilaian hasil
belajar siswa, observasi pengajaran, serta penilaian oleh sesama guru atau
pimpinan sekolah.
4. Kesejahteraan Guru: Kementerian Pendidikan Malaysia berupaya untuk
meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan insentif, tunjangan,
dan manfaat lainnya. Ini termasuk asuransi kesehatan, cuti, dan peluang
untuk pengembangan karir.
5. Manajemen Kinerja: Pimpinan sekolah bertanggung jawab dalam
manajemen kinerja guru di sekolah mereka. Mereka memberikan
bimbingan, dukungan, dan umpan balik kepada guru untuk membantu
mereka meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
6. Pendidikan Kependidikan: Selain guru, tenaga kependidikan lainnya
seperti pegawai pentadbiran, penjaga sekolah, dan karyawan lainnya juga
memiliki peran penting dalam manajemen pendidikan. Mereka
mendapatkan pelatihan dan dukungan yang sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab mereka di lingkungan pendidikan.
7. Komitmen terhadap Kepemimpinan: Pendidikan di Malaysia mengakui
pentingnya kepemimpinan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh
karena itu, terdapat penekanan pada pengembangan kepemimpinan di
antara guru dan staf sekolah untuk memastikan efektivitas manajemen
sekolah dan pembangunan staf.
8. Penggunaan Teknologi: Teknologi juga dimanfaatkan dalam manajemen
guru dan tenaga kependidikan di Malaysia. Sistem manajemen sekolah
berbasis teknologi digunakan untuk melacak data guru, pelajar, dan
kinerja sekolah secara efisien. Selain itu, platform pembelajaran daring
dan aplikasi lainnya juga digunakan untuk mendukung pengembangan
profesional guru dan tenaga kependidikan.

13
9. Pemberdayaan Komunitas Sekolah: Manajemen guru dan tenaga
kependidikan di Malaysia juga melibatkan pemberdayaan komunitas
sekolah. Melalui kerja sama antara guru, tenaga kependidikan, orang tua,
dan masyarakat lokal, sekolah dapat mengidentifikasi kebutuhan dan
tantangan yang dihadapi serta menciptakan solusi yang efektif.

F. Konsep Pendidikan di Malaysia

Pendidikan adalah proses yang melibatkan pengetahuan, nilai, sikap, dan


keterampilan yang disampaikan melalui upaya sistematis untuk
mengembangkan potensi individu. Tujuan pendidikan adalah menciptakan
individu yang mampu mengendalikan lingkungan, menetapkan tujuan mereka
sendiri, berkomunikasi dengan jelas, dan bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mengintegrasikan
perpaduan antar kelompok, menyediakan sumber daya manusia yang
bermanfaat bagi pembangunan negara, meningkatkan mutu pembelajaran, dan
memberikan kesempatan pendidikan yang adil bagi semua siswa. Selain itu,
pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan upaya penelitian,
perencanaan, dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ada empat jenis konsep pendidikan, yaitu pendidikan berkelanjutan,
pendidikan lanjutan, pendidikan dewasa, dan pendidikan berulang.
Pendidikan berkelanjutan adalah pendidikan yang fokus pada individu yang
sudah mengenal huruf dan telah memperoleh keterampilan dasar. Sementara
itu, pendidikan lanjutan adalah proses pendidikan yang sudah mengenal huruf
dan telah melewati pendidikan wajib.
Pendidikan wajib adalah pendidikan dasar yang harus diikuti oleh semua
anak sesuai dengan yang ditetapkan oleh Undang-Undang Pendidikan 1961
dan Undang-Undang Pendidikan 1996. Pendidikan dewasa lebih bersifat
liberal atau terbuka yang diselenggarakan pada waktu luang. Pendidikan ini
dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan minat sesuai dengan tingkat
kemampuan dan pemahaman, serta untuk mengisi perubahan peran dan
tanggung jawab dalam kehidupan.

14
Pendidikan berulang adalah pendidikan yang membutuhkan periode
tertentu untuk orang dewasa yang sedang bekerja. Secara keseluruhan,
pendidikan di Malaysia adalah proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Pendidikan dapat membentuk individu yang seimbang dalam hal intelektual,
spiritual, emosional, dan fisik. Selain itu, pendidikan juga penting untuk
melahirkan generasi yang berpengetahuan dan berketerampilan guna
memenuhi kebutuhan tenaga manusia.9

G. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan di Malaysia

1. Kelebihan

a. Banyak perguruan tinggi di Malaysia menawarkan program Teknik


dan ilmu komputer. Kedua program ini berada di antara 100 program
studi terbaik di dunia. Kementerian Pendidikan Tinggi memantau
kursus secara dekat dengan visi mengubah Malaysia menjadi Pusat
Keunggulan untuk Pendidikan Tinggi.
b. Kurikulum di Malaysia tak hanya menekankan pengetahuan teoritis,
namun juga fokus terhadap keahlian praktis yang dibutuhkan di dunia
kerja. Tujuan hal ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang siap
kerja setelah lulus kuliah.
c. Di Malaysia, prosedur keimigrasian sangat mudah dan lancar bagi
siswa asing. Temukan lebih banyak informasi mengenai prosedur
imigrasi termasuk visa di ICAN Education Consultant. Prosedur
pengajuan visa bisa dibantu oleh tim professional kami, lengkap
dengan konsultasi universitas luar negeri.
d. Di Malaysia sendiri, biaya hidup dan kuliah lebih terjangkau
dibandingkan dengan Inggris, Amerika, Australia, Kanada dan
Prancis. Jika dibandingkan, kursus sarjana di University of
Nottingham di Inggris adalah £13,470. Untuk kursus yang sama di

9
Norizzathy Agir and Mohd Effendi @ Ewan Mohd Matore, “Literasi Dan
Kewarganegaraan Digital: Konsep Dan Strategi Implementasi Dalam Pendidikan Di Malaysia,”
Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH) 7, no. 3 (2022): e001367,
https://doi.org/10.47405/mjssh.v7i3.1367.

15
kampus Malaysia hanya membutuhkan MYR 39,990 atau setara
dengan 7,000.

2. Kekurangan

a. Sukar memasukkan data pelajar ke dalam sistem

b. Masalah liputan internet di kawasan pedalaman

c. Guru berhadapan dengan bebanan kerja yang banyak.

d. Guru yang terlibat dalam PBS menerima maklumat yang tidak sama
berkaitan arahan penggunaan PBS

e. kemungkinan wujud pilih kasih di kalangan guru

f. Pelajar dinilai tanpa peperiksaan

H. Keunikan Pendidikan di Malaysia

1. Pendidikan Bermutu Tinggi dengan Biaya Terjangkau

Institusi pendidikan di Malaysia dikenal dengan sistem pendidikan


yang unik dan terstruktur dengan baik. Sistem pendidikan tersebut
senantiasa diawasi oleh Kementerian Pendidikan Pemerintah Persekutuan
untuk memastikan bahwa setiap institusi pendidikan di Malaysia
mencapai standar pendidikan yang tinggi. Hal ini bertujuan agar lulusan
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan dapat bersaing di tingkat
global. Oleh karena itu, Anda tidak perlu ragu untuk melanjutkan studi di
universitas-universitas di Malaysia.

2. Lingkungan Aman dan Kondusif

Malaysia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kondisi


lingkungan yang aman dan kondusif di dunia. Hal ini disebabkan oleh
adanya peraturan yang ketat bagi siapa pun yang melakukan tindakan
kriminal. Para pelajar dapat merasa tenang dan tidak perlu khawatir akan
adanya gangguan dari luar. Selain itu, lingkungan di Malaysia juga sangat

16
bersih dan teratur. Bangunan-bangunan tertata dengan rapi dan fasilitas
umumnya terjaga kebersihannya.
Bagi mahasiswa internasional, kegiatan sehari-hari Anda akan sangat
terbantu dengan adanya banyak pilihan transportasi umum di Malaysia.
Transportasi di Malaysia meliputi kereta listrik, monorel, bus, taksi, dan
sepeda motor. Anda dapat menggunakan berbagai jenis transportasi
tersebut untuk berpergian. Jangan khawatir, keamanan dalam
menggunakan transportasi umum di Malaysia sangat terjamin. Anda dapat
menikmati segala fasilitas umum yang tersedia di Malaysia dengan aman
dan nyaman.

3. Persaingan masuk Universitas Tidak Terlalu Ketat

Persaingan masuk universitas di Malaysia tidak terlalu ketat karena


jumlah penduduknya lebih sedikit daripada Indonesia dan terdapat banyak
universitas di negara tersebut. Jika Anda berencana kuliah di universitas
swasta di Malaysia, Anda tidak perlu khawatir tentang persaingan
masuknya. Namun, jika Anda ingin masuk universitas negeri, penting
untuk mengetahui kuota mahasiswa internasional yang biasanya sekitar
5% dari total penerimaan mahasiswa baru.10

4. Kualitas Pendidikan yang Dijamin Oleh Legislasi

Pendidikan Malaysia diawasi dan diatur sesuai dengan Malaysian


Qualifications Agency Act 2007 dan Private Higher Education Institutions
Act 1996. Kerjasama antara universitas asing dari berbagai negara seperti
Inggris, Amerika, Australia, Selandia Baru, dan lainnya dengan lembaga
pendidikan di Malaysia menegaskan bahwa kualitas pendidikan Malaysia
diakui secara global.

10
Fitry Dewanty, “Intip 7 Keunggulan Kuliah di Malaysia, Apa saja?”, diakses dari
https://blog.qelola.com pada tanggal 17 Maret 2024 pukul 17:30 WITA

17
5. Kurikulum yang mengikuti Standar Industri yang Meningkatkan Prospek
Kerja Peserta Didik

Saat ini, banyak lembaga pendidikan tinggi di Malaysia yang bekerja


sama dengan industri dan universitas di luar negeri untuk memastikan
bahwa program yang ditawarkan mengadopsi kurikulum terbaru dan
relevan dengan perkembangan pasar kerja terkini. Program-program
tersebut tidak hanya fokus pada pengetahuan teoritis, tetapi juga
mengajarkan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja yang
sebenarnya. Tujuannya adalah untuk menghasilkan lulusan yang siap
bekerja, suatu kriteria yang dicari oleh berbagai perusahaan.11

I. Problematika dan Permasalahan Pendidikan di Malaysia

1. Sistem Persekolahan Berbagai Aliran

Masuknya tahun 2010 membuat sistem pendidikan di Malaysia


bergerak mengikuti kebutuhan saat ini karena perubahan masyarakat
akibat modernisasi dan globalisasi. Malaysia masih mempertahankan
sekolah kebangsaan, sekolah jenis kebangsaan Cina, dan sekolah jenis
kebangsaan Tamil. Isu-isu terkait sistem pendidikan sering dibahas dan
diperdebatkan tanpa solusi yang jelas. Keputusan yang diambil
dipengaruhi oleh politik dalam negeri sejak zaman penjajah. Sistem
pendidikan masih belum banyak berubah dalam hal integrasi antar suku.
Sekolah menjadi tempat awal membangun hubungan baik antara murid.
Keberadaan sekolah yang beragam aliran mengganggu integrasi antar
suku di Malaysia.
Najib Tun Razak, PM Malaysia, terbuka untuk mempertimbangkan
sistem sekolah tunggal jika masyarakat setuju. Pemerintah harus
mengutamakan keinginan masyarakat untuk menghindari konflik dan
dampak negatif. Namun, masih belum ada konsensus di kalangan

11
HC Indonesia Editor, “7 Alasan Mengapa Malaysia Populer Sebagai Negara Destinasi
Kuliah”, diakses dari https://www.hotcourses.co.id pada tanggal 17 Maret 2024 pukul 17:33
WITA

18
masyarakat Malaysia mengenai isu ini. Komunitas Tionghoa dan India
ingin mempertahankan sistem sekolah mereka sendiri untuk melestarikan
bahasa dan hak-hak mereka.
Menerapkan sistem pendidikan tunggal dapat memperkuat persatuan
di antara masyarakat. Ini tidak akan menyebabkan kehilangan identitas
bagi kelompok tertentu, tetapi justru memperkuat semangat persatuan di
Malaysia. Komunitas Tionghoa, India, dan semua komunitas lainnya
masih dapat mempertahankan bahasa ibu mereka sambil belajar di
sekolah yang sama.
Di sekolah-sekolah jenis kebangsaan Tionghoa dan Tamil, jumlah
siswa Melayu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sekolah
kebangsaan. Hal ini menunjukkan kesenjangan pendidikan yang
signifikan antara siswa Melayu, Tionghoa, dan India. Bahasa yang
digunakan, Melayu, Tionghoa, dan Tamil, adalah faktor utama yang
menyebabkan kesenjangan ini. Misalnya, bahasa Tionghoa dan Tamil
tidak diajarkan di sekolah kebangsaan, sementara Melayu bukan bahasa
utama di sekolah-sekolah Tionghoa dan Tamil. Hal ini menciptakan dua
kondisi yang berbeda, dan masalah ini masih berlanjut hingga saat ini.

2. Pengajaran Pendidikan Sains dan Matematik dalam Bahasa Inggris


(PPSMI)

Pada tahun 2003, semasa era pemerintahan Tun Dr. Mahathir


Mohamad, diperkenalkan dasar baru dalam pendidikan, iaitu Pengajaran
Pendidikan Sains dan Matematik dalam Bahasa Inggeris (PPSMI).
Tujuannya adalah untuk memperkukuhkan penguasaan bahasa Inggeris di
kalangan masyarakat Malaysia. Namun, pada tahun 2009, Menteri
Pelajaran Malaysia mengumumkan bahawa PPSMI akan dimansuhkan
sepenuhnya pada 2012 karena timbulnya masalah-masalah. Meskipun
demikian, atas alasan tertentu, pelajar yang telah memulainya dapat
melanjutkan pembelajaran dalam bahasa Inggeris. Isu PPSMI menjadi isu

19
besar dalam pendidikan Malaysia karena mendapat tentangan dari
masyarakat Melayu terutama.
Beberapa alasan yang menyebabkan banyak pihak menentangnya
adalah: (1) bertentangan dengan Perlembagaan Perkara 152, yaitu
memartabatkan bahasa Melayu; (2) penurunan prestasi pelajar Melayu
terutama dalam mata pelajaran Sains dan Matematik; (3) kurangnya guru
yang terlatih; dan (4) tentangan dari pejuang bahasa Melayu,
cendekiawan, tokoh akademik, politisi, dan NGO yang memperjuangkan
bahasa Melayu sebagai bahasa resmi. Ada pihak yang mempertanyakan
mengapa setelah 7 tahun diterapkan, PPSMI kini mendapat tentangan?
Mungkin hal ini sejalan dengan keinginan masyarakat yang merasakan
dampak dari implementasi kebijakan tersebut terhadap pendidikan anak-
anak mereka? Ternyata, murid-murid di luar kota menunjukkan
penurunan hasil belajar karena masih tertinggal, terutama dalam
penguasaan bahasa Inggeris. Masyarakat di pedesaan terutama masih
belum siap menerima PPSMI karena khawatir dengan masa depan.

