Anda di halaman 1dari 23

PERBANDINGAN KURIKULUM DENGAN NEGARA-NEGARA LAIN

Mata Kuliah Kurikulum Pendidikan MIPA


Dosen: Dr. Leonard, M.M., M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

KELAS 1A

Akbar Susilo 20207270013

Lupih Lesatari 20207270018

Siska Mustika 20207270057

Syifa Afidah Nurul Arifin 20207270056

Wahyu Fajar Saputra 20207270055

FAKULTAS PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MIPA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2021

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
A. Kurikulum di Malaysia.....................................................................................................................1
1. Jenjang Pendidikan di Malaysia.....................................................................................................1
2. Kurikulum Nasional Malaysia.......................................................................................................1
B. Kurikulum di Singapura...................................................................................................................3
1. Sistem Pendidikan Singapura.........................................................................................................3
2. Jenjang Pendidikan di Singapura...................................................................................................3
C. Kurikulum di China..........................................................................................................................4
1. Pendidikan di China.......................................................................................................................4
2. Struktur Sistem Pendidikan China.................................................................................................5
3. Struktur Kurikulum Chins..............................................................................................................7
D. Kurikulum di Korea Selatan.............................................................................................................9
1. Jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak......................................................................................9
2. Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar...............................................................................................10
3. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama.........................................................................10
4. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Umum...........................................................................10
5. Jenjang Pendidikan Perguruan Tinggi..........................................................................................11
E. Kurikulum di Jepang......................................................................................................................11
1. Jenjang Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)...........................................................................11
2. Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD)......................................................................................11
3. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)..............................................................12
4. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)...................................................................12
F. Kurikulum di Amerika Serikat.......................................................................................................13
1. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat.........................................................................................13
2. Kurikulum Pendidikan Negara Amerika Serikat..........................................................................14
3. Jenis-Jenis Kurikulum Pendidikan Amerika Serikat....................................................................15
4. Tujuan Kurikulum Pendidikan Negara Amerika Serikat..............................................................16
5. Jenjang Pendidikan Dasar............................................................................................................17
6. Jenjang Pendidikan Menengah.....................................................................................................17
7. Evaluasi Kurikulum Amerika Serikat..........................................................................................18
G. Kurikulum di Finlandia..................................................................................................................19
1. Pendidikan Finlandia...................................................................................................................19
2. Manajemen Pendidikan................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................21

i
PERBANDINGAN KURIKULUM DENGAN NEGARA-NEGARA LAIN

A. Kurikulum di Malaysia
Pada mulanya sistem pendidikan di Malaysia diselenggarakan di surau-surau. Setelah
masuknya penjajahan Inggris ke Malaysia telah memberikan pengaruh kepada pendidikan di
Malaysia. Ciri khas yang nampak adalah mata pelajaran matematika dan sains menggunakan Bahasa
Inggris sejak lama. Sistem pendidikan di Malaysia diatur oleh Kementerian Pendidikan Malaysia
(KPM) berdasarkan pada sistem Pendidikan Inggris. Pendidikan yang ada di Malaysia fokus pada
sekolah rendah dan sekolah menengah serta boleh didapatkan dari sekolah tanggungan kerajaan,
swasta atau secara sendiri.
1. Jenjang Pendidikan di Malaysia
Jenjang pendidikan formal yang ada di Malaysia dimulai dari Pra-Sekolah, Pendidikan
Rendah, Pendidikan menengah, Pendidikan Pra-Universitas dan Pendidikan Perguruan Tinggi.
Pada tahun 2004 pendidikan pra-sekolah, rendah dan menengah berada dibawah Kementerian
Pendidikan, sedangkan pendidikan perguruan tinggi merupakan tanggungjawab Kementerian
Pendidikan Tinggi. Berikut penjelasan jenjang pendidikan di Malaysia:
a. Pendidikan Pra-sekolah
Jenjang pendidikan pra-sekolah menerima anak-anak dengan usia 4-6 tahun.
b. Pendidikan Rendah
Pendidikan rendah dilaksanakan selama 6 tahun dan menerima anak-anak berusia 7-12 tahun
serta diselenggarakan dengan menggunakan Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris.
c. Pendidikan Menengah
Pada umumnya pendidikan menengah merupakan kelanjutan dari pendidikan rendah dengan
Bahasa pengantar menggunakan Bahasa Melayu bagi semua mata pelajaran terkecuali mata
pelajaran Sains (Biologi, Fisika, Kimia) dan Matematika menggunakan perpaduan Bahasa
Melayu dengan Bahasa Inggris. Jenjang ini dibagi menjadi 5 tahun dengan 1-3 Tahun
menengah rendah dan 4-5 tahun menengah atas dimana siswa ditawarkan program khusus
seperti sains, satra dan teknikal.
d. Pendidikan Pra-universitas
Setelah pendidikan sekolah menengah, para pelajar di Malaysia dapat membuat pilihan dalam
tingkat 6 matrikulasi di pelbagai Lembaga pendidikan seperti politeknik dengan melalui tes
yang disebut Peperiksaan Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia (STPM).
e. Pendidikan Perguruan Tinggi
Ada 2 jenis yaitu: (i) Perguruan Tinggi Pemerintah atau di Indonesia sering disebut Perguruan
Tinggi Negeri; dan (ii) Perguruan Tinggi Swasta

1
2. Kurikulum Nasional Malaysia
Untuk menunjang jenjang pendidikan tersebut, kurikulum di Malaysia disebut dengan
Kurikulum Nasional merupakan suatu program pendidikan yang termasuk kurikulum dan kegiatan
yang mencakup semua pengetahuan, keterampilan, norma, nilai unsur kebudayaan dan
kepercayaan dengan tujuan membantu siswa sepenuhnya dari segi jasmani, rohani, mental dan
emosi serta menanamkan nilai moral yang diinginkan untuk menyampaikan pengetahuan. Adapun
Kurikulum Nasional dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Kurikulum Asuhan dan Didikan Awal Kanak-Kanak
Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar yang merangsang pikiran anak-
anak usia lahir hingga 4 tahun yang berfokus pada perkembangan holistik anak dari aspek
jasmani, rohani, spiritual, intelektual dan sosial.
b. Kurikulum Standar Prasekolah Kebangsaan (KSPK)
Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan potensi anak berumur 4-6 tahun secara
menyeluruh dari aspek jasmani, rohani, spiritual, intelektual dan sosial melalui kegiatan yang
aman dan bergizi serta menyenangkan, aman, kreatif dan bermakna dengan tujuan agar siswa
dapat meningkatkan ketrampilan, menanamkan keyakinan dan membentuk konsep diri positif
dan siap untuk mengatasi tantangan di Sekolah Rendah.
c. Kurikulum Bersepadu Sekolah Rendah (KBSR)
Kurikulum ini memiliki program yang terpadu dari segi konten, pendekatan dan bahan
pengajaran dan pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat menjadi insan seimbang,
harmonis dan berahlak dengan unsur-unsur pengetahuan ketrampilan dan nilai moral
terintegrasi dalam kurikulum. Kurikulum ini berlaku sejak 1983–2010 dan fokus pada 3 M
yaitu Membaca, Menulis dan Menghitung dan diberlakukan untuk jenjang pendidikan rendah
(sekolah dasar).
d. Kurikulum Standar Sekolah Rendah (KSSR)
Kurikulum ini bertujuan untuk memperluas potensi siswa secara holistik. Kurikulum ini berlaku
sejak 2011–sekarang dan fokus pada 4 M yaitu Membaca, Menulis, Menghitung, dan Menaakul
(berlogika) dan diberlakukan untuk jenjang pendidikan rendah (sekolah dasar).
e. Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengan (KBSM)
Kurikulum ini memperluas kemampuan siswa secara holistik dengan mempertimbangkan
kemampuan, minat dan bakat murid dan bertujuan untuk menyiapkan murid ke jenjang
pendidikan berikutnya atau merambahkan ke dunia pekerjaan.
Kurikulum di Malaysia sering mengalami perubahan seperti halnya di Indonesia yang
dipengaruhi politik, sosial ekonomi, sosial budaya dan perkembangan penidikan lokal maupun
internasional. Adapun visi misi utama pemerintahan Malaysia adalah menjadikan negerinya sebagai
pusat pendidikan berkualitas dan siap bersaing dengan Lembaga pendidikan tinggi di negara lain
seperti Singapura dan Australia. Pada dasarnya sekolah di Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda

2
hanya saja perbedaan menonjol terletak ada pada nama jenjang pendidikan dari kedua negara tersebut.
Contohnya pada jenjang sekolah menengah di Malaysia ditempuh dalam jenjang 5 tahun sedangkan di
Indonesia 6 tahun (SMP dan SMA). Perbedaan yang juga menjadi perhatian adalah di Indonesia lebih
sering berganti kurikulumnya minimal saat ada perubahan politik dibandingkan di Malaysia sehingga
membuat pelaksanaan teknis kurikulum di Indonesia lebih lambat untuk berkembang.

B. Kurikulum di Singapura
Tujuan Pendidikan Singapura adalah meletakkan pada keunggulan dan menempatkan diri pada
komunitas dunia melalui pengetahuan dasar dan agama. Metode pendidikan bertaraf internasional
didukung dengan infrastrutur pendidikan canggih, serta atmosfer pembelajaran nyaman ditengah
keharmonisan multibudaya masyarakatnya dan para siswa disiapkan menjadi warga global yang
berdaya saing tinggi. Sekolah memiliki akses internet bebas, akses transportasi yang mudah bagi
siswa menuju sekolahnya, beasiswa bagi rakyat yang kurang beruntung dan proses seleksi guru yang
ketat setara dengan penghargaan yang tinggi terhadap guru.
1. Sistem Pendidikan Singapura
Adapun istem pendidikan di Singapura terdiri dari 4 lembaga yaitu:
a. Pemerintah
b. Universitas Lokal
c. Swasta
d. Sekolah dengan sistem dari Luar Negeri dan sekolah asing/internasional
2. Jenjang Pendidikan di Singapura
Jenjang pendidikan di Singapura terdiri dari:
a. Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan ini diselenggarakan oleh Taman Kanak-Kanak setara dengan Kindergarten School
atau perawatan anak diperuntukkan untuk anak usia 3-6 tahun dengan dua sesi tiap hari dengan
tiap sesi 2,5 sampai 4 jam dengan 5 hari setiap pekannya serta kurikulum ini berbasis Bahasa
Inggris.
b. Sekolah Dasar
Pendidikan ini terdiri dari 4 tahun tahap dasar pertama yaitu sekolah dasar kelas 1-4 dan tahap
orientasi tahun 5 dan 6 yaitu sekolah dsar kelas 5-6. Kurikulum nya model internasional dengan
kurikulum inti mengajarkan Bahasa Inggris, Bahasa Daerah, dan Matematika. Sains sudah
diajarkan sejak kela 3 SD dan akhir kelas 6 SD dilakukan Ujian Kelulusan Sekolah Dasar.
c. Sekolah Lanjutan
Siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program spesial, cepat
atau normal. Program special dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘O’
(Singapore-Cambridge General Certificate of Education “Ordinary’) pada tingkat 4. Siswa pada
program normal pada tingkat lanjutan 3, dapat memilih pilihan mereka sendiri apakah di

3
jurusan seni, sains, perniagaan atau Teknik terapan yang mereka disiapkan untuk mengikuti
ujian GCE ‘N’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education “Normal’) pada tingkat
4 dan jika hasilnya memuaskan maka siswa akan mengikuti ujian GCE ‘O’ pada tingkat 5.
d. Perguruan Tinggi
Setelah menyelesaikan ujian Level GCE O, siswa diberi berbagai macam pilihan. Mereka dapat
mendaftar ke perguruan tinggi junior (Junior College), politeknik dan Universitas.
1) Junior College. Setelah berhasil duduk lulus dari GCE ‘O’, siswa dapat melanjutkan studi
ke Junior College (pra-universitas) selama 2-3 tahun. Tujuan dari jenjang ini adalah
mempersiapkan siswa untuk masuk ke dunia universitas.
2) Politeknik. Politeknik menawarkan berbagai jurusan seperti Teknik, Ilmu Pengetahuan
Bisnis, Komunikasi, Desain dan Info-Komunikasi. Mungkin jenjang ini mirip dengan
tingkat Diploma di Indonesia.
3) Pendidikan Tingkat Tersier. Mereka yang memenuhi syarat dapat mencoba beralih ke
tingkat tersier. Jenjang ini adalah jenjang dimana mereka bukan lagi di sebut siswa
melainkan mahasiswa. Ya dunia universitas ada di jenjang ini.

C. Kurikulum di China
Kurikulum pendidikan dasar sampai menengah di China mengalami perubahan kurikulum
sebanyak 7 kali sejak berdirinya Republik Rakyat China. Perubahan kurikulum merupakan tuntutan
yang dibutuhkan agar China menyesuaikan dengan kebijakan ekonomi dan pasar kerja domestik
maupun global. Pada perubahan kurikulum ketujuh kalinya tahun 2007, pemerintah sangat terbuka
terhadap hasil penelitian di bidang pendidikan dan masukan dari praktisi pendidikan, pengusaha dan
orang tua serta masyarakat peduli pendidikan baik dari tingkat pedesaan mauput tingkat perkotaan.
1. Pendidikan di China
Pada tahun 2018, Presiden Xi Jinping mengatakan pada Konferensi Pendidikan Nasional
bahwa fokus China harus bergeser dari 'kapasitas‘ ke 'kualitas', dan bahwa modernisasi pendidikan
harus mendukung modernisasi China. Secara umum, tujuan pendidikan china adalah membangun
sistem pendidikan yang modern untuk menciptakan generasi berwawasan luas, yang
memungkinkan setiap individu untuk menemukan, menggali dan memperkaya potensi kreatifnya,
serta menemukan kelebihan individualnya. Menurut Rencana 2035, tujuan pendidikan luas China
adalah:
a. Membangun modern sistem pendidikan;
b. Mencapai peningkatan universal dalam kualitas pra-sekolah pendidikan;
c. Memberikan kualitas tinggi dan seimbang wajib belajar (tahun 1 – 9); 
d. Mencapai hasil maksimal dalam SMA (tahun 10 - 12);
e. Secara signifikan meningkat pendidikan kejuruan;
f. Membangun daya saing yang lebih pendidikan tinggi sistem;

