Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KURIKULUM TINGKAT MI/SD DI FINLANDIA DAN JEPANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Kajian Kurikulum
Dosen Pengampu : Aan Fadia Annur, M.Pd

Di susun Oleh:
Kelompok 9
Faizatul Khoeriyah (2318084)

KELAS B
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
“KajianKurikulum” ini yang berjudul “KURIKULUM TINGKAT MI/SD DI
FINLANDIA DAN JEPANG”Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
dan memberikan pengetahuan bagi teman-teman semuanya.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kepada ibu dosen pengampu mata kuliah “Kajian Kurikulum” dan
teman-teman semuanya untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk makalah ini.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam perspektif teoritik, pendidikan seringkali diartikan dan dimaknai
orang secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori
yang dipegangnya. Terjadinya perbedaan penafsiran pendidikan dalam konteks
akademik merupakan sesuatu yang lumrah, bahkan dapat semakin memperkaya
khazanah berfikir manusia dan bermanfaat untuk pengembangan teori itu sendiri.
Tetapi untuk kepentingan kebijakan nasional, seyogyanya pendidikan dapat
dirumuskan secara jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak yang terkait
dengan pendidikan, sehingga setiap orang dapat mengimplementasikan secara
tepat dan benar dalam setiap praktik pendidikan.
Oleh karena itu, pemakalah bermaksud membahas mengenai pendidikan di
Finlandia dan di Jepang untuk mengetahui bagaimana negara Finlandia dan
Jepang menyiapkan pendidikan bagi penduduknya dan mengetahui bagaimana
struktur pendidikan Finlandia dan Jepang, mengetahui bagaimana kurikulum dan
guru di Finlandia dan Jepang. Selain itu, untuk mengetahui bagaimana negara
Finlandia dan Jepang mampu mengiringi kemajuan dan perkembangan IPTEK
saat era globalisasi ini dalam dunia ICT. Dan diharapkan dari penulisan makalah
ini dapat menjadi inspriasi bagi para pembaca untuk meningkatkan kualitas
pendidikan pendidikan di negara Indonesia yang tercinta ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Kurikulum tingkat MI/SD di Finlandia yang
meliputi arah dan tujuan, mata kuliah tagihan, kebijakan terkait pendidikan
dasar, implementasi serta kendala)?
2. Bagaimana konsep Kurikulum tingkat MI/SD di Jepang yang meliputi
arah dan tujuan, mata kuliah tagihan, kebijakan terkait pendidikan dasar,
implementasi serta kendala)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep Kurikulum tingkat MI/SD di Finlandia yang
meliputi arah dan tujuan, mata kuliah tagihan, kebijakan terkait pendidikan
dasar, implementasi serta kendala).
2. Untuk mengetahui konsep Kurikulum tingkat MI/SD di Jepang yang
meliputi arah dan tujuan, mata kuliah tagihan, kebijakan terkait pendidikan
dasar, implementasi serta kendala).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kurikulum di Finlandia

Pendidikan di Finlandia dikenal sebagai sistem pendidikan terbaik di


seluruh dunia. Sejak hasil ujian internasional Program Penilaian Pelajar
Internasional (PISA) keluar pada tahun 2000, Finlandia mendapat perhatian
khusus dari seluruh dunia. Remaja Finlandia berhasil menempati peringkat
pertama bersama dengan Korea Selatan dan Jepang. Pada hasil tersebut, Finlandia
menempati peringkat pertama di Literasi Membaca, keempat di Matematika, dan
ketiga di Ilmu Alam. Pendidikan berkualitas tersebut bergantung banyak pada
kualitas jajaran pendidiknya yang diberikan kebebasan penuh dalam
meramu kurikulum dan menentukan metode dan materi belajar-mengajar.
Keberhasilan tersebut telah menarik sekitar 100 delegasi dari 40-45 negara di
seluruh dunia untuk mengunjungi Kementerian Pendidikan Finlandia pada masa
2005-2011 dan mempelajari kunci sukses sistem pendidikan disana. Finlandia
juga telah melakukan ekspor sistem pendidikannya ke negara-negara lain.

