Anda di halaman 1dari 25

Perbedaan Minat Siswa Remaja Kelas 8 SMP Labschool Jakarta

TerhadapTari Tradisional dan Tari Modern

Karya Tulis
Diajukan untuk Memenuhi Profil Lulusan Siswa SMP Labschool Jakarta

Oleh:
Nama

: Safira Rayindra putri

No. Induk

: 4692

Kelas

: VIII A

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


SMP LABSCHOOL JAKARTA 2011

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing

Penguji 1

Penguji 2

Dra. Lita Lestari

Drs. Warisno

Agung Hartono, S. Pd

Tanggal : .................................

Tanggal : ...................................

Tanggal : ...................................

Wali Kelas

Kepala Sekolah

Drs. Warisno

H. Ali Chudori, S. Pd., M. M.

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kerya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karya tulis ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk kenaikan kelas. Guna memenuhi
syarat tersebut, saya memilih judul: Perbedaan Minat Siswa Remaja Kelas 8 SMP
Labschool Jakarta Terhadap Tari Tradisional Dan Tari Modern sebagai judul karya
tulis ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati saya
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ali Chudori, S.Pd, M.M selaku Kepala SMP Labschool Jakarta.
2. Bapak Warisno, selaku Wali Kelas VIII A SMP Labschool Jakarta
3. Ibu Lita Lestari, selaku guru pembimbing karya tulis.
4. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan moril maupun
materil penyusunan karya tulis ini.
5. Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang
turut membantu penyusunan karya tulis ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam karya
tulis ini. Saya juga menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna. Untuk
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan karya tulis ini. Harapan penulis mudah-mudahan karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
ii

Jakarta, April 2011

Penulis,

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Perumusan Masalah...........................................................................3
C. Tujuan................................................................................................3
D. Ruang Lingkup...................................................................................3
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Minat................................................................................5
B. Pengertian Remaja..............................................................................5
C. Pengertian Tari....................................................................................9
D. Jenis-jenis Tari....................................................................................11
E. Kegiatan Tari di SMP Labschool Jakarta............................................12
F. Minat Remaja Terhadap Tari Tradisional dan Tari Modern................13
BAB III PENUTUPAN
A. Kesimpulan..........................................................................................16
B. Saran....................................................................................................16

iv

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18
LAMPIRAN.......................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini sering kita lihat di televisi maupun di acara pentas seni yang diadakan
oleh sekolah maupun perusahaan, mempertunjukkan seni tari sebagai salah satu
hiburan yang ditampilkan. SMP Labschool Jakarta sebagai salah satu sekolah yang
memiliki

kegiatan

ekstrakurikuler

di

bidang

seni

tari

juga

seringkali

mempertunjukkan seni ini dalam berbagi kegiatannya, terutama dalam pentas seni
yang diselenggarakan setiap tahun. Selain sebagai salah satu bentuk pertunjukkan,
tari tradisional maupun modern juga seringkali dijadikan salah satu cabang seni yang
dilombakan, baik yang diselenggarakan oleh sekolah atau lembaga. Bahkan mulai
tahun 2010, tari tradisional menjadi salah satu cabang seni yang dilombakan di
tingkat nasional pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat
SMP.
Pada tahun itu pula SMP Labschool Jakarta berhasil mewakili propinsi DKI
Jakarta sebagai salah satu peserta untuk cabang seni tari tradisional dalam ajang
tersebut. Untuk tari modern pun, SMP Labschool Jakarta sering menjadi juara untuk
lomba yang dilakukan oleh suatu sekolah atau lembaga. Melihat kondisi tersebut,
penulis melihat bahwa seni tari, baik tari tradisional maupun modern menjadi salah
satu cabang seni yang banyak diminati oleh remaja. Hanya saja, tampaknya minat
remaja untuk menekuni tari modern lebih besar ketimbang menekuni tari tradisional.