4
g. Memberikan pendidikan yang memadai bagi anak cacat/remaja; dan
h. Membangun yang baru sistem manajemen pendidikan dengan partisipasi dari seluruh masyarak
t (yaitu tidak semata-mata mengandalkan dukungan pemerintah).
Adapun untuk mencapai tujuan tersebut, Rencana 2035 mengidentifikasi beberapa 'tugas'
termasuk meningkatkan kualitas guru dan infrastruktur pendidikan (undang-undang, kebijakan,
kerangka kualifikasi, evaluasi dan penilaian); mengurangi disparitas dan universalisasi akses
pendidikan; mempromosikan pembelajaran seumur hidup; dan memodernisasi semua sektor
pendidikan dengan fokus khusus pada prasekolah dan VET.
Sistem pendidikan di Cina adalah tersentralisasi. Mulai dari level pusat, propinsi,
kotamadya, kabupaten dan termasuk derah otonomi setingkat kotamadya. Kurikulum pendidikan
China dirumuskan oleh Komite Pendidikan Negara (SEDC). Untuk biaya pendidikan tersedia pada
pemerintah pusat dan daerah dengan distribusi, alokasi dari daerah khusus untuk pendidikan yang
dikelolah oleh daerah sedangkan dana pusat untuk lembaga pendidikan yang berada di kementrian-
kementrian.
Adapun Menteri Pendidikan nasional Cina bertanggung‐jawab terhadap penyusunan
kebijakan umum dan Perencanaan tentang pendidikan sehingga bertujuan mempersiapkan para
pelajarnya untuk melakukan pengembangan diri dalam dimensi estetika, fisik, intelektual dan
moral, sesuai dengan bidang pekerjaannya agar kelak nanti dapat menjadi pekerja sosialis yang
beridealisme, terdidik dan berbudaya serta disiplin dan memiliki karakter yang kuat dibawah
pengawasan State Council, dimana administrasi pendidikan dasar didesentralisasikan ke
Pemerintah Provinsi dan Kota/ Kabupaten/ Desa. Sedangkan administrasi dan pengawasan
pendidikan tinggi dilakukan di tingkat nasional dan provinsi.
Sistem ujian di China, untuk sekolah dasar dan menengah melaksanakan empat macam ujian
yaitu ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah dan ujian masuk SMP, dan ujian-ujian ini
hanya terbatas pada mata pelajaran bahasa cina dan matematika. Sedangkan ujian masuk SMA
digabungkan dengan ujian akhir SMP. Untuk masuk perguruan tinggi dilakukan ujian seleksi
nasional dengan pemisahan antara sains dan ilmu sosial.
2. Struktur Sistem Pendidikan China
Sistem pendidikan di Cina menekankan sekolah untuk mengembangan potensi yang terdapat
pada diri para siswa, dimana dengan tujuan untuk merangsang dan mengembangkan potensi yang
siswa miliki supaya dapat belajar dengan nyaman dan maksimal. Agar tidak membunuh karakter
anak di Cina para siswa tidak banyak ditekankan untuk hapalan dan untuk lulus pada ujian
kognitif. Selanjutnya untuk struktur sistem pendidikannya meliputi: basic education (pendidikan
dasar), technical and vactional education (pendidikan teknik dan kejuruan), higher education
(pendidikan tinggi) dan adult education (pendidikan orang dewasa).
a. Basic Education (Pendidikan Dasar)

5
Pendidikan dasar meliputi TK, SD, dan SM dengan lama pendidikan yaitu: Pra sekolah 3
tahun ke atas, sekolah dasar 6 tahun dengan usia masuk 6 tahun, dan pendidikan sekolah
menengah tingkat pertama 3 tahun dan tingkat atas 3 tahun. Pendidikan tingkat ini juga disebut
dengan pendidikan formal. Pendidikan Pra sekolah berlangsung selam 3 tahun, artinya
pendidikan formal dimulai pada usia anak 3 tahun. Dilanjutkan pada usia 6 tahun masuk
sekolah dasar. Dengan mata pelajaran utama diantaranya sains, geografi, sejarah, matematika,
bahasa cina, dan sebagainya berlangsung selama 6 tahun. Selain itu ada juga pendidikan politik
dasar dan moral. Pendidikan jasmani juga diberikan dukungan besar.
Selain itu terdapat perbedaan untuk kurikulum pada sekolah dasar yang berada di Kota
dan juga yang berada di desa. Siswa yang sekolah dasarnya berada di Kota diwajibkan untuk
mempelajari mata pelajaran olahraga. Sedangkan untuk siswa sekolah dasar yang terdapat di
desa terdapat pelajaran tambahan yaitu pelajaran pertanian selain pelajaran yang inti seperti
bahasa cina, moral dan matematika. Pada tingkat junior berlangsung selama 3 tahun dan
dimulai pada usia 12 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, ditentukan berdasarkan hasil tes
yang telah dilakukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas
kejuruan. Untuk kurikulumnya sendiri SMP atau sekolah menengah pertama terdapat 13 mata
pelajaran yaitu seperti matematika, politik, pendidikan, moral, bahasa cina dan bahasa asing.
Pada tingkat senior berlangsung selama 2 atau 3 tahun dimulai pada usia 15 tahun.
Kurikulum pada SMA atau sekolah menengah atas sangat berbeda sekali dan tidak sama
dengan SD maupun SMP yang ada mata pelajaran wajib, di SMA para siswa menyesuaikan
sesuai dengan keinginannya (Liebchen, 2013). Pada tingkat ini, terdapat kelas sains dan sosial
kemudian muridmurid akan memilih untuk mengikuti kelas tersebut. Lulusan tingkat senior
ditujukan untuk masuk dan lulus tes Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Dalam kurikulumnya
terdapat juga Olahraga dan politik. Jadi berbeda dengan kurikulum Indonesia yang mana
diantaranya Indonesia pemilihan kurikulum pada saat kuliah sedangkan di cina dimulai pada
saat SMA, seperti contoh pada pesantren yang mempunyai banyak mata pelajaran agama
kemudian dipilih sesuai kebutuhan.
b. Technical and Vocational Education (Pendidikan Teknik dan Kejuruan)
Pendidikan menengah digolongkan menjadi dua yaitu pendidikan menengah akademis
dan kejuruan/teknik. Sekolah ini memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian,
manajerial, ketenagakerjaan, dan teknik programnya berlangsung antara 2 sampai 4 tahun.
Dalam melatih siswanya sekolah teknik menawarkan program 4 tahun. Hal itu ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terlatih.
c. Higher Education (Pendidikan Tinggi)
Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Pendidikan tinggi
terdiri dari program gelar sarjana, magister, doktoral, dan keprofesian. Selain universitas ada
college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan

6
diploma. Selama lebih dar 10 tahun pendidikan cina terus berkembang dan mengalami banyak
reformasi. Pendidikan tinggi cina menawarkan program akademik dan kejuruan. Banyak
universitas dan kolese di China yang memiliki kualitas dan tingkatan yang sangat bervariasi.
Pendidikan tinggi cina diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berbeda diantaranya jenjang
pertama, jenjang kedua dan jenjang ketiga (Koranyogya, 2018).
Jenjang pertama terbagi menjadi Dazhuan dan Benke. Dazhuan adalah tingkatan D2 atau
D3, pendidikan tinggi tipe vakasional yang ditujukan untuk memasuki pasar kerja. Sedangkan
Benke adalah tngkatan S1 atau D4. Jenjang kedua disebut Shuoshi yaitu tingkatan pendidikan
master (S2), dapat diakses setelah lulus dari jenjang Benke. Jenjang ketiga disebut Boshi yaitu
pendidkan tingg tingkat doktor (S3). Sistem ujian masuk perguruan tinggi di Cina disebut
Gaokao. Pilihan universtas bagi mahasswa Cina ditentukan berdasar hasil tes Gaokao. Apabila
lulus, siswa bisa melanjutkan dan memulai studi yang berlangsung selama 4 tahun atau lebih.
Sedangkan jika tidak lulus, siswa akan dialhkan ke pelatihan vakasional berlangsung selama 2
atau 3 tahun, serta dalam kasus terburuknya bisa juga bagi yang tidak lulus akan dkeluarkan
dari sistem unversitas Cina.
d. Adult Education (Pendidikan Orang Dewasa)
Pendidikan orang dewasa atau nonformal, adalah bentuk alternatif dari pendidikan tinggi
yang mencakup universitas radio, televisi, korespondensi, universitas paruh waktu, universitas
yang dikelola pabrik untuk staf dan pekerja, dan universitas yang dikelola kabupaten untuk
petani. Pendidikan orang dewasa menargetkan semua warga negara (atau semua pelajar).
Masyarakat, negara bagian dan pemerintah di semua tingkatan harus mengadvokasi dan
mempublikasikan gagasan pembelajaran seumur hidup dan menyediakan fasilitas pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan pelajar dewasa, membantu mereka memanfaatkan berbagai sumber
belajar dan menciptakan lingkungan sosial yang ideal untuk pembelajaran seumur hidup.
3. Struktur Kurikulum Chins
Batang tubuh kurikulum pendidikan dasar di Cina tergambar dalam struktur kurikulumnya.
Pada awal tahun 1980‐an,negara‐negara di Asia dan Pasifik melakukan penerapan "kurikulum
terintegrasi" dan pembelajaran tematik interdisipliner terutama dalam ilmu pendidikan, ilmu
lingkungan dan pendidikan kesehatan. Di seluruh dunia telah terjadi kecenderungan kurikulum
yang lebih terintegrasi dalam pendidikan dasar. Struktur kurikulum Cina memuat 3 hal yaitu:
a. Peningkatan Kurikulum seimbang
1) Keseimbangan yang lebih baik antara kurikulum berbasis disiplin, kurikulum terpadu dan
kurikulum berbasis praktek yang komprehensif
Skema kurikulum mempertahankan sejumlah kurikulum berbasis disiplin, terutama untuk
SMA, termasuk bahasa Cina, matematika, dan bahasa asing; dan sebagai alternatif: fisika,
kimia dan biologi untuk sains. Upaya yang dilakukan adalah untuk membangun keunggulan
kurikulum berbasis disiplin (misalnya logika dan integritas dalam mengorganisir pengetahuan,