Pendanaan pendidikan di Finlandia sangat didukung pemerintah dimana


dana swasta dan perorangan sangat rendah; hanya 4,1% dari total pengeluaran
operasional pendidikan secara nasional pada tahun 2011. Angka ini jauh lebih
rendah daripada rata-rata negara-negara OECD yang berada pada tingkat 32%.
Budget pemerintah Finlandia untuk pos pendidikan per siswa adalah EUR 16.714
pada tahun 2011, lebih tinggi 23% daripada budget rata-rata negara-
negara OECD. Mayoritas pemerintah daerah juga memiliki otoritas untuk
menentukan sekolah bagi setiap siswa yang berada dalam wilayahnya, biasanya
sekolah terdekat rumah masing-masing siswa.1

Prinsip kurikulum pendidikan Finlandia adalah “Less is More”. Sekolah


berfungsi sebagai tempat belajar dan eksplorasi potensi dimana sekolah menjadi
lingkungan yang relaks dan tidak terlalu mengikat siswanya dengan jam belajar

1
Id.wikipedia.org. Pendidikan di Finlandia. Pukul. 10.34. tanggal 03 septemer 2019.
dan kapasitas tugas yang tidak terlalu membebani siswa. Di samping itu, tidak ada
sistem peringkat untuk prestasi akademik dan ujian standarisasi dari tingkat
sekolah dasar sampai dengan menengah pertama. Para siswa juga baru diuji
dengan ujian standarisasi pada sekolah menengah tingkat akhir. Ujian ini pun
bersifat optional, hanya bagi mereka yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan
tinggi. Bagi yang tidak mengikuti ujian, tetap bias melanjutkan ke institusi
pendidikan yang berorientasi ke praktek dunia kerja.
Sistem pendidikan Finlandia sangat menitikberatkan bimbingan bagi siswa
yang mengalami kesulitan belajar. Finlandia optimis bahwa hasil terbaik hanya
dapat dicapai bila kita lebih memperhatikan siswa yang kurang daripada terlalu
menekankan target kepada siswa yang unggul. Dengan begitu, tidak ada anak-
anak yang merasa tertinggal. Finlandia terbukti mampu mencetak anak-anak
berprestasi di bidang akademik tanpa harus mengikuti standarisasi akademik
konvensional yang kaku.
Salah satu prinsip kurikulum di Finlandia adalah Non-discrimination and
equal treatment yang berarti tidak ada diskriminasi dan mendapat perlakuan yang
sama. Di Finlandia semua anak punya hak sama dalam pendidikan, tidak
dibedakan antara si kaya dan si miskin dan semua sekolah tidak dibedakan baik
itu sekolah favorit atau tidak.
Di sisi lain berdasarkan hak dasar warga Finlandia, prinsip Receive
understanding and have their say in accordance with their age and maturity yaitu
menerima pemahaman dan pendapat sesuai umur dan kedewasaan.
Jadi mereka memiliki hak mendapatkan ilmu sesuai umur mereka tanpa
diskriminasi. Mereka juga mendapatakan dukungan spesial jika dibutuhkan
seperti anak cacat dan anak-anak yang membutuhkan waktu ektra akan memiliki
kelas tambahan untuk diajarkan secara khusus agar mereka mendapatkan hal yang
sama seperti anak lainnya.
Jangan heran jika di Finlandia ada yang namanya Parental engagement,
orang tua siswa juga terlibat dalam pendidikan anak jadi mereka juga secara tidak
langsung memiliki ikatan kerjasama dengan sekolah. Tujuannya adalah agar
memungkinkan pihak sekolah tahu bakat anak secara akurat lebih dini jadi apa
yang dibutuhkan si anak lebih tersalurkan di sekolah dengan informasi dari
orangtuanya ke pihak sekolah. Luar biasa bukan? Dan ini mereka lakukan dalam
bentuk diskusi bersama orangtua dan staff.
Sebagai prinsip pendidikan humanis, kurikulum Finlandia mengedepankan
integrasi antara teori dan praktik pendidikan, terutama dalam pelajaran sains
sehingga peserta didik dapat belajar banyak mengenai problem solving. Tidak
seperti peserta didik di Indonesia yang rata-rata lebih banyakdijejali dengan
hapalan teori yang sangat minim dengan praktek. Pendidik di Finlandia tidak
menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah sebagaimana halnya
yang masih terjadi di Indonesia. Peserta didik mencari informasi sendiri yang
mereka butuhkan. Pendidik menjadi fasilitator, tempat mereka bertanya bila
mereka menemui kesulitan. Di Indonesia, dialog interaktif antara pendidik dan
peserta didik rata-rata hanya terjadi bila pendidik memberikan kesempatan pada
peserta didik, itupun di akhir ceramahnya saat jam pelajaran sudah nyaris
berakhir.2
1. Tujuan Pendidikan di Negara Finlandia
Tujuan utama system pendidikan Finlandia adalah mewujudkan high-level
education for all. Tujuan tersebut mengupayakan agar seluruh rakyat Finlandia
dapat mengenyam pendidikan hingga tingkatan tertinggi, secara merata, dengan
kemampuan, keahlian dan kompetensi yang terbaik. Finlandia membangun system
pendidikan dengan karakteristik yang dilaksanakan secara konsisten, yakni, free
education, free school meals, dan special needs education dengan berpegang
teguh pada prinsip inklusivitas.
Pendidikan dasar Finlandia dikembangkan sedemikian rupa agar mampu
menjamin kesetaraan kesempatan bagi seluruh rakyat untuk menikmati
pendidikan terlepas dari faktor gender, strata sosial, latar belakang etnis dan
golongan. Fokus utama sistem pendidikan adalah kemerataan pendidikan guna
menunjang tingkat kompetensi rakyat dalam menyokong pembangunan nasional
berdasarkan inovasi.