Hal ini selain penulis lihat dari kecenderungan anak-anak yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler menari di SMP Labschool Jakarta yang merasa lebih bersemangat
ketika berlatih tari modern. Penulis juga memperhatikan bahwa remaja yang
tergabung dalam sanggar tari tradisional yang penulis ikuti (Sanggar Tari Syofyani
dan Sanggar Tari Luvita), pesertanya dari tahun ke tahun cenderung tidak ada
penambahan. Bahkan remaja yang tergabung dalam Sanggar Tari Syofyani, semakin
hari semakin berkurang.
Hal ini berkebalikan dengan kondisi sanggar tari modern, dimana di koran
sering kita baca adanya sanggar tari modern yang baru, yang mengajarkan tarian
modern, terutama tarian yang berasal dari luar negeri. Bahkan kadang kita juga
melihat ada anak kecil yang sudah mampu menarikan breakdance. Tari modern
sebenarnya merupakan tari yang dalam gerakannya relative tidak berdasarkan aturan
tertentu. Mereka hanya menari mengikuti musik yang ada, sehingga sulit bagi kita
untuk menemukan siapa sebenarnya pencipta tari modern. Kostum yang dipakai, juga
tidak ada aturan tertentu.
Hal ini berbeda dengan tari tradisional. Tari tradisional memiliki aturan
tertentu yang berbeda untuk setiap jenis tari, baik gerak, musik maupun kostumnya.
Musik iringan untuk tari tradisional dibuat khusus, yang berbeda untuk setiap jenis
tari. Demikian pula dengan kostumnya, untuk tarian yang berasal dari daerah yang
berbeda memiliki kostum yang berbeda pula. Contohnya, gerakan untuk tari Minang
cenderung gemulai, kostumnya pun cenderung menutup rapat seluruh tubuh. Untuk
tari Jaipong, gerakannya cenderung dinamis dan kostum yang dipakai juga lebih

ketat. Di samping itu, setiap tari tradisional memiliki nama tertentu, misal Tari Piring
Syofyani dari Minang, Tari Lenggang Nyai dari Betawi atau Tari Bajidor Kahot dari
Jawa Barat. Dengan adanya aturan-aturan yang terdapat dalam tarian tradisional,
banyak remaja yang memiliki pendapat bahwa membawakan tari tradisional itu sulit
karena ada aturan tertentu yang harus diikuti, sehingga mereka harus hafal
gerakannya. Di samping itu, musik pengiringnya juga dirasa tidak sesuai dengan jiwa
remaja yang lebih menyukai musik-musik yang berbau Barat.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul masalah
a) Apakah ada perbedaan minat remaja SMP Labschool Jakarta terhadap tari
tradisional dan tari modern?
b) Hal-hal apa yang mempengaruhi minat remaja terhadap tari tradisional
dan tari modern?
1.3. Tujuan
Tujuan karya tulis ini dibuat untuk mengetahui perbedaan minat remaja
terhadap tari tradisional dan tari modern serta hal-hal yang mempengaruhi minat
remaja terhadap hal tersebut.

1.4. Ruang Lingkup


Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi
ruang lingkup menjadi:

1. Pengertian minat
2. Pengertian remaja
3. Pengertian tari
4. Jenis-jenis tari
5. Kegiatan tari di SMP Labschool Jakarta
6. Minat remaja terhadap tari tradisional dan tari modern

1.5. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data, penulis membaca buku-buku, artikel di internet
maupun melakukan survey melalui angket.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Minat


Hurlock (1990) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas
memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, mereka akan
jadi beminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika
kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak
bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
Hurlock (1990) juga mengemukakan bahwa minat merupakan hasil dari
pengalaman belajar, bukan hasil bawaan sejak lahir. Hurlock (1990) juga
menekankan pentingnya minat, bahwa minat menjadi motivasi kuat bagi
seseorang untuk belajar, minat juga menjadi bentuk dan intensitas aspirasi
seseorang serta minat juga menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang
ditekuni seseorang.

2.2. Pengertian remaja


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa. Pada masa ini banyak perubahan fisik, psikis, dan sosial.