7
profesionalisme dan keilmiahan sistemik untuk akuisisi belajar efektif). Sementara itu, mata
pelajaran berbasis disiplin dalam kurikulum diseimbangkan dengan keterampilan kognitif dan
nilai‐nilai dimensi konten pendidikan dan mengalihkan fokus dari akuisisi pengetahuan untuk
pembangunan manusia secara holistik. Selain itu, pengetahuan disiplin lebih terkait dengan
pengalaman siswa dan kehidupan atau praktek sosial.
Kurikulum terpadu diterapkan di sekolah dasar dengan materi karakter dan kehidupan,
kebajikan moral dan masyarakat, seni dan sains. Di SMP dan SMA kurikulum terpadu terdapat
pada materi Sejarah dan Masyarakat, sains dan seni. Kurikulum Praktek Komprehensif, yang
merupakan kurikulum eksperimental, berpusat pada kegiatan siswa dan terkait dengan
kehidupan sosial. Subjek ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan pendidikan sekolah,
pengalaman pribadi pelajar dan kehidupan masyarakat, dan untuk mengembangkan pelajar
dalam pemecahan masalah, kreativitas dan praktek kompetensi. Ketiga jenis kurikulum tersebut
telah menunjukkan kelebihannya masing‐masing dan membantu mengatasi kekurangan pada
kurikulum berbasis disiplin.
2) Keseimbangan yang lebih baik dalam proporsi pengaturan jam belajar untuk berbagai jenis
kurikulum
Jumlah jam pelajaran mingguan dan total jumlah jam pembelajaran diupayakan untuk
mengurangi beban belajar siswa dalam pendidikan wajib belajar 9 tahun. Tabel 1
menggambarkan perbandingan jam pelajaran mingguan murid Cina dan hari kehadiran sekolah
tahunan dengan jam belajar di beberapa negara yang berbeda.
Tabel 1. Perbandingan Jam Belajar Mingguan dan Hari Kehadiran Sekolah Beberapa Negara
Item

Total jumlah jam belajar Jumlah Hari belajar per‐tahun (5


perminggu (kelas 1 s.d 9) hari seminggu)
Negara
Pendidikan dasar: 195 hari
Cina 264
Pendidikan menengah: 200 hari
Korea Selatan 270 ‐
Jepang 256 200 hari
Taiwan 287 s.d 293 ‐
Hongkong 318 s.d 324 ‐
Rusia 271 204 hari
Jerman 268 156 hari
Indonesia 212 190 hari

3) Keseimbangan yang lebih baik dalam kurikulum untuk kelompok usia yang berbeda pada
pendidikan wajib belajar 9 tahun
Dalam struktur kurikulum yang seimbang, perhatian perlu diberikan untuk bobot yang
diberikan kepada subyek yang berbeda dan proporsi jam kelas untuk setiap mata pelajaran.

8
Perhatian juga diperlukan dalam hal desain kurikulum untuk karakteristik fisik ‐psikologis
pelajar pada usia yang berbeda.

Tabel 2. Distribusi Proporsi per Mata Pelajaran


Persentase
Persen
Mata pelajaran
Moral (pembangunan
7 s.d 9%
karakter)
Bahasa Cina 20 s.d 22%
Matematika 13 s.d 15%
Bahasa Asing 6 s.d 8%
Seni (Musik, Seni rupa) 9 s.d 11%
Pendidikan Jasmani 10 s.d 11%
Praktek (muatan lokal) 16 s.d 20%

b. Peningkatan Kurikulum Terpadu


Mata pelajaran pada kurikulum terpadu menuntut pembelajaran praktek yang berpusat pada
kegiatan yang dirancang bersama oleh guru dan peserta didik sesuai dengan kepentingan murid,
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia. Guru dan murid harus berkontribusi dalam kegiatan
kurikulum yang telah dirancang.
c. Peningkatan Kurikulum Pilihan
Peningkatan kurikulum pilihan berarti menawarkan mata pelajaran yang lebih elektif dan
memfasilitasi otonomi yang lebih luas dalam adaptasi kurikulum dengan konteks lokal atau
spesifik dan partisipasi yang lebih aktif dalam kurikulum terutama pada proses pengambilan
keputusan oleh otoritas lokal, sekolah, guru dan murid.

D. Kurikulum di Korea Selatan


Sistem Pendidikan di Korea adalah 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMU dan 4 tahun
Universitas, secara umum terdiri dari 6-3-3-4.  Untuk SD dan SMP semua biaya sekolah ditanggung
oleh pemerintah selama 9 tahun. Sistem pendidikan dari pra sekolah sampai perguruan tinggi terbagi
dalam 2 semester per tahunnya. Jika selesai semester pertama sekolah akan libur sebulan penuh di
musim panas. Jika selesai semester kedua dan sebelum dimulainya semester baru akan libur di
musim dingin dan di musim semi selama 2 bulan.
1. Jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak
Untuk sekolah taman kanak-kanak "Youchiwon" dimulai usia 3 tahun hingga 6 tahun,
kapan saja boleh masuk sekolah ini asal sudah mencukupi usiannya. Sebenarnya ada juga usia 2
tahun tapi sekolah ini berseling sehari sekolah dan sehari tidak, hanya beberapa jam saja ini
hanya milik swasta. Pra sekolah ada yang milik negara dan swasta. Untuk pra sekolah swasta
pemerintah tetap membantu, mengawasi dan memperhatikan sepenuhnya pengolahan sekolah-

