Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PENDIDIKAN DI FILIPINA

MAKALAH

Diajukan sebagai pemenuhan nilai dalam mata kuliah Kajian Teknologi dan Vokasi
yang diampu oleh Dr. Inu Hardi Kusumah, S.T., M.Pd

Disusun Oleh

Renaldy Adiansyah 1900498


Muhammad Saddam S 1902818
Rafi noor Fauzi 1903322
Fikran Fauzul Zadi 1904878
M Vizar Muharam 1908370

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur mari kita sama-sama ucakapkan kepada tuhan semesta alam ,
maha dari segala maha, Allah S.W.T. atas berkah rahmat dan kasih sayangnya kita
masih bisa merasakan nikmatnya sehat, namun yang terutama adalah nikmat iman
dan islam. Begitu juga nikmatnya kita masih bisa hidup hingga saat ini dengan
penuh keberkahan. Dalam kesempatan kali ini penulis membawakan sebuah tema
dengan judul Sistem Pendidikan di Filiphina

Ucapan terimakasih tak lupa penulis haturkan kepada seluruh pihak yang
bersedia sebagai perantara tersusun nya penulisan ini, baik dari pihak Dosen dan
seluruh rekan-rekan, instansi yang telah mendukung. Tentu tidak dapat penulis
sebut satu persatu

Penulis menyadari betul bahwa penulisan makalah ini sangat jauh dari kata
baik bahakan dari kata sempurna, namun dari itu semoga apa yang tertuang dalam
makalah ini dapat diambil manfaatnya bagi pembaca sekalian.

Bandung, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

PEMBAHASAN............................................................................................................3

2.1 Pengertian Sistem Pendidikan.........................................................................3

2.2 Ciri-ciri Suatu Sistem......................................................................................4

2.3 Unsur-unsur dalam Sistem Pendidikan...........................................................5

2.4 Komponen-komponen Pendidikan..................................................................5

2.5 Evaluasi Pendidikan......................................................................................13

2.6 Pendidikan di Filipina...................................................................................14

2.7 Kelebihan Sistem Pendidikan Filipina..........................................................18

2.8 Kekurangan Sistem Pendidikan Filipina.......................................................19

BAB III PENUTUP.....................................................................................................19

3.1 Kesimpulan...................................................................................................19

3.2 Saran.............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan menjadi penentu dan indikator awal maju mundurnya
suatu negara. Dari Pendidikan muncul manusia yang berkualitas tinggi,
berkompeten dalam satu bidang, dan bermoral serta berakhlak baik. Oleh
karena itu, kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari dari kualitas sumber daya
manusianya. Sumber Daya Manusia (SDM) yang didefinisikan sebagai
keseluruhan orang-orang dalam organisasi yang memberikan kontribusi
terhadap jalanya organisasi, seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang
berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri
demografis, sosial maupun ekonominya yang dapatdimanfaatkan untuk
keperluan pembangunan.
Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur
apakah bangsa itu maju atau mundur, dengan pendidikan dapat mencetak
sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan
skill, dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa.
Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan
bagaimana dapat mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju,
pendidikan harus dipandang sebagai mutu pendidikan juga berpengaruh
terhadap perkembangan suatu bangsa, dan setiap negara memiliki kondisi
pendidikan yang berbeda, baik hal itu mencakup sejarah, sistem pendidikan
maupun kebijakannya
Dalam perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan
dimaknai orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-
masing dan teori yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran
pendidikan dalam konteks akademik merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan
dapat semakin memperkaya khazanah berfikir manusia dan bermanfaat untuk

1
pengembangan teori itu sendiri. Tetapi untuk kepentingan kebijakan nasional,
seyogyanya pendidikan dapat dirumuskan secara jelas dan mudah dipahami
oleh semua pihak yang terkait dengan pendidikan, sehingga setiap orang dapat
mengimplementasikan secara tepat dan benar dalam setiap praktik pendidikan.
Oleh karena itu, pemakalah bermaksud membahas mengenai
pendidikan di Filipina untuk mengetahui bagaimana negara Filipina
menyiapkan pendidikan bagi penduduknya dan mengetahui bagaimana
struktur pendidikan Filipina, mengetahui bagaimana kurikulum dan guru di
Filipina. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana negara Filipina mampu
mengiringi kemajuan dan perkembangan IPTEK saat era globalisasi ini. Dan
diharapkan dari penulisan makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para
pembaca untuk meningkatkan kualitas pendidikan pendidikan di negara
Indonesia yang tercinta ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Sistem Pendidikan?
2. Bagaimana Sistem Pendidikan di Filipina?
3. Apa kekurangan dan kelebihan Sistem Pendidikan di Filipina?