2
http://wairaiakss yangmadhayantiilhas.blogspot.com/2017/03/makalah-pendidikan-di-
finlandia.html diakses tanggal 29-10-2019 pukul 10.49
Segenap rakyat Finlandia memiliki hak dasar untuk mengenyam
pendidikan secara gratis. Pemerintah wajib menyediakan kesempatan yang setara
bagi seluruh warga negara untuk menikmati layanan pendidikan gratis, di setiap
jenjang pendidikan, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya, terlepas dari
latar belakang perekonomian mereka, guna pengembangan diri, keahlian,
kompetensi dan kapasitas seluruh warga negaranya. Hak tersebut dijamin dan
tertuang dalam Konstitusi Finlandia.3
2. Sistem Pendidikan di Negara Finlandia
Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan Finlandia bertransformasi
menjadi negara industri maju dan modern adalah tingginya kualitas dan
kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Tingginya kualitas
dan kompetensi SDM Finlandia merupakan hasil dari perjalanan panjang
komitmen kuat pemerintah dan rakyat Finlandia dalam membangun dan
mengembangkan system pendidikan nasionalnya.
Sistem pendidikan di Finlandia memiliki 3 tingkatan, yakni:
1. Pendidikan pra-sekolah tersedia bagi anak-anak yang belum memasuki usia wajib
sekolah (di bawah usia 7 tahun)
2. Pendidikan wajib dasar nasional 9 tahun (terdiri dari 6 tahun pendidikan
dasar dan 3 tahun pendidikan menengah pertama);
3. Pendidikan menengah atas dan/atau sekolah kejuruan (vocational training);
4. Pendidikan tinggi (higher education).
Bahkan Finlandia tercatat sebagai Negara dengan waktu belajar terseingkat di
dunia dibanding negara maju lainnya yaitu 4-5 jam per hari. Selain itu , guru yang
mendampingi dalam 1 kelas ada 3 orang. 2 guru pengampuh mata pelajaran dan 1
orang guru lagi untuk mendampingi anak secara individual apabila mengalami
kendala saat proses belajar berlangsung.
Saat ini, pendidikan di Indonesia masih di tingkat yang memprihatinkan dan
mutu pendidikan yang masih rendah. Berdasarkan hasil tes PISA (Programme for
International Student Assessment) yang dilakukan oleh OECD (Organization for

3
http://wairamadhayantiilhas.blogspot.com/2017/03/makalah-pendidikan-di-
finlandia.html di akses tangal 29-10-2019 pukul 10.28
Economic Cooperation & Development), Indonesia berada di urutan bawah dari
65 negara yang mengikuti tes PISA untuk kategori math, sains dan reading
Finlandia, negara yang mendominasi peringkat satu sejak pertama kali tes PISA
dilakukan pada tahun 2000 dan berhasil mempertahankan posisi sebagai nomor
satu hingga tahun 2009. Hasil tes 2009 menunjukkan Finlandia menduduki
rangking kedua untuk reading, rangking kedua untuk matematika dan rangking
pertama untuk sains. Secara keseluruhan, newsweek melaporkan bahwa Finlandia
#1 di dunia di bidang pendidikan, kewarganegaraan dan kualitas masyarakat.
Programme for International Student Assessment (PISA) adalah survey
internasional tiga tahunan yang bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan
di dunia dengan melakukan tes kemampuan dan pengetahuan siswa usia 15 tahun.
PISA pertama kali dilakukan pada tahun 2000. Dengan demikian, PISA telah
dilakukan sebanyak empat kali, yang kesemuanya rangking pertama secara umum
dimenangkan oleh Finlandia.
3. Ciri-ciri Sistem Pendidikan di Finlandia
Finlandia tak pernah menyuruh siswa untuk membuat pekerjaan rumah
dan menerapkan standar nilai ujian. Lantas, apa yang sebenarnya membuat sistem
pendidikan di Finlandia sukses dan berhasil mencetak generasi cemerlang, berikut
adalah 23 ciri dari sistem pendidikan di Finlandia:

1. Anak-anak di Finlandia tidak diperkenankan masuk sekolah dasar jika


umur mereka belum genap 7 tahun.u

2. Guru-guru Finlandia punya sistem lain untuk menilai siswa, bukan dari
ujian dan pekerjaan rumah. Hal ini setidaknya dilakukan sampai mereka
menginjak remaja.

3. Tak seperti di Indonesia, di Finlandia anak tak diukur dari 6 tahun


pertama mereka mengenyam bangku pendidikan.

4. Hanya ada satu tes standar wajib di Finlandia, yakni ketika mereka
berusia 16 tahun.
5. Semua anak, pintar atau tidak, belajar di kelas yang sama.

6. 30 % anak-anak di Finlandia memperoleh beasiswa selama 9 tahun


untuk sekolah.

7. 66 % anak di Finlandia mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi


Di Indonesia banyak anak putus sekolah.

8. Tak ada jurang yang terlalu lebar yang membedakan siswa yang
terpandai dan paling tertinggal di kelas

9. Kelas sains di Finlandia diisi maksimal 16 siswa sehingga mereka dapat


praktik dan melakukan penelitian

10. 93 % orang Finlandia adalah lulusan sekolah tinggiu

11. 43 % siswa SMA Finlandia memilih sekolah kejuruan.4

12. Siswa SD memiliki waktu istirahat 75 menit sehari

13. Guru hanya menghabiskan 4 jam di kelas. Sementara itu, 2 jam


seminggu guru memperoleh pendidikan pengembangan profesi

14. Di Finlandia, jumlah guru dan murid sepadan

15. Biaya sekolah 100 persen didanai negaraom

16. Semua guru di Finlandia harus bergelar master dan sepenuhnya


disubsidi pemerintah

17. Kurikulum nasional hanya sebagai pedoman, sisanya fleksibel

4
Idntimes.com. 23 Inovasi Pendidikan Finlandia yang harus juga bisa kita terapkan. pukul
10.03. tanggal 03 september 2019.
18. 10 persen guru dipilih dari 10 perguruan tinggi ternama dan dipilih
yang merupakan lulusan terbaik di universitas mereka..com

19. Pada 2010, 6.600 orang bersaing merebut 660 kursi pelatihan guru SD

20. Gaji awal rata-rata untuk guru di Finlandia 29 ribu dolar AS pada 2008

21. Di Finlandia, tidak ada gaji yang tak pantas untuk guru

22. Guru sama prestisiusnya dengan dokter dan pengacara

23. Dalam perhitungan standar internasional pada 2001, anak-anak


Finlandia tertarik dengan ilmu pengetahuan, suka membaca, dan suka matematika.
Sistem Pendidikan Pemerintah Finlandia memastikan semua warga negara
mendapat hak mendapatkan pendidikan yang sama. Mayoritas sekolah
di Finlandia adalah sekolah negeri.