9
sekolah TK ini.
Baik negeri dan swasta pra sekolah memiliki program pendidikan yang sama, yaitu lebih
banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan lingkungan. Mengajarkan
tentang kehidupan sehari-hari, BAB, ganti baju, sikat gigi dan lain-lain. Untuk keluarga yang
berpenghasilan rendah, seperti petani dan nelayan biasanya anak yang usianya 5 tahun
mendapatkan bantuan pendidikan. Saat anak ingin menempuh pendidikan pra sekolah para
pengajar di sekolah itu akan memberi konsultasi langsung setelah itu baru siswa di terima
sekolah.
2. Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar
Anak yang telah berusia 6 tahun terhitung 1 januari diperbolehkan masuk ke sekolah
dasar,  Korea punya perhitungan tahun untuk kelahiran yaitu sejak bayi lahir akan dihitung 1
tahun usianya jadi untuk usia 6 tahun menurut kita orang Indonesia maka di korea adalah 7 tahun.
Sebelum masuk sekolah SD biasanya untuk pra sekolah anak-anak akan dibawa berkunjung ke
SD untuk sekedar melihat-lihat sekolah mereka selanjutnya bagaimana. Pada umumnya anak
yang masuk sekolah SD menerima surat pemberitahuan ijin masuk sekolah pada bulan Februari
dan awal maret. Lalu bisa mendaftar pada sekolah dasar.
Pendidikan SD  dimulai dari kelas satu sampai kelas enam jika tidak ada hal yang khusus
setiap tahun bisa naik kelas. Jenis sekolah dasar juga dibagi 2 yaitu pemerintah dan swasta. Masa
pendidikanya sama perbedaannya hanya pada program khusus dan pada sekolah swasta harus
membayar uang sekolah. Di Korea wajib belajar adalah sampai SMP dan itu tidak dipungut
biaya, hingga tingkat SMU biaya sekolah menjadi tangung jawab individu. Korea sendiri yang
memiliki peraturan 2 anak saja cukup, dahulu maka saat ini mereka di masa yang akan datang
akan kekurangan generasi muda untuk itu mereka memberi aturan untuk keluarga yang memiliki
anak lebih dari 2 maka setiap anaknya akan diberi tunjangan per bulan.
3. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Di setiap kelas untuk SMP memiliki seorang wali kelas yang akan memperhatikan
kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran memiliki tenaga
pengajar yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari bahasa korea, moral, sosial
moral, matematika, ilmu science, olah raga, musik, kesenian, keterampilan, bahasa inggris.
Dalam 1 hari mereka di sekolah selama 6 jam, dan setiap semester ada 2 kali ujian evaluasi, yang
hasilnya akan dikirim ke rumah masing-masing. Menginjak di kelas 3 nilai dan kemampuan
siswa akan dipertimbangkan untuk melanjutkan ke SMU, pada saat ini wali kelas akan memperi
saran dan petunjuk untuk mereka melanjutkan ke SMU.
4. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Umum
Untuk pendidikan di SMU ini terdiri dari 3 bagian yaitu Sekolah Mengengah Umum,
Sekolah Menengah Ekonomi dan Sekolah Mengengah Khusus. Secara umum Sekolah Menengah
Umum mempelajari mata pelajaran yang diperlukan untuk masuk perguruan tinggi. Sekolah

10
Menengah Ekonomi mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran yang dibutuhkan untuk
masuk kerja. Sekolah Menengah Khusus adalah sekolah yang memberikan keterampilan khusus
seperti bidang science atau bahasa asing, olah raga dan lain-lain.
5. Jenjang Pendidikan Perguruan Tinggi
Siswa jika lulus SMU bisa bekerja atau masuk perguruan tinggi. Perguruan Tinggi di
Korea terbagi 2 yaitu,  masa pendidikan 4 tahun dan 2 tahun, sebagian besar mempelajari dasar-
dasar kejuruan tentang mata kuliah keahlian, berbeda dengan masa pendidikan 4 tahun yang
mempelajari ilmu secara keilmuan. Sesuai dengan dasar tuhuan Universitas terbagi menjadi
Universitas Umum, niversitas Kejuruan,  dan Universitas Khusus. Universitas Kejuruan
contohnya pendidikan, komunikasi, pembukuan, teknik.  Universitas Khusus meliputi
perpajakan, kepolisian dan akademi militer. Saat akan masuk Universitas secara umum
ditentukan nilai SMU dan setiap tahun mengikuti ujian kemampuan dan bakat. Walaupun mereka
dapat masuk ke Universitas dengan ke 2 nilai tersebut cara pemilihan siswa sedikit berbeda di
setiap Universitas karena di setiap Universitas mempunyai syarat-syarat tertentu. Jika orang
tuannya asing bisa mengikuti ujian saringan khusus pelajar asing.

E. Kurikulum di Jepang
Kualitas pendidikan di Jepang memang tak perlu dipertanyakan lagi, jika melihat berhasilnya
Jepang untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu yang paling berperan
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah kurikulum pendidikan di negara tersebut.
Tak hanya di Indonesia yang gemar ganti kurikulum pendidikan, negara maju seperti Jepang pun
kerap ganti kurikulum. Perubahan tersebut mau tidak mau membawa dampak perubahan permintaan
kualifikasi dan kompetensi pendidik di Jepang.
1. Jenjang Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)
Level pendidikan taman kanak-kanak (TK), di Jepang lebih cenderung merupakan lembaga
pengembangan dan pelatihan kebiasaan sehari-hari. Karena itu pendidikan di level TK bukanlah
pengajaran, tetapi lebih tepat disebut pendidikan. Kurikulum TK di Jepang tidak membebani anak,
karena anak tidak dijejali materi-materi pelajaran secara kognitif tetapi lebih pada pengenalan dan
latihan keterampilan hidup yang dibutuhkan anak untuk kehidupan sehari-hari, seperti latihan
buang air besar sendiri, gosok gigi, makan, dan lain sebagainya. Sedangkan kurikulum di
Indonesia telah berorientasi pada pengembangan intelektual anak.
2. Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang
hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia. Hanya yang membedakan adalah pada mata
pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan
mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup
mandiri. Daripada mengajarkan mata pelajaran IPA dan IPS, Jepang lebih memilih

11
memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus dari tingkat
TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas.
Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi yang lebih
dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus dalam
mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan
melalui pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk pada pendidikan agama (Kristen,
Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan pendidikan akademik, pendidikan bersifat
estetik berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2. Di
Jepang, pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah
menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian
seterusnya.
3. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Untuk pendidikan SMP, kurikulum menitikberatkan pada pendidikan bahasa Jepang,
matematika, IPA dan IPS. Sedangkan pendidikan bahasa asing seperti Inggris dan Jerman tidak
diwajibkan dan hanya bersifat pilhan bagi murid. Pelajaran bahasa Inggris baru dijadikan
pelajaran wajib di level SMP pada kurikulum 2002. Adanya mata pelajaran pilihan seperti bahasa
Jepang, IPS, matematika, IPA, musik, art, pendidikan jasmani, keterampilan, dan bahasa asing,
merupakan pembeda khas antara kurikulum pendidikan SMP di Jepang dan Indonesia. Selain
pendidikan utama, di Jepang juga dilengkapi dengan pendidikan ekstrakurikuler seperti di
Indonesia.
Jepang menerapkan wajib belajar sembilan tahun. Seperti halnya di Indonesia, wajib
belajar di Jepang terdiri dari SD dan SMP. Namun lain dengan Indonesia, wajib belajar sembilan
tahun benar-benar ditekankan oleh pemerintah kepada semua penduduk yang tinggal di Jepang
baik warga negara Jepang maupun warga negara asing. Setiap orang tua yang mempunyai anak
berusia 6-15 tahun harus menyekolahkan anaknya. Apabila terdapat orang tua yang tidak
menyekolahkan anaknya, maka sanksi hukum dapat dikenakan kepada orang tua tersebut.
Sekolah Dasar di Jepang 97% adalah sekolah negeri. Biaya pendidikan sebagian besar
ditanggung pemerintah seperti biaya masuk, biaya pengajaran dan buku sekolah dengan fasilitas
sekolah yang lengkap. Orang tua hanya menyediakan fasilitas lainnya seperti perlengkapan
sekolah, makan siang dan biaya piknik.
4. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering berubah.
Pada tingkat ini sudah diadakan sistem penjurusan seperti di Indonesia. Sifat khas kurikulum
SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. Contohnya pelajaran bahasa Jepang yang
mulai dikelompokkan menjadi literatur klasik dan modern. Penjurusan dilakukan di kelas 3,
jurusan yang ada meliputi IPA dan budaya/sosial. tetapi seiring berjalannya waktu, penjurusan
mengalami perkembangan karena banyaknya lulusan SMA yang memilih akademi yang terkait