1.3 Tujuan
1. Memahami Sistem Pendidikan
2. Memahami Bagaimana Sistem Pendidikan di Filipina
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan Sistem Pendidikan di Filipina

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pendidikan

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan


kualitas proses pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui pendekatan
sistem kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi
keberhasilan suatu proses.
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti
cara, strategi. Dalam bahasa Inggris system berarti sistim, susunan, jaringan,
cara. Sistem juga diartikan sebagai suatu strategi, cara berpikir atau model
berpikir.
Menurut Wina Sanjaya, “sistem adalah satu kesatuan komponen yang
satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu
hasil yang diterapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.”
Omar Hamalik menyatakan bahwa “sistem adalah seperangkat
komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk suatu tujuan.”
Sedangkan menurut Imam Barnadib dalam bukunya Ramayulis, “sistem
adalah suatu gagasan atau prinsip yang bertautan, yang tergabung menjadi
satu keseluruhan.”
Menurut Mastuhu yang di sebutkan dalam bukunya yang berjudul
Dinamika Pesantren menjelaskan bahwa: Sistem pendidikan adalah totalitas
interaksi dari seperangkat unsur- unsur pendidikan yang bekerja sama secara
terpadu, dan saling melengkapi satu sama lain menuju tercapainya tujuan
pendidikan yang telah mencapai cita-cita bersama para pelakunya.

3
Kerjasama antar pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan, digairahkan, dan
diarahkan oleh nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh mereka. Unsur-
unsur suatu Sistem Pendidikan terdiri dari unsur organik dan unsur anorganik
seperti dana, sarana, dan alat-alat pendidikan lainnya dimana antara unsur-
unsur dan nilai-nilai yang ada dalam sistem pendidikan tidak bisa
terpisahkan dan harus saling menyatu.6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah


himpunan gagasan atau prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan dan
tergabung sehingga menjadi satu keseluruhan.
2.2 Ciri-ciri Suatu Sistem

Suatu teori sistem menurut Reja Mudyaharjo mempunyai ciri-ciri sebagai


berikut:
a. Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang
kedua.
b. Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian dalam
satu sistem.
c. Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat
dipisahkan.
d. Bagian-bagian memerankan peran mereka dalam kesatuannya untuk
mencapai tujuan dari keseluruhan.
e. Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya
diantar oleh keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagiannya.
f. Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah komplek atau sebuah
konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti sesuatu unsur tunggal
yang tidak kompleks.
Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu
dasar, dan bagian-bagian serta hubungan-hubungan; baru kemudian
terjadi secara berangsur-angsur.

4
Sedangkan J.W Getzel dan E.G Guba menyatakan bahwa pada
umumnya sistem sosial mempunyai ciri-ciri sebgai berikut:
a. Terdiri atas unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain.
b. Berorientasi kepada tujuan yang ditetapkan.
c. Didalamnya terdapat peraturan-peraturan dan tata tertib berbagai
kegiatan an sebagainya.
Dengan adanya uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ciri- ciri sistem merupakan bagian-bagian yang tidak bisa dipisahkan
dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain, maka jika kita
dapat memahami dan menerapkan ciri-ciri sistem kedalam pendidikan
dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula bagi pendidikan.

2.3 Unsur-unsur dalam Sistem Pendidikan

Ada beberapa unsur dalam pendidikan diantaranya yaitu,


a.Kegiatan pendidikan yang meliputi: pendidikan diri sendiri, pendidikan
oleh lingkungan, pendidikan oleh seseorang terhadap orang lain.
b. Binaan pendidikan, mencakup: jasmani, akal dan qalbu.
c.Tempat pendidikan, mencakup: rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
d. Komponen pendidikan, mencakup: dasar, tujuan, materi, metode,
media, evaluasi, administrasi, dana dan sebagainya.
e.Dalam melaksanakan pendidikan madrasah diniyah dengan
memerhatikan unsur-unsur di atas maka kegiatan pendidikan tersebut
akan terencana dan mencapai sasaran dengan baik.