4. Kebijakan Tentang Pendidikan di Finlandia


Berikut beberapa kebijakan negara dengan pendidikan terbaik di dunia.
1. Seleksi Guru Yang Ketat
Di negara Finlandia guru adalah profesi terhormat dan membanggakan.
Guru adalah profesi yang diidamkan oleh para pemuda. Seleksi untuk mengajar di
suatu sekolah sangat ketat. Calon guru dengan ijazah S-1 hanya 5% yang diterima
dan calon guru dengan ijazah S-2 20% diterima. Dengan seleksi guru yang ketat,
terjadilah guru-guru berkualitas. Dengan guru yang berkualitas maka akan tercipta
pulalah pendidikan yang berkualitas.
2. Gaji Tinggi
Gaji guru di Finlandia adalah 40 juta perbulan. Hal tersebut mengantarkan
gaji guru tertinggi ke-5 di dunia. Sebelum menjadi guru tentunya mereka harus
masuk pada fakultas keguruan terlebih dahulu. Di Finlandia untuk masuk ke
fakultas keguruan lebih sulit dibandingkan dengan masuk ke fakultas kedokteran.
3. Pendidikan Anak Usia Dini
Otoritas pendidikan di Finlandia mempercayai 90% pertumbuhan otak
terjadi pada usia balita, sehingga masa ini menjadi strategis untuk
mengoptimalkan kerja otak. Finlandia terus mempersiapkan pendidikan anak
untuk lebih baik. Pendidikan Anak Usia Dini adalah titik berat pendidikan di
Finlandia. Mulai ajak Anak Anda ke PAUD
4. Kurikulum yang Konsisten
Kurikulum di negara pendidikan terbaik di dunia ini telah sejak lama
mempersiapkan kurikulum mereka. Pendidikan di Finlandia jarang mengganti
kurikulum pendidikannya. Mereka terkesan tak mau coba-coba terhadap
kurikulum yang baru. Dengan demikian tak akan terjadi kebingungan antara guru
dan murid, dan fokus pada tujuan pendidikan tercapai.
5. Meminimalisir Ujian
Pemerintah Finlandia percaya bila ujian banyak itu hanya akan
memfokuskan siswa pada nilai sekedar lulus. Pendidikan Finlandia membimbing
siswa untuk lebih mandiri, terampil, cerdas, dan kemampuan mencari informasi
secara independen. Model pembelajaran di Finlandia mendorong siswa untuk
lebih cerdas dan mandiri.
6. Tak Ada Ranking
Upaya pemerintah meningkatkan mutu sekolah dan guru secara seragam di
Finlandia pada akhirnya berujung pada harapan bahwa semua siswa di Finlandia
dapat jadi pintar. Tanpa terkecuali. Maka dari itu, mereka tidak mempercayai
sistem ranking atau kompetisi yang pada akhirnya hanya akan menghasilkan
‘sejumlah siswa pintar’ dan ‘sejumlah siswa bodoh.
7. Biaya Pendidikan Ditanggung Negara
Biaya pendidikan di Finlandia ditanggung oleh negara. Dengan penduduk
hanya 5 juta jiwa pemerintah mampu menanggung biaya pendidikan sebesar 200
ribu euro. Biaya tersebut per siswa hingga menuju perguruan tinggi. Jadi keluarga
miskin dan kaya mampu merasakan kesempatan belajar yang sama.5
B. Konsep Kurikulum tingkat SD/MI di Jepang