12
dengan teknik, pertanian, perikanan, kesejahteraan masyarakat, dan lain lain.
Bukan hanya di Indonesia saja banyak pro dan kontra tentang kurikulum pendidikan, di
Jepang pun kurikulum dilakukan secara top down, bukan bottom up. Karenanya banyak yang tidak
dapat diterapkan di sekolah secara optimal dan pada akhirnya mendapat protes keras dari para guru.
Jepang memperlakukan kegiatan belajar di luar secara berkala, mereka mengunjungi tempat-tempat
bersejarah dan lahan pertanian atau perkebunan untuk belajar memetik teh, jeruk dan menggali
umbi-umbian, bahkan sampai belajar menanam padi di sawah. Di lain waktu, siswa secara
berkelompok diajarkan cara menumpang kereta (densha) untuk melatih kemandirian, selain itu
diselingi kegiatan wawancara dengan berbagai narasumber yang kemudian menjadi bahan untuk
presentasi di depan kelas.
Selain itu bisa dikatakan bahwa sistem pendidikan pada negara Jepang memiliki kemiripan
pada sistem pendidikan di negara kita dimana jenjang pendidikannya melalui 4 tahap secara umum,
yaitu 6-3-3-4 artinya siswa harus melewati 6 tahun untuk tahap pendidikan dasar, 3 tahun Sekolah
Menengah Pertama, 3 tahun Sekolah Menengah Atas, dan 4 tahun Perguruan Tinggi. Hal tersebut
dikarenakan karena negara kita merupakan negara jajahan Jepang sehingga sebagian sistem
pendidikan negara Jepang masih diterapkan di negara kita dengan sedikit perubahan dimana negara
kita lebih memfokuskan pada pelajaran logika dan penilaian hasil akhir semester sebagai penentu
kelulusan siswa, sedangkan di negara Jepang lebih difokuskan pada pengembangan watak
kepribadian dalam kaitannya terhadap kehidupan sehari-hari dan penilaian ditentukan oleh
guru/dosen kelas dengan melihat kinerja belajar siswa sehari-hari sebagai penentu kelulusan.
Jepang dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pun tidak semata-mata
dengan hasil instan, tapi dengan proses yang hampir sama dengan negara maju lain pada umumnya.
Tidak hanya bergantung pada sistem pendidikan itu sendiri, tapi setiap sistem dan orang di dalamnya
seperti guru dan para pelajar pun harus ikut mendukung untuk mencapai visi dan misi yang sama.
Dengan loyalitas para pengajar dan tingkat kedisiplinan pelajar, akhirnya dapat menciptakan banyak
SDM berkualitas. Kerjasama yang baik antar seluruh komponen inilah yang mampu membawa
kesuksesan negara Jepang hingga mampu mencapai seluruh tujuan-tujuan pendidikan yang
dicanangkannya kurang dari 25 tahun dan tercatat sebagai negara dengan kualitas dan sistem
pendidikan terbaik se-Asia, sungguh prestasi yang mengagumkan.

F. Kurikulum di Amerika Serikat


Perencanaan dan pengembangan kurikulum merupakan suatu pekerjaan yang memerlukaan
telaah mendalam dan komprehensif untuk memenuhi syarat kelayakan. Dinamika perkembangan
bangsa, menuntut bahwa pengembangan kurikulum perlu memperhatikan perkembangan yang ada
pada dunia saat ini.

13
1. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat karakteristik utama sistem pendidikannya adalah menonjolnya
DESENTRALISASI. Pemerintahan pusat memberikan otonomi seluas-luasnya kepada
Pemerintahan di bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintahan Daerah (Distrik). Meskipun
Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau bersifat nasional, akan
tetapi bukan berarti tidak ada rumusan tentang tujuan pendidikan yang berlaku secara nasional.
Pendidikan di Amerika Serikat sudah dirintis pada masa Amerika Serikat belum terbentuk.
Negara ini malah belum memproklamasikan kemerdekaannya ketika college-college sebagai dasar
pendidikan Amerika didirikan oleh pemerintah kolonial. Pada masa-masa awal, rakyat di seluruh
koloni sudah sadar bahwa yang paling penting untuk masa depan adalah dasar-dasar pendidikan
dan budaya Amerika.
Amerika Serikat yang sudah berumur ratusan tahun sejak kemerdekaannya tentu memiliki
banyak pengalaman dalam mencari format pendidikan yang cocok. Bagaimana dan seperti apa
kebijakan pendidikan di Amerika Serikat tentunya sangat bisa menjadi wacana bagi pemerhati
masalah-masalah pendidikan. Sebuah negara yang maju tentunya mempunyai sistem pendidikan
yang baik pula.
2. Kurikulum Pendidikan Negara Amerika Serikat
Negara Amerika Serikat (United States) adalah negara adidaya yang berpenduduk sekitar
262.775.000 (menurut sensus 1995). Pada level Sekolah Dasar, sistem persekolahan di Amerika
Serikat menerapkan durasi 5-6 tahun (bagi anak usia 6 sampai 12 tahun).
Dalam sejarah pendidikan di Amerika Serikat (United States), penentuan apa yang harus
diajarkan disekolah merupakan hal yang dimiliki oleh masyarakat lokal (local communities) dan
Negara Bagian atau provinsi yang disebut states. Dengan demikian isi kurikulum sangat beragam,
disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan Negara Bagian tersebut. Tidak ada sistem pendidikan
atau kurikulum yang berkala nasional. Negara Bagian (State) dan masyarakat sama-sama memiliki
kekuatan/ kewenangan dalam menentukan materi/ isi dan struktur kurikulum. Selanjutnya,
organisasi sekolah pada tingkat lokal diperkenankan menentukan program atau isi kurikulum
sepanjang masih di dalam rambu-rambu atau petunjuk yang ditetapkan oleh pemerintah Negara
Bagian (State) tersebut.
Pada dasarnya  proses pengembangan kurikulum dipusatkan pada Negara Bagian (State),
namun demikian guru, sekolah, ataupun distrik dapat mendesain sendiri program yang ditawarkan
sesuai dengan pedoman/ petunjuk yang dikeluarkan oleh Negara Bagian. Sekolah harus membuat
program sesuai dengan persyaratan Negara Bagian dan mendesain kurikulum yang dapat
mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian negara (state examinations).
Pada tingkat sekolah dan kelas, guru dapat mengembangkan kurikulum berdasarkan standar
dan kerangka dari pemerintah Negara Bagian (State), menggunakan sumber-sumber material yang
ditentukan oleh pemerintah atau menentukan sendiri. Dengan demikian, dalam pendidikan di