2.4 Komponen-komponen Pendidikan

Dalam aktifitas pendidikan terdapat enam komponen pendidikan


yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi namun
komponen integrasinya terutama terletak pada pendidik dengan segala

kemampuan dan keterbatasannya. Komponen-komponen pendidikan tersebut

5
meliputi : 1) tujuan, 2) pendidik, 3) siswa, 4) isi/materi, 5) metode, dan 6)
situasi lingkungan. Noeng Muhadjir mengungkapkan bahwa komponen-
komponen pendidikan meliputi: 1) tujuan, 2) subyek didik, 3) pendidik, 4)
lingkungan.
Sejalan dengan penelitian di atas, Aminuddin Rasyad berpendapat
bahwa “unsur-unsur esensial pendidikan adalah 1) materi pendidikan, 2)
siswa dan pendidik 3) tujuan pendidikan, 4) cara-cara mendidik 5) alat
pendidikan, 6) lingkungan pendidikan, 7) evaluasi pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang komponen-komponen
pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen
pendidikan yang digunakan dalam acuan pendidikan yaitu: 1) tujuan, 2)
siswa, 3) pendidik, 4) isi/materi, 5) situasi lingkungan dan 6) alat
pendidikan.

a. Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam
akifitas pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-
komponen pendidikan yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman
kepada tujuan, sehingga efektifitas proses pendidikannya selalu diukur
apakah dapat mencapai tujuan atau tidak.
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan.
Sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan
menjadi acak-acakan, tanpa arah, bahkan bisa sesat atau salah langkah.
Oleh karena itu perumusan tujuan dengan jelas dan

tegas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan perenungan filosofis.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf
Amir Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang
bertakwa (muttaqin). Adapun manusia yang bertakwa itu adalah yang:
1) Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghairu mahdah.

6
2) Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat,
bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
3) Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan
terampil untuk memasuki teknostruktur masyarakatnya.
4) Mengembangkan tenaga ahli dibidang ilmu agama Islam
Urain tentang tujuan di atas menunjukkan bahwa tanpa adanya tujuan
yang jelas maka hasil yang didapat tentu tidak akan baik.

b. Komponen Siswa
Siswa/ peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan
jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang ada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis,
pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta
didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.
Syamsul Nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik:
1) Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki
dunianya sendiri.

2) Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.


3) Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan
individu baik disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan
dimana ia berada.
4) Peserta didik merupakan unsur utama jasmani dan rohani.
5) Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk
membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dengan demikian, maka proses pengembangan perencanaan dan desain

7
pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan.
Dalam proses pendidikan peserta didik di samping sebagai objek juga
sebagai subjek. Oleh karena itu agar seorang pendidik berhasil dalam
proses pendidikan, maka ia harus memahami peserta didik dengan segala
karakteristiknya.

c. Komponen Pendidik
Pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan
pengetahuan, sikap dan tingkahlaku peserta didik. Terdapat dua kategori
pendidik yaitu pendidik menurut kodrat (orang tua) dan pendidik menurut
jabatan (guru).
Abudin Nata menjelaskan bahwa “dari komponen-komponen
pendidikan, guru merupakan komponen pendidikan terpenting, terutama
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan mutu pendidikan.”
Sedangkan tugas guru (pendidik) yang utama, menurut Imam al-
Ghazali adalah “menyempurnakan, membersihkan dan menyucikan

serta membawa hati manusia untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.”
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab
dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab
dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru mampu
memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan
siswa.
Dalam lembaga pendidikan formal seorang pendidik dikatakan baik
jika memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Mustaqim dalam Psikologi pendidikan, ada tiga bagian
utama kompetensi yang harus dikuasai seorang guru untuk dapat mengajar
dengan baik, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan materi

8
ajar, dan kompetensi cara mengajar.
Penguasaan materi pelajaran diperlukan agar peserta didik dibimbing
untuk mampu menguasai penyampaian informasi dalam bentuk ilmu
pengetahuan dapat dilakukan dengan baik. Kompetensi cara mengajar
sangat dibutuhkan agar guru terampil dalam perencanaan pembelajaran,
merancang strategi pembelajaran yang tepat, mampu melaksanakan dengan
baik, dan mengevaluasinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, menurut peraturan Pemerintah No 19/2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa guru wajib
memiliki empat kompetensi, yaitu 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi
profesional, 3) kompetensi kepribadian, 4) kompetensi sosial. Kometensi
kepribadian penting dikuasai seorang guru karena

dengan kompetensi kepribadian inilah memungkinkan guru meramu berbagai


potensi yang dimilikinya sehingga pembelajaran menjadi efektif.

