Anda di halaman 1dari 32

Mata Kuliah : Sejarah Matematika

SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN


PYTHAGORAS
( Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Matematika yang
di ampu oleh : Nurhasanah Siregar, S.Pd. , M.Pd)

OLEH :

SASTRI MAYLINDA ( 4161111066 )

SYAFRIDAH ( 4161111073 )

TRI ASIH ABDILLAH ( 4161111076 )

USWATUL AULIYA ( 4161111079 )

WINDA ANGGRAINI ( 4161111081 )

WINDA FEBRI YANTI ( 4161111082 )

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |2

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat dikerjakan dan diselesaikan. Makalah ini berjudul
“Sejarah Matematika Aliran Phitagoras”. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas yang di berikan oleh dosen pengampu mata kuliah Sejarah Matematika.

Didalam pengerjaan makalah ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat
membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima kasih
kepada :

1. Bapak Dr. Pardomuan Sitompul, S.Si.,M.Si Selaku Ketua Jurusan Matematika


Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan
2. Bapak Lasker Pangarapan Sinaga, S.Si.,M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Matematika
Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan
3. Bapak Zul Amry, M.Si.,Ph.D Selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas Negeri Medan
4. Bapak Nurhasanah Siregar, S.Pd. , M.Pd Selaku Dosen Pengampu
5. bapak /ibu dosen Jurusan Matematika
6. teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah secara langsung dan
tidak langsung
7. orang tua yang selalu memberikan dana kepada penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2019

Penulis
SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 6

1.4 Manfaat .............................................................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 6

2. 1 Sejarah Hidup Phytagoras .................................................................................. 6

2. 2 Phytagoras Dalam Filsafat ............................................................................... 11

2.2.1 Filsafat Yunani ......................................................................................... 11

2.2.2 Filsafat Phytagoras ................................................................................... 12

2.2.3 Pengaruh Filsafat Pythagoras dalam Matematika .................................... 14

2. 3 Pythagoras dalam Matematika ......................................................................... 15

2. 4 Aliran dan Ajaran Pythagoras .......................................................................... 23

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 29

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 29

3.2 Saran ................................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 31


SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling
dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan
sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-
6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan
kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Phytagoras memiliki peran yang besar terhadap
dunia Matematika. Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema
SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |5

Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang
pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini
berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan
dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan
segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan
bilangan.
Walaupun Phytagoras adalah seorang filsuf dan terkenal di dunia filsafat
dengan filsafat-filsafat yang ia kemukakannya tetapi namanya begitu terkenal di
seantero dunia akan teorema Phytagoras yang sangat bermanfaat dalam dunia
matematika. Apa sebenarnya yang membuat Phytagoras begitu terkenal dalam dunia
matematika padahal ia tidak mengabadikan hidupnya di dalam dunia matematika dan
ia adalah seorang filsuf? Siapakah sesungguhnya Phytagoras ? Apa andil yang telah
ia berikan pada ilmuwan matematika sehingga namanya begitu dikenal ?
Perjalann hidup Phytagoras sebagai tokoh yang sangat terkenal dalam
matematika dan filsafat ini cukuplah panjang. Tokoh besar ini banyak memberikan
konstribusi-konstribusi dalam ilmu pengetahuan, khususnya matematika sehingga
kisah-kisah perjalan hidupnya menarik untuk diketahui dan dipelajari. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk menulis makalah ini yang diberi judul “Sejarah
Matematika Aliran Phitagoras”.

1.2 Rumusan Masalah


Agar pembahasan pada makalah ini dapat fokus dan tertuju dengan jelas,
maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah hidup Phytagoras ?


2. Apa saja kontribusi Phytagoras dalam Matematika ?
3. Bagaimana peran aliran Matematika yang dikembangkan Phytagoras?
SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |6

1.3 Tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Begitu juga dalam
penulisan makalah ini memiliki tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adlah untuk mengetahui :
1. Sejarah hidup Phytagoras
2. Kontribusi Phytagoras dalam matematika
3. Untuk mengetahui Sejarah perkembangan aliran Matematika Phytagoras serta
penjelasan rinci tentang pola pikir pengembangannya.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dengan disusunnya
makalah ini, yaitu :
1. Untuk penulis adalah sebagai berikut :
a. Penulis memiliki pengetahuan menganai sejarah matematika Phytagoras
b. Penulis dapat berkontribusi aktif dalam memberikan informasi mengenai
sejarah singkat Phytagoras
2. Untuk pembaca adalah sebagai berikut :
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai sejarah singkat Phytagoras
b. Sebagai referensi untuk penulisan makalah selanjutnya

BAB II

PEMBAHASAN
2. 1 Sejarah Hidup Phytagoras
Phytagoras lahir pada tahun 580 SM di Pulau Samos, Yunani. Dia berayah
seorang pedagang kaya bernama Mnesarchus dari kota Tirus, Phoenicia, sekarang
bernama kota Sur, masuk wilayah Libanon. Mnesarchus dikenal sangat dermawan
pada warga Samos sehingga mendapat anugrah sebgai warga kehormatan kota
Samos.
SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |7

Ibu Phytagoras berdarah asli Samos, bernama Pythais yang dinikahi


Mnesarchus untuk menyempurnakan statusnya sebagai warga kota Samos. Kelahiran
Phytahoras yang kelak akan menjadi tokoh tersohor sepanjang zaman telah
dinujumkan jauh hari oleh seorang pendeta Yunani di kuil Apollo, kota Delphi.
Ketika itu Mnesarchus yang baru menikahi Pythais sedang melakukan perjalanan
bisnis dan singgah di kuil Apollo dengan membawa persembahan. Begitu tiba di kuil,
Mnesarchus langsung disambut sang pendeta. “Ke sinilah, hai orang Phoenicia,” kata
pendeta. Mnesarchus terheran-heran. “Bagaimana anda mengetahui saya ?” tanyanya
penuh ketakjuban. “Sudah tugasku menerima wahyu dari Yang di Atas”. Kau akan
dianugerahi seorang anak yang istimewa. Rawatlah baik-baik anakmu. Bagi bangsa
Yunani, dia akan penuh hikmat. Bagi umat manusia keseluruhan, dia akan membawa
pada pengetahuan. Rawatlah dia baik-baik dan jagalah anakmu sepenuh hati,” ujar
pendeta itu panjang lebar.

Mnesarchus mendengarkan dengan penuh takzim dan mengucapkan terima


kasih atas ramalan baiknya yang menyenangkan hati. Apa yang dinujumkan itu benar
– benar menjadi kenyataan. Mnesarchus menemukan tanda khusus pada paha bayi
Pythagoras yang dia yakini sebagai petunjuk adanya keistimewaan.

Masa kecil Pythagoras penuh kebahagiaan dan semua kebutuhannya


tercukupi dengan baik, mengingat ayahnya seorang saudagar kaya. Pythagoras kecil
juga banyak melakukan perjalanan ke berbagai kota mengikuti sang ayahanda.

