Anda di halaman 1dari 24

MATEMATIKA PYTHAGORAS

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat dan Sejarah
Matematika

Dosen Pengampu:

T. Tutut Widiastuti A., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 12

Agus Tiyana 1172050008


Marfu’ah 1162050057
Nissia Dzimar Sabrina 1172050072
Semester VII

PROGRAM STUDI PEND. MATEMATIKA JURUSAN PEND. MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya kepada kami. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing umat Islam
kepada jalan yang benar.

Tidak lupa juga ucapan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah terlibat dalam
penyusun makalah ini sehingga dalam pembuatannya dapat di selesaikan tepat pada
waktunya. Karena karunia dari Allah swt dan bantuan lainnya juga, kami dapat
menyelesaikan materi makalah dengan judul MATEMATIKA PYTHAGORAS yang kami
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA.

Dalam penyusunan makalah ini seluruh anggota kelompok telah menyusun dengan
maksimal. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sudah
kami susun sebaik mungkin dengan sempurna.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Bandung, Oktober 2020

Kelompok 12

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. Biografi Pythagoras................................................................................................................3
B. Pemikiran Pythagoras............................................................................................................6
C. Pemikiran/Penemuan..........................................................................................................13
D. Teorema pythagoras dan pembuktiannya..........................................................................15
E. Tripel Pytagoras...................................................................................................................18
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................20
A. Simpulan..............................................................................................................................20
B. Saran....................................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, besaran, bangun
ruang dan perubahan-perubahan yang ada pada suatu bilangan. Matematika
sebenarnya berasal dari bahasa Yunani Mathematikos yang artinya pasti. Sedangkan
matematika dalam bahasa Belanda yaitu Wiskunde yang artinya ilmu tentang
belajar.
Pythagoras (582 SM – 496 SM, pulau Samos daerah Ionia) adalah seorang
matematikawan dan filsuf Yunani yang sangat dikenal melalui salah satu
teoremanya, yaitu Teorema Pythagoras. Ia dikenal sebagai “Bapak Bilangan”
karena dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran
keagamaan pada akhir abad ke 6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas
akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Pythagoras memiliki peran yang besar terhadap dunia matematika. Salah
satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama
dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di
dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun
teorema ini di kreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama membuktikan
pengamatannya secara matematis.
Pythagoras mengungkapkan hubungan antara sisi-sisi pada suatu segitiga
siku-siku. Banyak permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan segitiga siku-
siku atau sudut siku-siku yang dapat diselesaikan melalui penerapan Pythagoras,
misalnya menentukan sisi miring dari sisi miring suatu kuda-kuda rumah atau
membuat pojok-pojok suatu lapangan bola volly agar betul-betul siku-siku.
Pythagoras dan muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini
berhubungan dengan matematika, dan ia percaya bahwa keindahan matematika
disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan atau
perbandingan bilangan.
Selain itu masih ada beberapa aliran matematika Pythagoras yang
mempengaruhi perkembangan matematika saat ini yang harus kita ketahui. Dalam
makalah ini akan kami bahas mengenai matematika aliran Pythagoras dan
perkembangannya sampai saat ini.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas, maka muncul sebuah masalah
yang akan dibahas yaitu :
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan matematika yang ditemukan/yang
dipelopori oleh Pythagoras?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk
1. Untuk mengetahui Sejarah Matematika
2. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan matematika yang dikemukakan oleh
Pythagoras.
3. Memberikan wawasan kepada pembaca sebagai acuan untuk referensi karya
ilmiah.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Biografi Pythagoras
Pythagoras merupakan seorang matematikawan dan filsuf
Yunani yang lahir di pulau samos daerah Ionia pada tahun 570
SM. Pythagoras berbeda dari filsuf-filsuf lain, dia dikenal
melalui teoremanya dan dikenal sebagai “The Father of
Number atau Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan
yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada
akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu
jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan
mengenai dirinya.

Pythagoras adalah anak Mnesarchus, seorang pedagang


yang berasal dari Tyre. Pada usia 18 tahun dia bertemu dengan Thales. Thales
merupakan seorang kakek tua yang mengenalkan matematika kepada Pythagoras lewat
muridnya yang bernama Anaximander, namun yang diakui oleh Pythagoras sebagai
guru adalah Pherekydes.

Pythagoras cukup terkenal walaupun dia bukan termasuk filsuf alam bukan pula
kaum Elea. Karena filsafatnya memang berada di tengah bahkan masih berbau aliran
mistik, sehingga dia mempunyai ciri khusus. Mohammad Hatta mengatakan bahwa
Phytagoras seusia dengan Xenophanes yang ketika itu daerah kelahiranya dipimpin dan
diperintah oleh seorang tiran, pemerkosa yang kejam dan zalim bernama Polykrates.
Membuat Phytagoras menentang dengan keras terhadap apa yang terjadi di tempat
kelahiranya, Dia pun pergi mengembara ke seluruh dunia Greek. Akhirnya dia sampai
ke semenanjung selatan Italia. Kemudian kaum Greek secara bertahap membangun
tempat tinggal. Pada tahun 530 SM, Phytagoras menetap di kota Kroton. Di kota

3
tersebut Phytagoras membangun kelompok tarekat yang hidup mengasingkan diri dari
keramaian. (Risky:2018)

Sekitar 20 tahun dia menetap di daerah tersebut dan mendirikan suatu tarekat
keagamaan yang disebut kaum Pythagorean. Kaum phytagorean sangat berjasa dalam
meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah
“authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian). Kaum ini
diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama dan setiap orang wajib menaatinya.
Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya
setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang
pertama disebut akusmatikoi (akusma yang berarti apa yang telah didengar; peraturan)
artinya mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara
seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis berarti ilmu pengetahuan) artinya
mereka mengutamakan ilmu pengetahuan dan khususnya ilmu pasti. Kira-kira pada
pertengahan abad ke 5 SM. Terdengar pemberitaan tentang ajarannya.

Dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa dia banyak melakukan perjalanan, salah
satu diantaranya yaitu perjalanan ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan
salah satu bentuk usahanya untuk berguru dan menimba ilmu pada imam-imam di
Mesir. Sehingga karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya
merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada
akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar berbagai
macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk
belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri,
pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan
Zarathustra, dia belajar teori perlawanan.

Pythagoras juga dikenal sebagai musisi berbakat, seorang pemain lira. Penemuan
musik terkait dengan matematika diawali ketika Pythagoras bermain monokord, sebuah

4
kotak dengan bentangan tali-tali di atas salah satu sisinya. Dengan menggerakkan jari
naik dan turun pada garis-garis yang sengaja dibuat, Pythagoras mengenali bahwa suara
yang dihasilkan dapat diperkirakan. Ketika bagian tengah ditekan, setiap bagian atas tali
dan bawah tali menghasilkan nada sama: nada yang tepat 1 oktaf * lebih tinggi
dibandingkan apabila monokord tidak ditekan. Dengan membagi monokord dengan
nisbah 3/4 dan 2/5, ternyata setiap nisbah menghasilkan nada yang berbeda, merdu atau
fals. Baginya, harmoni musik adalah aktivitas matematika. Harmoni dari monokord
adalah harmoni matematika dan harmoni alam semesta. Pythagoras menyimpulkan
bahwa nisbah tidak hanya berlaku pada musik tetapi juga pada pelbagai jenis keindahan
lain. Para pengikut Pythagoras menyimpulkan bahwa nisbah dan proporsi
mengendalikan keindahan musik, kecantikan fisik dan keanggunan matematika.

Penelitian tentang suara mencapai puncaknya pada abad 19 setelah John Fourier
mampu membuktikan bahwa semua suara instrumental maupun vocal dapat dijabarkan
dengan matematika, yaitu jumlah fungsi-fungsi Sinus sederhana. Menurutnya, suara
mempunyai 3 kategori pitch, loudness dan quality. Penemuan Fourier ini
memungkinkan ketiga kategori tersebut digambar dan dibedakan. Pitch terkait dengan
frekuensi kurva, loudness terkait dengan amplitudu dan quality terkait dengan bentuk
dari fungsi periodik. Lewat motto “Angka adalah dewa”, Pythagoras mampu
menggalang sejumlah pengikut.

Pythagoras meninggal dengan cara yang unik. Beberapa dari Pythagorean


menyatakan bahwa Pythagoras mogok makan, sebagian lagi menyatakan bahwa dia
mengurung dan berdiam diri. Cerita lain menyatakan bahwa konon rumahnya dibakar
oleh para musuhnya (mereka yang merasa tersingkirkan oleh kehadiran Pythagoras di
tempat itu). Semua pengikutnya ke luar dari rumah terbakar dan lagi ke segala penjuru
untuk menyelamatkan diri. Massa yang membakar rumah itu kemudian membantai para
pengikutnya (pythagorean) satu per satu. Persaudaraan sudah dihancurkan. Pythagoras
sendiri berusaha melarikan diri tetapi tertangkap dan dipukuli. Dia disuruh berlari di
suatu ladang, namun mengatakan bahwa dia lebih baik mati. Kemudian diambil

5
keputusan bersama dan diputuskan bahwa Pythagoras dihukum pancung di muka
umum.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan
jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di
dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema
ini dikreditkan kepada Pythagoras karena dia yang pertama kali membuktikan
pengamatan ini secara matematis.

B. Pemikiran Pythagoras
Matematika dan “mitos-mitos” palsu tentang angka tidak dapat dipisahkan. Setiap
angka adalah simbol atau melambangkan sesuatu yang terkait dengan metafisik adalah
hal lumrah di Cina. Pythagoras pun tidak luput dari “perangkap” mitos tentang angka.
Dia mengajarkan bahwa: angka satu untuk alasan, angka dua untuk opini, angka tiga
untuk potensi, angka empat untuk keadilan, angka lima untuk perkawinan, angka tujuh
untuk rahasia agar selalu sehat, angka delapan adalah rahasia perkawinan. Angka genap
adalah wanita dan angka ganjil/gasal adalah pria. “Berkatilah kami, angka dewa,”
adalah kutipan dari para pengikut Pythagoras yang memberi perlakuan khusus terhadap
angka empat,” yang menciptakan dewa-dewa dan manusia, O tetraktys suci yang
mengandung akar dan sumber penciptaan yang berasal dari luar manusia. Pemujaan
angka seperti layaknya tukang sihir dengan bola kristalnya barangkali di kemudian hari,
mendasari para matematikawan setelah Pythagoras.

Ucapan Plato “Tuhan memahami geometri” atau kutipan Galileo “Buku terbesar
tentang alam ditulis dengan simbol-simbol matematika.” Apakah itu termasuk ilmu
sihir atau matematika. Yang jelas matematika lebih sulit untuk dipahami.

Hubungan matematika dengan musik dekat sekali. Tidaklah mengherankan apabila


Pythagoras juga mampu menjadi seorang musisi. Mitos bilangan Pythagoras terkandung

6
lewat “keajabiban” pentagram. Bentuk segi-lima yang makin lama makin kecil sampai
tak terhingga.

Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam
merupakan penungkapan indrawi dari perbandingan matematis. Bilangan merupakan
inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the universe = bilangan
pemerintah jagad raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk
teori bilangan. Umpamanya, dikembangkannya susunan bilangan-bilangan yang
mempunyai bentuk geometris.

Menurut pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja,
oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif sperti Thales, akan tetapi
menyebut dirinya sebagai philosophes yaitu pencipta kearifan. Istilah philosophos ini
kemudian menjadi philosophia yang terjemahnya secara harfiah adalah cinta kearifan
atau kebijakan. Sampai sekarang secara etimologi dan singkat sederhana filsafat dapat
diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (love of wisdom).

Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya jumlah dari luas dua
sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya (a2+b2 = c2 ).

Pythagoras melihat bahwa alam dapat dijelaskan dengan bilangan-bilangan tertentu


atau matematika. Matematika merupakan bentuk yang berbeda dengan pengetahuan
yang lain. Matematika memiliki universalitas dan kepastian. Proposisi-proposisi
matematika dapat diketahui dengan benar secara pasti. Ia terkenal dengan rumus
pythagoras. Pythagoras sangat berjasa dalam perkembangan ilmu hitung.

Pertama kali diajarkan, bahwa jiwa adalah suatu yang berdiri sendiri, yang tidak
berjasad serta tidak dapat mati. Oleh karena hukumanlah maka jiwa dibelenggu di
dalam tubuh. Dengan penyucian (katharis) orang dapat membebaskan jiwanya dari
belenggu tubuhnya, sehingga setelah orang mati jiwanya akan mendapatkan
kebahagiaan. Akan tetapi barang siapa tidak menyucikan jiwanya atau penyuciannya

7
kurang, jiwanya akan berpindah ke kehidupan yang lain, sesuai keadaannya, baik
berpindah ke binatang, ke tumbuh-tumbuhan atau ke manusia. Penyucian jiwa terdiri
dari melakukan pantangan-pantangan terhadap makanan tertentu, umpamanya: daging,
kacang, dan lain-lain.

Menurut kepercayaan pythagoras, manusia itu berasal dari tuhan. Jiwa itu adalah
penjelmaan dari tuhan yang jatuh ke dunia karena "berdosa". Dan ia akan kembali ke
langit ke dalam lingkungan tuhan semula, apabila sudah habis di cuci dosanya itu.
Hidup murni adalah jalan untuk menghapuskan dosanya itu. Tetapi kemurnian tidak
tercapai sekaligus, melainkan berangsur-angsur. Sebab itu jiwa berulang-ulang turun ke
tubuh makhluk dahulu. Dengan jalan begitu dari setingkat ke setingkat ia mencapai
kemurnian.

Selain ahli mistik, Pythagoras merupakan ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik
dan ilmu berhitung kesohor namanya. Banyak pengertian yang dalam-dalam berasal
dari dia. Dialah yang mula-mula sekali teori dari hal angka-angka yang menjadi dasar
ilmu berhitung. Ajaran tentang bilangan atau angka ini adalah batu sendi seluruh
pandangan hidup Pythagoras.

Pemikiran Pythagoras tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan


dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal
mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal
(ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan  finite (terbatas).
Salah seorang penganut Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,
jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.

Pythagoras, disamping seorang filsuf, membentuk perkumpulan keagamaan yang


ajran utamanya adalah perpindahan jiwa. Ajaran lainnya anatara lain dilarang memakan
buncis. Jangan memungut barang yang sudah jatuh, jangan menyentuh ayam jago putih,
jangan melangkahi palang, jangan memetik karangan bunga, jangan berjalan kaki diatas
jalan raya, dst. Ajaran keagamaannya ini digabungkan dengan filsafat bilangannya, bagi

8
pengikut Pythagoras ada kaitan antara bilangan dan nasib. Semuanya berasal dari
bilangan. Pythagoras mendasarkan jawaban ini pada pengamatannya pada musik. Ia
menemukan bahwa keindahan bunyi-bunyian terjadi karena ada keselarasan antar
bunyi, dan keselarasan itu menunjukkan adanya ukuran yang tertentu. Bilangan-
bilangan adalah pengukur keteraturan itu, artinya tanpa adanya bilangan-bilangan
keteraturan tidak akan terwujud, makanya menganggap unsur-unsur bilangan sebagai
sesuatu yang disusun dari segala sesuatu yang ada, sehingga segala sesuatunya disusun
menurut bilangan-bilangan. Unsur-unsur dari segala sesuatu tersebut merupakan yang
pertama-tama.

Hidup di dunia ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhir. Segala
bentuk perbuatan duniawi adalah bekal di kehidupan ukhrawi. Berlagu dengan musik,
termasuk jalan untuk membersihkan roh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras, musik
itu dimuliakan.

Peraturan hidup dalam tarikat itu sangat keras. Tiap-tiap orang yang akan diterima
menjadi anggotanya, hendaklah berdiam diri lebih dahulu, tidak berkata-kata lima tahun
lamanya. Apabila ia tahan menanggung percobaan itu, barulah ia diakui sebagai kawan.
Setiap hari dalam bekerja harus relevan antara bisikan hati dengan gerak anggota badan.

Pythagoras mengajarkan filsafatnya dengan lisan. Kebenaran bagi pythagoras


adalah keseimbangan antara roh dan jiwa jasmani dan rohani. Ajarannya di akui
kebenarannya oleh seluruh muridnya. Jika ada yang mengatakan “tidak benar”, itulah
kebenarannya. Oleh karena itu kebenarannya bersifat positif dan negatif. Benar tentang
benarnya kebenaran sesuatu dan benar tentang ketidakbenaran sesuatu. Falsafah
pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Ia beranggapan bahwa
hakikatnya dari segala sesuatu adalah angka. Benda dari benda lain dibatasi oleh angka.
Kita menentukan segala sesuatu dengan bilangan. Dunia angka adalah dunia kepastian
dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan ilmu bentuk

9
adalah satu-satunya ilmu pasti (pure mathematies). Kumpulan yang dibangunnya ibarat
tarikat yang banyak terpengaruhi oleh aliran mistik yang disebut Orfisme.

Mereka pun percaya bahwa kubah langit semesta ini merupakan suatu harmoni dan
bilangan-bilangan. Salah satu manifestasi dari bilangan-bilangan adalah keadilan, dan
manifestasi lainnya adalah jiwa atau intelek, lainnya lagi waktu dan kesempatan, serta
semua yang ada. Bilangan-bilangan yang dimaksud pythagoras adalah jumlah kerikil
yang diperlukan untuk menyusun bentuk-bentuk geometris.

Pythagoras dalam hal ini menggunakan istilah bilangan segi empat, bilangan
segitiga, bilangan piramida. Ia rupanya menganggap dunia ini bersifat atomis (terbagi
oleh bagian-bagian kecil) yang tersusun dalam berbagai bentuk dan jumlah penyusun
bentuk-bentuk itu selalu dalam hitungan bilangan yang sama. Tentang bilangan itu bagi
pengikut pythagoras bilangan sepuluh merupakan bilangan sempurna, alasannya karena
altar pemujaan mereka berbentuk segitiga yang tersusun dari batu yang berjumlah 10
buah:

Gambar 2.3 Bilangan Pythagoras

Bilangan 10 bagi pythagoras (atau pengikutnya) merupakan yang paling sempurna


dan tampak merangkul seluruh bilangan, sehingga juga harus ada 10 benda yang
beredar di langit sebagai bintang-bintang. Tetapi ketika hanya ada 9 bintang yang
terlihat, mereka menciptakan bilangan kesepuluh yang istimewa, sebuah kerikil sebagai
lambang bintang di bumi yang tidak terlihat.

10
Selain itu, filsafat pythagoras bertumpu pada anggapan bahwa bilangan bulat adalah
sebab utama dari sifat benda. Maka sekolah pthagoras banyak meletakkan dasar teori
dan rahasia bilangan.

1. Bilangan bersahabat
Dua bilangan disebut bersahabat jika jumlah bagi sebenarnya bilanngan itu sama
dengan bilangan yang menjadi sahabatnya.
Contoh: 220 dan 284
Jumlah pembagi murni dari 220 yaitu 1 + 2 + 4 + 5 + 10 + 11 + 20 + 22 + 44 + 55 +
110 = 284 jumlah paembagi murni dari 284 yaitu 1 + 2 + 4 + 71 + 142 + = 220
2. Bilangan sempurna
Apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan adalah sama dengan bilangan itu
sendiri. Contoh; 6 = 1 + 2 + 3 adalah bilangan sempurna karena jumlah factor –
factor murninya; 1 + 2 + 3 = 6
Bilangan yang berbeda sifat dari bilangan itu yakni :
a. Bilangan tak sempurna
Suatu bilangan disebut bilangan tak sempurna apabila bilangan itu lebih besar
dari jumlah pembagi-pembaginya. Misal : 8 lebih besar dari 1+2+4=7 lebih
kecil dari 8
b. Bilangan berlimpah
Suatu bilangan disebut bilangan berlimpah apabila jumlah pembagi-pembaginya
lebih besar dari bilangan itu sendiri. Misal : 12, jumlah pembagi-pembaginya :
1+2+3+4+6=16 lebih besar dari 12

Pythagoras merupakan salah satu tokoh yang terpenting karena keyakinannya


terhadap bilangan-bilangan atau matematika. Matematika yang dimaksudkan dalam
pola pikir adalah pola pikir deduktif ( dari yang umum menuju yang khusus).
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak
dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum
Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat

11
juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan
agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka,
maka segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang
proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi
harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.
Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda(number rules
the universe = bilangan memerintah jagat raya).Ia juga mengembangkan pokok soal
matematik yang termasuk teori bilangan.Umpamanya, dikembangkannya susunan
bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.
Phytagoras yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu
keseluruan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Keharmonisan
dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti: Terbatas-Tak
terbatas, Ganjil-Genap, Satu-Banyak, Laki-laki – Perempuan, Bujur sangkar – Empat
persegi, Terang – Gelap, Kanan – Kiri.
Meskipun persaudaraan sudah bubar dan pemimpinnya terbunuh, esensi ajaran
Pythagoras terus bertahan sampai sekarang. Falsafah Barat banyak dipengaruhi oleh
pemikiran Pythagoras – seperti halnya doktrin Aristoteles, ternyata mampu bertahan
hampir 2 milenium. Angka nol dan bilangan irrasional bertentangan dengan doktrin
tersebut, tetapi memberi landasan bagi para matematikawan berikutnya agar
memperhatikan angka nol dan bilangan irrasional. *) Oktaf artinya 8 yaitu: nada dari
1(do) sampai 1 (do tinggi) atau dari C sampai C lagi
Penemuan Pythagoras dalam bidang musik dan matematika tetap hidup sampai saat
ini. Theorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk
menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras belum ada pembuktian atas
asumsi-asumsi. Pythagoras adalah orang pertama yang mencetuskan bahwa aksioma-
aksioma, postulat-postulat perlu dijabarkan terlebih dahulu dalam mengembangkan
geometri.

12
Manfaat ini, kelak, membuat matematika tetap dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam melakukan perhitungan terhadap pengamatan terhadap fenomena-fenomena
alam, setelah melalui pengembangan dan penyempurnaan oleh para matematikawan
setelah Pythagoras. Theorema Pythagoras mendasari adanya theorema Fermat (tahun
1620): xn + yn = zn yang baru dapat dibuktikan oleh Sir Andrew Wiles pada tahun
1994. Berkat jasa-jasa beliau, maka beberapa perhitungan dalam matematika yang
cukup rumit dapat terselesaikan.
Pada zamannya, Pythagoras memiliki pemikiran yang serba matematis yang
kemudian menguasai semua pengetahuan manusia pada zaman modern. Cara berpikir
matematis muncul sebagai reaksi Pythagoras dalam menentang kebenaran formal dan
rasional yang tidak realistik.
Bagi Pythagoras “all things are numbers”, adalah awal lahirnya ilmu pasti,
theologi, mistik, dan tassawuf. Demikian pula, dengan kenyataan hidup yang tidak lain
hanyalah angka-angka, sebagaimana angka mulai hidup dan angka kematian. Umur
mulai lahir dan usia penutup kehidupan.

C. Pemikiran/Penemuan :
 Dalil Geometri, menyatakan bahwa luas persegi pada sisi miring sebuah segitiga
siku-siku sama dengan jumlah kedua persegi sisi siku-sikunya. Atau dengan mudah
dikatakan ’Kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan jumlah
kuadrat kedua sisi siku-sikunya”.
 Pythagoras percaya bahwa seluruh fenomena alam dapat dijelaskan melalui istilah
yang terdapat pada bilangan yang saling berkaitan. Dengan kata lain, bilangan
ditempatkan sebagai penanda alam atau simbol. Bilangan enam misalnya, selain
dianggap bilangan sempurna, juga dianggap memiliki nilai mistis. Pengaruh
pemikiran bilangan sebagai simbol yang dihubungkan dengan fenomena alam,
khususnya untuk studi metafisika dan hermeneutika (studi tentang teks kitab suci)
memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini. Pengaruh ini dapat dijumpai misalnya,

13
dalam dunia kosmologi yang dalam studi mutakhir memperkirakan bahwa bentuk
geometri alam semesta berasal dari konstruksi bilangan enam.
 Mengenai bentuk Bumi, Pythagoras berpendapat bahwa Bumi berbentuk bundar,
walaupun pendapat ini belum diakui umum. Menurut Heath, alasan Pythagoras
mengenai bentuk Bumi yang bulat tersebut bahwa bentuk bundar paling tepat
dibandingkan dengan bentuk lainnya, sebagaimana di dalam matematika bentuk
benda berputar yang paling sempurna adalah bundar. Dikatakan pula bahwa Bumi
adalah pusat alam semesta, sedangkan Matahari, bintang-bintang, dan planet-planet
bergerak pada lintasan masing-masing mengelilingi Bumi sebagai pusat.
Selanjutnya atas dasar penyelidikan-penyelidikan yang ia kerjakan, Pythagoras
memperoleh kesimpulan bahwa masalah-masalah yang ada dalam fisika dapat
diselesaikan berdasarkan matematika.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda
mengerjakan latihan berikut ini!
1. Pythagoras menyebut dirinya sebagai apa dan apa artinya?
2. Sebutkan pemikiran atau penemuan pythagoras?
3. Kenapa bilangan sepuluh dikatakan bilangan sempurna?

D. Teorema pythagoras dan pembuktiannya


Teorema Pythagoras atau yang lebih dikenal Dalil Pythagoras  merupakan salah
satu dalil yang paling sering digunakan secara luas. Dalil ini pertama kali ditemukan
oleh Pythagoras, yaitu seorang ahli matematika bangsa yunani yang hidup dalam abad
keenam Masehi ( kira-kira pada tahun 525 sebelum Masehi ).

Dalil ini sesungguhnya telah dikenal orang-orang Babilonia sekitar 1.000 tahun
sebelum masa kehidupan Pythagoras dan sampai saat ini masih digunakan antara lain
untuk pelayaran, astronomi, dan arsitektur.

Teorema Pythagoras ini adalah teorema yang sangat terkenal. Teorema ini akan
sering digunakan dalam menghitung luas bangun datar. Selain digunakan dalam

14
perhitungan pada bangun datar, perhitungan pada dimensi 3 atau yang lain juga sering
menggunakan teorema Pythagoras.

Teorema Pythagoras berbunyi: pada suatu segitiga siku-siku berlaku sisi miring
kuadrat sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC
siku-siku di C maka teorema Pythagoras dapat dinyatakan  AB 2= AC 2+ BC 2. Banyak
buku menuliskan teorema ini sebagai c 2=a2+ b2. Dengan c adalah sisi miring.

Pembuktian teorema pythagoras


Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C, berlaku dalil Pythagoras , yaitu:

c 2=a2+ b2 atau Kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi-sisi yang saling tegak lurus

Pembuktian Dalil Pythagoras ada tiga cara, yakni sebagai berikut.

1. Cara pertama:

Perhatikan gambar berikut ini

15
Pada gambar di atas, terdapat empat segitiga siku-siku yang sebangun dan sama
besar, persegi dengan panjang sisi c dan persegi dengan panjang sisi a + b. Luas
Segitiga siku-siku tersebut masing-masing adalah 2ab, luas persegi yang di dalam
(warna hitam) adalah c 2 dan luas persegi yang besar (yang terluar) adalah (a+ b)2 = a 2
+2ab + b 2.

2. Cara kedua:

Dari gambar bidang tersebut, dapat kita peroleh persamaan berikut. Luas persegi
yang terluar = luas persegi yang di dalam + 4 luas segitiga siku-siku.

a 2+2ab + b 2 = c 2 + 4.

a 2+2ab + b 2= c 2 + 2 ab

a 2+2ab + b 2– 2ab = c 2

a 2+b 2 = c 2

Terbukti bahwac 2 =a 2 + b 2

Keterangan:

Luas persegi = sisi x sisi = s2

Luas segitiga =(a+ b)2 = a 2+2ab + b 2

3. Cara ketiga :

Perhatikan sekali lagi gambar berikut.

16
Luas persegi dengan panjang sisi a adalah 9 satuan luas (9 kotak) ataua 2.

Luas persegi dengan panjang sisi b adalah 16 satuan luas ( 16 kotak ) atau b 2.

Luas persegi dengan panjang sisi c = luas persegi dengan panjangsisi a + luas persegi
dengan panjang sisi b.

25 satuan luas = 9 satuan luas + 16 satuan luas

25 satuan luas = 25 satuan luas

Simpulannya: c 2 =a 2 + b 2

Keterangan:

Luas persegi = sisi x sisi = s2

Perhitungan panjang salah satu sisi segitiga siku-siku jika dua sisi yang lain diketahui.
Dalam segitiga siku-siku ABC, siku-siku di titik C, berlaku:

Jika sisi a dan b diketahui, maka sisi c dapat dihitung dengan rumus : c 2 =a 2 + b 2

17
Jika sisi b dan c diketahui, maka sisi a dapat dihitung dengan rumus : a 2=c 2 – b 2

Jika sisi a dan c diketahui, maka sisi b dapat dihitung dengan rumus : b 2= c 2 – a 2

E. Tripel Pytagoras
Tiga buah bilangan a, b, dan c, yakni a, b merupakan bilangan asli dan c merupakan
bilangan terbesar, dikatakan merupakan tripel Pythagoras jika ketiga bilangan tersebut
memenuhi hubungan berikut.

c 2 =a 2 + b 2atau b 2= c 2 – a 2 atau a 2=c 2 – b 2

Contoh :
a. 9, 12, 15

Penyelesaian :

Angka terbesar 15, maka c=15 , a=12 dan b=9

152=122 +9 2

225=144+81

225=225

Jadi 9, 12, 15 merupakan tripel Pythagoras

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silahkan Anda


mengerjakan latihan berikut ini!
1. Bagaimanakah bunyi dari teorema pythagoras dan bagaimana simbolnya?
2. Jika panjang a = 4 cm, dan panjang b = 3 cm, maka berapakah panjang c ?
3. Sebuah kapal berlayar dari pelabuhan A kea rah Timur sejauh 100 km, kemudian
berbelok kearah utara sejauh 120 km sampai dipelabuhan B. Dari pelabuhan B

18
berlayar kearah Timur sejauh 600 km menuju pelabuhan C. Tentukan jarak kapal
dari pelabuhan A ke pelabuhan C

BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Pythagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. (582
SM – 496 SM, Pythagoras dalam  bahasa Yunani ditulis: Πυθαγόρας) adalah
seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang berbeda dari filsuf-filsuf lain. Dia
dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan
sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6
SM.

Pemikiran Pythagoras tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan


dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal
mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal
(ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan  finite (terbatas).
Salah seorang penganut Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh,
jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.

Penemuan Pythagoras yang bermanfaat hingga saat ini :

1. Dalam bidang musik dan matematika tetap hidup sampai saat ini

19
2. Theorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk
menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras belum ada pembuktian
atas asumsi-asumsi.
3. Membuat matematika tetap dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan
perhitungan terhadap pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang perkembanagn aliran
matematika Pythagoras ini, kita bisa menjadi lebih tahu dan paham secara
mendalam tentang Pythagoras dan peranannya dalam peradaban ilmu matematika,
tidak hanya sekedar tahu tentang teoremanya saja yang sekarang sudah umum
diketahui oleh semua orang.

20

Anda mungkin juga menyukai