Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAK MENDAPAT PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

RAHMAT REZA ALHASNI

( XII IPA 2 )

( Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Pelajaran PKN)

GURU PENGAJAR : WARNI HULUKATI ,M.Pd


TAHUN AJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah singkat ini
adalah ”hak mendapat pendidikan”

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu warni hulukati
selaku guru pengajar yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah ini. Selain
itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan makalah singkat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah singkat
ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Gorontalo,18 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1. Latar belakang...........................................................................................................4-5
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3. Tujuan.................................................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 bagaimana implementasi kurikulum merdeka belajar.....................................................6-8
2.2 Apa kendala kurikulum merdeka belajar.......................................................................9-10
2.3 Upaya apa yang di lakukan terhadap kendala kurikulum merdeka …………………11-12
PENUTUP....................................................................................................................................13
Kesimpulan..............................................................................................................................13
Saran…………………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia, karenanya setiap warga negara
Indonesia berhak memperoleh pendidikan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya
tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Negara
Indonesia telah memiliki berbagai instrumen hukum untuk mendukung hak anak atas
pendidikan. Mulai dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28C, pasal 28E, pasal 31 dan pasal
34. Lalu, ada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, maupun Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak (Sholeh dkk,2016:2). Perlindungan anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat sesuai dengan
kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari diskriminasi. Namun dalam perkembangannya,
banyak anak-anak yang menjadi korban tindakan kekerasan, eksploitasi dan penganiayaan, baik
di rumah, sekolah, madrasah, maupun di pesantren. Sehingga, banyak anak yang tidak lagi
merasa aman dan nyaman untuk bermain dan belajar karena selalu berada dalam tekanan dan
ancaman (Sholeh dkk,2016:5). Dalam upaya perlindungan anak dan untuk mengurangi tindakan
kekerasan terhadap anak, terutama di dunia pendidikan, maka diwujudkan program
“Pendidikan Ramaha Anak” sebagai langkah nyata mencegah berbagai bentuk kekerasan pada
peserta didik melalui pola asuh dan proses pembelajaran yang menghargai, melindungi, dan
memenuhi hak-hak anak dengan menghidupkan lingkungan pendidikan yang ramah anak dan
senantiasa mengarusutamakan prinsip perlindungan anak. Pendidikan ramah anak (PRA) dapat
dimaknai sebagai suatu satuan lembaga pendidikan yang dapat memfasilitasi dan
memberdayakan potensi anak. Untuk memberdayakan potensi anak di satuan lembaga
pendidikan tentunya harus memprogramkan segala sesuatunya yang menyebabkan potensi anak
bisa tumbuh dan berkembang, berpartisipasi dan terlindungi dari tindak kekerasan dan
diskriminasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Sholeh dkk,2016:6) bahwa dalam
memberdayakan potensi anak maka sekolah harus menerapkan program-program yang
memadai, sekolah juga harus menciptakan lingkungan yang kondusif dan edukatif. Dengan
demikian anak bukan lagi sebagai obyek dalam pendidikan namun sebagai subyek, anak bebas
berkreasi dalam belajar dengan suasana pendidikan yang penuh kasih sayang, sebab hubungan
yang terjalin dengan rasa cinta dan kasih sayang antara anak dengan guru, orang tua, maupun
teman sebayanya sangat berpengaruh dalam perkembangan dan pembentukan karakter anak
yang baik, karena semua yang dialami oleh anak di sekolah merupakan bekal yang akan ditiru
dan dilakukan oleh anak di masa depannya. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau
moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus, yang menjadi
pendorong dan penggerak, serta membedakannya dengan individu lain (Wiyani,2013:25).
Pendidikan karakter merupakan upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang Pendidikan
karakter merupakan upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan
nilai-nilai kepada para siswanya (Samani dkk,2013:44). Menurut Ratna (2012:43) pendidikan
karakter adalah sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Menurut Samani (2012:44) pendidikan karakter
juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang mula (good
character) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan
pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dalam
hubungannya dengan Tuhannya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah tentang hak medapat Pendidikan adalah
1. Bagaimana implementasi kurikulum merdeka belajar?
2. Apa kendala dari kurikulum merdeka belajar?
3. Upaya apa yang di lakukan terhadap kendala kurikulum merdeka belajar?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang hak mendapat Pendidikan Untuk
mengetahui
1. Mengetahui implementasi kurikulum merdeka belajar
2. Mengetahui kendala dari kurikulum merdeka belajar
3. Mengetahui upaya yang di lakukan terhadap kendala kurikulum merdeka
belajar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bagaimana implementasi kurikulum merdeka belajar

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.


Pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami
konsep dan memperkuat kompetensinya. Melalui kurikulum ini, guru dapat memilih perangkat
ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat masing-masing peserta didik.

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka belajar


1. Perencanaan:
- Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan
- Perancangan alur tujuan pembelajaran
- Perencanaan pembelajaran serta asesmen
- Pemanfaatan dan pengembangan perangkat ajar
- Perencanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

2. Pelaksanaan pembelajaran:
- Penerapan proyek penguatan profil pelajar Pancasila
- Penerapan pembelajaran yang fokus kepada siswa
- Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran
- Pembelajaran yang sesuai tahap belajar murid jenjang dasar dan menengah
- Kolaborasi antarguru untuk kepentingan kurikulum dan pembelajaran
- Kolaborasi bersama orang tua atau keluarga dalam pembelajaran
- Kolaborasi dengan masyarakat atau komunitas atau juga industri
- Refleksi, evaluasi, serta peningkatan kualitas penerapan kurikulum.

Kekhususan Implementasi Kurikulum Merdeka untuk Tiap Jenjang


1. SMA
- Pendampingan bakat dan minat
- Pemilihan mata pelajaran untuk peserta didik kelas XI dan XII.
2. SMK
- Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki kemampuan manajerial
berbasis industri
- Keselarasan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja
- Penegasan peran guru BK saat pemilihan jurusan
- Penguatan pengetahuan vokasional.

Pendidikan khusus
- Penilaian pembelajaran
- Kolaborasi bersama orang tua atau keluarga dan masyarakat atau industri.

Seperti dipaparkan sebelumnya, satuan pendidikan yang telah mendaftar jalur mandiri
bisa menjalankan IKM pada ajaran baru 2022/2023. Sekolah-sekolah tersebut juga
terbagi ke dalam tiga kategori berdasarkan kondisi masing-masing, yaitu:

 Mandiri Belajar: satuan pendidikan mengaplikasikan beberapa bagian atau prinsip


Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan di satuan
PAUD, kelas 1, kelas 7, dan kelas 10.

 Mandiri Berubah: satuan pendidikan bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka


dengan perangkat ajar yang sudah disediakan untuk satuan PAUD, kelas 1, kelas 7, dan
kelas 10.

 Mandiri Berbagi: satuan pendidikan sudah bisa mengembangkan sendiri perangkat


ajarnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Demikian tahapan implementasi Kurikulum Merdeka dan beberapa kategori sekolah


yang mengikuti IKM jalur mandiri. Kepala BSKAP Anindito Aditomo pun mengatakan
para sekolah yang masih menerapkan struktur kurikulum lama tetap bisa menerapkan
prinsip kurikulum ini selama satu tahun ke depan.

Panduan penerapannya bisa didapat dari modul Merdeka Mengajar yang dapat diakses
dengan akun belajar.id. Guru juga bisa mendapat pedoman menjalankan Kurikulum
Merdeka di https://kurikulum.kemdikbud.go.id.

"Sekolah yang ingin menerapkan menggunakan buku teksnya misalnya, kemudian


melakukan asesmen diagnostik untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat kemampuan murid, itu boleh dilakukan meskipun masih menggunakan struktur
Kurikulum 2013," kata dia dalam Silaturahmi Merdeka Belajar bertema Meluruskan
Miskonsepsi Implementasi Kurikulum Merdeka belajar
Implementasi atau penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan
beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala
sekolah, dan dinas pendidikan.

1. Penyediaan Perangkat ajar: buku teks dan bahan ajar pendukung


o Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum
operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila
disediakan melalui platform digital bagi guru. Sekolah dapat melakukan pengadaan buku
teks secara mandiri dengan BOS reguler atas dukungan Pemda dan yayasan
o Buku cetak dapat dibeli menggunakan Dana BOS melalui SIPLah atau cetak mandiri

2. Pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan pemda
o Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi digital
o Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya,
melalui pengimbasan dari Sekolah Penggerak
o Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang dapat
diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk)
o Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi
Kurikulum Merdeka, baik di sekolah maupun di komunitasnya

3. Jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru


o Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru
o Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum
2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut

Pendapat saya: menurut pendapat saya kurikulum merdeka belajar membuat


pembelajaran tidak membosankan dan semakin asik karena pemebelajaran berfokus
pada siswa sehingga siswa merasa bosan dan penat pada pembelajran yang monoton
yakni hanya duduk dan menulis di dalam kelas,kurikulum ini membuat siswa lebih bisa
mengekspresikan diri sendiri dengan pembelajaran disekolah sehingga pembelajaran
menjadi menarik dan lebih beragam,terlebih lagi terjalin komunikasi antara guru dan
siswa yang membuat pembelajaran semakin berwarna dan tidak
membosankan,pemerintah juga menyediakan perangkat ajar yang dapat digunakan oleh
guru dan siswa dengan leluasa sehingga mempermudah proses belajar mengajar.
2.2 Apa kendala dari kurikulum merdeka belajar

Di antara tantangan yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah:


1. Kesiapan pendidik
Keleluasaan bisa menjadi tantangan ketika pendidik belum siap dengan keleluasaan yang
diberikan. Selama ini, pendidik cenderung mengajar dengan pendekatan seragam, menilai
kemampuan dan capaian peserta didik dengan satu ukuran yang sama. Di Kurikulum Merdeka,
mindset dan kebiasaan tersebut diubah. Guru dituntut menjadi mentor dan fasilitator bagi
keragaman siswa, mendiagnosa potensi siswa, serta memberi pembelajaran yang sesuai tingkat
pemahaman dan capaian masing-masing. Guru mesti bisa membuat anak menjadi pembelajar
aktif yang mandiri. Melihat tantangan tersebut, sangat penting bagi Kemdikbudristek terus
memberi bekal dan pelatihan bagi pendidik agar mampu mengimplementasikan kurikulum
Merdeka dengan baik. Keleluasaan guru dan sekolah dalam Kurikulum Merdeka bukan berarti
lepas dari tanggung jawab meningkatkan mutu pendidikan.

2. kesiapan anak didik dan orang tua


Tak hanya pendidik, ketidaksiapan anak dalam Kurikulum Merdeka juga bisa menjadi
tantangan. Keleluasaan dalam memilih apa yang akan dipelajari, harus tetap mendapatkan
bimbingan dan support yang positif, baik dari pendidik maupun orang tua. Bimbingan di sini
bukan berarti “menyetir” atau bahkan menekan, namun bagaimana memandu dan mendorong
agar potensi dan kreativitas anak didik bisa tergali, terasah, dan berkembang optimal.

3. Kurangnya literasi
Kebijakan-kebijakan tersebut, diharapkan penerapan Kurikulum Merdeka dapat benar-benar
berjalan seperti yang diinginkan. Namun kenyataannya masih banyak guru terkendala dalam
menerapkan Kurikulum Merdeka. Kendala tersebut dapat berasal dari dalam diri guru yang
bersangkutan maupun dari luar. Berbagai kendala tersebut di antaranya terkait dengan literasi,
referensi, akses digital, kompetensi guru, dan pengelolaan waktu. Diketahui bahwa beberapa
guru masih mengandalkan  buku paket, baik buku siswa maupun buku guru sebagai satu-
satunya sumber belajar. Sedangkan sumber belajar lainnya dianggap tidak penting. Hal ini yang
membuat guru kurang melakukan aktivitas untuk meningkatkan literasi. Padahal kegiatan
membaca sebenarnya bukan hanya semata-mata ditujukan kepada peserta didik. Guru pun harus
aktif melakukan literasi. Apapun mata pelajaran yang diampu, kegiatan literasi bagi guru
bukanlah sesuatu yang istimewa. Sebagai pendidik, melakukan kegiatan literasi adalah sebuah
keharusan. Guru dituntut untuk selalu update dengan perkembangan zaman.  Mau tidak mau,
suka tidak suka, guru harus rajin membaca, khususnya terkait dengan  materi yang diajarkan
kepada  peserta didik. 
Kurangnya literasi terkadang  dibarengi dengan minimnya referensi. Masih adanya buku teks
untuk peserta didik  maupun guru yang saat ini diterbitkan oleh pusat perbukuan dinilai
kualitasnya belum seperti yang diharapkan. Kasus  penarikan salah satu buku Kurikulum
Merdeka yang sudah beredar dengan format elektronik  menunjukkan buku tersebut  dianggap
belum bisa memberikan  referensi yang dapat membantu  guru dalam memperoleh rujukan
terkait  bagaimana memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik secara efektif.
Keterbatasan guru dalam memperoleh referensi pelaksanaan merdeka  belajar dapat menjadi 
kendala guru untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Sulitnya akses digital atau internet juga menjadi kendala guru menerapkan Kurikulum
Merdeka. Jaringan internet yang tidak stabil akan menyulitkan  guru mengakses materi yang
menjadi sumber belajar. Bahkan beberapa sekolah masih ada yang  belum memiliki fasilitas
digital dan internet yang memadai. 
Di era digital seperti sekarang sekolah harus berpacu untuk melaksanakan pembelajaran
berbasis digital.  Beberapa sekolah yang sudah melaksanakan sistem ini mengharuskan  guru
dalam  proses pembelajaran untuk selalu terkoneksi dengan jaringan internet. Di sisi lain,
sekolah memang sudah menyediakan fasilitas internet. Namun sejumlah guru terkadang masih
menemui kesulitan dalam akses teknologi. Aspek yang tidak kalah pentingnya adalah
kompetensi guru yang belum memadai. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
disebutkan bahwa kompetensi guru terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi  pedagogik,
kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Keempat  kompetensi tersebut merupakan
standar kompetensi yang wajib dimiliki guru agar mereka dapat mentransfer ilmunya kepada
peserta didik dengan benar. Dalam praktiknya, tidak semua guru menguasai berbagai aspek
yang terdapat dalam keempat kompetensi guru.  Salah satunya dalam penguasaan kompetensi
profesional, masih ada guru yang belum mampu memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses pembelajaran  dan pengembangan diri.  Mereka mengalami kesulitan
menggunakan program Microsoft Word dan aplikasi lainnya yang semuanya itu sebenarnya
dapat membantu guru dalam proses pembelajaran.
Di luar tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru juga diminta aktif di berbagai
kegiatan sekolah. Keadaan ini membuat guru  harus pandai mengelola waktu dengan baik. 
Namun belum semua guru mampu mengatur waktunya untuk kegiatan yang ada. Apalagi jika
secara tiba-tiba guru dihadapkan pada persoalan lain yang tidak terkait dengan pembelajaran
dan sekolah. 

Pendapat saya: Kesuksesan Implementasi Kurikulum Merdeka bergantung pada


kesiapan guru, anak didik, kepala sekolah, dan seluruh stake holder terkait. Semua mesti
paham peranan masing-masing dan bersinergi untuk menciptakan suatu perubahan
positif demi meningkatkan kualitas pendidikan.

2.3 Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala permasalahan


1. Mempersiapkan pendidik
Pendidik yang akan mendidik untuk kurikulum ini harus benar benar disiapkan agar penerapan
kurikulum ini bisa berhasil,pendidik harus benar benar paham dan mengertu maksud tujuan
serta pengertian dari kurikulum yang sedang dijalankan,pendidik juga harus dapat membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran

2. Dukungan orang tua dan kemauan siswa sendiri


Dukungan dari pihak orang tua sangat berdampak bagi siswa itu sendiri,orang tua sebagai
pendorong dengan memberikan motivasi serta fasilitas agar anak bisa dengan lancar mengikuti
pembelajaran,minat dan bakat serta kemauan anak itu sendiri pun harus diperhatikan karena
siswa itu sendiri yang akan menjalani pembelajaran disekolah

3. - Memperbanyak literasi
Solusi minimnya wawasan mengenai kurikulum merdeka adalah dengan cara searching
berbagai macam informasi baik di media sosial maupun melalui internet. Sumber yang aktual
dan terpercaya, tidak copy paste, dan biasakan menulis referensi. Perluas komunitas para pegiat
literasi untuk menyerap informasi lebih cepat dan detail. Telaah dan lakukan library reseach
lalu tuangkan dalam bentuk tulisan agar ilmu yang sedikit bisa menjadi wawasan bagi mereka
yang membutuhkan sehingga nilai manfaat akan jauh lebih efektif dan efisien.

- Akses Pembelajaran
Lembaga pendidikan hendaknya memfasilitasi warga belajar yang memiliki keterbatasan dalam
menjangkau akses digital dan jaringan internet untuk mempermudah guru dalam
mengembangkan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pembelajaran. Metode
pembelajaran tatap muka maupun daring keduanya membutuhkan jaringan yang kuat untuk
mewujudkan dan memerangi kendala yang selama ini dihadapi oleh guru. Kesulitan yang
dihadapi oleh peserta didik pun akan menjadi jalan keluar yang efektif ketika sekolah
menyediakan fasilitas lengkap bagi guru maupun peserta didik.

- Manajemen waktu
Guru merdeka mampu belajar dalam waktu yang cukup untuk menghadapi sebuah perubahan.
Kemampuan yang optimal ketika bergerak dan mencari cara yang inovatif dalam pembelajaran.
Tugas dan tanggung jawab guru akan terasa ringan saat guru mampu mengatur waktunya sebaik
mungkin terutama dengan kesibukan atau masalah lain yang sedang dihadapi. Manajemen
waktu adalah salah satu kunci utama bagi guru dalam memecahkan masalah trasformasi
kurikulum merdeka.

- Menguasai keterampilan tertentu


Meningkatkan kualitas pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki guru akan mempermudah
jalan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Menguasai dan menerapkan keterampilan dasar
sesuai dengan kebutuhan di era digital seperti Ms. Word, pdf, ppt,exel memiliki email, menulis
di media digital, trasformasi administrasi digital, dan lain sebagainya. Guru sebagai ujung
tombak terdepan dari berbagai perubahan tersebut maka harus siap mengambil berbagai supaya
dan berani belajar atau mencoba sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan zaman. Guru
yang mampu beradaptasi dengan cepat akan mampu menyiapkan peserta didik menjawab
tantangan di masa yang akan datang.

Pendapat saya: Untuk mengatasi semua masalah di atas agar dapat menerapkan
Kurikulum Merdeka dengan baik, guru dituntut meningkatkan literasi bacaannya,
memperbanyak referensi, dan meningkatkan kualitas kompetensi guru, serta mampu
mengelola waktunya dengan baik. Guru juga harus memiliki kemudahan mengakses
digital dan internet. Dukungan dari orang tua serta kerja sama dari siswa itu sendiri juga
harus diperhatikan. Jika semua upaya tersebut ditempuh, diharapkan dapat menjadi
solusi guru menghadapi berbagai kendala dalam  menerapkan Kurikulum Merdeka.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan: Dengan ditetapkannya program ini tentu pemerintah memiliki tujuan yakni
mempermudah dan membantu Pendidikan diindonesia agar lebih maju dan lebih baik lagi
sebelumnya sehingga program ini harus dijalankan dengan sebaik baiknya oleh pihak sekolah
dan tentukan harus dengan dukungan penuh dari pihak pemerintah,siswa dan orang tua

Saran: Kita sebagai manusia biasa tentu memiliki kekurangan pemerintah juga sebagai
manusia tentu memiliki kekurangan dalam membuat kurikulum ini,tentunya karena program ini
merupakan hal baru akan terdapat kekurangan dan kendala dalam pelaksanaanya,setiap
permasalahan yang ada pasti ada solusi dan cara penyelesaian nya begitu pula dengan kendala
kendala yang dihadapi dalam penetapan program sekolah penggerak,sehingga yang bisa
dilakukan saat ini adalah meminimalisisir adanya masalah baru dan menemukan solusi yang
tepat untuk menyelesaikan kendala kendala yang ada

DAFTAR PUSTAKA

https://yoursay.suara.com/kolom/2022/08/08/113517/implementasi-kurikulum-merdeka-
tantangan-dan-solusi
https://naikpangkat.com/kendala-kami-para-guru-menerapkan-kurikulum-merdeka/
https://retizen.republika.co.id/posts/154281/solusi-menghadapi-kendala-kurikulum-merdeka
https://www.ojs.unwaha.ac.id/index.php/joems/article/view/338
https://nasional.tempo.co/read/1560429/apa-itu-merdeka-belajar-tersebab-survei-jebloknya-
matematika-dan-literasi-siswa

Anda mungkin juga menyukai