Anak remaja sebenarnya belum memiliki tempat yang jelas. Anak remaja ada
di antara golongan anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu untuk
menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk., 1982).
Batasan mengenai usia remaja, antara satu ahli dengan ahli yang lain tidak
sama, tetapi pada prinsipnya tidak jauh berbeda. Sebagian ahli berpendapat bahwa
masa remaja dimulai pada saat remaja telah mencapai kebebasan sebagai orang
dewasa.
Hurlock (1980) mengatakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira
dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan akhir masa
remaja bermula dari usia enam belas tahun atau tujuh belas tahun sampai delapan
belas tahun, yang akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan
adanya perubahan-perubahan baik fisik, psikis, maupun sosial. Masa remaja
dimulai pada usia 13 tahun sampai 18 tahun, dan masa remaja pada anak
perempuan lebih cepat datangnya daripada anak laki-laki, begitu pula dengan
berakhirnya. Sesuai dengan usianya, apabila bersekolah, remaja duduk di bangku
SMP dan SMA.
Hurlock (1980) mengatakan bahwa masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu
yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada empat perubahan yang terjadi. Pertama, meningkatnya tingkat


emosional, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan tubuh, minat, dan peran yang
diharapkan oleh kelompok sosial untuk diperankan. Ketiga, dengan
berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Keempat,
remaja menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering takut
bertanggungjwab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk
dapat mengatasi tanggungjawab tersebut.
2. Masa remaja sebagai usia permasalah
Masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh
anak laki-laki maupun anak perempuan. Kesulitan tersebut disebabkan oleh
dua hal. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian
diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak
berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para remaja merasa
mandiri, mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, sehingga cenderung
menolak bantuan orangtua maupun guru-guru.
3. Masa remaja sebagai periode yang penting
Kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting,
namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Masa remaja dianggap penting
karena adanya perubahan fisik maupun psikologis. Perkembangan yang cepat
tersebut memerlukan penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai, dan
minat baru.

4. Masa remaja sebagai masa mencari identitas


Pada akhir masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok
jauh lebih penting daripada individualitas. Pada tahun-tahun awal masa
remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak lakilaki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri
dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala
hal, seperti sebelumnya.
5. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan streotip budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi,
yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang
dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja.
Pandangan yang cenderung negative terhadap remaja tersebut membuat masa
peralihan ke masa dewasa menjadi hal yang sulit. Hal tersebut membuat
banyak pertentangan antara anak dan orangtua, yang mengakibatkan
renggangnya jarak anatara anak dan orangtua.
6. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung melihat masalah dari dirinya sendiri dan orang lain
sebagaimana yang dia inginkan bukan yang sebagaimana adanya, terlebih
dalam hal cita-cita. Hal tersebut membuat remaja cenderung memiliki cita-cita
yang kurang realistik. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak hanya bagi
dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, sehingga
menyebabkan meningkatnya emosi yang merupakan awal dari masa remaja.

7. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa


Semakin meningkat usia remaja, remaja berusaha untuk berperilaku
selayaknya orang dewasa. Berpakaian ala orang dewasa, belum cukup untuk
menunjukkan

identitas

memungkinkan

mereka

mereka.

Mereka

memperoleh

berusaha

status

sebagai

berperilaku
orang

yang

dewasa.

Diantaranya adaah mencoba untuk merokok, minum-minuman keras, maupun


terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku tersebut
akan memberikan citra seperti yang mereka inginkan.

2.3. Pengertian tari


Sukirman (2010) mengatakan bahwa tari adalah gerak tubuh manusia. Melalui
gerak tubuh, manusia mengungkapkan ide-ide, perasaan, dan pengalaman sang
seniman kepada orang lain. Sedangkan menari adalah kegiatan seseorang yang
sedang melakukan tari. Orang yang sedang menari disebut penari. Menari berbeda
dengan bermain, berpantomim, atau bersenam. Bahan baku tari adalah gerak dan
tubuh manusia sebagai alat untuk mengungkapkan ide, perasaan, dan pengalaman.
Menurut Sukirman (2010), unsur pokok tari adalah:
1. Tenaga yaitu kekuatan yang mendorong terjadinya gerak. Jenis tenaga
berat dan ringan atau kuat dan lemah.
2. Ruang yaitu tempat untuk bergerak. Tempat untuk bergerak yang bersifat
harafiah, contohnya panggung terbuka, panggung tertutup. Sednagkan
tempat yang bersifat imajinatif, tercipat kerena benda di panggung dank

