Disusun oleh :
Syukur Alhamdulillah, merupakan suatu kata yang sangat pantas penulis ucapkan
kepada Allah SWT, yang karena-Nya penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah
Pengantar Filsafat yang berjudul “Tokoh Filsafat : pytagoreras ”.
Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber referensi sehingga menghasilkan
karya yang dapat dipertanggung jawabkan hasilnya, Kami mengucapkan terimakasih
kepada :
1.Bapak Eman Fathurrohman, M.Pd selaku dosen yang telah membimbing kami
2. Orang tua yang selalu mendukung kami, serta
3. Teman-teman yang sudah memberikan motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih penulis ucapkan dan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih
positif bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................1
C. Tujuan Makalah................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................2
A. Sejarah pytagoras ............................................................2
B. Aliran pytagoras ............................................................3
C.pemikiran pytagoras ......................................................5
D. Pengertian Filsafat Kritisisme...........................................................6
BAB III PENUTUP .....................................................................................8
A. Kesimpulan.......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1. RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana sejarah Phytagoras?
3. Apa saja aliran Phytagoras?
4. Apa saja mazhab atau pemikiran Phytagoras?
PEMBAHASAN
Harun (2010 : 19) Phytagoras (569 SM – 475 SM) lahir di pulau Samos, di
daerah Ionia. Ayah Phytagoras Mnesarchus adalah seorang pedagang yang
datang dari Tirus, sementara ibunya Phytais adalah penduduk asli Samos.
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling
dikenal melalui teoremanya. Sejarah awal geometri Yunani merupakan
campuran mitos, sihir, bentuk dan aturan, dan sebagian besar
tentang angka yang menakjubkan bagi Pythagoras. Pada usia 18 tahun dia
bertemu dengan Thales, seorang kakek tua yang mengenalkan matematika
kepada Pythagoras melalui muridnya yang bernama Anaximander.
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang
banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam.
Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan
Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan
Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi
keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal
adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa
dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang
proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu
menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui
angka-angka.
Ternyata doktrin kaum Phytagoras ini tidaklah sempurna. Hal ini karena
angka nol tidak mendapat tempat dalam kerangka kerja Phytagorean.
Angka nol tidak ada atau tidak dikenal dalam kamus Yunani.
Menggunakan angka nol dalam suatu nisbah tampaknya melanggar hukum
alam. Suatu nisbah menjadi tidak ada artinya karena ”campur tangan”
angka nol. Angka nol dibagi suatu angka atau bilangan dapat
menghancurkan logika. Nol membuat “lubang” pada kaidah alam semesta
versi Phytagorean, untuk alasan inilah kehadiran angka nol tidak dapat
ditolerir.
Nama Phytagoras sudah tidak asing lagi dalam dunia ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu pasti. Dia adalah sosok yang sangat penting dalam
pengembangan matematika. Dua filsuf lain yang mempengaruhi
Phytagoras, dan untuk memperkenalkan dia untuk ide-ide matematika,
adalah Thales, dan muridnya Anaximander yang keduanya tinggal di
Miletus. Dikatakan bahwa Phytagoras mengunjungi Thales di Miletus
ketika ia berusia antara 18 dan 20 tahun. Namun yang diakui Phytagoras
sebagai guru adalah Pherekydes.
1. Teorema Phytagoras
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara
tedapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel
Leendert van der Waerden menghipotesiskan bahwa Triple Phytagoras
diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great
(1790-1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak
tulisan yang terkait dengan Triple Phytagoras, Phytagoras (569-475 SM)
menggunakan metode aljabar untuk membangun Triple Phytagoras.
Menurut Sir Tomas L. Heath, tidak ada penelitian sebab dari teorema
ini. Namun, penulis seperti seperti Plutarch dan Cicero mengatributkan
teorema ke Phytagoras sampai atribusi tersebut diterima dan dikenal
secara luas.
Pada 400 SM, Plato mendirikan sebuah metode untuk mencapai Triple
Phytagoras yang baik dipadukan dengan aljabar dan geometri. Sekitar
300 SM, elemen Euclid (bukti aksiomatis yang tetua) menyajikan teorema
tersebut. Teks Cina Pei Suan Ching yang ditulis antara 500 SM sampai
200 sesudah masehi memiliki bukti visual dari Teorema Phytagoras atau
disebut dengan “Gouge Theorem” (sebagai mana diketahui di cina) untuk
segitiga berukuran 3, 4, dan 5. Selama Dinasti Han (202-220 SM), Triple
Phytagoras muncul di sembilan bab pada seni matematika seiring dengan
sebutan segitiga siku-siku. Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah
Phytagoras adalah orang pertama yang menamukan hubungan antara sisi
dari segitiga siku-siku, karena tidak ada teks yang ditulis olehnya
ditemukan. Walaupun demikian, nama Phytagoras telah dipercaya untuk
menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN