DENGAN FINLANDIA
Disusun Oleh:
Nama: Muhammad Fahmi Sya'bani
NISN: 003971263
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Risalah ilmiah yang telah
saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Risalah ilmiah ini merupakan plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan tata tertib di Madrasah Aliyah Unggulan Al-Mashduqi Boarding School
Kabupaten Garut.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
...........................
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NISN : 003971263
Penguji Pembimbing
........................... ...........................
Ditetapkan di :
Tanggal :
iii
ABSTRAKS
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat-Nya yaitu nikmat iman dan islam. Shalawat serta salam
selalu dicurah limpahkan kepada nabi akhir zaman yaitu, Nabi Muhammad SAW
serta kepada tabiin dan tabiatnya, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya. Penulis meneliti karya tulis ilmiah ini dengan judul “Perbandingan
Sistem Pendidikan Indonesia dengan Finlandia” yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pendidikan Indonesia dengan Finlandia serta mengetahui
mengapa Indonesia selalu tertinggal dalam perkembangan pendidikan di dunia.
Diadakannya penulisan karya ilmiah ini untuk menyadarkan bangsa Indonesia
agar mengubah sistem dan kualitas pendidikannya supaya Indonesia menjadi
negara maju bukan berkembang lagi.
Penulis meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan
pengeditan karena penulis masih kurang maksimal dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
Penulis berterima kasih kepada:
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
ABSTRAKS.....................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................3
2.1 Deskripsi Pendidikan di Finlandia......................................................................3
2.1. Deskripsi Pendidikan di Indonesia.....................................................................7
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN...................................................................9
3.1. Perbandingan Sistem pendidikan Indonesia dengan Finlandia...........................9
BAB IV METODE PENELITIAN................................................................................20
4.1 Metode Pengumpulan Data..............................................................................20
4.2 Data yang Digunakan.......................................................................................20
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................21
4.1 Simpulan..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1.1Jenjang
Pendidikan...........................................................................9
2. Tabel 3.1.2 Anggaran
Pendidikan.....................................................................12
3. Tabel 3.1.3 Tenaga
Pendidikan.........................................................................13
4. Tabel 3.1.4 Proses
Pembelajaran......................................................................14
5. Tabel 3.1.5 Evaluasi
Pendidikan.......................................................................18
vii
BAB I PENDAHULUAN
viii
pendidikan sudah berhasil diterapkan di suatu negara, maka tidak berarti sistem
tersebut juga dapat berhasil jika diterapkan di negara lain.
ix
BAB II LANDASAN TEORI
x
Tujuan utama sistem pendidikan Finlandia adalah mewujudkan high-level
education for all. Tujuan tersebut mengupayakan agar seluruh rakyat Finlandia
dapat mengenyam pendidikan hingga tingkatan tertinggi, secara merata,
dengan kemampuan, keahlian dan kompetensi yang terbaik. Finlandia
membangun sistem pendidikan dengan karakteristik yang dilaksanakan secara
konsisten, yakni, free education, free school meals, dan special needs
education dengan berpegang teguh pada prinsip inklusivitas.
Pendidikan dasar Finlandia dikembangkan sedemikian rupa agar mampu
menjamin kesetaraan kesempatan bagi seluruh rakyat untuk menikmati
pendidikan terlepas dari faktor gender, strata sosial, latar belakang etnis dan
golongan. Fokus utama sistem pendidikan adalah kemerataan pendidikan guna
menunjang tingkat kompetensi rakyat dalam menyokong pembangunan
nasional berdasarkan inovasi.