3. Pengisian Kurikulum dan Ko-Kurikulum

Terdapat masalah lain yang juga muncul terkait dengan pengisian


dalam kurikulum dan aktivitas ko-kurikulum yang menjadi penentu
perkembangan murid-murid dan pelajar-pelajar (Awang Had Salleh,
1980). Hal ini memiliki pentingannya karena dapat memberikan dampak,
baik positif maupun negatif, terhadap masyarakat dalam membentuk
identitas dan disiplin. Jika pengisian dalam kurikulum dan ko-kurikulum
mengikuti kebutuhan masyarakat, maka tentu saja tidak akan ada masalah
yang muncul. Namun, karena adanya kelemahan dalam pengisian
kurikulum dan ko-kurikulum, reaksi negatif terlihat dalam hubungan
masyarakat. Sebagai contoh, sekolah-sekolah kebangsaan yang tidak
menjadikan bahasa ibu kaum Cina dan Tamil sebagai mata pelajaran
wajib telah menyebabkan orang tua dari kalangan Cina dan India enggan
mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah kebangsaan.

20
Bagi mereka, bahasa ibu adalah identitas yang harus dijaga. Mukriz
Mahathir memberikan pandangan agar hanya ada satu sistem pendidikan
dengan menerapkan bahasa Mandarin dan Tamil sebagai mata pelajaran
wajib bagi murid-murid Cina dan India. Sementara itu, murid-murid
Melayu dapat memilih bahasa Mandarin dan Tamil sebagai salah satu
mata pelajaran pilihan. Secara tidak langsung, orang Melayu akan dapat
menguasai bahasa Mandarin dan Tamil yang pada akhirnya dapat
memperkecil kesenjangan pendidikan antar suku. Masyarakat perlu
memahami bahwa tujuan pembentukan kebijakan dan sistem pendidikan
didasarkan pada kebutuhan pembentukan negara Malaysia sebagai negara
demokrasi yang memiliki masyarakat multikultural, multireligi, dan maju
ke depan. KBSR (Kurikulum Baru Sekolah Rendah) dan KBSM
(Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah) merupakan kurikulum yang
diperkenalkan untuk meningkatkan pendidikan dan persatuan masyarakat,
namun efektivitasnya dalam menyatukan.

4. Merealisasikan Wawasan 2020

Wawasan 2020 yang diperkenalkan oleh bekas Perdana Menteri


Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad, pada 28 Februari 1991 bertujuan
untuk menjadikan Malaysia sebagai negara perindustrian dan maju
menjelang tahun 2020. Reformasi dalam sektor pendidikan merupakan
langkah penting untuk mencapai Wawasan 2020. Salah satu sasaran utama
adalah memperkukuh perpaduan negara dengan sektor pendidikan sebagai
peneraju. Sistem pendidikan yang berkualiti tinggi diperlukan untuk
memastikan perpaduan dalam masyarakat. Kesatuan dalam sistem
pendidikan adalah kunci kejayaan dalam mencapai Wawasan 2020.
Dengan hanya 10 tahun lagi sebelum tahun 2020, Malaysia perlu bersiap
sedia untuk menjadi negara maju. Namun, persoalan mengenai persediaan
untuk menghadapi cabaran masa depan perlu diberi perhatian. Perkara
seperti hubungan masyarakat yang masih perlu diperbaiki dan

21
permasalahan dalam sistem pendidikan perlu diselesaikan agar Malaysia
dapat mencapai matlamat Wawasan 2020.
Masalah-masalah dalam sistem pendidikan yang bermatlamatkan
perpaduan negara diringkaskan melalui:
a. Masalah isu berbangkit hak bumi putra dan bukan bumi putra.
b. Jurang pencapaian pendidikan orang Melayu dan bukan Melayu
melalui peluang pekerjaan dan pendapatan.
c. Masalah keciciran pelajar-pelajar Melayu dan bukan Melayu.
d. Hubungan yang renggang antara pelajar Melayu dan bukan Melayu.
e. Kurangnya pergaulan antara pelajar Melayu dan pelajar bukan
Melayu, terutama selepas waktu sekolah.
f. Kurangnya pengetahuan dan tidak memahami dengan mendalam
mengenai budaya, amalan, dan adat resam sesuatu kaum12

J. Perbedaan Pendidikan di Indonesia dan di Malaysia

Perihal bidang pendidikan, kedua negara ini sama-sama menunjukkan


perhatian yang besar terhadap sektor tersebut. Namun, apakah sistem
pendidikan dan pelaksanaannya di kedua negara ini serupa? Terdapat
beberapa perbedaan yang mencirikan pendidikan di Indonesia dan Malaysia.