10

arena gerakan penari, arah gerak penari, tinggi rendah penari ketika
menari.
3. Waktu dalam setiap gerak tari. Waktu adalah tempo yang diperlukan
penari untuk melakukan gerak. Waktu tergantung dari cepat lambatnya
(tempo) penari dalam melakukan gerakan, panjang pendeknya ketukan
(ritme) penari dalam bergerak dan lamanya (durasi) penari melakukan
gerakan.
Dalam hal menari ada juga yang disebut dengan komposisi. Komposisi tari
adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bagaimana memilih dan menata
gerakan menjadi sebuah karya tari. Pengetahuan komposisi tari mempelajari tentang
desain lantai, desain atas, desain musik, dramatik, dinamika, tema, tata rias, busana,
tata pentas, tata lampu dan tata suara.

Desain lantai adalah garis-garis lantai yang

dilalui oleh seorang penari atau garis yang dibuat oleh formasi penari. Desain atas
adalah desain yang dibuat oleh anggota badan yang berada di atas lantai. Desain
musik adalah pola ritmik dalam tari. Desain dramatik adalah tahap-tahapan emosional
untuk mencapai klimaks dalam sebuah tari. Dinamika adalah segala perubahan di
dalam tari karena adanya variasi-variasi di dalam tari. Tema adalah ide persoalan
dalam tari. Tata rias dan busana adalah rias wajah dan pakaian untuk mendukung
pergelaran tari. Seperangkat benda yang berada di atas pentas untuk mendukung
pergelaran tari disebut dengan setting. Tata lampu adalah penataan seperangkat lampu
di pentas untuk mendukung pergelaran tari. Tata suara adalah penataan seperangkat
alat sumber bunyi untuk tujuan pengaturan musik iringan tari

11

2.4. Jenis-jenis tari


Sukirman (2010) mengatakan ada dua jenis tari, yaitu:
1. Tari tradisional. Yang termasuk tari tradisional Indonesia adalah tari
primitif, tari rakyat,dan tari klasik. Ketiga jenis tari ini bertujuan untuk
upacara dan hiburan.
2. Tari non-tradisional. Yang termasuk dalam jenis tari non-tradisional
adalah tari kreasi baru, tari modern, dan tari kontemporer. Ciri khas tari
modern dan tari kontomporer adalah penemuan baru dalam hal tema,
bentuk dan penyajian tari.
Wujud tari modern dan tari kontemporer Indonesia biasanya merupakan
gabungan dari unsur-unsur budaya setempat dengan unsur budaya dunia. Ada pula
yang sepenuhnya menampilkan unsur budaya dunia. Ciri khas tari kontemporer
Indonesia adalah menyajikan tema, bentuk yang sedang terkenal atau sedang menjadi
sorotan saat ini. Jika tari kontemporer cirinya menyajikan tema dan bentuk yang
sedang terkenal atau sedang menjadi sorotan saat ini, tari modern belum tentu
menyajikan tema dan bentuk yang sedang terkenal saat ini. Contoh dari tari
kontomporer adalah Tango, Balet, Salsa Belly Dancing dan masih banyak lagi.
(Sukirman, 2010)

2.5 Kegiatan Tari di SMP Labschool Jakarta


Kegiatan tari di SMP Labschool Jakarta termasuk dalam pelajaran
ekstrakurikuler. Kelompok tari SMP Labschool Jakarta dikenal dengan nama Zelofus.