Pengalaman mengunjungi banyak kota perdagangan itu menyenangkan hati


dan memacu keingintahuannya untuk lebih mendalami berbagai macam
pengetahuan. Oleh ayahnya, Pythagoras kecil lantas diserahkan pada Creophilus
untuk diberikan pendidikan secara khusus. Guru Creophilus mengakui bahwa
Pythagoras mempunyai pesona dari surga dan memiliki kecerdasan luar biasa.
Sebagaimana putra – putra Yunani terdidik, Pythagoras pun mempelajari karya –
karya sastra, puisi dan bermain musik.

Setelah dinyatakan lulus oleh Guru Creophilus, Pythagoras selanjutnya


berguru pada Pherekydes. Guru kedua itu juga memberikan banyak bekal pada
Pythagoras mengenai filsafat, mistik dan mitologi. Pherekydes merupakan guru yang
hebat dan selalu dikelilingi pemuda – pemuda yang ingin mempelajari berbagai hal.
SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |8

Pythagoras sendiri memperoleh pelajaran dari Pherekydes secara privat alias


khusus. Dari Pherekydes itulah Pythagoras memperoleh ajaran mengenai hubungan
jiwa dan tubuh. Pherekydes mengatakan, “Ada lubang – lubang di tubuh yang
menyebabkan jiwa bisa berpindah. Karenanya wahai Pythagoras, belajarlah
memurnikan jiwa dengan hidup seimbang”.

Dari ajaran itulah Pythagoras memperoleh inspirasi awal mengenai keharusan


berprilaku bersih agar jiwa terjaga kesuciannya. Namun menjelang usia remaja,
Pythagora terpukul jiwanya. Ayahnya, Mnesarchus meninggal dunia karena sakit.

Sepeninggal ayahnya, Pythagoras bangkit kembali untuk tetap terus tekun


belajar dan melupakan segala duka laranya. Dari guru Pherekydes, Pythagoras
melanjutkan berguru ke berbagai tempat yang dipandang akan menambah
pengetahuannya lebih banyak lagi. Pythagoras dirujuk untuk menemui Guru Thales.
Pythagoraa cukup beruntung dapat diterima secara pribadi oleh Guru Thales. Kendati
sehari – hari tidak lagi bertugas mengajar, namun Thales bersedia memberikan
pelajaran pada Pythagoras secara khusus, selain juga tetap mengikuti pelajaran yang
diberikan Anaximinder. “Jadi kau ini dari Samos untuk belajar matematika. Dengan
senang hati aku akan mengajarimu. Matematika memang menyangkut kebenaran
hakiki. Tak ada yang lepas dari matematika. Setiap tarikan nafasmu, bahkan setiap
detak jantungmu adalah irama matematika,” papar Guru Thales.

Dari Anaximinder didapatlah pelajaran mengenai geometri dan kosmologi.


“Geometri selalu menghasilkan gedung – gedung megah karena geometri sendiri pun
begitu megah,” ujar Anaximinder kepada Pythagoras. Dari Anaximinder pulalah
Pythagoras belajar mengenai pengukuran – pengukuran geometris.

Selanjutnya oleh kedua filsuf itu, Pythagoras dianjurkan memperdalam


ilmunya dengan belahar ke Mesir. “Sudah tak ada yang bisa kuajarkan padamu.
Untuk mendalaminya lebih jauh, pergilah ke Mesir, tempat segala sesuatu berasal.
Baik itu teologi, matematika, geometri dan kimia, semuanya dapat dilacak di Mesir.
Janganlah sekali – kali minum anggur, hindari makan daging serta jauhi sifat rakus
dan tamak agar jiwamu selalu bersih,” nasehat Thales pada kesempatan terakhir
pelajarannya. Usia Pythagoras pada waktu itu sudah 18 tahun.
SEJARAH MATEMATIKA ALIRAN PYTHAGORAS |9

Pythagoras banyak mendapatkan ilmu di Mesir. Di negeri lahirnya para nabi


itu, Pythagoras juga belajar ritus agama dan ketuhanan. Banyak cara hidup pendeta
Mesir kelak diadopsi Pythagoras dan diajarkan kepada para pengikutnya, seperti
hidup vegetarian dan menolak menggunakan pakaian yang berasal dari kulit
binatang.

Selama bermukim di Mesir, Pythagoras menyaksikan terjadinya peristiwa


peperangan antara Mesir dan Persia. Akibat kekalahan perang melawan Persia itu,
orang – orang Mesir dibuang ke Babilonia sebagai tawanan perang. Akibat kekalahan
perang melawan Persia itu, orang – orang Mesir dibuang ke Babilonia sebagai
tawanan perang. Selama masa pembuangan itu Pythagoras juga mendapat tambahan
ilmu aritmatika dan musik. Oleh pendeta Majusi, Pythagoras disarankan pergi ke
India.

Di Hindustan yang kala itu dikuasai bangsa Arya, Pythagoras terkagum –


kagum menyaksikan kemajuan peradaban negeri itu. Pada masa itu Yunani masih di
belakang peradaban bangsa – bangsa timur. Eropa secara keseluruhan masih hutan
belantara. Kepada para pendeta Hindustan itu Pythagoras mempelajari konsep
mengenai penyatuan jiwa. Dari ajaran para pendeta hindustan itulah tampaknya
Pythagoras megembangkan konsep filsafat, bahwa jiwa kita semua akan menyatu
kembali dalam satu kesatuan kepada Yang Maha Suci. Pada waktu Pythagoras
mengunjungi Hindustan, selain adanya agama Hindu yang sudah mengakar,
berkembang pula ajaran baru yang disebarluaskan oleh Sidharta Gautama yang
terkenal dengan nama Budha. Bagi Pythagoras, ajaran Hindu mengenai kasta dalam
struktur masyarakat kurang memuaskan batinnya.

Pada tahun 520 SM Pythagoras kembali ke negeri leluhurnya di Pulau Samos.


Di Samos Pythagoras mencoba mendirikan sekolah yang disebutnya Semicircle. Dia
mengajarkan kebajikan – kebajikan untuk kembali menata kota samos. “Harus ada
hukum yang dijunjung. Jangan berbuat jahat lagi. Kebaikan dan keadilan harus
ditegakkan,” seru Pythagoras.

Namun tampaknya ajakan Pythagoras tidak memperoleh sambutan hangat


dari warga Samos. Sebagian besar penduduk memilih hidup berfoya – foya dan
bersenang – senang dalam kehancuran. Karena itu Pythagoras kembali meninggalkan
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 10

kampung halamannya pada tahun 518 SM. Dia hanya bertahan sekitar dua tahun saja.
Ada kelompok masyarakat yang sangat membencinya. Bahkan ada yang menyerang
Pythagoras sebagai antek Persia atau antek Mesir. Memang pengaruh Mesir maupun
alam pikiran timur sudah merasuk dalam diri Pythaforas.

Sesudah banyak melakukan pengembaraan dan terjaminnya keamanan diri


beserta para pengikut, Pythagoras kemudian memutuskan tinggal di Kroton, Italia
Selatan. Di situlah dia bersama para pengikutnya mendirikan perguruan atau
semacam pesantren. Mereka bersumpah setia untuk sehidup semati tinggal bersama
sebagai satu komunitas.

Pythagoras menikah pada usia yang sudah tua, sekitar enam puluh empat
tahun. Wanita yang dinikahinya masih berusia muda belia dan menjadi pengikut
ajarannya. Dari pernikahannya, Pythagoras memiliki tujuh orang anak.

Akhir kehidupan Pythagoras dicatat sejarah berlangsung amat dramatis.


Musuh – musuh Pythagoras sering menyatroni perguruanny. Bahkan kemudian
muncul penggalangan megusir Pythagoras bersama seluruh pengikut. Dengan berat
hati mereka meninggalkan Kroton menuju Metapontion, masih di kawasan Italia. Di
Metapontion itulah Pythagoras mempertahankan padepokannya sampai akhir.

Mengenai kematian Pythagoras, banyak sumber yang menceritakannya


dengan versi yang berbeda – beda. Kematian Pythagoras ini amat sangat misterius
karena tidak dapat diungkap secara pasti apa dan bagaimana duduk perkara
sesungguhnya hingga dia dibunuh demikian kejinya. Ada versi yang menyebutkan
bahwa Pythagoras dibunuh oleh orang – orang yang diduga suruhan penguasa
Yunani. Begitulah legenda menyebutkan Pythagoras memang telah diincar
nyawanya sejak masih usia muda di kampung halaman. Usinya ketika meninggal
berkisar delapan puluh tahun. Pemakaman jasadnya diiringi ratapan para pengikut
setia.

Versi lain menceritakan bahwa para pengikut Pythagoras menyatakan bahwa


guru mereka meninggal dengan cara yang unik. Beberapa dari mereka menyatakan
Pythagoras mogok makan, sebagaian lagi menyatakan bahwa dia mengurung dan
berdiam diri. Cerita lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar oleh para
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 11

musuhnya (mereka yang merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di tempat


itu). Semua pengikutnya ke luar dari rumah terbakar dan lagi ke segala penjuru untuk
menyelamatkan diri. Massa yang membakar rumah itu kemudian membantai para
pengikutnya (Pythagorean) satu per satu. Persaudaraan sudah dihancurkan, doa
disuruh berlari di suatu ladang, namun mengatakan bahwa dia lebih baik mati.
Kemudian diambil keputusan bersama dan diputuskan bahwa Pythagoras dihukum
pancung dan di penggal kepalanya di muka umum.

2. 2 Phytagoras Dalam Filsafat


2.2.1 Filsafat Yunani
Filsafat Yunani bukanlah hasil ciptaan filosof-filosof Yunani semata-
mata, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai saingan (pilihan) dari kebudayaan
Yunani sebelum masa berfilsafat, karena filsafat di Yunani mula-mula
dimaksudkan untuk melepaskan diri dari kekuasaan golongan-golongan agama
bersahaja dengan jalan menguji ajaran-ajarannya. Apa yang dapat dibenarkan
oleh pakar pikiran dimasukkan dalan “cerita-cerita agama”. Ciri dari pemikiran
filsafat Yunani diantaranya, yaitu :

a. Menurut filsaft Yunani bukan hanya sebab yang pertama (first cause ) yang
mempengaruhi alam, tetapi juga ada kekuatan-kekuatan lain yang ikut serta
mempengaruhinya yaitu akal-akal yang menggerakkan benda-benda langit.
Demikian pula “Api Heractilus” yang dianggap sebagai asal kejadian alam,
boleh jadi karena pengaruh pemujaan api yang dikenal oleh agama-agama
Iran pada umumnya.
b. Ciri kedua dari pemikiran filsafat Yunani ialah ketidak-selarasan, karena
filsafat ini mula-mula terdiri dari bermacam-macam soal yang tidak selaras,
hingga orang-orang yang mempunyai pemikiran filsafat yang sistematis,
seperti Plato dan Aristoteles, juga tidak terhindar dari ketidak-selarasan ini
dalam pemikirannya. Mereka masih terpengaruh oleh pikiran-pikiran orang
sebelumnya, dengan segala macam perbedaan dan yang mengandung
ketidak-selarasan pula. Misalnya, Teori Ide dari Plato merupakan usaha
pemaduan antara dua pemikiran yang berlawanan. Heraclitus dan pengikut-
pengikutnya mengatakan bahwa segala sesuatu selalu berubah (perpetual
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 12

flux, panta rhei) dan pendapat ini telah dirubah oleh Phytagoras, menjadi
aliran yang mengatakan bahwa “Perorangan menjadi ukuran segala sesuatu”
(man is the measure of all things).

Aliran-aliran dalam filsafat Yunani mencakup :

a. Aliran Tabii (natural philosophy) dengan Democritus sebagai tokohnya dan


filosofi-filosoflonia, yang menghargai alam dan wujud benda setinggi-
tingginya. Karena itu menurut aliran ini alam itu abadi.
b. Aliran Ketuhanan yang mengakui zat-zat yang metafisik, diwakili oleh
aliran Elea dan Socrates, yang mengatakan bahwa sumber alam indrawi
adalah sesuatu yang berada diluarnya.
c. Aliran Mistik dan Phytagoras sebagai tokohnya, yang bermaksud
memperkecil atau mengingkari nilai alam indrawi, oleh karena itu aliran ini
menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkannya, serta menuju
kepada alam yang penuh kesempurnaan, kebahagiaan dan kebebasan
mutlak, sesudah terikat oleh benda alam ini.
d. Aliran Kemanusiaan yang menghargai manusia setinggi-tingginya dan
mengakui kesanggupan u ntuk mencapai pengetahuan, serta menganggap
manusi sebagai ukuran kebenaran. Aliran ini diwakili oleh Socrates dan
golongan sofis meskipun ada perbedaan antara dia dengan mereka.

2.2.2 Filsafat Phytagoras


Phytagoras mengajarkan pandangan hidupnya kepada siapa saja yang
mau mendengarkan . “Saudara-saudaraku, kebenaran hanya bisa didapat
dengan jiwa yang suci dan tulus. Alam menuntut matematika yang harmonis.
Jiwa juga harus harmonis dengan alam,” Phytagoras berfilsafat di setiap
kesempatan yang ada. Pentingnya menyampaikan kebenaran dalam segala
situasi itu merupakan inspirasi yang didapat Phytagoras dari orang – orang
Majusi ketika hidup dalam pembuangan di Babilonia. Pelan tapi pasti, jumlah
orang yang bersimpati dengan ajarannya pun terus bertambah. Phytagoras
mulai dikenal sebagai orang bijaksana. Dia mengajarkan pada setiap makhluk
selalu menjaga kesucian jiwa.
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 13

Thales mengatakan bahwa “semua adalah air ”. Sementara itu,


Phytagoras mengajarkan bahwa “semua adalah bilangan”. Phytagoras terkenal
dengan ajaran penuhanan terhadap bilangan atau angka.Phytagoras dengan
tanpa ragu-ragu mengatakan bahwa Tuhan itu adalah angka. Hal ini menurut
anggapan Phytagoras karena setiap kebajikan pasti dapat dihitung letaknya di
antara dua posisi ekstrem dalam matematika. Prinsip tersebut diilhami oleh
ajaran filsafat Yunani Purba yang mengatakan bahwa kebajikan berada di
posisi antara ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Menurut Phytagoras sesuatu yang
tidak dihitung atau tidak dapat dihitung berarti suatu kejahatan. Oleh karena
itu, Phytagoras pun berkata bahwa segala sesuatu adalah bilangan.