5
http://wairaiakss yangmadhayantiilhas.blogspot.com/2017/03/makalah-pendidikan-di-
finlandia.html diakses tanggal 29-10-2019 pukul 11.00
1. Sistem Pendidikan di Jepang
Sistem pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu:
pusat, perfektual (antara Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara
Kabupaten dan Kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi tersebut
menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen
Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi
masyarakat. Di samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah,
guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah.
Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah, seklah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan
masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang
memungkinkan sistem tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini
merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang
relatif tinggi.
Adapun sistem pendidikan umum di Jepang ditetapkan lebih dari
satu abad yang lalu dan keberadaannya berlangsung lebih lama dari pada
kebanyakan negara. Sistem pendidikan Jepang pada dasarnya adalah
Sekolah Dasar (SD) 6 (enam) tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3
(tiga) tahun, Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 (tiga) tahun, Universitas 4
(empat) tahun, dan Lembaga Pendidikan Tinggi 2 (dua) tahun. Wajib
belajar adalah dari SD sampai SMP. Untuk masuk SMA dan Universitas
pada dasarnya harus mengikuti ujian masuk. Selain sekolah tersebut, ada
sekolah kejuruan atau sekolah khusus yang menampung lulusan SD atau
SMP. Sekolah ini mengajarkan keterampilan khusus. Di samping beberapa
jenjang pendidikan tersebut, di Jepang juga terdapat program pendidikan
prasekolah, baik dalam bentuk Taman Kanak-Kanak (TK) maupun Play
Group (PG).
Jika dilihat dari pengelola sekolah, dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu Sekolah Negeri adalah sekolah yang dikelola pemerintah,
Sekolah provinsi adalah sekolah yang dikelola pemerintah daerah, Sekolah
Swasta adalah sekolah yang dikelola badan hukum. Sedangkan apabila
dilihat dari tahun ajarannya, seklah dimulai bulan April dan berakhir pada
bulan Maret tahun berikutnya
2. Sekolah di Jepang
Pendidikan Jepang mengalami perubahan besar bersamaan dengan
revormasi pendidikan stelah perang dunia II diantaranya system pendidikan,
isi mata pelajaran yang berbeda sama sekali pada waktu sebelum perang
dunia II. System pendidikan di Jepang tidak berbeda dengan system
pendidikan di Indonesia yaitu SD 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, dan
Perguruan Tinggi 4 tahun. Pada umumnya di Jepang sekolah berdiri dari 3
(tiga) semester dimana semester 1 mulai pada bulan April – Juli, semester 2
mulai pada bulan September – Desember dan semester 3 pada bulan Januari -
Maret.
1) Pendidikan Prasekolah
2) Sekolah Dasar
3) Sekolah Menengah
4) Sekolah Menengah Atas
5) Perguruan Tinggi
3. Kurikulum MI/SD di jepang
Sekolah dasar atau shogakko merupakan sekolah dasar yang
diperuntukkan pada masyarakat jepang yang selama masa perang dunia
bernama kokumin gakko (sekolah Rakyat). Kemudian beralih nama
menjadi shogakko sejak pemerintahan Meijin pada tahun 1947 dalam
reformasi pendidikan setelah perang. Lama sekolah di SD Jepang sama
dengan SD di Indonesia, yaitu 6 tahun. Dalam satu sekolah dasar terdapat
sekitar 30 hingga 40 orang siswa.
Di Jepang, setiap anak yang sudah menginjak usia SD sudah
ditentukan dimana dia harus bersekolah berdasarkan alamat tempat
tinggalnya disuatu distrik. Dengan kata lain, setiap orang tua tidak boleh
menyekolahkan anaknya ke distrik yang lain kecuali untuk sekolah swasta.
Kurikulum sekolah di Jepang mengikuti tiga aspek, yaitu subjects (
kamoku), pendidikan moral (dotokukyoiku), dan ekstrakurikuler.
Pendidikan moral di Jepang berupa bimbingan dan konseling selama satu
jam pelajaran dalam seminggu yang dilakukan oleh guru wali kelas. Tidak
ada penilaian atau nilai rapor untuk mata pelajaran ini.
Ekstrakurikuler berupa kegiatan Olahraga, seni, kegiatan OSIS
atau Event sekolah. Kurikulum pendidikan sekolah asal di Jepang dan di
Indonesia jauh berbeda. Untuk siswa SD kelas 1-3, bobot kegiatan
olahraga sangat besar, hamper tiap hari mata pelajaran olahraga diberikan
untuk kegiatan akademik berlagsung dari pukul 8 pagi sampai 3 sore dan
diselingi istirahat dan makan siang bersama. Dan kebanyakan siswa SD
tidak langsung pulang, tetapi mereka mengikuti kegiatan atau aktivitas
sekolah atau ekstrakulikuler. Hampir 50% siswa kelas 5 dan 6 pergi ke
juku (semacam les) setelah pulang dari sekolah. Pada tingkat SD pelajaran
dimulai dari jam 08.30 – 13.00.
Kegiatan belajar siswa tidak hanya dalam ruangan. Secara berkala
diadakan kegiatan kunjungan ke tempat bersejarah, lahan
pertanian/perkebunan untuk belajar memetik teh, jeruk, menggali umbi-
umbian bahkan belajar menanam padi di sawah. Untuk melatih
kemandirian siswa juga diajarkan bagaimana cara naik kereta (densha).
Selain itu, diadakan juga kegiatan wawancara kepada orang-orang tertentu
sebagai narasumber dan kemudian mereka diberi tugas membuat
penelitian-penelitian kecil untuk dipresentasikan di depan kelas.
Akhir semester orang tua siswa diundang ke sekolah untuk
bertemu satu-persatu dengan guru kelasnya. Guru kelas memberikan
informasi tentang aktivitas belajar anak, meliputi interaksi dengan teman
sekelasnya, teman dekatnya, keterampilan mampun kemampuan di
sekolah. Selain itu, kegiatan yang disebut “jugyosanka” di mana orang
tua siswa diperbolehkan ikut bersama dengan anaknya dalam ruang kelas
untuk belajar dan berpartisipasi selama jam pelajaran tertentu.
4. Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan di Jepang
Pembuatan kurikulum pendidikan Jepang juaga diawasi oleh The
Board of Education yang terdapat pada tingkat perfectur dan munipal.
Karena kedua lembaga ini masih terkait erat dengan MEXT, maka
pengembangan kurikulum Jepang masih sangat kental sifat sentralistiknya.
Namun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Central Council for Education
(chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997 memungkinkan sekolah
berperan lebih banyak dalam pengembangan kurikulum di masa
mendatang. Beberapa hal berikut harus diperhatikan ketika sekolah
menyusun kurikulumnya :
1. Mengacu kepada standar kurikulum nasional
2. Mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa
3. Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar
4. Memperhatikan step perkembangan siswa
5. Memperhatikan karakteristik course pendidikan/jurusan pada level
SMA.
Secara garis besar penyusunan kurikulum sekolah adalah sebagai
berikut :
1. Menetapkan tujuan sekolah
2. Mempelajari standar kurikulum, dan korelasinya dengan tujuan sekolah
3. menyusun course wajib dan pilihan untuk SMP dan SMA
4. Mengalokasikan hari efektif sekolah dan jam belajar.
Sementara aturan pendidikan yang ada di negara Jepang terbagi
atas dua periode yaitu periode sebelum Perang Dunia II dan periode
setelah Perang Dunia II dimana kedua periode tersebut memiliki butir-
butir perbedaan mengenai kebijakan yang diterapkan dalam pendidikan
Jepang.
Sebelum Perang Dunia ke II diberlakukan kebijakan pendidikan
yang terangkum dalam salinan Naskah Kekaisaran mengenai pendidikan
atau yang disebut dengan Imperial Rescript on Education. Dimana pada
zaman dahulu para kaisar telah dididik berbasis nilai yang luas dan kekal,
serta menanam nilai-nilai positif secara mendalam dan kokoh dalam
pribadi setiap kaisar. Materi yang diajarkan pada zaman dahulu lebih
cendrung mengarah pada kesetiaan dan kepatuhan dari generasi
kegenerasi dengan tetap menerapkan estetika.
Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II yaitu pada tanggal 3
November 1946, kebijakan pendidikan Jepang mulai dirubah berbasis Hak
Asasi Manusia, kebebasan hati nurani, jaminan setiap individu untuk
mengembangkan kebebasan berfikir, kebebasan akademik dimana setiap
individu memperoleh hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan
kemampuannya.
Maret 1947, Peraturan Pendidikan Nasional Jepang (School
Education Law) menentapkan susunan pendidikan dasar pendidikan yang
keseluruhannya terdiri atas 6-3-3-4. Yang artinya tahap-tahap pendidikan
Jepang terdiri atas empat tahapan yang memiliki tujuan, visi, misi, yang
khusus pada setiap jenjang tahapannya.
5. Masalah Pendidikan di Jepang
Setelah perang dunia, perekonomian Jepang tumbuh dengan pesat
dan pendidikan di Jepang pun mulai menjadi sorotan dunia. Tetapi setelah
tahun 1980 masalah pendidikan seperti kekerasan di lingkungan sekolah
(konai boryoku), berhenti sekolah (futoko), ijime, gakkyuuhokai, dan
kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak menjadi masalah sosial yang
sangat serius.
Pendidikan umum di Jepang tentang dunia internasional itu
sangatlah minim dimana mereka tidak diajarkan bahasa asing yang benar
sesuai standar, peta dunia, sejarah dunia, politik, ekonomi, dsb.
Pendidikan mereka hanya berpusat di Jepang saja. Kalau pun orang
Jepang mengetahui tentang dunia luar, itu hanya orang yg sering keluar
negeri, kuliah bahasa asing/internasional, yg jumlahnya sedikit. Sejarah
mereka pun ada yg tidak sebenarnya (ditutup-tutupi). Contohnya mereka
tidak mengetahui kalau mereka pernah menjajah bangsa asing yaitu
Indonesia.

a. Gakkyu Hokai
Yang dimaksud dengan gakkyu Hokai bukan kondisi di mana
siswa berlalu jalan-jalan ke sana ke sini ketika kuliah berjalan sehingga
kuliah tidak berjalan, tetapi kondisi kelas yang tidak tertib yang
disebabkan oleh hubungan kepercayaan antara siswa dan guru yang tidak
begitu baik.
Meningkatnya kasus bullying (ijime), bunuh diri, Drop Out di
sekolah-sekolah, menyebabkan kepercayaan kepada guru merosot tajam.
Berdasarkan hasil survei dan evaluasi kementerian pendidikan (MEXT)
diketahui bahwa sebagian besar guru non-profesional adalah guru-guru
senior, sekitar 40-50 tahun ke atas.
Karena tingginya angka ketidakprofesionalan di kalangan guru
senir, maka dirancanglah sebuah kebijakan yang bermaksud memperbaiki
ketidakmampuan tersebut. Kebijakan yang dikenal sebagai shinmenkyo
seido (new license system) yang mewajibkan guru untuk mengikuti
sejumlah pelatihan yang diadakan dan dibiayai oleh MEXT atau The
Board of Education di tingkat daerah setiap 10 tahun sekali.
Salah satu kebijakan lain yang berkaitan dengan profesionalisme
guru adalah keinginan pemerintah Jepang untuk membuat semakin banyak
guru memiliki Master Degree. Saat ini terdapat 1.4% guru SD bergelar
Master, 2.7% guru SMP, dan 10.6% guru SMA memiliki gelar Master.
Program-program baru dibuka di Universitas untuk memfalisitasi
rencana ini, dengan membuka kelas malam yang memungkinkan para
guru untuk tetap aktif mengajar di sekolah masing-masing juga
berkesempatan untuk mengikuti perkuliahan di Universitas. Beberapa
guru dikirim atas biaya pemerintah daerah, namun sebagian besar guru
belajar atau inisiatif pribadi.
b. Futoko
Meskipun pendidikan Jepang adalah wajib sampai kelas sembilan
(SMP), ada siswa yang tidak mau atau tidak bisa pergi ke sekolah
sehingga mereka absen di sekolah dalam waktu yang lama, kondisi inilah
yang disebut Futoko. Pada umumnya yang menjadi penyebab diantaranya
faktor fisik seperti penyakit, ijime (kekerasan yang dilakukan oleh siswa
lain), dan isu-isu pendidikan lainnya seperti kegagalan akademis dan
menurunnya daya tarik dari sekolah.
c. Ijime
Ijime merupakan suatu tindakan penganiayaan secara mental
bahkan fisik kepada seseorang, biasanya banyak terjadi di SD. Siswa yang
di ijime biasanya akan kehilangan kepercayaan diri, enggan pergi ke
sekolah, karena diasingkan oleh teman-temannya, bahkan lebih parah lagi
dia akan nekat melakukan bunuh diri. Siswa yang paling mudah untuk di
ijime biasanya mereka yang dianggap berbeda di antara teman-temannya,
seperti pemalu dan pendiam atau secara fisik terlihat berbeda, misalnya
anak orang asing atau bahkan anak keturunan asing.
Kasus ijime di Jepang menjadi masalah serius karena efek dari
penganiayaan psikis ini seperti mengolok-olok, mencemooh, diasingkan
sendiri, bisa berakibat trauma, dan paranoid dalam skala yang
berkepanjangan dan tiada akhir, kasus bagi siswa yang terkena ijime ini
biasanya tidak berpikir panjang dan banyak yang memilih untuk bunuh
diri.6

BAB III
PENUTUP

6
http://adamtirtaputra.blogspot.com/2013/05/sistem-pendidikan-jepang.html di akses
pukul 17.44 di akses tanggal 13-11-2019 pukul 17.44
A. KESIMPULAN
Pendidikan adalah investasi kemanusiaan yang paling menguntungkan.
Kalau mau jaya dibidang pendidikannya, Indonesia harus mau berkaca
dinegara yang maju dibidang pendidikannya, seperti halnya Finlandia dam
Jepang. Harus tetap diposisikan bahwa pendidikan adalah lembaga sosial dan
kemanusiaan, bukan lembaga politik dan bisnis. Kita dapat mengingat dan
berani untuk sedikit memutar roda kebelakang pada waktu Indonesia jaya
dibidang pendidikannya, yang ditandai dengan didapatkannya Avicena Medali
(Medali penghargaan) dari UNESCO yang akhirnya banyak negara
ASEANpada berkiblat ke Indonesia dan meminjam guru-guru Indonesia untuk
mengajar di negaranya.
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempuna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumbe-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
petanggung jawabkan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pihak, khususnya Bapak Abdul Mukhlis, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia, serta bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya, dan kita dapat
mengambil hikmah setelah membaca makalah ini. Amiiinnnn.

DAFTAR PUSTAKA
Id.wikipedia.org. Pendidikan di Finlandia. Pukul. 10.34. tanggal 03
septemer 2019.

http://wairaiakss yangmadhayantiilhas.blogspot.com/2017/03/makalah-
pendidikan-di-finlandia.html diakses tanggal 29-10-2019 pukul 10.49
Idntimes.com. 23 Inovasi Pendidikan Finlandia yang harus juga bisa kita
terapkan. pukul 10.03. tanggal 03 september 2019.
http://adamtirtaputra.blogspot.com/2013/05/sistem-pendidikan-
jepang.html di akses tanggal 13-11-2019 pukul 17.44

Anda mungkin juga menyukai