d. Komponen Materi/Isi Pendidikan (Kurikulum)


Salah satu konsep yang harus dikuasai oleh guru untuk menunjang
kompetensi adalah kurikulum. Secara etimologis, kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti
tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada
zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Membicarakan masalah kurikulum pendidikan yang dikaitkan dengan
madrasah diniyah sebenarnya merupakan sesuatu hal yang tabu dikalangan
ini terutama madrasah diniyah yang berada dikawasan pondok pesantren
salaf/tradisional.
Kata kurikulum tidak begitu populer, kalaupun yang dimaksud dengan
kurikulum adalah kegiatan baik yang berorientasi pada pengembangan
intelektual, keterampilan, maupun kegiatan-kegiatan lain. Terlepas dari hal

9
tersebut madrasah diniyah yang berada di pesantren salaf menyebutnya
dengan materi pelajaran.
Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupun
secara luas. Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di
madrasah atau perguruan tinggi.
Dari pengertian kurikulum secara sempit menurut Supiana adalah
sejumlah materi/isi pelajaran. Materi/isi pendidikan adalah segala

sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Secara lebih luas Nurdin dan Basyirudin mengartikan kurikulum
tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu:
kurikulum diartikan merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan madrasah
dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai
suatu tujuan, termasuk di dalamnya kegiatan pembelajaran, mengatur
strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program pengembangan
pembelajaran dan sebagainya.

Crow and Crow mendefinisikan bahwa “kurikulum adalah rancangan


pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis
untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.”
Sedangkan M. Arifin memandang “kurikulum sebagai seluruh bahan
pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu
sistem institusional pendidikan.”
Konsep kurikulum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional tahun 2003 pasal 1 ayat 11: menyatakan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
Definisi di atas menjadi pedoman bagi konsep kurikulum setiap jenis

10
dan jenjang lembaga pendidikan di Indonesia. Dengan demikian kurikulum
merupakan rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran yang terwujud
dokumen tertulis dan sekaligus sebagai pedoman penyelenggaraan kegiata
pembelajaran.

Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di


sekolah dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan
bahan/materi pendidikan yaitu: 1) materi harus sesuai dengan tujuan
pendidikan, 2) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan, ketrampilan
dan sikap. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam
pikiran siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai
informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh siswa. Keterampilan
menunjuk pada tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dengan cara
yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada
kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma
yang diyakini kebenaranya oleh siswa.

e. Komponen Lingkungan Pendidikan


Lingkungan pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang
mendukung kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu
lingkungan, baik lingkungan keluaga, lingkungan sekolah atau lingkungan
masyarakat.
Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya pendidikan.
Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana kependidikan.
Siswa dengan berbagai potensinya akan berkembang maksimal jika
berada dalam sebuah lingkungan yang kondusif. Iklim yang kondusif bagi
pencapaian tujuan pendidikan adalah merupakan kurikulum tersembunyi
bagi pencapaian tujuan pendidikan.

11
Iklim lingkungan kelas yang kondusif merupakan faktor pendorong
yang dapat memberikan daya tarik bagi proses pembelajaran. Iklim belajar
yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan
aktivitas serta kreativitas peserta didik. Lingkungan kelas yang kondusif,
nyaman, menyenangkan, bersih, dan rapi berperan penting dalam
menunjang efektifitas pembelajaran.

f. Komponen Alat Pendidikan


Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan
materi pendidikan, oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan
pendidikan.
Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar
interaksi dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan, maka disamping dibutuhkan pemilihan bahan materi pendidikan
yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam prakteknya ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat
pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat
keras yang digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki peranan yang penting sebagai salah satu
komponen pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, proses pembelajaran
sebagai proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara maksimal.

Menurut Omar Hamalik dalam bukunya Perencanaan Pengajaran


Berdasarkan Pendekatan Sistem, “media dalam proses belajar mengajar
memiliki dua peranan penting: 1) media sebagai alat bantu mengajar, 2)
media sebagai sumber belajar yang digunakan sendiri oleh peserta didik
secara mandiri.”50

12
Dengan adanya uraian komponen-komponen pendidikan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa memerhatikan komponen- komponen
dalam pendidikan adalah sangat penting dilakukan karena adanya
hubungan antara satu dengan yang lain dan membentuk suatu sistem,
sebagai suatu sistem tentunya setiap komponen memberikan sumbangan
bagi keberhasilan pengajaran sesuai dengan fungsi masing-masing.

2.5 Evaluasi Pendidikan

Secara etimologi evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation akar


katanya value yang berarti nilai atau harga. Secara terminologi Edwin Wandt
mengatakan bahwa “evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau
proses dalam menentukan nilai sesuatu.”
Sedangkan M. Chabib Thoha mengatakan bahwa “evaluasi merupakan
kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan.”
Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara
spontan, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara
terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas.

Ada tiga aspek dalam evaluasi yaitu: 1) kegiatan evaluasi merupakan proses
yang sistematis. Yaitu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya kegiatan akhir, melainkan
kegiatan yang dilakukan pada permulaan selama program berlangsung dan
pada akhir program setelah program itu dianggap selesai.
2) di dalam kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi dan data
yang menyangkut obyek yang sedang dievaluasi. 3) setiap kegiatan evaluasi
pengajaran tidak dapat dilepaskan dari tujuan-tujuan pengajaran yang hendak
dicapai.
Tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data objektif yang

13
menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan. Hasil evaluasi digunakan oleh guru-guru dan pengawas pendidikan
untuk menilai keefektifan pengalaman pembelajaran, kegiatan-kegiatan
belajar dan metode-metode pembelajaran yang digunakan.
Berdasarkan beberapa pengertian para ahli yang meneliti tentang evaluasi
pendidikan pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama. Pengertian
evaluasi pendikikan adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif
keputusan pendidikan.

2.6 Pendidikan di Filipina


Pendidikan di Filipina yang terbaru kali ini adalah menetapkan bahwa
wajib belajar di negara itu ialah wajib belajar selama 13 tahun. 95,9 % warga
Filipina mengenyam pendidikan sampai tingkat setara SMA, termasuk yang
terbaik di Asia. Tingkat bebas buta aksara di Filipina mencapai hampir 97 %,
tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara dan termasuk 5 besar di
antara negara-negara di Asia. Indeks kualitas mahasiswa di Filipina memang
masih rendah, namun produktivitas dan kualitas lulusan universitas-
universitas di negara ini merupakan salah satu yang terbaik di Asia Tenggara.

Sistem Pendidikan di Filipina dimulai pada Pra-Pendidikan Dasar


dengan berbagai macam programnya untuk usia 3-6 tahun, kemudian
Pendidikan Dasar 6 atau 7 tahun, berlanjut ke Pendidikan Menengah 4 tahun
dimana tiap tahunnya materi terfokus pada tema atau isi tertentu. Dan pada
tahun terakhir PendidikanMenengah masing-masing sekolah mengadakan
ujian untuk memasuki Perguruan Tinggi. Setelah menyelesaikan Pendidikan
Menengah, siswa dapat melanjutkan pendidikan mereka Pendidikan Teknik
dan Kejuruan selama 2 atau 3 tahun, atau Pendidikan Tinggi (Universitas).

1. Pra pendidikan

14
Pra-pendidikan dasar disediakan untuk anak berusia 3-5 tahun.
Programyang ditawarkan beragam seperti Nursery (Pendidikan Anak Usia
Dini) untuk anak usia 3-4 tahun, kindergarten (TK) untuk usia 4-5 tahun, dan
SekolahPersiapan SD untuk usia 5-6 tahun.

2. Pendidikan dasar

Sekolah Dasar, terdiri dari 6 tingkat, beberapa sekolah menambahkan


tingkat tambahan (tingkat ke-7). Tingkat-tingkat ini dikelompokkan menjadi
duasubdivisi utama, Tingkat Primer (dasar) meliputi 3 tingkat pertama, dan
TingkatIntermediet (lanjutan) terdiri dari 3 atau 4 tingkat. Penyelenggaraan
enam tahun pendidikan dasar ini wajib dan disediakan gratis di sekolah-
sekolah umum.

National Elementary Achievement Test (NEAT), ujian nasional SD,


yang orientasinya adalah sebagai tolak ukur sekolah kompetensi, bukan
sebagai pengukur kecerdasan siswa, dihapuskan pada tahun 2004, dan pada
tahun 2006diberlakukan hanya kepada sekolah swasta untuk ujian masuk
sekolah menengah.Dengan dihapuskannya NEAT para siswa tidak perlu
menghasilkan skor apapununtuk mendapatkan pengakuan ke sekolah tinggi
negeri. Departemen Pendidikankemudian mengubah NEAT dan
menggantikannya dengan National AchievementTest (NAT). Sekolah dasar
publik dan swasta mengambil ujian ini untuk mengukur kompetensi sekolah

3. Pendidikan menegah

Pendidikan sekolah menengah di Filipina terdiri dari empat tahun


dandisediakan secara gratis di sekolah-sekolah umum, ditujukan kepada
siswa-siswa berusia 12-16. Pendidikan Menengah bersifat terkotak, yaitu
setiap tingkat berfokus kepada tema atau isi tertentu, sehingga sering disebut
sebagai sekolah tinggi.

15
National Achievement Test Sekunder (NSAT) yang dikelola
olehDepartemen Pendidikan adalah ujian di akhir tahun ke-4 sekolah
menengah,namun kemudian ditiadakan. Kini setiap sekolah publik atau
swastamenyelenggarakan sendiri ujian masuk pendidikan di Perguruan Tinggi
(CollegeEntrance Examinations, CEE).Setelah menyelesaikan pendidikan
menengah, siswa dapat memilih untuk mengambil Pelatihan Kejuruan 2 atau 3
tahun atau melanjutkan ke PerguruanTinggi (Universitas)

4. Pendidikan teknik dan kejuruan

Pendidikan Teknik dan Kejuruan (TESDA), adalah suatu badan


yangmengawasi pendidikan pasca-sekolah menengah pendidikan teknis dan
kejuruan,termasuk orientasi keterampilan, pelatihan dan pengembangan
pemuda luar sekolah dan masyarakat pengangguran dewasa. TESDA dikelola
oleh DewanTenaga Kerja dan Pemuda (NMYC) dan Program magang dari
Biro Ketenagakerjaan Lokal (BLE), keduanya dari Departemen Pekerjaan
danKetenagakerjaan (DOLE) bekerjasama dengan Biro Pendidikan Teknis
danKejuruan (BTVE) dari Departemen Pendidikan, Kebudayaan, dan Olah
Raga(DECS, sekarang DepEd), berlandaskan Undang-Undang Republik
Nomor 7796atau dikenal sebagai “Undang-Undang Pendidikan Teknik dan
PengembanganKeterampilan 1994” yang untuk menyediakan tenaga kerja
tingkat menengah bagi industri.

5. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi di Filipina dikelola oleh Komisi Pendidikan Tinggi


(CHED), berdasarkan UU Republik No. 7722 atau UU Pendidikan Tinggi
1994. CHEDadalah lembaga independen setingkat departemen yang berasal
dan bekerjasamadengan Departemen Pendidikan (DepEd). Tugasnya adalah

16
mengkoordinasikan program-program lembaga-lembaga pendidikan tinggi
dan menerapkan kebijakandan standar.

Pendidikan Tinggi di Filipina diklasifikasikan menjadi universitas dan


perguruan tinggi negeri (SUC) dan universitas dan perguruan tinggi lokal
(LCU).

SUCs (State Universities and Colleges) adalah lembaga-lembaga


pendidikan tinggi publik yang disewa, ditetapkan oleh hukum, dikelola, dan
disubsidi secara finansial oleh pemerintah. LUCs (Local Universities and
Colleges) merupakan lembaga-lembaga perguruan tinggi yang didirikan dan
didukung secara finansial oleh pemerintah daerah. HEIs (High Education
Institutions) adalah lembaga-lembaga Pendidikan tinggi yang berada langsung
di bawah lembaga pemerintah yang ditetapkan dalamundang-undang. Mereka
menyediakan pelatihan khusus di bidang-bidang sepertiilmu militer dan
pertahanan nasional.

Sedangkan CSI (CHED Supervised Institution) adalah lembaga pasca


pendidkan menengah public yang tidak disewa oleh pemerintah, ditetapkan
olehhukum,dikelola, diawasi, dan didukung secara finansial oleh pemerintah.
Adapun OGS (Other Government Schools) adalah lembaga
pendidikanmenegah dan pasca pendidikan menengah, biasanya merupakan
lembaga pendidikan teknis-kejuruan yang menawarkan program pendidikan
tinggi.

