Dalam penilaiannya asesmen literasi membaca tidak hanya mengukur topik atau konten
tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses
kognitif.
Pada Numerasi,
a. konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Bilangan, Pengukuran dan
Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. Kemudian,
b. tingkat proses kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau
diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Pada Numerasi, ketiga
level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.
c. Sedangkan konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten
yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal,
sosial budaya, dan saintifik.
Untuk mempermudah Bapak dan Ibu memahami penilaian asesmen literasi membaca
silakan cek infografis berikut:
Pada jenjang SMP/MTS hanya terdapat 1 level pembelajaran, dengan mempelajari 4
konten pembelajaran yakni, bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar dan data dan
ketidakpastian.
Selanjutnya Bapak dan Ibu akan berlatih menganalisis tahap asesmen pada jenjang
SMP/MI.
Catatan dari tayangan AKM numerasi, yang dimaksud 1 level adalah kelas, yakni hanya
untuk kelas 8 (?)
A. Bilangan
1. Representasi
Memahami bilangan cacah (maks. enam angka)
B. Geometri dan Pengukuran
1. Bangun Geometri
Memahami sifat-sifat bangun datar dan hubungan antara bangun datar serta
serta dapat menggunakan Teorema Pythagoras (11 Soal)
Menghitung volume bangun ruang dan luas permukaan(balok, kubus, prisma
segitiga, tabung, dan bentuk kompositnya). (10 Soal)
C. Aljabar
1. Persamaan dan Pertaksamaan
Menyelesaikan pertaksamaan linier 1 variabel atau sistem persamaan linear 2
variabel. (5 Soal)
2. Relasi dan Fungsi (termasuk Pola Bilangan)
Memahami pola pada barisan bilangan dan konfigurasi obyek (5 Soal)
Memahami fungsi linier dan grafiknya, serta sifat-sifatnya. (6 Soal)
3. Rasio dan Proporsi
Memecahkan masalah aritmetika sosial yang terkait dengan rasio/persentase. (12
Soal)
D. Data dan Ketidakpastian
1. Data dan Representasinya
Menentukan dan menggunakan mean, median, dan modus. (11 Soal)
2. Ketidakpastian dan Peluang
Menghitung peluang kejadian sederhana. (7 Soal)
Level Pembelajaran 1 Numerasi untuk kelas 8.
Kompetensi: Memahami bilangan cacah (maks. enam angka)
Menentukan ukuran rumah yang ideal memang susah-susah gampang. Pada dasarnya,
ukuran sebuah rumah harus disesuaikan dengan jumlah orang yang nanti akan tinggal di
dalamnya. Berdasarkan berbagai pertimbangan tertentu seperti ruang gerak, furnitur,
dan lain sebagainya, maka ukuran minimal masing-masing ruangan yang ideal bagi
keluarga tersebut adalah sebagai berikut:
Ruang tamu 5 3
Ruang makan 3 3
Dapur 3 3
Garasi mobil 5 3
Gudang 3 2
Meski tidak harus sama persis, karena berkaitan dengan kondisi lahan yang dimiliki,
contoh di atas setidaknya bisa menjadi gambaran bagi Anda saat merencanakan atau
memutuskan untuk membangun rumah dengan ukuran ideal yang bisa dihuni oleh 2
hingga 5 orang.
Pak Ali berencana akan membangun sebuah rumah yang akan dihuni bersama isteri dan
satu anak. Kriteria rumah yang ingin dibangun pak Ali adalah sebagai berikut:
1. Pak Ali tidak memiliki asisten rumah tangga sehingga tidak membuat kamar
asisten rumah tangga.
2. Pak Ali tidak membuat kamar khusus tamu.
3. Pak Ali ingin membuat dua buah kamar mandi
Pak Ali membeli sebidang tanah yang luasnya 1 are. Pak Ali mengalokasikan 15 m2 dari
tanah tersebut untuk dibuat halaman rumah. Apakah Pak Ali bisa membangun rumah
yang ideal?
C Tidak, karena rumah ideal Pak Ali memerlukan luas minimal 90 m2.
RUMAH IDEAL
Menentukan ukuran rumah yang ideal memang susah-susah gampang. Pada dasarnya, ukuran
sebuah rumah harus disesuaikan dengan jumlah orang yang nanti akan tinggal di dalamnya.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tertentu seperti ruang gerak, furnitur, dan lain
sebagainya, maka ukuran minimal masing-masing ruangan yang ideal bagi keluarga tersebut
adalah sebagai berikut:
Panjang Lebar
Ruangan
(m) (m)
Ruang tamu 5 3
Ruang makan 3 3
Dapur 3 3
Garasi mobil 5 3
Gudang 3 2
Meski tidak harus sama persis, karena berkaitan dengan kondisi lahan yang dimiliki, contoh
di atas setidaknya bisa menjadi gambaran bagi Anda saat merencanakan atau memutuskan
untuk membangun rumah dengan ukuran ideal yang bisa dihuni oleh 2 hingga 5 orang.
Setujukah anda dengan pernyataan berikut?
“Cukup dengan lahan 9 m2, anda akan mendapatkan sebuah dapur yang ideal”
Jelaskan jawabanmu!
Bagian sisi untuk tempat lem yang tepat ditempatkan pada sisi bernomor ….
A 1 dan 6
B 2 dan 4
C 3 dan 4
D 4 dan 6
A 1,8 liter
B 2,1 liter
C 2,3 liter
D 2,5 liter
Gedung Pertunjukan
Dalam suatu gedung pertunjukan terdapat 9 baris kursi. Pada baris pertama terdapat 8
kursi, baris kedua 12 kursi, baris ketiga 11 kursi, baris keempat 15 kursi, baris kelima 14
kursi, dan seterusnya mengikuti pola yang sama.
Ani sedang mengisi daya ponsel miliknya. Berikut merupakan grafik kapasitas baterai
(persen) vs waktu (menit) dari pengisian ponsel milik Ani.
Berapa persentase kapasitas ponsel yang tersisa saat pengisian dimulai? 0,4
Halaman belakang sebuah rumah akan dibuat taman. Pengerjaan taman tersebut
memerlukan waktu 12 hari dengan 4 orang pekerja. Agar pekerjaan taman dapat
diselesaikan selama 8 hari, berapa orang tambahan pekerja yang diperlukan?
Jawab: 2 orang, perbandingan berbalik nilai. 12 hari dikerjakan 4 orang, maka untuk 8
hari —– 12 : 8 = x : 4 —— x = 6. Sehingga membutuhkan tambahan 2 orang.
Gambar berikut merupakan sebuah roda putar yang dibagi menjadi 24 bagian.
Pada sebuah acara, seorang tamu memutar panah yang dapat berhenti di sembarang
bagian roda. Apabila terdapat bagian berwarna biru, bagian ungu, bagian
kuning, dan sisanya berwarna merah,
maka peluang yang paling kecil yang ditunjukkan warna panah adalah ….
Anda dapat melihat lebih banyak contoh-contoh soal kompetensi ini melalui tautan
berikut Contoh-contoh soal kompetensi 3 level 1
Dari penjelasan pada aktivitas-aktivitas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa butir-
butir soal asesmen numerasi AKM melibatkan proses penalaran yang tidak dapat
dipersiapkan melalui program bimbingan belajar intensif yang berfokus pada latihan-
latihan soal saja. Proses penalaran siswa justru perlu lebih banyak dikembangkan dan
dipupuk melalui strategi pembelajaran di kelas.
1. Pertama, pahami kompetensi numerasi siswa yang Anda ampu. Dari situ Anda
dapat memilih kasus yang sesuai. Misalnya, dari kedua gambar berikut ini manakah yang
paling sesuai dengan level yang anda ampu, Apakah gambar 1, atau gambar 2? Jelaskan.
2. Kedua, setelah memilih kasus sesuai dengan level kompetensi siswa yang Anda
ampu, pilihlah salah satu kompetensi yang ingin Anda kembangkan dan evaluasi.
3. Ketiga, dari kompetensi numerasi tersebut, cobalah membuat 3 buah soal dengan
bentuk yang berbeda-beda berdasarkan gambar yang Anda pilih tadi.
Pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan atas dasar kompetensi, bukan hafalan
materi semata, memberikan kesempatan pada siswa untuk terus mengembangkan
kemampuan dasar numerasinya dalam penalaran.
Banyak orang tua ingin membuat ruang-ruang berukuran ideal di dalam rumahnya , dari hasil
penelurusan informasi, diketahui bahwa ukuran ideal untuk:
- gudang berukuran 3 x 2 m.
- dapur, 3 x 3 m
- ruang tamu, 5 x 3 m
- ruang makan, 3 x 3 m
jika di rumah kita memiliki lahan berukuran 10 x 8 m, dan ingin memiliki ruang-ruang ideal, apakah
dapat dibuatkan kamar utama, kamar anak, kamar mandi, dapur, ruang tamu dan ruang makan ?
Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh mata
pelajaran IPS berikut ini. Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi:
menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik. Guru diharapkan
menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Misalnya:
1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan,
murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu
pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual
dan pendampingan khusus.
2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak
memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar
pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh.
3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai
koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi
kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi.
4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan
koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran
berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.
Untuk melihat contoh-contoh ragam strategi pembelajaran berdasarkan kategori tingkat
penguasaan kompetensi, Anda dapat membaca lebih jauh pada tautan berikut ini AKM
dan Implikasinya pada Pembelajaran
Surat Kabar Guru Belajar 021- Literasi Untuk
Belajar
Kampus Guru Cikal & Komunitas Guru BelajarMei 2019
43
Tambahkan ke Wishlist
Banyak guru, sekolah dan penggiat pendidikan mengadakan kegiatan literasi di berbagai konteks.
Pertanyaan reflektif di Surat Kabar Guru Belajar ini adalah buat apa literasi?
Dalam sebuah Temu Pendidik Mingguan, saya terlibat percakapan dengan seorang guru yang bingung
merancang pengajaran literasi. Selidik punya selidik, kebingungan tersebut berakar pada asumsi kegiatan
literasi diadakan sebatas pada 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai. Asumsi yang memisahkan
antara pengajaran literasi dengan “pengajaran biasanya”.
Pengajaran literasi dipisahkan dari pengajaran yang dilakukan setiap harinya. Bukan hanya pemisahan cara
pengajaran, pengajaran literasi pun dipisahkan tujuannya. Pengajaran literasi mengejar suatu tujuan
tertentu, pengajaran biasa mengejar tujuan yang lain. Ketika tujuan berbeda, penilaian keberhasilannya pun
berbeda. Pada ujungnya, pengajaran literasi justru menjadi beban bagi guru, tanpa paham sebenarnya
pengajaran literasi untuk apa.
Diskusi tersebut menarik perhatian tim Surat Kabar Guru Belajar sehingga lahirlah usulan untuk
memaparkan keterkaitan antara pengajaran literasi dengan “pengajaran biasanya”. Kami berharap paparan
tersebut dapat menyebarkan pesan bahwa pengajaran literasi adalah pondasi dari keseluruhan pengajaran
dan pendidikan yang kita lakukan. Pengajaran literasi bukan sekedar mematuhi kebijakan dan aturan yang
ditetapkan oleh pusat. Pengajaran literasi hendaknya menunjang tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran dan pendidikan.
Pengajaran literasi akan membantu murid dalam mencari, mendapatkan, mengolah dan menggunakan
informasi untuk mencapai suatu tujuan atau untuk menyelesaikan masalah. Kompetensi literasi yang
berkembang akan membuat murid lebih lancar dalam mencapai tujuan pengajaran. Lebih mudah
memahami tujuan pengajaran, lebih mandiri dalam mencari dan mengolah informasi, lebih tangguh dalam
menghadapi kesulitan dalam penggunaan informasi dan tentu saja, lebih mudah melakukan refleksi proses
dan hasil belajar pada suatu mata pelajaran. Lebih jauh lagi, murid dengan kemampuan literasi pun lebih
mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan persoalan hidupnya.
Jadi buat apa pengajaran literasi? Untuk membantu murid lebih merdeka belajar dan menjalani hidup
sebagai pelajar merdeka. Pelajar sepanjang hayat.
Bila kita bersepakat bahwa tujuan pengajaran literasi menunjang tujuan pengajaran dan pendidikan secara
menyeluruh, maka konsekuensinya semua pelajaran adalah pelajaran literasi, semua media belajar adalah
media literasi dan pada akhirnya, semua guru adalah guru literasi. Semua pihak di sekolah mempunyai
tanggung jawab dalam mengembangkan kemampuan literasi murid. Bukan untuk menjalankan aturan,
namun kesadaran bahwa pengajaran literasi pada dasarnya membantu guru mencapai tujuan pengajaran
dan membantu murid mencapai tujuan pelajaran. Pengajaran literasi menunjang tujuan kita semua, tujuan
pendidikan.
Pernyataan tersebut bukan pernyataan omong kosong. Silahkan Anda baca Surat Kabar Guru Belajar Edisi
ke-21 ini. Anda akan mendapatkan bagaimana pengajaran literasi bisa terintegrasi dengan berbagai macam
pengajaran. Pengajaran literasi bukan monopoli pengajaran bahasa, juga pengajaran kewarganegaraan,
pendidikan inklusi, pengajaran matematika, pengajaran budaya dan semua pengajaran yang lain.
Inilah seruan yang diusung Komunitas Guru Belajar, pahami esensinya, pahami tujuannya, sehingga kita
bisa mendapatkan beragam cara yang mungkin untuk mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan.
Mari kita renungkan kembali, apa tujuan pengajaran literasi. Dan temukan cara pengajaran yang relevan
dan bermakna, bagi murid maupun bagi guru. Selamat melakukan pengajaran literasi dengan cara berbeda!
CIUTKAN
TENTANG PENGARANG
Panji Irfan SMP Tunas Argo Seruyan Kalteng IG :@panji26irfan FB : Panji Irfan
Iwan Apriana KGB Bandung SMPN 1 Nagreg FB : Iwan Apriana
M. Rizky Satria KGB Tangerang Selatan Sekolah Cikal Serpong FB : Rizky Satria IG : @rizkysatria87
Puti Almirsha Hamid Sekolah Cikal Serpong IG : @almirshalitteacher
Suhud Rois KGB Cimahi SD Peradaban Insan Mulia Cimahi IG :@suhudrois FB : Suhud Rois
Asesmen seringkali dipersepsikan sebagai upaya menentukan nilai murid. Tidak heran
apabila banyak dari kita yang berusaha keras melakukan upaya agar nilai murid kita
setinggi mungkin. Nilai murid menjadi sasaran kinerja. Padahal peran asesmen yang
pertama dan utama bukan lah menentukan nilai murid.
Peran pertama dan utama asesmen harus dilihat sebagai bagian dari proses
pembelajaran yang utuh. Kerangka yang sering digunakan adalah segitiga belajar yang
mengkaitkan antara asesmen, kurikulum dan pembelajaran. Segitiga belajar membantu
kita tidak melihat asesmen, kurikulum dan pembelajaran sebagai aspek yang berdiri
sendiri. Guru dan pemimpin sekolah dapat melakukan penyelarasan antar 3 aspek yang
menentukan pengalaman belajar murid.
Dalam segitiga belajar, maka makna masing-masing segi adalah sebagai berikut:
o Benar
o Salah
Benar
Benar.
Sesuai dengan tujuannya, Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk memberikan
informasi mengenai tingkat kompetensi dasar siswa, berupa kompetensi literasi
membaca dan numerasi.
Dari laporan hasil Asesmen Kompetensi tersebut, satuan pendidikan dapat melihat
tingkat penguasaan kompetensi siswanya.
o Benar
o Salah
Benar
Benar.
Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat kompetensi siswa akan
memudahkan siswa menguasai konsep, keterampilan dan konten yang diharapkan pada
suatu mata pelajaran.
o Benar
o Salah
Benar
Benar.
Pada pembelajaran berbasis kompetensi, siswa diharapkan mampu mendemonstrasikan
pengetahuan, penguasaan konsep, dan keterampilan dalam dan sebagai proses
pembelajaran.
o Benar
o Salah
Benar
Salah.
Karakteristik utama dari pembelajaran berbasis kompetensi adalah fokusnya pada
tingkat penguasaan.
5. Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru semua mata pelajaran
antara lain adalah, kemampuan untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar
siswanya termasuk literasi dan numerasi.
o Benar
o Salah
Benar
Benar.
Tantangan pembelajaran berbasis kompetensi bagi guru antara lain adalah, kemampuan
untuk mengidentifikasi tahapan kompetensi dasar siswa termasuk literasi dan numerasi
karena kemampuan siswa yang beragam. Namun laporan hasil AKM dapat membantu
memetakan tahapan kompetensi siswa.
o Benar
o Salah
Benar
Benar.
Pembelajaran berbasis konten belajar untuk cakupan materi karena berpusat pada
materi pelajaran. Pembelajaran berbasis kompetensi belajar untuk pemahaman konsep
dan menerapkan keterampilan karena berpusat pada kebutuhan siswa.
o Benar
o Salah
Benar
Benar.
Laporan hasil Asesmen Kompetensi Minimum dapat menjadi rekomendasi bagi guru-
guru dari setiap mata pelajaran untuk memperbaiki atau menyesuaikan strategi
pembelajaran yang lebih sesuai dengan tingkat kompetensi yang aktual siswa.
o Benar
o Salah
Benar
Benar.
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik,
misalnya mampu melakukan tugas atau pekerjaan secara efektif. Kompetensi juga
mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal,
atau bahkan keterampilan yang jauh lebih besar dan lebih beragam. Misalnya memimpin
organisasi.
o Benar
o Salah
Benar
Salah.
Kekuatan pembelajaran berbasis kompetensi terletak pada fleksibilitasnya karena siswa
dapat bergerak dengan kecepatan belajar mereka sendiri.
10. Sebaiknya semua siswa mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan.
o Benar
o Salah
Benar
Salah.
Tidak semua siswa akan mencapai level mahir dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi
setiap usaha dan proses yang dilakukan siswa untuk mencapai level yang lebih tinggi,
tentu akan menunjukan peningkatan kinerja siswa. Keterampilan mengacu pada
kemampuan untuk beradaptasi dan bereaksi terhadap situasi baru untuk “bergerak
dengan cepat” berdasarkan informasi baru.
Refleksi TOPIK 5
1. Membuat atau mencari soal AKM yang bersesuaian dengan lingkungan siswa
2. soal dibuat beragam sesuai dengan levelnya (pemahaman, penerapan dan penalaran
3. menemukan tingkat kompetensi siswa (perlu intervensi khusus, Dasar, Cakap dan Mahir)
9. bagi sejumlah siswa yang tidak mengalali kemajuan, dibuatkan perbaikan pembelajaran (strategi
lain), sehingga diharapkan terjadi peningkatan kompetensinya.
Apa Itu
Asesmen Kompetensi Minimum ?
Numerasi
Bilangan, Geometri dan Pengukuran, Aljabar, Data dan Ketidakpastian
Level Pembelajaran
Level 1 (Kelas 1 & 2)
Numerasi (Kelas 2) 31 Soal
Literasi Teks Fiksi 21 Soal
Literasi Teks Informasi 29 Soal