Phytagoras memberi tempat yang istimewa pada bilangan 10 . Dia


menyebut bilangan ini “bilangan yang diagungkan”. Dia tertarik dengan
bilangan tersebut dengan alasan – alasan berikut :

a. Angka tersebut digunakan oleh orang Yunani kuno sebagai basis


perhitungan
b. Sebagai jumlahan empat bilangan bulat positif pertama, hal ini
merepresentasikan dimensi 3, dengan 1 untuk 1 titik, 2 untuk garis, 3 untuk
bidang, dan 4 untuk ruang.
c. Ada 10 titik dalam bintang Phytagoras titi-lima.

Selama masa hidupnya, ajaran filsafat angka Phytagoras memperoleh


tanggapan bermacam – macam antara yang setuju maupun yang tidak setuju,
bahkan memusuhinya. Meskipun menimbulkan pro – kontra, Phytagoras terus
mendalami kajian filsafat angka dengan tekun dan tidak pernah gentar karena
berlandaskan pada kebersihan jiwa dan kejernihan akal budi.

Sebagai filsuf, cara Phytagoras bekerja merumuskan dalil – dalil


filsafatnya selalu berpijak pada ketinggian moral budi manusia. Sistem filsafat
Phytagoras yang menyelaraskan ilmu – ilmu pasti seperti matematika, ilmu
alam maupun astronomi dengan kepercayaan mistis religius. Betrand Russell
(1872 – 1969) menulis, “Saya tak tahu siapa yang paling berpengaruh sama
seperti Phytagoras dalam dunia pemikiran. Saya katakan hal ini, sebab apa
yang tampak sebagai platonisme, ternyata bila dianalisa dalam hakikatnya
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 14

adalah ajaran Phytagoras. Konsepsi dunia dari dunia abadi, yang nyata bagi
intelek, tapi tidak dirasakan, adalah dari dia (yakni Pythagoras)”.

Sistem filsafat model Pythagoras dengan penuh keharmonisan antara


akal budi dan tafsir metafisis itulah yang sangat membedakan dengan
metafisika Timur atau Asia – Afrika yang jauh lebih mistis dan sulit
diselaraskan dengan rasio logis. Pada Pythagoras dan para pengikutnya beserta
para filsuf yang terinspirasi oleh sistem filsafatnya, metafisika angka – angka
Pythagoras menjadi lengkap ilmiah.

Walau tidak mutlak seluruhnya adalah benar, namun niscaya ada


kebenaran – kebenaran yang telah teruji dalam tempaan zaman. Filsafat angka
Pythagoras menyimpan keajaiban. Selain sebagai seorang filsuf, Pythagoras
adalah juga seorang agamawan yang mengajarkan adanya reinkarnasi,
vegeterianisme dan penyiksaan terhadap diri sendiri.

2.2.3 Pengaruh Filsafat Pythagoras dalam Matematika


Pengaruh ajaran filsafat Pythagoras sampai pula kepada sebagaian
kaum muslimin yang kurang pengetahuan akan Islam. Misalnya dalam
kehidupan mayoritas masyarakat muslim masih banyak yang menggap
beberapa angka – angka tertentu keramat, contohnya ada yang menganggap
keramat bilangan 7, 13, 40, dll. Mereka meyakini bahwa bilangan – bilangan
tersebut dapat memberikan pengaruh dalam kehidupan, baik pengaruh positif
atau pengaruh negatif.

Di Indonesia khususnya, sebagian masyrakatnya masih mempercayai


perhitungan hari baik dan buruk ketika hendak melaksanakan suatu hajat.
Semua hari (menurut mereka) memiliki kode bilangan – bilangan tertentu.
Misalnya ada orang yang hendak menyelenggarakan sebuah hajatan
pernikahan. Mereka akan menghitung bilangan dari hari kelahiran calon
mempelai laki – laki dan calon mempelai perempuan.

Bila penjumlahan dari bilangan – bilangan hari kelahiran kedua


mempelai menghasilkan bilangan ‘sial’ atau ‘mati’ mereka pun lantas
membatalkan rencana pernikahan tersebut. Andaikata hendak diteruskan, maka
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 15

mereka mesti memberikan sesaji untuk menolak bala dari bilangan jelek
tersebut. Bila bilangan yang dihasilkan adalah bilangan ‘baik’ atau ‘mujur’
mereka masih pula melakukan perhitungan tentang hari ‘baik’ bagi
pelaksanaan hajatan pernikahan tadi. Di beberapa agama lain, seperti agama
Budha, Tao, Lama, dan aliran – aliran kepercayaan keyakinan terhadap
bilangan – bilangan ini memang begitu mendominasi kehidupan mereka.
Segala sesuatu dihitung dengan bilangan dan sudut, sehingga lahirlah teori
Feng Sui atau Hong Sui. Keyakinan kepada bilangan – bilangan ini melahirkan
pula model ramalan nasib dengan SHIO, yaitu perhitungan nasib seseorang
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun yang juga disimbolkan dengan bilangan
– bilangan.

Pythagoras percaya bahwa bilangan bukan unsur seperti udara dan air
yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Pandangan Pythagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat bilangan. Bila segala hal adalah
bilangan, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai
dan diukur dengan bilangan dalam hubungan yang proporsional dan teratur,
melainkan berkat bilangan – bilangan itu segala sesuatu menjadi harmonis dan
seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui bilangan – bilangan.

2. 3 Pythagoras dalam Matematika


Nama Pythagoras sudah tidak asing lagi dalam dunia ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu pasti. Dia adalah sosok yang sangat penting dalam pengembangan
matematika. Dua fiksuf lain yang mempengaruhi Pythagoras, dan untuk
memperkenalkan dia untuk ide – ide matematika, adalah Thales dan muridnya
Anaximander yng keduanya tinggal di Miletus. Dikatakan bahwa Pythagoras
mengunjungi Thales di Miletus ketika ia berusia antara 18 dan 20 tahun. Namun yang
diakui oleh Pythagoras sebagai guru adalah Pherekydes.

Pythagoras berpendapat bahwa segala sesuatu adalah bilangan – bilangan.


Betapa pun luasnya semesta ini, unsur – unsur dan setiap perubahan di dalamnya
dapat ditentukan dengan satuan – satuan bilangan. Mazhab Pythagorean
berpandangan bahwa substansi dari segenap yang ada adalah bilangan. Seluruh
gejala alam semesta merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan –
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 16

perbandingan matematis. Dengan demikian bilangan angka – angka merupakan


intisari dan dasar fundamental dari segala sesuatu di alam jagad raya semesta ini.

Sebagai contoh, Phytagoras yang juga dikenal sebagai musisi berbakat, yaitu
seorang pemain Lira, menemukan music terkait dengan matematika. Ini diawali
ketika Phytagoras bermain monokord (memiliki satu dawai saja). Setiap perubahan
panjang senar dengan perbandingan yang tetap (1:2 ; 2:3 ; dan 3:4) akan
menghasilkan nada yang berbeda untuk setiap perbandingna namun kedengarannya
sangat harmonis. Menurut mereka, setiap perubahan di alam semesta ini dapat
dicocokan dengan kategori-kategori matematis. Suara dawai dengan ukuran tertentu
dapat dikatakan dalam bilangan bilangan. Setiap perubahan yang terjadi di alam
semesta ini dapat dinyatakan dengan bilangan-bilangan.

Seandainya bilangan-bilangan tidak ada, bagi manusia tidak akan ada barang
apapun yang dapat menjadi jelas, baik pada dirinya sendiri maupun dalam hubungan
dengan barang-barang lain. Bentuk, isi dan hakikat segala apapun tidak akan pernah
lepas dari angka-angka mustahil mengandung ketidakbenaran.

Salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Phytagoras,


yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah
sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun
fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Phytagoras,
namun teorema ini dikreditkan kepada Phytagoras karena dial ah yang pertama
membuktikan pengamatan ini secara matematis.

Penemuan Phytagoras dalam bidang music dan matematika tetap hidup


sampai saat ini. Theorema Phytagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan
digunakan untuk menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Phytagoras belum
ada pembuktian atas asumsi-asumsi. Phytagoras adalah orang pertama yang
mencetuskan bahwa aksioma-aksioma, postulat-postulat perlu dijabarkan terlebih
dahulu dalam mengembangkan geometri.

1. Teorema Phytagoras
Teorema Phytagoras memainkan peran yang sangat signifikan dalam
berbagai bidang yang berkaitan dengan matematika. Misalnya, untuk membentuk
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 17

dasar trigeometri dan bentuk aritmetika, dimana bentuk ini menggabungkan


geometri dan aljabar. Teorema ini adalah sebuah hubungan dalam Geometri
Euclides diantara tiga sisi dari segi tiga siku-siku. Hal ini menyatakan bahwa
‘jumlah dari persegi yang dibentuk dari panjang dua sisi siku-sikunya akan sama
dengan jumlah persegi yang dibentuk dari panjang hipotenusanya’.
Secara sistematis, teorema ini biasanya ditulis sebagai : a2 + b2 = c2, dimana a
dan b mewakili panjang dari dua sisi lain dari segitiga siku-siku dan c mewakili
panjang dari hipotenusanya (sisi miring).
a. Sejarah dari Teorema Phytagoras
“Teorema Phytagoras” dinamakan oleh ahli matematika Yunani kuno yaitu
Phytagoras, yang dianggapp sebagai orang yang pertama kali memberikan
bukti teorema ini. Akan tetapi banyak orang yang percaya bahwa terdapat
hubungan khusus antara dua sisi dari sebuah segitiga siku-siku jauh sebelum
Phytagoras menemukannya.
Hubungan mengenai jumlah dari kuadrat sisi segitiga siku-siku sama
dengan kuadrat sisi miring telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir
kuno, meskipun mungkin belum dinyatakan secara eksplisit. Sekitar
pertengahan tahun 4000 dalam kalender Babilonia (sekitar tahun 1900 SM,
yang sekarang dikenal sebagai Plimpton 322, (dalam koleksi dari Columbia
University, New York) , terdapat daftar kolom nomor yang menunjukkan apa
yang sekarang kita sebut Triple Phytagoras, yaitu kumpulan angka yang
memenuhi persamaan a2 + b2 = c2.
Diketahui bahwa orang Mesir menggunakan sejenis tali kusut sebagai
bantuan untuk membentuk sudut siku-siku dalam kegiatan pembangunan
gedung-gedung mereka. Tali memiliki panjang 12 knot, yang dapat dibentuk
menjadi sebuah segitiga siku-siku ukuran 3-4-5, sehingga menghasilkan tepat
sudut 90 derajat.
Sekitar 2500 tahun SM , Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara
terdapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel
Leendert van der Waerden menghipotesiskan bahwa Triple Phytagoras
diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great
(1790 – 1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 18

tulisan yang terkait dengan Triple Phytagoras. Phytagoraes (569-475 SM)


menggunakan metode aljabar untuk membangun metode aljabar untuk
membangun Triple Phytagoras.
Menurut Sir Tomas L. Heath, tidak ada penelitian sebab dari teorema ini.
Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero mengatributkan teorema ke
Phytagoras sampai atributsi tersebut diterima dan dikenal secara luas.
Pada 400 SM, Plato mendirikan sebuah metode untuk mencapai Triple
Phytagoras yang baik dipadukan dengan aljabar dan geometri. Sekitar 300
SM, elemen Euclid (bukti aksiomatis yang tertua) menyajikan teorema
tersebut. Teks Cina Chou Pei Suan Ching yang tertulis antara 500 SM sampai
200 sesudah masehi memiliki visual dari Teorema Phytagoras atau disebit
dengan “Gougo Theorem” (sebagaimana diketahui di Cina) untuk segitiga
berukuran 3, 4, dan 5. Selama Dinasti Han (202-220 SM) , Triple Phytagoras
muncul di sembilan bab pada seni matematika seiring dengan sebutan segitiga
siku-siku. Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Phytagoras adalah orang
pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena
tidak ada teks yang ditulis olehnya ditemukan. Walaupun demikian, nama
Phytagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuia untuk teorema
ini.

b. Bukti Teorema Phytagoras


Pembuktian berikut ini merupakan salah satu pembuktian Teorema
Phytagoras yang paling terkenal.

Gambar 1 . Konstruksi Bukti Teorema Phytagoras

Pertama-tama,∆ABF=,∆AEC karena sisi-sudut-sisi. Perhatikan yaitu :

AE = AB
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 19

AF = AC

∠BAF = ∠BAC + ∠CAF = ∠CAB + ∠BAE = ∠CAE

∆ABF memiliki alas AF dan tinggi AC. Oleh karena itu, luasnya sam
dengan luas setengah persegi dengan sisi AC. Di sisi lain, ∆AEC dan tinggi
AM, dimana M adalah titik perpotongan dari AB dengan CL merupakan garis
yang sejajar dengan AE.

Dengan demikian, daerah ∆AEC sama dengan setengah dari persegi


panjang AELM. AC2 yang menyatakan kuadrat dari sisi AC sama dengan luas
persegi panjang AELM. Demikian pula SM2 merupakan kuadrat dari sisi SM
yang sama dengan persegi panjang BMLD. Akhirnya, dua persegi panjang
AELM dan BMLD membentuk persegi di AB sisi miring. Pembuktian teorema
Phytagoras semacam ini pada dasarnya memiliki banyak variasi, B.F.Yaney
dan J.A Calderhead dalam An Math Monthly,v.4, n.6/7,(1987), 168-170
merupakan pembuktian teorema Phytagoras berdasarkan ilustrasi berikut ini :

Gambar 2 : Ilustrasi Bukti Teorema Phytagoras oleh Yanney & Calderhead

Selain itu, pembuktian semacam ini digambarkan pula oleh Euclid


dalam salah satu bukunya yang cukup terkenal. Bukti lain dari Teorema
Phytagoras yang cukup terkenal disajikan sebagai berikut :
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 20

Gambar 3. Empat Segitiga Kongruen

Dimulai dengan empat salinan dari segitiga yang kongruen. Tiga buah
segitiga masing-masing segitiga telah diputar 90°, 180°, 270°. Maing-masing
𝑎𝑏
segitiga memiliki luas sebesar . Tempatkan keempat segitiga tersebut tanpa
2

rotasi tambahan sehingga membentuk persegi dengan sisi c.

Gambar 4. Persegi dengan Sisi c

Persegi ini memiliki lubang persegi dengan sisi (a-b). Dapat


4𝑎𝑏
disimpulkan luasnya (a-b)2. 2ab dari daerah dari empat segitiga , kita
2

mendapatkan :

c2 = (a-b)2+2ab

= a2-2ab+b2+2ab

= a2 + b2

2. Geometri Phytagoras

Selain Phytagoras terkenal dengan teoremanya, kontribusi-kontribusi lain


Phytagoras dalam matematika adalah sebagi berikut :

a. Berbagai teorema tentang segitiga, garis sejajar, polygon,lingkaran bidang


lengkung dan polyhedaral.
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 21

b. Menyelesaikan masalah apliaksi tentang bidang


c. Slah satu segmen garis
Menurit Kepler, ada dua harta karun dalam geometri. Pertama adalah
Teorema Phytagoras dan yang kedua adalah pembagian sebuah garis. Teorema
Phytagoras disebut sebagaia ukuran emas, dan yang lainnya dinamakan berlian
yang berharga. Jika diberikan garis AC lalu dibagi menjadi empat bagian
sedemikian sehingga AP ; AC = PS ; AP, dimana AC dalah bagian yang lebih
panjang.

Gambar 5. Golden Section

𝑥 𝑎−𝑥
Misal AP = x dan AC = a. Maka golden section adalah = . Bila kita
𝑎 𝑥

mengoperasikannya akan mengahsilkan persamaan kuadrat x2+ax-a2. Maka, x =


−1±√5
a. Yang dinamakan Golden Section adalah yang bernilai positif x =
2
−1±√5
.
2
3. Pentagram Phytagoras

Pentagram Phytagoras ini menggunakan konsep dari Golden Section yang


telah dijabarkan dalam pembahasannya sebelumnya. Kita akan mengkonstruksi
Golden Section teelebih dahulu. Perhatikan ilustrasi di bawah ini.
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 22

Gambar 6. Konstruksi Golden Section untuk Pentagram

Misalkan persegi ABCD memilliki sisi a. Bagilah garis DC sama


panjang, misal di titik E, sehingga terbentuk diagonal AE. Perpanjang ED
sedemikian sehingga EF = AE. Konstruksi persegi DFGH sehingga didapat :

𝑎 2 5
|𝐴𝐸|2 = |𝐴𝐷|2 + |𝐷𝐸|2 = 𝑎2 + ( ) = 𝑎
2 4
maka,
√5 1 √5 − 1
|𝐷𝐻| = ( − ) 𝑎 = 𝑎
2 2 2

Pedoman dan aturan untuk mengkonstruksi segilima adalah konstruksi


dari segitiga sama kaki yang memiliki sudut-sudut 36°, 72°, dan 72°. Kita mulai
mengkonstruksi segilima tersebut dari garis AC. Perhatikan ilustrasi berikut :

Bagi garis AC menjadi golden section sehingga diperoleh :

𝑃𝐶 ∶ 𝐴𝐶 = 𝐴𝑃 ∶ 𝑃𝐶
𝐴𝑄 ∶ 𝐴𝐶 = 𝑄𝐶 ∶ 𝐴𝑄

Tarik garis tegak lurus dari titik tengah garis AC ke titik B sedemikian
sehingga AP = PB = QB = QC.
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 23

Misal 𝛼 = ∠𝑃𝐴𝐵 dan 𝛽 = ∠𝑄𝑃𝐵. Maka 180° − 𝛽 − 2𝛼 = 180°.


1 1
Akibatnya 𝛼 = 2 𝛽 dan diperoleh (2 + 2) 𝛽 = 180°. Maka kita dapatkan 𝛽 =

72°. Karena Δ𝑃𝐵𝑄 adalah segitiga sama kaki, maka ∠𝑄𝑃𝐵 = 36°. Lengkapi garis
BE = AC dan garis BD = AC kemudian hubungkan dengan sisi AE, ED, dan DC.
Gunakan segitiga yang sama untuk menunjukan bahwa semua sisi memiliki
panjang yang sama.

2. 4 Aliran dan Ajaran Pythagoras


1. Aliran Pythagoras (Kaum Pythagorean)

Kaum pythagorean sangat berjasa dalam merumuskan pemikiran-


pemikiran Pythagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse
dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian). Kaum ini diorganisir
menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka
menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana upaya
setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.

Diantara pengikut-pengikut Pythagoras, ternyata berkembang dua aliran.


Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan).
Mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara
seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan).
Mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.

Ternyata doktrin kaum Pythagorean ini tidaklah sempurna. Hal ini karena
angka nol tidak mendapat tempat dalam kerangka kerja Pythagorean. Angka nol
tidak ada atau tidak dikenal dalam kamus Yunani. Menggunakan angka nol dalam
suatu nisbah tampaknya melanggar hukum alam. Suatu nisbah menjadi tidak ada
artinya karena “campur tangan” angka nol. Angka nol dibagi suatu angka atau
bilangan dapat menghancurkan logika. Nol membuat “lubang” pada kaidah alam
semesta versi Pythagorean, untuk alasan inilah kehadiran angka nol tidak
dapat ditolerir.

Pythagorean juga tidak dapat memecahkan “problem” dari konsep


matematika, yaitu bilangan irrasional, yang sebenarnya juga merupakan produk
sampingan (by product) rumus : 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2 . Konsep ini juga menyerang sudut
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 24

pandang mereka, namun dengan semangat persaudaraan tetap dijaga sebagai


sebuah rahasia. Rahasia ini harus tetap dijaga jangan sampai bocor atau kultus
mereka hancur. Mereka tidak mengetahui bahwa bilangan irrasional adlah “bom
waktu” bagi kerangka berfikir matematikawan Yunani. Nisbah antara dua
bilangan tidak lebih dari membandingkan dua garis dengan panjang berbeda.
Anggapan dasar Pythagorean adalah segala sesuatu yang masuk akal dalam alam
semesta berkaitan dengan kerapian (neatness), proporsi tanpa cacat atau rasional.
𝑎
Nisbah ditulis dalam bentuk 𝑏 bilangan utuh, seperti : 1, 2, atau 17, dimana b ≠ 0

karena dengan itu akan menimbulkan bencana. Tidak perlu dijelaskan lagi, alam
semesta tidak sesuai dengan kaidah tersebut. Banyak bilangan yang tidak dapat
𝑎
dinyatakan semudah itu ke dalam bentuk 𝑏.

Kehadiran bilangan irrasional tidak dapat dihindari lagi adalah


konsekuensi matematikawan Yunani. Persegi panjang adlah bentuk paling
sederhana dalam geometri, tetapi dibaliknya terkandung bilangan irrasional.
Apabila anda membuat garis diagonal pada persegi panjang akan bermunculan
bilangan irrasional, dan kelak besarnya ditentukan oleh akar bilangan. Bilangan
irrasioanl terjadi dan akan selalu terjadi pada semua bentuk geometri. Contoh lain,
segitiga siku-siku dengan panjang kedua sisi adalah satu, dapat dihitung panjang
sisi lain yaitu dengan rumus Pythagoras, yaitu √2. Sangatlah sulit
menyembunyikan hal ini bagi orang yang paham geometri dan nisbah.

2. Ajaran tentang Jiwa


a. Imortalitas Jiwa

Kesaksian yang tertua tentang Pythagoras berasal dari Xenophanes.


Beliau adalah seorang filsuf prasokratik dan kawan sewaktu dengan
Pythagoras. Xenophanes pernah memberikan kesaksian seperti ini : Suatu hari,
ketika Pythagoras melewati seorang yang sedang memukul anjingnya, ia
berbelas kasihan dan mengatakan hal ini : “Hentikan, jangan pukul binatang
malam ini, karena jiwanya adalah jiwa sahabatku. Aku mengenalinya dari
suaranya.” Pythagoras berpandangan bahwa jika makhluk hidup bersifat
imortal (tidak akan pernah binasa atau bersifat abadi). Bila seorang manusia
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 25

mati, jiwanya tidak ikut mati atau binasa melainkan akan bertransfigurasi
(metemorphethe atau metamorpheo) ke dalam makhluk hidup lainnya entah ke
dalam tumbuhan atau hewan. Pythagoras juga mengajarkan bahwa semua
makhluk hidup harus dipandang berasal dari jenis atau spesies yang sama
meskipun dalam kenyataannya jenis makhluk hidup itu sendiri beraneka
ragam.

Selain hanya sekedar perpindahan jiwa, ada pendapat lain yang


mengatakan bahwa menurut Pythagoras jiwa yang berpindah ke lain tubuh ini
disebabkan oleh adanya hukuman. Maka, seseorang memerlukan katharsis
(penyucian) ketika masih hidup agar ia dibebaskan dari belenggu tubuh dan
jiwanya mendapat kebahagiaan saat ajal tiba. Kalau tidak menyucikan dirinya,
maka jiwa seseorang akan berpindah ke kehidupan lain. Penyucian itu
dihasilkan dengan berpantangan untuk jenis makanan tertentu, seperti daging
hewan dan kacang. Memenuhi peraturan-peraturan itu adalah unsur penting
dalam kehidupan Pythagorean.

b. Reinkernasi Jiwa

Pythagoras juga berpandangan bahwa semua yang pernah ada sekarang


ini akan ada kembali (reinkernasi jiwa) dan dalam keadaan yang tidak berubah
atau berbeda dari keadaan sekarang. Segala sesuatunya akan sama persis
dengan sekarang termasuk juga dengan waktu. Bila sekarang ini saya sedang
sibuk mengerjakan tugas makalah tentang seorang tokoh filsafat Yunani klasik,
maka pada satu saat nanti akan mengalami peristiwa ini lagi yang persis sama.
Dengan kata lain saya akan hidup kembali dengan alur kehidupan dan waktu
yang sama persis dengan yang sekarang.

3. Numeriologi Semesta
Nama Pythagoras sudah tidak asing lagi dalam dunia ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu pasti. Pythagoras berpendapat bahwa segala sesuatu adalah
bilangan-bilangan. Betapa pun luasnya semesta ini, unsur-unsur dan setiap
perubahan didalamnya dapat ditentukan dengan satuan-satuan bilangan-
bilangan. Sebagai percobaan, Pythagoras menggunakan dawai mono chord
(memiliki satu dawai saja). Setiap perubahan panjang senar dengan
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 26

perbandingan yang tetap (1 : 2, 2 : 3, dan 3 : 4) akan menghasilkan nada yang


berbeda untuk setiap perbandingan namun kedengarannya sangat harmonis.
Anehnya bahwa yang memainkan peranan dalam perbandingan-perbandingan
ini adalah keempat bilangan (1, 2, 3, dan 4) yang pertama dan mereka bersama-
sama menghasilkan bilangan 10. Oleh kaum Pythagorean bilangan 10 ini
disebut Tetraktys dan dianggap suci oleh kaum Pythagorean. Kaum
Pythagorean menganggap bilangan ini sebagai sesuatu keramat dan konon
mereka berani bersumpah demi Tetraktys ini. Penemuan Pythagoras ini
mempunyai konsekuensi besar, karena disini untuk pertama kalinya dinyatakan
bahwa suatu gejala fisis yakni nada-nada dikuasai oleh hukum matematis. Itu
berarti bahwa kenyataan atau realitas dapat dicocokkan dengan kategori-
kategori matematis dari rasio manusia.
Phytagoras berpendapat bahwa segalanya adalah bilangan. Kesimpulan
ini ditarik dari kenyataan bahwa nada – nada musik dapat dijabarkan ke
perbandingan antara bilangan – bilangan. Kalau segalanya adalah bilangan, itu
berarti bahwa unsur – unsur atau prinsip – prinsip bilangan merupakan juga
unsur – unsur yang terdapat dalam segala sesuatau. Menurut kalangan
Phytagorean, unsur – unsur atau prinsip – prinsip bilangan adalah genap dan
ganjil, terbatas dan tak terbatas. Oktaf merupakan harmoni yang dihasilkan
dengan menggabungkan hal – hal yang berlawanan, yaitu bilangan 1 (bilangan
ganjil), dan bilangan 2 (bilangan genap). Demikian juga seluruh dunia
merupakan suatu harmoni yang memperdamaikan hal – hal yang berlawanan,
itulah sebabnya kaum Phytagorean mengambil alih sejarah Anaximandros
bahwa kosmos seluruhnya terdiri dari hal – hal yang berlawanan.
Menurut kesaksian Aristoteles, kaum Phytagoreantelah mengajarkan
bahwa ada sepuluh prinsip semacam itu yang disusun dalam dua lajur, yaitu
sebagai berikut :
Terbatas : Tak Terbatas

Ganjil : Genap

Satu : Banyak

Kanan : Kiri
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 27

Laki – laki : Perempuan

Diam : Gerak

Lurus : Bengkok

Terang : Gelap

Baik : Jahat

Persegi : Empat Persegi Panjang

Menurut mereka, setiap perubahan di alam semesta ini dapat


dicocokkan dengan kategori – kategori matematis. Suara dawai dengan ukuran
tertentu dapat dikatakan dalam bilangan. Setiap perubahan yang terjadi di alam
semesta ini dapat dinyatakan dengan bilangan – bilangan. Numeriologi
Phytagoras ini turut memengaruhi berbagai spekulasi dalam filsafat
dikemudian hari, terutama dalam Platonisme dan Neo-Platonisme.