Sistem pendidikan di Filipina telah sangat dipengaruhi oleh sejarah


kolonial negara itu. Sejarah itu sudah termasuk periode pemerintahan
Spanyol, Amerika dan Jepang dan pendudukan. Kontribusi paling penting dan
tahan datang pendudukan Amerika negara, yang dimulai pada tahun 1898. Itu
selama jangka waktu yang telah diperkenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa
utama instruksi dan sistem pendidikan publik pertama kali didirikan — sistem

17
yang meniru sistem sekolah Amerika Serikat dan dikelola oleh Departemen
baru didirikan Instruksi.

Amerika Serikat meninggalkan kesan abadi di Filipina sistem sekolah.


Beberapa perguruan tinggi dan Universitas didirikan dengan tujuan mendidik
bangsa guru. Pada tahun 1908, Universitas Filipina diresmikan, mewakili
Universitas umum komprehensif pertama dalam sejarah bangsa.
Seperti Amerika Serikat, bangsa Filipina memiliki luas dan sangat inklusif sistem
pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Di masa kini, Amerika Serikat terus
mempengaruhi sistem pendidikan Filipina, seperti banyak negara guru dan
dosen yang telah mendapatkan gelar lanjutan dari Universitas-universitas di
Amerika Serikat.

2.7 Kelebihan Sistem Pendidikan Filipina


A. Pendidikan menempati tempat yang sentral dalam Filipina kehidupan
politik, sosial dan budaya ekonomi. Itu selalu kuat dipandang sebagai pilar
pembangunan nasional dan jalan utama untuk sosial dan ekonomi, alokasi
anggaran sector pendidikan tertinggi di antara instansi pemerintah setiap
tahun seperti tertuang oleh Konstitusi Filipina 1987.

18
B. Pada sekolah dasar, diwajibkan dan disediakan gratis di sekolah-sekolah
umum. Juga pada pendidikan menengah, disediakan gratis.
C. Bahasa pengantarnya ialah bahasa Inggris.
D. Pada sekolah menengah, kurikulumnya bersifat terkotak (setiap tingkat
terfokus pada tema atau isi tertentu).
E. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih untuk
mengambil Pelatihan Kejuruan 2 atau 3 tahun atau melanjutkan ke
Perguruan Tinggi (Universitas).

2.8 Kekurangan Sistem Pendidikan Filipina


A. pendidikan formal yang dasar Filipina adalah salah satu yang terpendek
dalam Asia Pasifik dengan hanya 10 tahun pendidikan dasar
dibandingkan dengan 11 sampai 12 tahun di negara lainnya.
B. Sistem pendidikan yang kebarat-baratan. Bukan sistem pendidikan yang
sesuai dengan jati dirinya sendiri.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur
apakah bangsa itu maju atau mundur, dengan pendidikan dapat mencetak
sumber dayamanusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan

19
skill, dan pendiidkan merupak proses mencetak generasi penerus bangsa.
Apabila outputdari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan
bagaimana dapatmencapai kemajuan.
Setiap Negara memuiki Sistem Pendidikan yang berbeda sehingga
Sistem Pendidikan di setiap Negara memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing masing. Begitu pula di negara Filipina yang di bahas di dalam
makalah ini.

3.2 Saran
Sebaiknya konsistensi sistem pendidikan harus benar-benar
diperhatikan jangan sampai praktik pergantian kurikulum dalam jangka waktu
yang pendek dengan alasan ketidakcocokan ataupun memberatkan pengajar
dan pelajar terjadi kembali, Sehingga para pengajar dan pelajar tidak merasa
dijadikan “kelinci percobaan” oleh pemerintah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Nurhafani Ahmad. 2020. SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN


(Malaysia, Filipina, Singapura Dan Brunei Darussalam). URL :
https://www.academia.edu/41552256/MAKALAH_REVISI_INDIVIDU_PE
RBANDINGAN_PENDIDIKAN_HANAFI

Lugtyastyono. 2011. STUDI KOMPARASI SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA


DENGAN SISTEM PENDIDIKAN DI FILIPINA. URL :
https://www.scribd.com/presentation/142699156/Sistem-Pendidikan-Di-
Indonesia-Dan-Filipina

Syahbuddin Mangandaralam, Mengenal dari dekat Filipina: Negara Tanah Air Patriot
Pujangga Jose Rizal (Bandung: Remaja Rosadakarya, 1993)

21

Anda mungkin juga menyukai