14
Amerika Serikat guru-guru diharapkan menggunaka standar dan kerangka sebagai penyusunan
kurikulum, mereka bisa mempertimbangkan flesibilitas/ keluwesan desain suatu kurikulum bagi
kelas mereka sendiri, termasuk dalam memilih media dan metode pembelajaran.
Tak ada persyaratan mengenai alokasi waktu yang digunakan pada setiap mata pelajaran,
dengan demikian setiap sekolah dan guru menggunakan waktu untuk masing-masing pelajaran
yang dipersyaratkan oleh pemerintahan dan harus diajarkan pada tingkat sekolah dasar (tingkat 1
sampai dengan 6), yaitu:
1. Matematika (Mathematic);
2. Membaca (Reading);
3. Mengeja (Spelling);
4. Menulis (Writing);
5. Bahasa Inggris (English Language);
6. Geografi (Geography);
7. Sejarah Amerika (US History);
8. Ilmu Pengetahuan Sosial (Sosial Studies);
9. Kesehatan (Healthy);
10. Musik (music);
11. Seni Rupa (Visual Arts);
12. Olahraga (Physical Education).
3. Jenis-Jenis Kurikulum Pendidikan Amerika Serikat
a) Kurikulum Formal dan Informal
Pada saat belajar disekolah siswa menerima kurikulum formal dan informal. Kurikulum formal
sangat sering dipikirkan dibanding kurikulum informal. Tetapi kurikulum informal juga penting
untuk diketahui. Salah satu contoh kurikulum formal adalah apa yang kita temukan dalam buku
teks. Sedangkan contoh kurikulum informal adalah apa yang diajarkan pada siswa tentang
sopan santun. Misalkan pada siswa perempuan sering diberitahukan untuk bersikap sebagai
“lady”, atau pada siswa laki-laki diajari untuk jangan cengeng dan menangis.
b) Kurikulum Tersembunyi (hidden curriculum)
Kurikulum tersembunyi dapat didefinisikan sebagai kultur dan nilai yang lebih menonjol yang
dianut oleh civitas akademik (siswa dan juga guru) disuatu sekolah. Kurikulum tersembunyi
mencerminkan ideologi yang dominan dalam suatu sekolah.
c) Kurikulum Nol
Konsepnya sangat berhubungan dengan kurikulum tersembunyi. Kurikulum nol mengacu pada
pelajaran yang diajarkan dengan tanpa sengaja. Kurikulum nol dikategorikan menjadi dua
bagian. Yang pertama proses kognitif dan materi pelajaran yang lebih ditekankan untuk
diajarkan, baik yang ada dalam kurikulum formal maupun yang tidak. Contoh, untuk mengajar

15
anak-anak TK menghafal abjad, apakah cara yang digunakan adalah menyuruh mereka
menghafal didepan kelas atau guru mengulang-ulang di depan kelas.
d) Jarak Fisik sebagai Kurikulum
Beberapa pendidik berpendapat bahwa apa yang terjadi di sekolah adalah sebuah kurikulum.
Jadi desain fisik sekolah bisa juga disebut sebagai kurikulum. Bukan suatu kebetulan bahwa
sekolah abad 19 didesain seperti candi dan gereja karena maknanya adalah candi atau katedral
pengetahuan.
4. Tujuan Kurikulum Pendidikan Negara Amerika Serikat
Menurut Schroeder (2000:26) Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) mencerminkan
ciri dari sistem pemerintahan di sana yaitu federal dengan desentralisasi melalui pemerintahan
negara-negara bagian (states). Penanggung jawab utama sistem pendidikan di sana adalah
departemen pendidikan pemerintah federal di Washington D.C, namun kegiatan sehari-hari
didelegasikan penuh kepada pemerintah setiap Negara bagian yang kemudian mendelegasikannya
lagi kepada Kantor Pendidikan Distrik (Public School District), dan kepada badan-badan
penyantun college dan universitas.
Sebagaimana dideskripsikan di atas bahwa karakteristik utama politik sistem pendidikan
Amerika Serikat adalah menonjolnya desentralisasi. Pemerintah Pusat sangat memberi otonomi
seluas-luasnya kepada Pemerintah di bawahnya, yaitu Negara Bagian dan Pemerintah Daerah
(Distrik). Meskipun Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang
bersifat nasional, akan tetapi bukan berarti tidak ada rumusan tentang tujuan pendidikan yang
berlaku secara nasional. Tujuan sistem pendidikan Amerika secara umum dirumuskan dalam 5
poin sebagai berikut:
1) Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
2) Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
3) Untuk membantu pengembangan individu;
4) Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan
5) Untuk mempercepat kemajuan nasional
Menurut Hofstadter (2004:19) Tujuan pendidikan pada semua level pendidikan termasuk
level Sekolah Dasar (Elementary School) di Amerika Serikat yang disusun sejak tahun 1991 dan
masih berlaku hingga saat ini secara singkat dirumuskan dalam 10 tujuan berikut ini:
1. Setiap siswa harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan komputasi (perhitungan);
2. Setiap siswa harus menerapkan metode penelitian (inquiry) dan pengetahuan yang telah
dipelajari, serta dapat menggunakan metode dan pengetahuan tersebut dalam aplikasi
interdisipliner;
3. Setiap siswa harus memiliki pengetahuan, pemahaman dan apresiasi mengenai seni artistik,
kebudayaan, prestasi intelaktual, serta mengembangan kemampuan dalam mengekspresikan
bakat pribadi;

16
4. Setiap siswa harus memiliki dan dapat menerapkan pengetahuan mengenai politik, ekonomi
dan institusi sosial di dalam negeri maupun di luar negeri;
5. Setiap siswa harus mematuhi dan mempraktikkan nilai-nilai dasar kewarganegaraan dan
memiliki, serta dapat menggunakan keterampilan, pengetahuan, pemahaman, dan sikap yang
diperlukan guna keikutsertaannya dalam kehidupan negara yang demokratis;
6. Setiap siswa harus mampu mengembangkan kemampuannya untuk memahami, menghargai
dan bekerjasama dengan orang lain yang berbeda dalam hal ras, jenis kelamin, kemampuan,
budaya, suku bangsa, agama, dan latar belakang politik, ekonomi, sosial serta memahami dan
menghargai nilai-nilai, keyakinan dan sikap yang dianut mereka;
7. Setiap siswa harus memiliki pengetahuan mengenai konsekuensi ekologis dalam
menggunakan sumber-sumber alam dan lingkungan;
8. Setiap siswa harus dipersiapkan memasuki Pendidikan Menengah (Secondary Education);
9. Setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan
meningkatkan kehidupan pribadi, keterampilan positif, dan fungsi-fungsi dalam masyarakat
demokratis;
10. Setiap siswa harus mampu mengembangkan komitmen belajar seumur hidup dan bersikap
membangun.
Kesepuluh tujuan tersebut sangat mewarnai pengembangan isi/ materi kurikulum pada
sekolah-sekolah, baik pada level nasional Negara bagian maupun lokal.
5. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh
grade (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga Fourth grade (kelas 4), Sixth grade (kelas
6) atau eighth grade (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada school district tersebut.
Kurikulum pembelajaran dipilih oleh school district mengacu pada standar pembelajaran di
Negara bagian tersebut. Standar pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh School
district yang harus mengacu pada AYP (Adequate yearly program).
Suasana pembelajaran pada sekolah dasar di Amerika Serikat berbeda dengan pembelajaran
pada sekolah di Indonesia. Satu kelas terdiri dari dua puluh higga tiga puluh siswa. Guru Sekolah
dasar di Amerika Serikat dibekali pendidikan lanjutan mengenai perkembangan congnitive and
psychological development. Guru-guru di Amerika Serikat telah menyelesaikan pendidikan
lanjutan Sarjana dan atau Pasca Sarjana (Bachelors and/or Masters Degree) dalam bidang Early
Childhood and Elementary Education.
6. Jenjang Pendidikan Menengah
Jenjang pendidikan menengah di Amerika Serikat dibagi menjadi dua tahap (middle school/
junior high) mulai pada jenjang sixth, seventh, eighth and ninth grade (kelas 6, 7, 8, 9). Jenjang
pendidikan pada middle school/ junior high (grade/kelas) di tentukan oleh faktor demografi seperti
jumlah usia siswa sekolah menegah. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan populasi siswa

