MAKALAH
Diajukan sebagai pemenuhan nilai dalam mata kuliah Kajian Teknologi dan Vokasi
yang diampu oleh Dr. Inu Hardi Kusumah, S.T., M.Pd
Disusun Oleh
Puji serta syukur mari kita sama-sama ucakapkan kepada tuhan semesta alam ,
maha dari segala maha, Allah S.W.T. atas berkah rahmat dan kasih sayangnya kita
masih bisa merasakan nikmatnya sehat, namun yang terutama adalah nikmat iman
dan islam. Begitu juga nikmatnya kita masih bisa hidup hingga saat ini dengan
penuh keberkahan. Dalam kesempatan kali ini penulis membawakan sebuah tema
dengan judul Sistem Pendidikan di Filiphina
Ucapan terimakasih tak lupa penulis haturkan kepada seluruh pihak yang
bersedia sebagai perantara tersusun nya penulisan ini, baik dari pihak Dosen dan
seluruh rekan-rekan, instansi yang telah mendukung. Tentu tidak dapat penulis
sebut satu persatu
Penulis menyadari betul bahwa penulisan makalah ini sangat jauh dari kata
baik bahakan dari kata sempurna, namun dari itu semoga apa yang tertuang dalam
makalah ini dapat diambil manfaatnya bagi pembaca sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pengembangan teori itu sendiri. Tetapi untuk kepentingan kebijakan nasional,
seyogyanya pendidikan dapat dirumuskan secara jelas dan mudah dipahami
oleh semua pihak yang terkait dengan pendidikan, sehingga setiap orang dapat
mengimplementasikan secara tepat dan benar dalam setiap praktik pendidikan.
Oleh karena itu, pemakalah bermaksud membahas mengenai
pendidikan di Filipina untuk mengetahui bagaimana negara Filipina
menyiapkan pendidikan bagi penduduknya dan mengetahui bagaimana
struktur pendidikan Filipina, mengetahui bagaimana kurikulum dan guru di
Filipina. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana negara Filipina mampu
mengiringi kemajuan dan perkembangan IPTEK saat era globalisasi ini. Dan
diharapkan dari penulisan makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para
pembaca untuk meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan di negara
Indonesia yang tercinta ini.
1.3 Tujuan
1. Memahami Sistem Pendidikan
2. Memahami Bagaimana Sistem Pendidikan di Filipina
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan Sistem Pendidikan di Filipina
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kerjasama antar pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan, digairahkan, dan
diarahkan oleh nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh mereka. Unsur-
unsur suatu Sistem Pendidikan terdiri dari unsur organik dan unsur anorganik
seperti dana, sarana, dan alat-alat pendidikan lainnya dimana antara unsur-
unsur dan nilai-nilai yang ada dalam sistem pendidikan tidak bisa
terpisahkan dan harus saling menyatu.6
4
Sedangkan J.W Getzel dan E.G Guba menyatakan bahwa pada
umumnya sistem sosial mempunyai ciri-ciri sebgai berikut:
a. Terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain.
b. Berorientasi kepada tujuan yang ditetapkan.
c. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan dan tata tertib berbagai
kegiatan an sebagainya.
Dengan adanya uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ciri- ciri sistem merupakan bagian-bagian yang tidak bisa dipisahkan
dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain, maka jika kita
dapat memahami dan menerapkan ciri-ciri sistem kedalam pendidikan
dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula bagi pendidikan.
5
meliputi : 1) tujuan, 2) pendidik, 3) siswa, 4) isi/materi, 5) metode, dan 6)
situasi lingkungan. Noeng Muhadjir mengungkapkan bahwa komponen-
komponen pendidikan meliputi: 1) tujuan, 2) subyek didik, 3) pendidik, 4)
lingkungan.
Sejalan dengan penelitian di atas, Aminuddin Rasyad berpendapat
bahwa “unsur-unsur esensial pendidikan adalah 1) materi pendidikan, 2)
siswa dan pendidik 3) tujuan pendidikan, 4) cara-cara mendidik 5) alat
pendidikan, 6) lingkungan pendidikan, 7) evaluasi pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang komponen-komponen
pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen
pendidikan yang digunakan dalam acuan pendidikan yaitu: 1) tujuan, 2)
siswa, 3) pendidik, 4) isi/materi, 5) situasi lingkungan dan 6) alat
pendidikan.
a. Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam
akifitas pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-
komponen pendidikan yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman
kepada tujuan, sehingga efektifitas proses pendidikannya selalu diukur
apakah dapat mencapai tujuan atau tidak.
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan.
Sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan
menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa sesat atau salah langkah.
Oleh karena itu perumusan tujuan dengan jelas dan
tegas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan perenungan filosofis.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf
Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang
bertakwa (muttaqin). Adapun manusia yang bertakwa itu adalah yang:
1) Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghairu mahdah.
6
2) Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat,
bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
3) Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan
terampil untuk memasuki teknostruktur masyarakatnya.
4) Mengembangkan tenaga ahli dibidang ilmu agama Islam
Urain tentang tujuan di atas menunjukkan bahwa tanpa adanya tujuan
yang jelas maka hasil yang didapat tentu tidak akan baik.
b. Komponen Siswa
Siswa/ peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang ada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis,
pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta
didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.
Syamsul Nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik:
1) Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki
dunianya sendiri.
7
pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan.
Dalam proses pendidikan peserta didik di samping sebagai objek juga
sebagai subjek. Oleh karena itu agar seorang pendidik berhasil dalam
proses pendidikan, maka ia harus memahami peserta didik dengan segala
karakteristiknya.
c. Komponen Pendidik
Pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkahlaku peserta didik. Terdapat dua kategori
pendidik yaitu pendidik menurut kodrat (orang tua) dan pendidik menurut
jabatan (guru).
Abudin Nata menjelaskan bahwa “dari komponen-komponen
pendidikan, guru merupakan komponen pendidikan terpenting, terutama
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan mutu pendidikan.”
Sedangkan tugas guru (pendidik) yang utama, menurut Imam al-
Ghazali adalah “menyempurnakan, membersihkan dan menyucikan
serta membawa hati manusia untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.”
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab
dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab
dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru mampu
memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan
siswa.
Dalam lembaga pendidikan formal seorang pendidik dikatakan baik
jika memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Mustaqim dalam Psikologi pendidikan, ada tiga bagian
utama kompetensi yang harus dikuasai seorang guru untuk dapat mengajar
dengan baik, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan materi
8
ajar, dan kompetensi cara mengajar.
Penguasaan materi pelajaran diperlukan agar peserta didik dibimbing
untuk mampu menguasai penyampaian informasi dalam bentuk ilmu
pengetahuan dapat dilakukan dengan baik. Kompetensi cara mengajar
sangat dibutuhkan agar guru terampil dalam perencanaan pembelajaran,
merancang strategi pembelajaran yang tepat, mampu melaksanakan dengan
baik, dan mengevaluasinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, menurut peraturan Pemerintah No 19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa guru wajib
memiliki empat kompetensi, yaitu 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi
profesional, 3) kompetensi kepribadian, 4) kompetensi sosial. Kometensi
kepribadian penting dikuasai seorang guru karena
9
tersebut madrasah diniyah yang berada di pesantren salaf menyebutnya
dengan materi pelajaran.
Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupun
secara luas. Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di
madrasah atau perguruan tinggi.
Dari pengertian kurikulum secara sempit menurut Supiana adalah
sejumlah materi/isi pelajaran. Materi/isi pendidikan adalah segala
sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Secara lebih luas Nurdin dan Basyirudin mengartikan kurikulum
tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu:
kurikulum diartikan merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan madrasah
dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai
suatu tujuan, termasuk di dalamnya kegiatan pembelajaran, mengatur
strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program pengembangan
pembelajaran dan sebagainya.
10
dan jenjang lembaga pendidikan di Indonesia. Dengan demikian kurikulum
merupakan rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran yang terwujud
dokumen tertulis dan sekaligus sebagai pedoman penyelenggaraan kegiata
pembelajaran.
11
Iklim lingkungan kelas yang kondusif merupakan faktor pendorong
yang dapat memberikan daya tarik bagi proses pembelajaran. Iklim belajar
yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan
aktivitas serta kreativitas peserta didik. Lingkungan kelas yang kondusif,
nyaman, menyenangkan, bersih, dan rapi berperan penting dalam
menunjang efektifitas pembelajaran.
12
Dengan adanya uraian komponen-komponen pendidikan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa memerhatikan komponen- komponen
dalam pendidikan adalah sangat penting dilakukan karena adanya
hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu sistem,
sebagai suatu sistem tentunya setiap komponen memberikan sumbangan
bagi keberhasilan pengajaran sesuai dengan fungsi masing-masing.
Ada tiga aspek dalam evaluasi yaitu: 1) kegiatan evaluasi merupakan proses
yang sistematis. Yaitu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya kegiatan akhir, melainkan
kegiatan yang dilakukan pada permulaan selama program berlangsung dan
pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.
2) di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi dan data
yang menyangkut obyek yang sedang dievaluasi. 3) setiap kegiatan evaluasi
pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak
dicapai.
Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data objektif yang
13
menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan. Hasil evaluasi digunakan oleh guru-guru dan pengawas pendidikan
untuk menilai keefektifan pengalaman pembelajaran, kegiatan-kegiatan
belajar dan metode-metode pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli yang meneliti tentang evaluasi
pendidikan pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Pengertian
evaluasi pendikikan adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif
keputusan pendidikan.
1. Pra pendidikan
14
Pra-pendidikan dasar disediakan untuk anak berusia 3-5 tahun.
Programyang ditawarkan beragam seperti Nursery (Pendidikan Anak Usia
Dini) untuk anak usia 3-4 tahun, kindergarten (TK) untuk usia 4-5 tahun, dan
SekolahPersiapan SD untuk usia 5-6 tahun.
2. Pendidikan dasar
3. Pendidikan menegah
15
National Achievement Test Sekunder (NSAT) yang dikelola
olehDepartemen Pendidikan adalah ujian di akhir tahun ke-4 sekolah
menengah,namun kemudian ditiadakan. Kini setiap sekolah publik atau
swastamenyelenggarakan sendiri ujian masuk pendidikan di Perguruan Tinggi
(CollegeEntrance Examinations, CEE).Setelah menyelesaikan pendidikan
menengah, siswa dapat memilih untuk mengambil Pelatihan Kejuruan 2 atau 3
tahun atau melanjutkan ke PerguruanTinggi (Universitas)
5. Pendidikan tinggi
16
mengkoordinasikan program-program lembaga-lembaga pendidikan tinggi
dan menerapkan kebijakandan standar.
17
yang meniru sistem sekolah Amerika Serikat dan dikelola oleh Departemen
baru didirikan Instruksi.
18
B. Pada sekolah dasar, diwajibkan dan disediakan gratis di sekolah-sekolah
umum. Juga pada pendidikan menengah, disediakan gratis.
C. Bahasa pengantarnya ialah bahasa Inggris.
D. Pada sekolah menengah, kurikulumnya bersifat terkotak (setiap tingkat
terfokus pada tema atau isi tertentu).
E. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih untuk
mengambil Pelatihan Kejuruan 2 atau 3 tahun atau melanjutkan ke
Perguruan Tinggi (Universitas).
3.1 Kesimpulan
Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur
apakah bangsa itu maju atau mundur, dengan pendidikan dapat mencetak
sumber dayamanusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan
19
skill, dan pendiidkan merupak proses mencetak generasi penerus bangsa.
Apabila outputdari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan
bagaimana dapatmencapai kemajuan.
Setiap Negara memuiki Sistem Pendidikan yang berbeda sehingga
Sistem Pendidikan di setiap Negara memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing masing. Begitu pula di negara Filipina yang di bahas di dalam
makalah ini.
3.2 Saran
Sebaiknya konsistensi sistem pendidikan harus benar-benar
diperhatikan jangan sampai praktik pergantian kurikulum dalam jangka waktu
yang pendek dengan alasan ketidakcocokan ataupun memberatkan pengajar
dan pelajar terjadi kembali, Sehingga para pengajar dan pelajar tidak merasa
dijadikan “kelinci percobaan” oleh pemerintah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Syahbuddin Mangandaralam, Mengenal dari dekat Filipina: Negara Tanah Air Patriot
Pujangga Jose Rizal (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1993)
21