1. Perbedaan dari Sistem Pendidikan


a. Indonesia
Pendidikan di Indonesia mencakup semua bentuk pendidikan yang
dilaksanakan di Indonesia, baik yang terstruktur maupun yang tidak.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemendikbud) bertanggung jawab atas pendidikan di Indonesia. Setiap
warga negara Indonesia diwajibkan untuk mengikuti program belajar selama
9 tahun. Program ini terdiri dari pendidikan dasar selama 6 tahun di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan pendidikan menengah selama 3 tahun di
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Masyarakat memiliki
kebebasan untuk memilih jenis sekolah dan tempat mereka bersekolah. Saat

12
M KHAIRUL AZRIN, “Sistem Pendidikan di Malaysia: Dasar, Cabaran, dan
Pelaksanaan ke Arah Perpaduan Nasional”, Dalam Jurnal Sosiohumanika edisi no. 4, Vol 1, 2011

22
ini, pemerintah juga telah memberikan dukungan dalam bentuk sarana dan
prasarana, seperti buku-buku dan fasilitas pendukung lainnya.
Sistem pendidikan di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum yang digunakan
di Indonesia selalu mengalami perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Saat ini, digunakan Kurikulum 2013 yang
sebelumnya dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
b. Malaysia
Di Malaysia, sistem pendidikan berada di bawah pengawasan
Kementerian Pelajaran Malaysia. Warga negara dapat memilih untuk
menempuh pendidikan di sekolah pemerintah, sekolah swasta, atau secara
individu. Pendidikan yang wajib ditempuh meliputi sekolah dasar dan
sekolah menengah. Meskipun bentuk pemerintahan adalah kerajaan, namun
pemerintah tidak memiliki wewenang untuk menentukan kurikulum atau
metode pengajaran yang harus digunakan. Semua keputusan tersebut telah
diberikan sepenuhnya kepada Kementerian Pelajaran Malaysia. Sedangkan
untuk peraturan pendidikan tinggi, diatur oleh Kementerian Pengajian Tinggi
Malaysia yang didirikan pada tahun 2004. Sejak tahun 2003 hingga sekarang,
Bahasa Inggris telah digunakan sebagai bahasa pengantar dalam beberapa
mata pelajaran seperti sains dan matematika.

2. Perbedaan dari Jenjang Pendidikan


a. Indonesia
Sama halnya dengan negara-negara lain, Indonesia juga memiliki jenjang
pendidikan yang diatur dalam sistem pengajarannya. Jenjang pendidikan
tersebut meliputi:
1) Pendidikan Anak Usia Dini
Keberadaan pendidikan usia dini menunjukkan perhatian penuh
Pemerintah Indonesia terhadap perkembangan pendidikan anak-anak di
Indonesia. Pendidikan ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah upaya
pembinaan yang ditujukan untuk anak-anak mulai dari lahir hingga usia 6
tahun. Tujuan dari pendidikan ini adalah memberikan rangsangan

23
pendidikan guna membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
mental anak agar mereka siap untuk melanjutkan pendidikan lebih lanjut.
Di PAUD, tenaga pengajar berasal dari para profesional yang telah
menyelesaikan studi PAUD sebelumnya.
2) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang berlangsung selama 9
tahun, yaitu 6 tahun di Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah dan 3 tahun
di Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. Pemerintah
memberikan bantuan dana kepada pendidikan dasar ini untuk mendukung
kelancarannya. Bantuan tersebut dikenal dengan sebutan Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
seperti buku-buku dan fasilitas lainnya di sekolah.
3) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah di Indonesia dapat diikuti melalui Sekolah
Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah
Aliyah. Proses pendidikan menengah ini berlangsung selama 3 tahun,
setelah itu siswa akan dipandu untuk memilih bidang yang diminati
sebelum melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah tahapan yang lebih khusus yang bertujuan untuk
menciptakan tenaga profesional yang berkualitas.
b. Malaysia
Seperti halnya di Indonesia, Malaysia juga memiliki beberapa tingkatan
dalam sistem pendidikannya, yaitu:
1) Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra-sekolah, atau yang lebih dikenal dengan sebutan 'tadika',
memberikan pengajaran kepada anak-anak mulai usia 4-6 tahun.
Pendidikan ini tidak termasuk dalam sistem pendidikan yang wajib di
Malaysia. Sekolah tadika dapat dijalankan oleh pemerintah maupun
swasta. Selain itu, sebagian besar Sekolah Kebangsaan juga
menyediakan kelas pra-sekolah khusus untuk anak-anak dari keluarga
dengan pendapatan rendah.
2) Pendidikan Rendah

24
Pendidikan dasar di Malaysia berlangsung selama 6 tahun, dimulai dari
usia 7 hingga 12 tahun. Mata pelajaran yang wajib diajarkan adalah
Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris. Terdapat dua jenis sekolah dasar di
Malaysia, yaitu Sekolah Kebangsaan dan Sekolah Jenis Kebangsaan.
Meskipun kurikulum yang diterapkan di kedua sekolah tersebut sama,
perbedaan utamanya terletak pada bahasa pengantar yang digunakan.
Sekolah Kebangsaan menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar, sedangkan Sekolah Jenis Kebangsaan menggunakan Bahasa
Tamil atau Bahasa Mandarin.
3) Pendidikan Menengah
Di Malaysia, Sekolah Menengah memiliki durasi selama 5 tahun.
Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar untuk semua mata
pelajaran, kecuali Sains dan Matematika. Di sekolah ini, siswa akan
diarahkan untuk memilih jurusan IPA (sains) atau seni (arts). Meskipun
siswa memiliki kebebasan untuk memilih, jurusan IPA cenderung lebih
diminati. Selama menempuh pendidikan menengah, siswa diwajibkan
untuk mengikuti aktivitas ekstrakurikuler seperti Kelompok Umum
(Uniformed Groups), Penampilan Seni (Performing Arts), Klub dan
Kemasyarakatan (Clubs and Societies), serta Olahraga dan Permainan
(Sports and Games).
4) Pendidikan Pra University
Program pendidikan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengejar studi tingkat 6 di berbagai institusi pendidikan, termasuk
Politeknik. Tingkat 6 terdiri dari tingkat rendah dan tingkat atas yang
berlangsung selama 2 tahun. Program ini dirancang khusus bagi calon
mahasiswa yang berencana melanjutkan pendidikan tinggi di Malaysia.
5) Pendidikan Tinggi
Program pendidikan tinggi di Malaysia dikenal dengan sebutan
pengajian tinggi. Pada tingkat ini, pemerintah memberikan subsidi atau
beasiswa yang signifikan di berbagai universitas di Malaysia.
Pelaksanaan pengajian tinggi ini diatur oleh Kementerian Pengajian
Tinggi Malaysia.

25
3. Perbedaan dari Jenis Pendidikan
a. Indonesia
Terdapat beberapa jenis pendidikan di Indonesia yang dibedakan
berdasarkan tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai yakni sebagai
berikut:
1) Pendidikan Umum
Pendidikan ini terdiri dari tahap pendidikan dasar dan menengah yang
fokus pada pembentukan dasar pengetahuan pendidikan dalam pikiran
siswa agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Jenis pendidikan umum meliputi sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
2) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan ini terdiri dari tahap pendidikan dasar dan menengah yang
fokus pada pembentukan dasar pengetahuan pendidikan dalam pikiran
siswa agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Jenis pendidikan umum meliputi sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).
3) Pendidikan Akademik
Program sarjana dan pascasarjana ini bertujuan untuk mengembangkan
pemahaman mendalam dalam bidang ilmu tertentu dan menciptakan
individu yang terdidik dan berkualitas.
4) Pendidikan Profesi
Gelar ini merupakan jenjang pendidikan lanjutan setelah menyelesaikan
program sarjana. Biasanya, program ini ditempuh untuk memenuhi
persyaratan profesional dalam bidang tertentu seperti kedokteran dan
psikologi.
5) Pendidikan Vokasi
Pendidikan tinggi bertujuan untuk menciptakan individu yang terampil
dan ahli dalam bidang terapan tertentu. Vokasi adalah program diploma 4
yang setara dengan program sarjana (S-1).

26
6) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan ini dimulai dari tingkat dasar hingga tinggi dalam bidang
agama. Maksud dari pendidikan ini adalah untuk menghasilkan individu
yang memiliki pemahaman mendalam terhadap ajaran agama.
7) Pendidikan Khusus
Pendidikan ini ditujukan bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan
khusus atau memiliki kecerdasan yang luar biasa. Pendidikan ini dapat
diselenggarakan secara inklusif atau mandiri melalui Sekolah Luar Biasa
(SLB).
b. Malaysia
Seperti Indonesia, Malaysia juga memiliki berbagai jenis pendidikan,
antara lain:
1) Sekolah Kebangsaan
Sekolah ini menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.
2) Sekolah Kluster
Salah satu jenis sekolah yang mendapat perhatian khusus di Malaysia.
3) Sekolah Jenis Kebangsaan
Sekolah ini menggunakan bahasa Cina atau Bahasa Tamil sebagai bahasa
pengantar.
4) Sekolah Wawasan
Sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan interaksi antara
berbagai kelompok masyarakat.
5) Sekolah Keagamaan
Sekolah ini telah berdiri di Malaysia sejak lama. Umumnya, siswa dari
sekolah ini melanjutkan pendidikan mereka di Pakistan atau Mesir.
6) Sekolah Bestari
Sekolah ini menerapkan kemajuan teknologi dengan menggunakan
komputer dan teknologi modern lainnya.
7) Sekolah Teknik dan Vokasional

27
Sekolah ini memberikan kesempatan kepada murid-murid yang memiliki
kemampuan khusus di bidang sains dan teknologi. Lulusan dari sekolah
ini sangat diinginkan di industri negara.

8) Sekolah Berasrama Penuh


Sekolah ini didirikan khusus untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di
Malaysia. Sekolah ini menerapkan sistem seleksi siswa berdasarkan
kemampuan akademik, bakat olahraga, dan kepemimpinan yang unggul.
Sekolah ini menjadi contoh atau model sekolah setelah British Boarding
School.13

4. Beberapa Persamaan

Beberapa persamaan dalam pemahaman konsep dan dinamika


perkembangan pendidikan Islam antara Indonesia dan Malaysia adalah
sebagai berikut;
a. Persamaan pengertian pendidikan Islam, baik Indonesia maupun
Malaysia memiliki konsep yang sama bahwa pendidikan Islam adalah
proses pembinaan generasi muda dalam mentransfer pengetahuan dan
nilai yang berdasarkan norma Islam yang bersumber dari al-Qur‟an
dan Hadits untuk mengantarkan peserta didik agar semakin dekat
dengan Sang Pencipta alam semesta mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Hal ini tidak dipungkiri karena para pemerhati pendidikan
Islam di dua negara tidak berbeda dalam memperdalam literatur-
literatur pendidikan Islam.
b. Masuknya Islam ke dua negara serumpun terjadi pada waktu yang
bersamaan yang dibawa oleh para pedagang dari India Selatan. Selat
Malaka merupakan jalur perdagangan dunia yang cukup sibuk,
pertemuan beberapa budaya dan agama terjadi dan singgah di

13
Berkuliah.com, ”Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Malaysia”, diakses dari
http://www.berkuliah.com pada tanggal 19 Maret 2024 pukul 10:53 WITA

28
semenanjung Malaya dan Sumatera karena kepentingan perniagaan.
Begitu pula masuknya Islam di dua wilayah itu karena persinggahan
para pedagang dari Gujarat.
c. Awal pendidikan Islam bersamaan dengan masuknya Islam. Baik di
Indonesia maupun Malaysia menandai awal pendidikan Islam dimulai
ketika Islam masuk ke wilayah setempat. Para penyebar Agama Islam
memiliki karakter yang sama ketika memasuki wilayah baru. Mereka
mengembangkan agama Islam dengan cara yang damai, mengikuti
pola kehidupan lokal, namun juga berusaha untuk memperbaiki
kebiasaan-kebiasaan tradisional masyarakat setempat.
d. Terdapat perbedaan sistem pendidikan yang dualistik, yaitu pendidikan
barat yang sekuler dan pendidikan bumi putera yang islami. Para
pendukung pendidikan Islam bersemangat untuk melawan kepentingan
penjajah. Di Malaysia, bangsa Melayu menolak sistem pendidikan
yang dikelola oleh penjajah Inggris karena khawatir akan merusak
keyakinan agama anak-anak mereka. Di Indonesia, para santri dan kyai
melihat sistem pendidikan yang dijalankan oleh bangsa Belanda
sebagai representasi dari golongan kafir yang bertentangan dengan
Islam. Maka timbul sentimen anti penjajah terhadap sistem pendidikan
Belanda. Penjajah menyelenggarakan pendidikan di wilayah jajahan
dengan tujuan untuk mempertahankan dominasinya di tanah jajahan.
Ketidaksetujuan terhadap sistem pendidikan barat di Indonesia dan
Malaysia didorong oleh dua alasan tersebut.
e. Keduanya mengalami periode pembaharuan pemikiran dalam
pendidikan Islam yang dipengaruhi oleh pembaharuan yang terjadi di
Mesir pada awal abad kedua puluh. Gagasan pembaharuan pemikiran
Islam tersebut diwujudkan dengan pendirian lembaga pendidikan yang
sesuai dengan semangat pandangan baru. Di Malaysia, hal ini ditandai
dengan berdirinya Madrasah di Bukit Mertajam, Madrasah Iqbal, dan
Al-Hadi. Di Indonesia, berdiri sekolah-sekolah yang menggabungkan

29
sistem klasikal dan pesantren melalui organisasi massa keagamaan
modernis seperti Muhammadiyah, Al Irsyad, dan Persis.
f. Terdapat upaya untuk menghapuskan dualisme dalam sistem
pendidikan yang memisahkan pendidikan Islam dengan pendidikan
umum. Konsep pendidikan yang dianggap ideal bagi kedua negara
adalah mengintegrasikan pendidikan umum dan pendidikan agama
dalam satu sistem pendidikan yang terpadu, tanpa adanya pemisahan
antara pendidikan umum yang sekuler dengan pendidikan agama Islam
yang terisolasi.
g. Pemerintah melakukan penyesuaian sistem pendidikan Islam agar
sesuai dengan standar pendidikan nasional di setiap negara. Kedua
negara menganggap pendidikan Islam sangat penting karena mayoritas
penduduk menganut agama tersebut, bahkan di Malaysia yang
menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Oleh karena itu,
lulusan dari pendidikan Islam diharapkan dapat menjadi pilar utama
dalam pembangunan bangsa, sehingga diperlukan sistem pendidikan
Islam yang berkualitas.

5. Beberapa Perbedaan

Beberapa perbedaan yang dapat ditemukan disebabkan oleh latar


belakang dan dinamika perkembangan pendidikan Islam sebagai berikut:
a. Di Indonesia, usia wajib sekolah adalah 7-15 tahun, sedangkan di
Malaysia adalah antara 16-11 tahun.
b. Pada tingkat pendidikan menengah, usia wajib sekolah adalah 13
tahun di Indonesia (3 tahun SMP dan 3 tahun SMA), sedangkan di
Malaysia adalah 12 tahun (3 tahun SMP dan 4 tahun SMA).
c. Indonesia hanya menjadi tujuan bagi 3.023 mahasiswa asing,
sedangkan Malaysia menjadi tujuan bagi 41.310 mahasiswa asing
(hampir 14 kali lipat lebih banyak daripada Indonesia) pada tahun
2009.

30
d. Pemerintah Malaysia sangat serius dalam memberikan perhatian
terhadap lulusan sekolah dalam bidang pengetahuan dan kompetensi
agama. Mereka menyelenggarakan program j-QAF, yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan menghafal al-Qur'an bagi calon
lulusan sekolah dasar. Program ini mulai diterapkan pada tahun 2005.
Hal ini menunjukkan kepedulian yang besar terhadap perkembangan
sistem pendidikan Islam di Malaysia.
e. Dengan wilayah yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia,
pendidikan Islam menunjukkan variasi sesuai dengan karakteristik
daerah setempat. Contohnya, pondok pesantren di Jawa, Dayah di
Aceh, dan Surau di Minangkabau memiliki kekhasan yang unik yang
ikut mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam. Sistem
pendidikan Islam tradisional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
budaya setempat.14

14
Wahab Syakhrani et al., “Sistem Pendidikan Di Negara Malaysia.”

31
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pendidikan di Malaysia memiliki empat tingkatan yang


berbeda, dimulai dari pendidikan dasar selama 6 tahun, kemudian sekolah
menengah komprehensif selama 3 tahun, diikuti oleh sekolah menengah
atas selama 3 tahun, dan terakhir pendidikan akademik atau teknis selama
2 tahun. Jika siswa lulus ujian, mereka dapat melanjutkan ke sekolah
purna komprehensif selama 2 tahun, dan jika ingin melanjutkan
pendidikan, mereka harus menempuh pendidikan purna sekolah menengah
selama 2 tahun. Setelah itu, mereka dapat memperoleh sertifikat
Cambridge yang diperlukan untuk mendaftar ke universitas melalui
seleksi.

B. Kritik dan Saran

Ini adalah makalah yang telah kami buat. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baru bagi para pembaca.
Kami ingin meminta maaf jika terdapat kesalahan ejaan atau kalimat yang
kurang jelas dalam penulisan kami. Kami adalah manusia biasa yang tidak
luput dari kesalahan, dan kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini. Demikianlah
penutup dari kami, semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatiannya.

32
DAFTAR PUSTAKA

Agir, Norizzathy, and Mohd Effendi @ Ewan Mohd Matore. “Literasi Dan
Kewarganegaraan Digital: Konsep Dan Strategi Implementasi Dalam
Pendidikan Di Malaysia.” Malaysian Journal of Social Sciences and
Humanities (MJSSH) 7, no. 3 (2022): e001367.
https://doi.org/10.47405/mjssh.v7i3.1367.

Putra, Armansyah. “Mengkaji Dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara


(Malaysia, Singapura, Cina, Korea, Jepang, Amerika Dan Finlandia).” Jurnal
Penelitian Pendidikan, 2017, 1–21.

Sivalingam, Ananda Devan. “History of Malaysian Education System: Year 1824


to 2020.” SSRN Electronic Journal, no. January 2021 (2020).
https://doi.org/10.2139/ssrn.3735372.

Wahab Syakhrani, Abdul, Sekolah Tinggi Agama Islam Rasyidiyah Khalidiyah


Amuntai,. “Sistem Pendidikan Di Negara Malaysia.” Educatioanl Journal:
General and Specific Research 2, no. 2 (2022): 320–27.

Hilmi, Muhammad dkk. Dasar Pendidikan Malaysia, Institut Perguruan Tinggi


Melayu: 2006

Witanto, Hery Sistem Pendidikan di Negara-NegaraAsean, (STAI Ali Bin Abi


Thalib: Surabaya: 2009

Dewanty, Fitry, “Intip 7 Keunggulan Kuliah di Malaysia, Apa saja?”, diakses


dari https://blog.qelola.com pada tanggal 17 Maret 2024

HC Indonesia Editor, “7 Alasan Mengapa Malaysia Populer Sebagai Negara


Destinasi Kuliah”, diakses dari https://www.hotcourses.co.id pada tanggal 17
Maret 2024

AZRIN, M KHAIRUL “Sistem Pendidikan di Malaysia: Dasar, Cabaran, dan


Pelaksanaan ke Arah Perpaduan Nasional”, Dalam Jurnal Sosiohumanika
edisi no. 4, Vol 1, 2011

Berkuliah.com, ”Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Malaysia”, diakses


dari http://www.berkuliah.com pada tanggal 19 Maret 2024

33
34

Anda mungkin juga menyukai