17
sekolah yang stabil.  Pada jenjang ini, siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran
yang dikehendaki dan menggunakan system kelas berpindah (moving class).
Senior High(kelas 9,10,11,12)  adalah jenjang lanjutan setelah middle school/ junior high,
biasanya Jenjang ini dimulai dari ninth grade (freshman), tenth grade(sophomores), eleventh
grade(Juniors), twelfth grade(seniors). Perlu diketahui bahwa jenjang middle school/Junior high
dan Senior high berbeda-beda di setiap Negara bagian, mengacu pada demografi usia siswa di
Negara bagian tersebut.
Pendidikan menengah memiliki struktur kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia. Pada
jenjang ini, siswa diwajibkan mengabil sejumalah mata pelajaran wajib (mandatory subjects) dan
memilihi mata pelajaran pilihan (electives). Mata pelajaran wajib (mandatory subjects) meiliputi:
 Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia dan Fisika
 Mathematics (Matematika) meliputi aljabar, geometri, pre-calculus dan statistika
 English (pelajaran bahasa inggris) meliputi sastra, humaniora, mengarang dan verbal
(praktek)
 Physical education (Olahraga)
Mata pelajaran pilihan (electives) meliputi:
 Atletics meliputi cross country, football, basketball, track and field, swimming, tennis,
gymnastics, waterpolo, soccer, softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice
hockey, fieldhockey, crew, boxing, skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching band
 Career and Technical Education meliputi agriculture/agriscience, Business/Marketing,
Family and Consumer Science, Health occipations
 Computer word processing meliputi programing and design
 Foreign langguages meliputi bahasa Spanyol dan Perancis (umum) Bahasa Cina, Latin,
Yunani, Jerman, itali dan Jepang (tidak umum)
 Performing Arts/Visual Arts meliputi, paduan suara, band, orchestra, drama, seni rupa,
fotografi, ceramics dan dance
 Publishing meliputi Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majalah siswa
 

18
Gambar 1. Skema Pendidikan Dasar, Menengah dan Lanjutan di Amerika Serikat

7. Evaluasi Kurikulum Amerika Serikat


Dalam kaitannya dengan evaluasi kurikulum, di Amerika Serikat tidak ada mekanisme
secara formal untuk mengevaluasi efektivitas kurikulum sekolah maupun kerangka kurikulum
yang dibuat pemerintah (State). Kerangka evaluasi biasanya dikembangkan oleh para ahli
kurikulum dari kalangan guru-guru atau ahli pendidikan lainnya dan para ahli mata pelajaran yang
didasarkan kepada hasil reviu mutakhir terhadap standar dan praktek yang terdapat dalam laporan
kurikulum pada tingkat Negara Bagian (State) dan nasional, misalnya berdasarkan hasil reviu
tersebut suatu lembaga yang bernama The Nasional Council Of Teacher
Mathematics menerbitkan standar kurikulum dan evaluasi untuk pelajaran matematika di sekolah-
sekolah.

G. Kurikulum di Finlandia
1. Pendidikan Finlandia
Tujuan utama dari kebijakan pendidikan Finlandia adalah semua warga mendapatkan
kesempatan yang sama dalam hal menerima pendidikan, tanpa memperhitungkan usia, tempat
tinggal, situasi keuangan, jenis kelamin atau orang tua. Pendidikan dianggap sebagai salah satu
hak-hak dasar semua warga negara. Pertama, ketentuan tentang pendidikan dasar menjamin hak
setiap orang untuk mendapatkan pendidikan dasar secara gratis, yang juga merupakan
ketentuan wajib belajar. Kedua, pejabat publik juga berkewajiban untuk menjamin setiap orang
berkesempatan sama dalam memperoleh pendidikan lainnya selain pendidikan dasar sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan khusus, dan untuk mengembangkan diri agar terhindar dari
kesulitan ekonomi. Pejabat publik wajib menyediakan untuk kebutuhan pendidikan di Finlandia

19
(edu.fi, 2009). Jenjang Pendidikan di Finlandia meliputi: Pra pendidikan dasar, Pendidikan
dasar dan menengah, Tertiary pendidikan, Pendidikan tinggi, dan Pendidikan dewasa.
2. Manajemen Pendidikan
Setiap guru di Finlandia minimal harus bergelar master alias S2. Hanya 11 universitas
yang memiliki program pendidikan guru, jadi memudahkan dalam mengontrol kualitas dan
standar konsistensi program pendidikan. Untuk mendapat gelar master, mahasiswa harus
menyelesaikan 5 tahun pendidikan research-based yang menekankan pengetahuan tentang
pedagogic. Sebelum lulus mahasiswa juga harus mengikuti magang selama satu tahun penuh
mengajar di sekolah yang bekerja sama dengan universitas tempat mereka kuliah. Sekolah-
sekolah ini adalah sekolah model, dimana para guru dan peneliti mengembangkan metode-
metode baru dan menyelesaikan penelitian mengenai belajar mengajar. Dalam hal kurikulum,
pemerintah hanya membuat panduan umum berupa target (goals). Dan guru diberi kebebasan
bagaimana caranya untuk mencapai target tersebut. Guru bebas memakai metode mengajar
maupun buku teks apa pun. Guru mengajar kelompok siswa yang sama sampai beberapa tahun.
Dengan demikian, guru dapat lebih mengenal siswa-siswanya sekaligus dapat memantau
perkembangan akademik, sosial dan emosionalnya. Dan setiap guru wajib membuat evaluasi
mengenai perkembangan belajar setiap siswanya. Dan satu kelas maksimal jumlah siswa hanya
12 orang sehingga guru dapat lebih mudah memantau seluruh siswanya. Tidak ada standarisasi
pendidikan di Finlandia karena berlawanan dengan kreatifitas. Mereka percaya semakin
standarisasi ditekankan, semakin sempit ruang kreatifitas. Menurut guru di Finlandia, mata
pelajaran terpopuler di kalangan siswa adalah art & craft terutama kerajinan kayu (woodwork).
Selain itu, guru di Finlandia menekankan pentingnya waktu bermain, yang dipercaya dapat
meningkatkan performa akademik siswa, membantu perkembangan kognitif, afektif dan sosial.
Prinsipnya dalam 1 jam pelajaran, 45 menit dialokasikan untuk belajar dan 15 menit untuk
bermain bebas sesuai kehendak siswa. Karenanya, waktu istirahat sangat banyak di sekolah-
sekolah Finlandia bahkan hingga sekolah lanjutan atas. Guru mengurangi mengajar dengan
metode ceramah dengan persentase 40% guru dan 60% siswa. Wajib belajar adalah 9 tahun.
Tidak memberlakukan pemisahan pendidikan dasar dan lanjutan sehingga tidak perlu berganti
sekolah di usia 13 tahun. Kebijakan ini dilakukan untuk menghindari masa transisi yang perlu
dialami oleh siswa, yang dianggap dapat mengganggu pendidikan mereka.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chaerun. (2014). Sistem Pendidikan di Cina. Atase Pendidikan KBRI di Beijing Kedutaan
Besar Republik Indonesia Beijing.
Aziz, M. F. A. (2020). Manajemen Pendidikan Di Negara Cina. Equilibrium: Jurnal Penelitian
Pendidikan dan Ekonomi, 17(02), 51-60.
https://goikuzo.com/sistem-kurikulum-pendidikan-di-jepang/
https://internationaleducation.gov.au/international-network/china/PolicyUpdates-
China/Pages/China's-education-modernisation-plan-towards-2035-.aspx#:~:text=The
%202035%20Plan%20calls%20for,strengthened%20at%20higher%20education%20level
https://kumparan.com/osissmkislamiyahciputat/kondisi-sistem-pendidikan-indonesia-dibanding-
negara-lain-1vLKZDtpn1R/1.
https://www.youtube.com/watch?v=SYTckYAKfgE
https://www.youtube.com/watch?v=pYFGL5HNypM
https://www.kompasiana.com/lakeisha/5500f8a3a333113e09510f52/sistem-pendidikan-di-korea-
selatan
Putra, A. (2017). Mengkaji Dan Membandingkan Kurikulum 7 Negara (Malaysia, Singapura, Cina,
Korea, Jepang, Amerika Dan Finlandia).
Sukmadinata, NS. 2017. Pengembangan Kurikulum: teori dan praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wijaya, I. E. (2007). Studi Komparatif Pendidikan Di Kawasan Asia (RRC, Korea Selatan,
Jepang). Educare.

21

Anda mungkin juga menyukai