4. Kosmologi

Teori mahzab Phytagorean tentang susunan kosmos tentu


mengherankan, karena untuk pertama kalinya dinyatakan bahwa bukan bumi
yang merupakan pusat jagat raya. Menurut mahzab Phytagorean, pusat jagat
raya adalah api (hestia). Benda langit yang beredar di sekeliling api sentral itu
berturut – turut adalah kontra bumi (antikhton), bumi, bulan, matahari, kelima
planet (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus)dan akhirnya langit dengan
bintang – bintang tetap. Demikianlah sepuluh badan jagat raya beredar
mengelilingi api sentral sebagai suatu tetraktys raksasa. Kita tidak melihat api
dan kontra bumi, karena permukaan bumi dimana kita hidup tetap berpaling
dari api dan kontra bumi, sebagaimana juga bagian bulan yang tidak
berhadapan dengan kita tetap berpaling dari bumi. Dengan kata lain kita dapat
menarik kesimpulan bahwa dalam revolusinya sekitar api sentral, bumi juga
mengadakan rotasi mengelilingi sumbunya sendiri.

Matahari dan bulan memantulkan api sentral. Gerhana – gerhana terjadi


apabila bumi dan kontra bumi menggelapkan api sentral. Selanjutnya, api
sentral di kemudian hari oleh para pemikir – pemikir Yunani yang berasal dari
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 28

mahzab Phytagorean akan disamakan dengan matahari, sehingga dalam bidang


kosmologi mereka menganut pendirian helio-sentris.

Aristoteles mengatakan bahwa menurut kaum Phytagorean seluruh


langit merupakan suatu tangga nada musik serta suatu bilangan. Anggapan
bahwa jagat raya sama dengan suatu tangga nada juga disebut ajaran mengenai
“the harmony of the spheres”. Beberapa orang Phytagorean menerangkan
bahwa bumi dan kontra bumi mengeluarkan nada yang sama, sedangkan langit
dengan bintang – bintang tetap tidak mengeluarkan bunyi. Telinga kita sudah
terbiasa mendengarkan bunyi – bunyi itu, sehingga kita tidak lagi
mendengarnya. Legenda – legenda dalam kalangan Phytagoreanmenceritakan
bahwa Phytagoras sendiri telah mendengar harmoni itu.
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 29

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasanyang terdapat dalam makalah
ini, maka kesimpulan yang dapat kami buat yaitu sebagi berikut :

1. Mengenai sejarah hidup Phytagoras, Phytagoras lahir pada tahun 580 SM


(Sebelum Masehi) di Pulau Samos, Yunani. Ayahnya merupakan seorang
pedagang kaya bernama Mnesarchus dan ibunya bernama Pythais yang berasal
dari Samos. Phytagoras adalah tokoh yang sangat terkenaltidak hanya dalam
bidang matematika, melainkan pula dalam bidang filsafat. Ia memiliki seorang
uru bernama Thales yang mengajarkannya tentang Filsafat dan Matematika.
Phytagoras menikah pada usia yang sudah tua, sekitar 64 tahun. Dari
pernikahannya, Phytagoras memiliki tujuh orang anak. Banyak versi yang
menyebutkan tentang akhir kehidupan Phytagoras. Versi yang paling terkenal
yaitu menceritakan akhir kehidupan Phytagoras yang dihukum pancung dan
dipenggal kepalanya. Akhir kehidupan dari tokoh besar yang amat tragis.
2. Phytagoras berkeyakinan bahwa “semua adalah bilangan”. Pemikirannya dalam
filsafat ini berpengaruh terhadap kontribusinya dalam matematika. Sumbangan –
sumbangan Phytagoras dalam matematika diantaranya yaitu berbagai teorema
tentang segitiga, garis sejajar, poligon, lingkaran bidang lengkung dan polyhedral;
menyelesaikan masalah aplikasi tentang bidang; dan salah satu segmen garis yang
terkenal dengan istilah Golden Section. Golden Section ini digunakan untuk
membuat pentagram Phytagoras.
3. Phytagoras memiliki suatu ajaran dan aliran yang dikenal dengan kaum
Phytagorean. Kaum Phytagorean ini memiliki peran yang cukup besar dalam
penemuan – penemuan Phytagoras. Salah satunya yaitu teorema Phytagoras yang
sangat terkenal dalam matematika sebenarnya bukanlah penemuan dari
Phytagoras sendiri, melainkan penemuan dari para pengikutnya.

3.2 Saran
Agar pembahasan mengenai sejarah matematika umumnya dan aliran
Phytagoras khususnya ini dapat terus berlanjut, saran kami sebagai penulis untuk
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 30

penulisan makalah – makalah selanjutnya yaitu pembahasan Phytagoras lebih


dipandang dari berbagai sudut pandang agar menjadi lebih menarik dan pengetahuan
yang di dapat lebih luas. Selain itu juga disarankan untuk membahs cerita – cerita
sejarah dari tokoh lain yang juga berperan besar dalam perkembangan matematika di
dunia.
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 31

DAFTAR PUSTAKA

Afri, Gordi. (2011). Phytagoras dan Ajaran Tentang Jiwa.[Online].

Tersedia: http://gordyafri.blogspot.com/2011/11/phytagoras-dan-ajaran-tentang

jiwa.html [2 Maret 2012]

Anonim. (2009). Biografi Phytagoras.[Online]. Tersedia: http://kolom

biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-Phytagoras.html [ 2 Maret 2012]

Ball, Rouse W.W. (1960). A Short Account of the History of Mathematics. Dover

Publication: New York.

Cajori, Florian. (1909). A History of Mathematics. Macmillan: London

Ismanto, Zainul. (2009). Ilmu Filsafat. [Online]. Tersedia:

http://www.docstoc.com/docs/71006894/Filsafat-Ilmu [ 3 Maret 2012]

Komunitas Cyber Muda Indonesia. (2011). Biografi Phytagoras. [Online]. Tersedia:

http://www.nstars.net/upload/index.php?/topic/3929-biografi-Phytagoras/# [ 3
Maret 2012]

Nuriana. (2009). Pencetus Sekaligus Penguasa Nisbah dan Segitiga Phytagoras.


[Online].

Tersedia: http://makoe.wordpress.com/2009/01/31/pencetus-sekaligus-penguasa

nisbah-dan-segitiga-phytagoras-580-475-sm#more-39 [ 2 Maret 2012 ]

Syahpora, Yunan. (2010). Sekilas Mengenai Phytagoras.[Online]. Tersedia:

http://yunansyahpora.blogspot.com/2010/04/sekilas-mengenai-phytagoras.html [
1 Maret 2012 ]

Zainal, Muhammad. (2010). Filsafat Helennisme dan Romawi. [Online]. Tersedia:

http://www.masbied.com/2010/06/04/filsafat-helenisme-dan romawi/ [ 2 Maret


2012 ]
S E J A R A H M A T E M A T I K A A L I R A N P Y T H A G O R A S | 32

Anda mungkin juga menyukai