Anda di halaman 1dari 9

4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran
Surya (2014) menyebutkan bahwa “ Pembelajaran ialah suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memeperoleh suatu perubahan prilaku
secara menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi individu dengan
lingkungannya”. Dalam penjelasannya, prinsip yang menjadi landasan
pengertian tersebut adalah :
1 Pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan perilaku
a. Perubahan yang disadari
b. Bersifat kontinu
Perubahan yang telah terjadi akan menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku yang lain.
c. Bersifat fungsional
Memberikan manfaat bagi individu yang bersangkutan.
d. Bersifat aktif
Tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi melalui serangkaian aktifitas
yang terencana dan terarah.
e. Bersifat permanen
Perubahan yang terjadi sebagai akibat pembelajaran akan menetap
dalam diri individu setidaknya untuk masa tertentu.
f. Bertujuan dan terarah
Perubahan yang terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai.
2 Perubahan perilaku secara keseluruhan
Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran meliputi semua aspek
perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja.
3 Pembelajaran merupakan suatu proses
Pembelajaran merupakan aktifitas yang berkesinambungan, terdapat
tahapan aktifitas yang sistematis dan terarah.
Pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru pada siswanya,
pada hakikatnya pembelajaran adalah adalah proses untuk terjadinya
perubahan tingkah laku, perubahan tingkah laku yang menyeluruh.

B. Pendekatan Pembelajaran
Nanang (2011) mengatakan bahwa :
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.

Terdapat beberapa pendekatan pembelajaran yang telah cukup kita


kenal, seperti dikemukakan Juhanaini sebagai berikut :
1. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan pembelajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. (Syaipul sagala, 2007).
Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi
dan berfikir abstrak
2. Pendekatan proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberikan
kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.

5
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan ini adalah proses penalaran yang bermula dari umum
kekeadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan
menyajukan aturan prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh
4. Pendekatan Induktif
Pendekatan ini pertama dikemukakan oleh filosof Inggris PrancisBacon
(1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan di dasarkan dari
fakta yang konkrit sebanyak mungkin.
5. Pendekatan Heuristik
Menurut Rusyan (1993-114). Heuristik semacam fakta psikologis yang
muncul sebagai kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki
sejak bayi.
6. Pendekatan Pembelaiaran Berbasis Kompetensi
Fokus pelaksanaan pembelajaran ini antara lain:
1) Kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh peserta;
2) Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan dengan kondisi
dimana kompetensi tersebut akan digunakan;
3) Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu peserta
dengan peserta lain tidak ada ketergantungan;
4) Harus tersedia program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang
lebih cepat dan program perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih
lamban.
7. Pendekatan Pembelajaran Manajemen Kelas
Menurut Parkay dalam Oemar Hamalik (2006) pendekatan manajemen
kelas dapat diartikan sebagai upaya untuk mengatur situasi kelas untuk
menjamin terciptanya iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran
bagi seluruh siswa.
8. Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual
pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran
disesuaikan dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara
vertikal maupun perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas
belajar sesuai dengan karakteristiknya, bakat, dan minat nya.
9. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif, merupakan suaatu pendekatan pembelajaran
dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara
kolaboratif yang anggota terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen (Slavin: 1995).
10. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masyarakat
Pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk pengajaran
yang memadukan antara sekolah dan masyarakat, dengan cara membawa
sekolah kedalam masyarakat, dan atau membawa masyarakat ke dalam
sekolah guna mencapai tujuan pengajaran/pendidikan yang ditetapkan.
11. Pembelajaran kontektual
Pembelajaran kontektual adalah kaidah pembelajaran yang
menggabungkan isi kandungan dengan pengalaman harian individu,
masyarakat dan alam pekerjaan.
12. Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh
Menurut Jollife et. al.(2001: 32), secara tradisional pembelajaran jarak
jauh adalah merupakan pembelajaran di mana secara geografis siswa
(pembelajar) berada jauh dari fasilitator (guru) dan bekerja atau belajar
secara mandiri melalui serangkaian bahan-bahan pembelajaran.
13. Pendekatan Konsep Belajar Tuntas menurut (Oemar Hamalik :2006)
Pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) adalah
suatu keyakinan bahwa seluruh siswa dapat belajar dengan tepat jika
diberikan waktu dan pembelajar yang tepat serta layak.

Juhanaini juga mengatakan bahwa :


- Tiap pendekatan pembelajaran tersebut mempunyai karakteristik
tertentu, dan berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengna
fungsi dan tujuan tiap pendekatan
- Masih banyak pendekatan lain yang dapat dipilih dan diterapkan
dalam upaya implementasi kurikulum

Pada pendekatan pembelajaran kontekstual, menghadirkan dunia


nyata ke dalam kelas, bukan berarti siswa berada langsung di alam (luar
kelas), misalnya memperlihatkan contoh dalam kehidupan nyata dalam
penyajian konsep dan soal latihan.
Pengembangan pendekatan-pendekatan pembelajaran adalah hal yang
perlu dilakukan deorang guru/calon guru agar proses pembelajaran pada
beberapa konsep, menjadi lebih menarikbagi siswa sehingga sampai pada
tujuan pembelajaran yang diharapkan.

7
C. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Alam Sekitar
Usman (2012) mengemukakan :
1 Gerakan pendidikan yang mendekatkan peserta didik dengan alam
sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar. Perintis gerakan
ini antara lain adalah Fr. Finger (1808-1888) di Jerman dengan
“heimatkunde” (pengajaran alam sekitar), dan J.Ligthart (1859-1916)
di Belanda dengan “Het Volle Leven” (kehidupan senyatanya).
2 Beberapa prinsip gerakan “heitmakunde” adalah sebagai berikut:
a. Dengan pengajaran alam sekitar itu, guru dapat memeragakan
secara langsung sesuai dengan sifat-sifat dan dasar-dasar
pengajaran;
b. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-
banyaknya agar peserta didik aktif atau giat tidak hanya duduk,
dengar, catat saja;
c. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan
pengajaran totalitas, yaitu suatu bentuk dengan ciri-ciri:
1) suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata
pengajaran dalam daftar pengajaran, tetapi guru memahami
tujuan pengajaran dan mengarahkan usahanya untuk mencapai
tujuan,
2) suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu
dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik
perhatian anak dan diambilkan dari alam sekitarnya, dan
3) suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan
pengajaran itu berhubung-hubungan satu sama lain seerat-
eratnya secara teratur;
d. Pengajaran alam sekitar memberi kepada peserta didik bahan
apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak verbalitas;
e. Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena
alam sekitar mempunyai ikatan emosional dengan peserta didik.
f. J. Ligthart (1859-1916) mengemukakan pegangan dalam “Het
Volle Leven” yaitu:
1) Peserta didik harus mengetahui barangnya terlebih dahulu
sebelum mendengar namanya,
2) Pengajaran harus mendasarkan pada pelajaran selanjutnya atau
mata pelajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu,
dan
3) Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup senyatanya ke
semua jurusan, agar peserta didik memahami hubungan antara
berbagai macam lapangan dalam hidupnya.

Dilihat dari pandangan agama Islam, Pendekatan belajar berbasis


alam sekitar sangat dianjurkan, seperti tertuang dalam Q.S. al-Ghasiyah
(88): ayat 17-20 artinya :
17) Mengapa mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana ia
diciptakan?
18) Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19) Dan gunung-gunung, bagaimana ditegakkan?
20) Dan bumi, bagaimana dihamparkan?

Dengan memanfaatkan sumber belajar dari alam sekitar, peserta


didik selain akan memperoleh pemahaman konsep/bahan ajar yang sedang
dipelajarinya, juga akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan
lingkungan alam sekitar sebagai sumber kehidupannya. Namun demikian
dalam pelaksananan pendekatan pembelajaran berbasis alam sekitar, tidak
mungkin terlepas dari unsur pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran.
Mulyani, Sri.,dkk (2008) mengemukakan :
1 Pendekatan pembelajaran JAS secara komprehensif memadukan
berbagai pendekatan antara lain eksplorasi dan investigasi,
konstruktivisme, keterampilan proses dengan cooperative learning.

2 Pendekatan pembelajaran JAS dalam implementasinya menekankan


pada pembelajaran yang menyenangkan. Ini merupakan salah satu
komponen dari PAKEM yang mempunyai kepanjangan pembelajaran
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Namun dalam pendekatan
pembelajaran JAS, karakter menyenangkan, terekspresi secara
eksklusif dalam istilah bioedutainment (asal kata bio = biology; edu
= education, dan tainment = intertainment)., yakni merupakan
strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan
melibatkan unsur ilmu atau sain, proses penemuan ilmu (inkuari),
ketrampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik,
kompetisi, tantangan dan sportivitas.

3 Komponen-komponen Pendekatan JAS


a. Eksplorasi
Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang
akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga
menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan
pertanyaan atau masalah. Dengan adanya masalah manusia akan
melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah tidak berdasar pada perasaan tetapi
lebih ke penalaran ilmiah (Suriasumantri, 2000). Lingkungan yang

9
dimaksud disini tidak hanya lingkungan fisik saja, akan tetapi juga
meliputi lingkungan sosial, budaya dan teknologi.

b. Konstruktivisme
Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta. Akan
tetapisekarang, pendapat ini mulai bergeser, terutama di bidang
sains, pengetahuan lebih dianggap sebagai :
1) suatu proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus,
terus berubah dan berkembang (Suparno, 1997).
2) menurut Lorsbach &Tobin (1992) dalam Suparno (1997),
selama proses berinteraksi dengan lingkungan, seseorang
akan memperoleh pengetahuan. Pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru). Paserta
didik sendiri yang harus mengartikan pelajaran yang
disampaikan guru dengan menyesuaikan terhadap
pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya.
3) menurut Piaget (1970) terdapat dua aspek berpikir yaitu
aspek figuratif dan aspek operatif. Aspek operatif lebih
penting karena menyangkut operasi intelektual atau sistem
transformasi. Berpikir operatif inilah yang memungkinkan
seseorang untuk mengembangkan pengetahuannya dari
suatu level tertentu ke level yang lebih tinggi.
c. Proses Sains
Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang
mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian,
mungkin memunculkan pertanyaan atau permasalahan.
Permasalahan ini perlu dipecahkan melalui suatu proses yang
disebut metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan yang
disebut ilmu.
- Menurut Huxley (1964), metode ilmiah merupakan ekspresi
mengenai cara bekerjanya pikiran. Sedangkan berpikir adalah
suatu kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan.
Pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah bersifat
rasional dan teruji sehingga merupakan pengetahuan yang dapat
diandalkan. Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif
dan induktif dalam membangun pengetahuan.

d. Masyarakat Belajar (learning community)


Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran
diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh
dari sharing antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan
yang belum tahu. Dalam praktek pembelajaran di kelas, masyarakat
belajar dapat terwujut dalam:
- pembentukan kelompok kecil
- pembentukan kelompok besar
- mendatangkan “ahli” ke kelas
- bekerja dengan kelas sederajat
- bekerja kelompok dengan kelas di atasnya
- bekerja dengan masyarakat

e. Bioedutainment
Pendekatan pembelajaran biologi terus berkembang sesuai
perkembangan ilmu dasar dan terapan yang menyertainya.
Bioedutainment dalam pendekatannya melibatkan unsur utama
ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya, kerjasama,
permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas.
Bioedutainment (asal kata bio = biology; edu = education, dan
tainment = intertainment)., yakni merupakan strategi pembelajaran
biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu
atau sain.

f. Asesmen Autentik
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Bila
data yang dikumpulkan guru mengidentifikasikan bahwa siswa
mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru bisa segera
mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan
belajar. Jadi asesment dilakukan selama proses pembelajaran,

11
terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada akhir
periode pembelajaran saja.
Karakteristik penilaian autentik adalah:
1) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
2) bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
3) yang diukur keterampilan dan performansi
4) berkesinambungan
5) terintegrasi
6) dapat digunakan sebagai umpan balik

Hal-hal yang bisa digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa


adalah:
a. proyek/kegiatan dan laporannya
b. pekerjaan rumah
c. kuis
d. karya siswa
e. presentasi atau penampilan siswa
f. demonstrasi
g. laporan
h. jurnal
i. hasil tes tertulis
j. karya tulis

Dengan penilaian autentik dapat menjawab pertanyaan:


“kemampuan apakah yang sudah dikuasai peserta didik?” bukan
“apa yang sudah diketahui peserta didik?” Dengan cara ini siswa
dinilai kemampuannya dengan berbagai cara, tidak hanya hasil tes
tertulis saja.

Pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) menurut


Mulyani, Sri.,dkk (2008) didefinisikan sebagai “pendekatan yang
memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta didik baik
lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar
yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah”.

Anda mungkin juga menyukai