12

Saat ini pembimbing tari dijabat oleh Ibu Siti Mujanah. Sedangkan Kak Indah dan
Kak Uthe berperan sebagai pelatih tari. Kegiatan ekstrakurikuler menari
diselenggarakn setiap hari Jumat. Setiap tahun, minat siswi SMP Labschool untuk
bergabung dengan ekstrakurikuler menari cukup besar. Hal ini terlihat dari banyaknya
siswa yang mendaftar saat expo ekskul, sehingga untuk dapat mengikuti
ekstrakurikuler tersebut setiap pendaftar harus melalui audisi yang dilakukan satu per
satu kepada setiap pendaftar. Saat audisi, pelatih akan memutar suatu lagu, dan setiap
siswa diminta untuk melakukan gerakan bebas atau freestyle sesuai dengan irama
lagu yang diputar. Selain untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa
mengikuti irama dan hitungan dari lagu yang diputar. Dari hasil audisi yang
dilakukan pada awal semester, saat ini ada 25 siswa yang tergabung dalam
ekstrakurikuler menari, dan semuanya siswa putri.
Dalam ekstrakurikuler tari, siswa belajar tari tradisional maupun tari modern. Tari
modern yang dipelajari disitu selain tari ciptaan pelatih, kadang-kadang siswa juga
diminta untuk belajar menciptakannya. Sedangkan untuk jenis tari tradisional, siswa
diajarkan jenis tari dari seluruh Indonesia. Sampai saat ini kelompok tari SMP
Labschool Jakarta sering memperoleh berbagai penghargaan dari kejuaraan yang
diikuti, bahkan untuk tari tradisional tahun 2010 berhasil menjadi juara tingkat DKI
dalam festival dan Lomba Seni Siswa Nasional. Demikian juga untuk jenis tari
modern, kelompok tari SMP Labschool Jakarta menjadi salah satu kelompok tari
yang cukup disegani, karena sering meraih penghargaan pada kejuaraan yang diikuti.
Selain itu, penampilan kelompok tari ini selalu menjadi acara yang mendapat

13

sambutan hangat dari siswa yang hadir saat pentas seni yang dilakukan setiap tahun.
Bahkan pada tahun 2011 ini, kelompok tari SMP Labschool Jakarta diundang untuk
mengikuti festival tari di Turki. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrakurikuler menari
di SMP Labschool Jakarta selain diminati, juga mampu membawa nama baik
sekolah, baik di tingkat nasional maupun internasional.

2.6. Minat remaja terhadap tari tradisional dan tari modern


Dari pendapat beberapa ahli di atas, terlihat bahwa minat adalah sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan
ketika bebas memilih. Remaja sebagi individu yang selalu ingin tahu dan mencoba
sesuatu yang baru, tentu memiliki minat tertentu yang bisa berbeda-beda antara satu
remaja dengan remaja yang lain. Saat ini, di televisi sedang banyak diputar film-film
dari luar yang bertemakan tentang tari dan musik. Hal tersebut tentunya menarik
untuk remaja, karena tari yang disuguhkan cukup dinamis serta disertai dengan
diiringi oleh jenis musik yang sedang mereka sukai. Gerak tari yang dinamis serta
musik yang sesuai dengan jiwa remaja, tentunya menjdai daya tarik remaja untuk
menonton bahkan menirunya. Bahkan, kadang mereka merasa tidak up to date kija
tidak menonton dilm dengan tema yang saat ini sedang digemari tersebut.
Pada zaman yang modern ini remaja cenderug kurang berminat dengan
sesuatu yang berbau tradisional, termasuk tari tradisional. Banyak remaja berpendapat
bahwa tari tradisional adalah ketinggalan zaman, sehingga remaja kurang berminat
untuk menonton maupun mempelajarinya. Di samping itu, televisi juga sangat jarang