Segenap rakyat Finlandia memiliki hak dasar untuk mengenyam pendidikan
secara gratis. Pemerintah wajib menyediakan kesempatan yang setara bagi
seluruh warga negara untuk menikmati layanan pendidikan gratis, di setiap
jenjang pendidikan, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya, terlepas dari
latar belakang perekonomian mereka, guna pengembangan diri, keahlian,
kompetensi dan kapasitas seluruh warga negaranya. Hak tersebut dijamin dan
tertuang dalam Konstitusi Finlandia.
xi
daya alam yang sangat terbatas dan hidup di tengah kondisi alam yang ekstrim
dan kurang bersahabat. Pembangunan negara dan bangsa Finlandia berdiri di
atas pilar pendidikan dan penelitian yang berbasis inovasi dan disokong penuh
oleh seluruh komponen bangsa.
xii
Namun demikian, bagi anak berusia di bawah 7 tahun yang mengikuti
jenjang pendidikan pra-sekolah di pusat penitipan anak akan dikenai biaya
yang disesuaikan dengan pendapatan orang tuanya. Di jenjang pendidikan pra-
sekolah terdapat konsep “Educational Partnership” yang menekankan
pentingnya peran orang tua dalam mendukung proses pembelajaran anak yang
diberikan oleh gurunya di sekolah atau di pusat penitipan anak. Orang tua
murid juga turut aktif dilibatkan dalam penyusunan kurikulum daerah yang
tetap berpegang teguh dengan kurikulum inti nasional.
2. Pendidikan Dasar
Sistem pendidikan Finlandia tidak lagi mengenal sistem pendidikan
menengah pertama, atau setara dengan pendidikan di tingkat Sekolah Menegah
Pertama (SMP) di Indonesia. Orang tua atau wali murid dalam usia wajib
belajar, wajib menyekolahkan anaknya untuk mengikuti program wajib belajar.
Pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan
dasar tanpa dipungut biaya untuk seluruh anak yang tinggal di kekuasaan
wilayah administratifnya. Setelah anak menyelesaikan seluruh silabus
pendidikan dasar, maka anak tersebut akan menerima sebuah sertifikat yang
menyatakan bahwa anak tersebut telah menyelesaikan pendidikan wajib dasar
9 tahun dan berhak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menegah atas
(general upper secondary school) atau pendidikan kejuruan (vocational
education and training).
Dalam jenjang pendidikan dasar 9 tahun, tidak terdapat ujian nasional untuk
kenaikan tingkat kelas, maupun ujian nasional untuk kelulusan pendidikan
wajib dasar 9 tahun. Anak hanya akan memperoleh penilaian yang diberikan
oleh guru di tiap akhir tahun ajaran dan di akhir jenjang pendidikan dasar.
3. Pendidikan Menengah
Setelah seorang murid telah menerima seluruh kurikulum jenjang
pendidikan wajib dasar 9 tahun, maka murid tersebut dapat melanjutkan
pendidikannya ke jenjang pendidikan lanjutan (upper secondary education
level). Terdapat dua macam jenjang pendidikan lanjutan, yakni jenjang
xiii
Pendidikan Menengah Atas dan jenjang Pendidikan Sekolah Kejuruan
(vocational education and training). Jenjang pendidikan sekolah kejuruan
dibagi ke dalam dua tingkat, yakni pendidikan kejuruan (initial vocational
education and training) dan pendidikan kejuruan lanjutan (further vocational
education and training). Murid dapat memilih jalur pendidikan mana yang akan
mereka jalani. Kurikulum jenjang pendidikan menengah atas dan jenjang
pendidikan sekolah kejuruan ditempuh selama 3 tahun. Namun demikian,
setelah seorang murid menamatkan salah satu dari kedua jalur pendidikan
tersebut, maka ia berhak untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
perguruan tinggi di Universitas atau Politeknik.
4. Pendidikan Tinggi
Sistem pendidikan tinggi (dikti) Finlandia terdiri dari 2 sektor, yakni
politeknik, dan universitas. Misi politeknik adalah untuk mencetak dan melatih
para ahli untuk mendukung dunia kerja dan melaksanakan riset dan
pembangunan yang mampu menyokong pendidikan serta pembangunan daerah.
Universitas melaksanakan riset ilmiah dan menyediakan instruksi dan
pendidikan paska sarjana. Tujuan inti kebijakan dikti Finlandia adalah untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat dan mencetak para ahli terdidik
guna memenuhi kebutuhan dunia kerja, khususnya di bidang bisnis dan
industri. Bahkan finlandia tercatat sebagai Negara dengan waktu belajar
tersingkat di dunia dibanding negara maju lainnya yaitu 4-5 jam per hari. selain
itu, guru yang mendampingi dalam 1 kelas ada 3 orang. Dua guru pengampu
mata pelajaran dan 1 orang guru lagi untuk mendampingi anak secara
individual apabila mengalami kendala saat proses belajar berlangsung.
xiv
2. Sistem pendidikan ini telah diterapkan sejak sekolah dasar. Disini peserta
didik diberi pengajaran kejujuran, tenggang rasa, kedisiplinan, dsb. Nilai
ini disampaikan melalui pelajaran Pkn, bahkan nilai ini juga disampaikan
di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
3. Indonesia menganut sistem pendidikan terbuka.
4. Menurut sistem pendidikan ini, peserta didik di tuntut untuk dapat
bersaing dengan teman, berfikir kreatif dan inovatif.
5. Di Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, daerah, budaya, dll. Serta
pendidikan Indonesia yang terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan
informal.
6. Di dalam KBM, waktu di atur sedemikian rupa agar peserta didik tidak
merasa terbebani dengan materi pelajaran yang disampaikan karena
waktunya terlalu singkat atau sebaliknya.
7. Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
8. Dalam sistem ini, bangsa Indonesia harus menyesuaikan kurikulum
dengan keadaan saat ini. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia sering
mengalami perubahan / pergantian dari waktu ke waktu, hingga sekarang
Indonesia menggunakan kurikulum 2013.
xv
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
xvi
usia dini.
Pendidikan - Sekolah Dasar (6 Comprehensive schools
Dasar tahun) 7-12 tahun - Sekolah Dasar (SD)
- Sekolah Menenga {6 th} : 7-12 tahun
Pertama (3 tahun) 13- - Sekolah Menengah
15 tahun Pertama (SMP) {3 th}
13–15 tahun
Pendidikan - Sekolah Menengah - Upper Secondary
Menengah Atas (SMA) {3 th}: 16 School (Sekolah
-18 tahun. Sekolah ini Menengah Atas){3
diperuntukkan bagi th}: 16 – 18 tahun.
siswa yang ingin Sekolah ini
melanjutkan ke jenjang diperuntukkan bagi
universitas. siswa yang ingin
- Sekolah Menengah melanjutkan ke
Kejuruan (SMK) {3 jenjang universitas.
th}: 16 -18 tahun - Vocational Schools
dengan bidang keahlian and Apprenticeship
diantaranya Teknik, Training Sekolah
Bisnis dan Manajemen, Menengah Kejuruan
Pariwisata, Tata Boga, (SMK) {3 th}: 16 -18
Tata Busana, tahun Sekolah ini
Agribisnis, Seni Rupa, diperuntukkan bagi
Perkapalan, Teknologi siswa yang ingin
Informasi dan melanjutkan ke dunia
Komunikasi, dll). kerja
Sekolah ini
diperuntukkan bagi
siswa yang ingin
melanjutkan ke dunia
kerja.
Pendidikan - Pendidikan tinggi - Universitas fokus
xvii
TInggi terdiri dari: pada penelitian dan
Pendidikan akademik memberikan
yang memiliki fokus pendidikan yang lebih
dalam penguasaan ilmu teoreris. Misalnya,
pengetahuan jenjang dokter adalah lulusan
S1, S2, S3 unicersitas.
- Pendidikan vokalis Jenjang S1, S2, dan
yang menetikberatkan S3.
pada persiapan lulusan - Politeknik
untuk mengaplikasikan (ammattikorkeakoulu,
keahliannya. yrkeshögskola, atau
Jenjang: Diploma I, II, disingkat dengan
III, dan IV. AMK/Yh). Politeknik
fokus pada
keterampilan praktis
dan jarang melakukan
penelitian, tetapi apa
yang mereka lakukan
terlibat langsung
dalam proyek-proyek
pembangunan
industri. Misalnya
perawat adalah
lulusan sekolah
teknik. (Namun,
lanjutan gelar ilmu
keperawatan ada di
universitas).
Jenjang:
Polytechnic
Bachelor's Degree
(S1) selama 3-4 tahun.
xviii
Polytechnic Master's
Degree (S2) selama 1-
2 tahun.
xix
pendidikan dari jenjang SD Kasarnya, murid di Finlandia
sampai SMP. tinggal datang ke sekolah
untuk belajar tanpa
memikirkan biaya untuk
makan siang, ongkos, dan
buku.
Anggaran biaya pendidikan di Indonesia memiliki kesamaan dengan
Finlandia yaitu sekitar 20 % dari total anggaran belanja negara. Dalam aspek
pembiayaan pendidikan, Indonesia menggratiskan biaya pendidikan pada
jenjang SD sampai SMP. Sedangkan untuk jenjang selanjutnya siswa harus
mengeluarkan biaya pribadi. Sedangkan di Finlandia pemerintah
menggratiskan biaya pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga
universitas dan segala keperluan yang berhubungan dengan pendidikan,
misalnya makan siang, ongkos transportasi, dan buku.
xx
berkisaran antara Rp 2 hingga USD28.780 atau Rp321 juta
Rp 5 juta perbulan. per tahun atau sekitar Rp 27
juta per bulan.
Untuk tenaga pendidik yaitu guru, Finlandia memiliki kualifikasi guru yang
sangat tinggi. Di Finlandia, guru merupakan profesi yang sangat diminati dan
peluang untuk menjadi guru sangat kecil karena proses perekrutan yang sangat
ketat. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, kualitas guru masih jauh lebih
rendah namun sekarang ini sedang digalakkan program-program untuk
peningkatan kualitas guru. Program terbaru dari pemerintah ialah, adanya
program PPG untuk mendapatkan sertifikat mengajar bagi guru. Kesejahteraan
guru Finlandia juga jauh diatas Indonesia jika dilihat dari jumlah gaji yang
diterima.
xxi
pentingnya belajar
melalui melakukan
dan menempatkan
penekanan khusus
pada kerja kelompok,
kreativitas, dan
kemampuan
memecahkan masalah.
xxii
- MTK Maka jika anda melihat ada
- IPA tiga kata yang dipakai disini
- IPS yaitu examine, understand, &
- PJOK
- Seni Budaya
Untuk jenjang SMA
Mata Pelajaran Wajib
(Kelompok A)
- Pendidikan Agama
- Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
- Matematika
- Sejarah
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
Mata Pelajaran Wajib
(Kelompok B)
- Seni Budaya
- Prakarya
- Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
Mata Pelajaran Pilihan
(Kelompok C) atau Peminatan
Akademik
A. Peminatan Matematika
dan Sains
- Biologi
- Fisika
- Kimia
- Matematika
xxiii
B. Peminatan Sosial
- Geografi
- Sejarah
- Sosiologi dan
Anthropologi
- Ekonomi
C. Peminatan Bahasa
- Bahasa dan Sastra
Indonesia
- Bahasa dan Sastra
Inggris
- Bahasa dan Sastra Arab
- Bahasa dan Sastra
Mandarin
Jam Belajar Untuk jenjang SD Rata – rata 30 jam per minggu
- 36 jam pelajaran
perminggu (35 menit/jam
pelajaran)
Untuk jenjang SMP
- 38 jam pelajaran per
minggu (40 menit/ jam
pelajaran)
Untuk jenjang SMA
- 44 jam pelajaran per
minggu (45 menit/jam
pelanaran)
Untuk proses pembelajaran, pada intinya sama yaitu berfokus pada peserta
didik. Namun pada kenyataannya di Indonesia masih banyak pembelajaran
yang berfokus pada guru. Jumlah mata pelajaran yang dipelajari di Indonesia
lebih banyak daripada di Finlandia. Lagi-lagi Indonesia masih menekankan
kuantitas daripada kualitas.
xxiv
3.1.5 Evaluasi Pendidikan
Aspek Indonesia Finlandia
UAN Adanya Ujian Akhir Nasional Tidak ada ujian nasional untuk
yang digunakan untuk menentukan kelulusan,
menentukan kelulusan siswa
SD, SMP, dan SMA. Tetapi
bukan menjadi acuan satu-
satunya yntuk menentukan oleh
nilai ujian akhir sekolah a=dan
nilai rapor.
Ujian Seleksi Nasional Masuk Ujian Nasional Matrikulas,
masuk Perguruan Tinggi: untuk menentukan kualifikasi
Universitas Untuk perguruan tinggi negeri masuk perguruan tinggi, ujian
- SBMPTN ini bersifat sukarela.
Jalur Undangan dan Kompetinsi yang diukur:
Jalur Tertulis bidang bahasa ibu merea, tetapi
- Seleksi Mandiri dari dapat memilih tiga mata
universitas yang pelajaran lain dari kelompok
bersangkutan. berikut: bahasa kedua nasional,
Untuk perguruan tinggi swasta bahasa asing, matematika, atau
menggunakan Seleksi Mandiri studi umum yang meliputi ilmu
dari universitas yang dan humaniora. Untuk bahasa
bersangkutan. dan matematika, ada dua
tingkat ujuan yaitu dasar dan
lanjutan
Rangking Adanya sistem peringkat Tidak mengenal istilah
didalam kelas maupun di kompetisi atau peringkat. Tidak
sekolah, sehingga menciptakan ada sekolah terbaik, siswa
adanya sekolah terbaik, siswa terbaik, dsb.
xxv
terbaik, dsb.
Sistem Ujian kenaikan kelas yang Tidak ada ujian kenaikan kelas.
kenaikan dilakukan setiap tahun pada Menggunakan sistem automatic
kelas setiap jenjang pendidikan. promotion siswa secara
otomatis naik kelas.
Sistem Sistem penilaian menggunakan Sistem penilaian dilakukan
Penilaian penilaian dengan acuan KKM. untuk mengukur
KKM merupakan batas kriteria progress /kemajuan siswa
ketuntasan minimal yang harus dalam belajar. Sistem penilaian
dicapai siswa untukdapat ini digunakan untuk mengukur
dikategorikan lulus. Apabila tingkat pencapaian belajar
terdapat siswa yang belum sesuai dengan tahap
memenuhi KKM, dilakukan perkembangannya. Jadi proses
pembelajaran remedial. penilaian di Finlandia mengacu
pada diri siswa sendiri. Setiap
pelajar diberi otonomi khusus
untuk menentukan jadwal
ujiannya untuk mata pelajaran
yang menurutnya sudah dia
kuasai
xxvi
BAB IV METODE PENELITIAN
xxvii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Terdapat faktor yang dapat menentukan kualitas mutu pendidikan, di dalam
peningkatan mutu tersebut diperlukan strategi atau kebijakan tertentu.
Kebijakan atau strategi yang dapat dikembangkan berupa: (i) Perbaikan
kualitas pendidikan yang dilakukan secara terus menerus, (ii) Menetapkan
standar mutu pendidikan, (iii) Perubahan kultur (change of culture), (iv)
Mempertahankan dan menjaga relasi terhadap pelanggan. Dari strategi tesebut,
diharapkan kualitas mutu pendidikan yang menjadi cita-cita bangsa indonesia
bukan lagi menjadi suatu keniscayaan.
Indonesia sebagai negara berkembang dirasa perlu untuk mengadopsi sistem
pendidikan yang sudah berhasil diimplementasikan di negara lain. Saat ini
salah salah satu negara yang dapat dijadikan acuan di bidang pendidikan antara
lain Finlandia. Titik berat keberhasilan pendidikan di negara Finlandia adalah
kebijakan yang diterapkan kepada tenaga pendidik.
Beberapa upaya telah dilakukan program-program dalam peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia, namun ada baiknya untuk mengadopsi kebijakan atau
program yang sudah maju kualitas pendidikannya.
Pada Tahun 2017 Indonesia menerapkan sebuah sistem terkait hari sekolah,
yakni sistem full day school. Sistem tersebut mendapat berbagai tanggapan
yang beragam dari masyarakat. Hal ini disebabkan oleh Karakteristik orang tua
siswa yang amat beragam. Terdapat beberapa aspek yang dapat
diimplementasikan dari kebijakan pendidikan yang ada di Finlandia ke
Indonesia. Melalui peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia diharapakan
mampu melahirkan generasi penerus yang dapat bersaing pada dunia
internasional.
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
xxix
BAB III (METODE PENELITIAN, SILAHKAN BACA BUKU
PEDOMANNYA)
xxx