14

ditampilkan budaya lokal termasuk tari tradisional, sehingga membuat remaja tidak
berminat karena mereka tidak pernah melihatnya. Sementar, banyak orang asing yang
berminat bahkan berusaha unutk mempelajari tari tradisional. Dari hasil survey yang
penulis lakukan terhadap 20 orang siswa yang tergabung dalam kelompok tari SMP
Labschool Jakarta, diperoleh gambaran bahwa banyak dari mereka yang menyukai
tari modern. Mereka yang menyukai tari modern mengatakan bahwa tari modern
lebih menyenangkan, musiknya lebih membuat bersemangat, serta lebih mudah
ditarikan. Sedangkan remaja yang menyukai tari tradisional, mengatak bahwa tari
tradisional lebih anggun dan lebih Indonesia. Untuk mereka yang menyukai
keduanya, memberi alasan bahwa dengan menyukai tarian tradisional berarti mereka
ikut melestarikan budaya, dan mereka juga perlu belajar tari modern karena sebagai
penari mereka merasa harus menguasai semua jenis tarian, dan untuk mengatasi rasa
bosan dalam belajar tari.
Dari hasil survey tersebut terlihat bahwa minat siswi SMP Labschool Jakarta,
khususnya yang mengikuti eksrakurikuler banyak yang menyukai tari tradisional
maupun tari modern. Hal ini dikarenakan di sekolah ini, mereka memiliki waktu yang
sama untuk menampilkan kedua jenis tarian, dan mereka juga memiliki kesempatan
yang sama untuk menampilkan kedua jenis tari tersebut. Di samping itu, jenis tari
tradisional yang diajarkan juga cukup dinamis dan beragam, sehingga sesuai dengan
sifat dan ciri remaja.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Tidak ada perbedaan minat remaja SMP Labschool Jakarta terhadap
tari tradisional dan tari modern. Sebagian besar dari mereka menyukai
tari tradisonal maupun modern
2. Remaja SMP Labschool Jakarta menyukai tari tradisional karena
menurut mereka tari tradisional lebih anggun dan dengan menyukai
tari tradisional berarti mereka melestarikan budaya Indonesia.
Sedangkan mereka meyukai tari modern karena lebih mudah, lebih
bersemangat, serta tidak membosankan
3.2. Saran
1. Agar remaja tetap berminat mempelajari tari tradisional, tari tradisional
yang diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, jenis tari yang dinamis.
2. Tetap memberi kesempata yang sama kepada siswa SMP Labschool Jakrta
untuk menampilkan kedua jenis tari dalam acara yang diselenggarak oleh
sekolah maupun dalm mengikuti kejuaraan atau festival tari.
3. Agar minat terhadap tari tradisional semakin tinggi, selain belajar tari,
sebaiknya agar siswa yang ikut ekstrakurikuler menari juga diajak untuk
menonton pentas tari tradisional yang dibawakan oleh penari terkenal
15

16

4. Di televisi lebih sering dipertontonkan tari tradisional yang dikemas


dengan menarik
5. Sampel penelitian dapat diperluas ke seluruh siswa agar mendapat
gambaran yang lebih tepat.

Daftar Pustaka

http://matedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html

diakses

pada

Februari 2011
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta. Erlangga
Hurlock, E. B. 1990. Development Pshycologist: a lifespam approach. Boston:
McGraw-Hill
Monks, F. J., Koners, A. M. P., dan Haditono, S. R. 1982. Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai Bidangnya. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Sukirman, E. K. 2010. Pengetahuan Dasar Tari. Bahan pelatihan tari untuk pemula.
Balai latihan Kesenian Jakarta Timur

17

Lampiran

Angket Karya Tulis


1. Apa yang lebih anda sukai? Tari tradisional atau Tari modern
a. Tari Tradisional

b. Tari Modern

c. Keduanya

Mengapa demikian?

2. Apakah anda tahu salah satu nama tari dari tari tradisional atau tari
modern? (sesuai dengan pilihan anda diatas)
a. Tahu

b. Tidak tahu

Jika anda tahu, berikan contohnya:

3. Apakah anda mengikuti kursus tari?


a. Iya

b. Tidak

4. Jika ya, jenis tarian apa yang anda ikuti?


a. Tradisional

b. Modern

c. Keduanya

5. Apakah anda pernah menonton salah satu pertunjukkan tari?


a. Iya

b. Tidak

Jenis tari apa yang anda tonton dan mengapa anda menontonnya?

18

19

Hasil dari Angket Karya Tulis yang didapat dari 20 orang

1. 5 orang menjawab a. tradisional


6 orang menjawab b. modern
9 orang menjawab c. Keduanya

2. 11 orang menjawab a. Tahu


9 orang menjawab b. Tidak tahu

3. 4 orang menjawab a. Iya


16 orang menjawab b. Tidak

4. Dari 4 orang diatas, 2 orang a. Tradisional


Dan 2 orang lainnya 2 orang b. Modern

5. 17 orang menjawab a. Iya


3 orang menjawab b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai