TEOREMA PYTHAGORAS
Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SMP Kelas B
Dosen Pengampu: Margaretha Madha Melissa, M.Pd
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Makalah Teorema Pythagoras” ini dapat
tersusun.
Adanya makalah ini tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak. Oleh Karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Matematika SMP kelas B yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis
dalam penyusunan Makalah ini.
2. Rekan-rekan kelompok 1 yang telah ikut serta bahu-membahu selama penyusunan
Makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.
Penulis menyadari keterbatasan penulis sehingga makalah ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan agar makalah ini
menjadi lebih baik. Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat membawa manfaat untuk
semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teorema Pythagoras
2.2 Pembuktian Teorema Pythagoras
2.3 Tripel pythagoras
2.4 Jenis-jenis segitiga dengan menggunakan pythagoras
2.5 Perbandingan Sisi-Sisi pada segitiga siku-siku khusus
2.6 Contoh soal dan penerapan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
𝑏 𝑐
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga ACD sehingga, 𝑐1 = 𝑏, sehingga 𝑏² = 𝑐. 𝑐1..pers (1)
𝑎 𝑐
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga CBD sehingga, 𝑐2 = 𝑎, sehingga 𝑎² = 𝑐. 𝑐2..pers (2)
2.2.2 Pembuktian 2
Membuktikan kebenarannya, di mulai dengan membuat gambar sebuah persegi besar,
kemudian gambarlah sebuah persegi kecil di dalam persegi besar tersebut, seperti gambar
berikut:
<=> 𝑏² + 2 𝑏. 𝑎 + 𝑎² = 𝑐² + 2 𝑏. 𝑎
<=> 𝑏² + 𝑎² = 𝑐² + 2 𝑏. 𝑎 − 2 𝑏. 𝑎
<=> 𝑎² + 𝑏² = 𝑐²
Jadi, terbukti bahwa 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐²
2.2.3 Pembuktian 3
Pembuktian menggunakan identitas trigonometri
Buat segitiga siku-siku dengan panjang sisi a, b, dan, c seperti gambar berikut.
Hubungan antara sinus dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang
mendasar. Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa
𝑎
𝑆𝑖𝑛Ө =
𝑐
𝑏
𝐶𝑜𝑠Ө =
𝑐
Sehingga, identitas trigonometri
𝑆𝑖𝑛²Ө + 𝐶𝑜𝑠²Ө = 1
𝑎 𝑏
<=> ( 𝑐 )² + ( 𝑐 )² = 1
𝑎² 𝑏²
<=> 𝑐² + = 1
𝑐²
𝑎2 +𝑏²
<=> = 1
𝑐²
<=> 𝑎² + 𝑏² = 𝑐²
Jadi, terbukti bahwa 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐²
Untuk bisa menyelesaikan teorema Pytagoras maka akan dibutuhkan triple Pythagoras.
Selain menjadi ciri khas segitiga siku-siku, triple Pythagoras juga menjadi alat bantu untuk
mempermudah dalam penyelesaian teorema Pythagoras. Triple Pythagoras juga bisa diartikan
sebagai tiga bilangan asli yang tepat menyatakan sisi-sisi suatu segitiga siku-siku. Rumus triple
Pythagoras, yaitu Jika 𝑎 > 𝑏 > 𝑐, di mana a, b, dan c anggota bilangan asli dan berlaku 𝑎² =
𝑏² + 𝑐², maka a, b, dan c disebut triple Pythagoras Normalnya, jika dua panjang sisi segitiga
siku-siku diketahui, maka sisi lainnya dapat dihitung menggunakan rumus teorema Pythagoras.
Ketiga bilangan dalam triple Pythagoras akan menyatakan sisi miring, sisi depan, dan sisi apit
pada segitiga siku-siku
Untuk menentukan triple Pythagoras, ada pola khusus yang dapat digunakan. Jika 𝑝, 𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑟
adalah triple Pythagoras, 𝑎 = 𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 𝑛 − 1, maka:
𝑝 = 𝑎² − 𝑏²
𝑞 = 2𝑎𝑏
𝑟 = 𝑝² + 𝑞²
Perhatikan tabel dibawah ini:
2 1 3 4 5 3, 4, 5
3 1 8 6 10 8, 6, 10
3 2 5 12 13 5, 12, 13
4 1 15 8 17 15, 8, 17
4 3 7 24 25 7, 24, 25
5 1 24 10 26 24, 10, 26
5 4 9 40 41 9, 40, 41
Tabel di atas merupakan tabel cara mencari tripel Pythagoras. Dari tabel di atas dapat
ditarik kesimpulan untuk mencari tripel Pythagoras dapat dicari dengan rumus:
(𝑎2 – 𝑏 2 ) , 2𝑎𝑏 , (𝑎² + 𝑏²)
Bagaimana cara lain untuk mencari triple phytagoras, perhatikan kelompok bilangan
berikut ini yang termasuk segitiga siku-siku dan bukan segitiga siku-siku:
a) 5, 12, 13
b) 14, 8, 17
a). misalkan p = 5, q = 12 dan r = 13, dengan mengkuadratkan sisi miring dan jumlahkan
kuadrat sisi lainnya, maka diperoleh:
𝑟² = 132
𝑟² = 169
𝑝² + 𝑞² = 52 + 122
𝑝² + 𝑞² = 25 + 144
𝑝² + 𝑞² = 169
b). misalkan p = 14, q = 8 dan r = 17, dengan mengkuadratkan sisi miring dan jumlahkan
kuadrat sisi lainnya, maka diperoleh:
𝑟² = 172
𝑟² = 289
𝑝² + 𝑞² = 142 + 82
𝑝² + 𝑞² = 196 + 64
𝑝² + 𝑞² = 260
Karena 𝟏𝟕² > 𝟖² + 𝟏𝟕², maka segitiga ini bukan termasuk segitiga siku-siku.
Dari uraian di atas tampak bahwa kelompok tiga bilangan 5, 12, 13 merupakan sisi-sisi segitiga
siku-siku, karena memenuhi teorema Pythagoras. Selanjutnya, kelompok tiga bilangan tersebut
disebut tripel Pythagoras.
Jadi, dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian tripel Pythagoras
adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kuadrat bilangan terbesar sama
dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya.
Segitiga ini merupakan segitiga lancip. Segitiga ini memiliki tiga buah sudut lancip
yang berada di masing-masing sudutnya. Antara lain: di sudut A yang berhadapan dengan sisi
a, sudut yang berhadapan dengan sisi b, dan sudut C yang berhadapan dengan sisi c. Menurut
Pythagoras Jika 𝑎² + 𝑏² < 𝑐², maka segitiga tersebut merupakan segitiga lancip.
Segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul. Segitiga ini memiliki satu sudut tumpul
dan dua buah sudut lancip. Satu sudut tumpul pada segitiga ini ada pada sudut A yang
berhadapan dengan sisi a. Sedangkan dua buah sudut lancipnya ada pada sudut B yang
berhadapan dengan sisi b dan sudut C yang berhadapan dengan sisi c. Menurut Pythagoras Jika
𝑏² + 𝑐² > 𝑎², maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.
2.5 Perbandingan Sisi pada Segitiga Siku-siku Khusus
2.5.1 Perbandingan Sisi pada Segitiga Siku-Siku Sama Kaki
Perhatikanlah gambar di bawah ini!
Segitiga siku-siku sama kaki memiliki tiga sudut yang besar tiap sudutnya adalah: 45°, 45°,
dan 90°.
Pada segitiga sama kaki ABC tersebut, maka rasio 𝐴𝐶 ∶ 𝐵𝐶 ∶ 𝐴𝐵 secara berurutan adalah 1 ∶
1 ∶ √2.
2.5.2 Perbandingan Sisi pada Segitiga yang bersudut 30°, 60°, dan 90°
Perhatikanlah gambar di bawah ini!
Segitiga ABC tersebut memiliki tiga sudut yang besar tiap sudutnya adalah: 30°, 60°, dan
90°. Segitiga ABC tersebut, maka rasio 𝐴𝐵 ∶ 𝐴𝐶 ∶ 𝐵𝐶 secara berurutan adalah 1 ∶ √3 ∶ 2.
2.6 Contoh soal dan Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Perhatikanlah gambar berikut!
Panjang diagonal AG adalah…
Diketahui: AB = BC = CG = 15cm
Ditanya: panjang diagonal AG= …
Jawab:
1) Mencari panjang AC terlebih dahulu
𝐴𝐶 = √(𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 )
𝐴𝐶 = √((15𝑐𝑚)2 + (15𝑐𝑚)2 )
𝐴𝐶 = √(225𝑐𝑚2 + 225𝑐𝑚2 )
𝐴𝐶 = √450𝑐𝑚²
𝐴𝐶 = 15√2𝑐𝑚
2) Mencari panjang diagonal AG
𝐴𝐺 = √(𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2 )
2
𝐴𝐺 = √((15√2𝑐𝑚) + (15𝑐𝑚)2 )
𝐴𝐺 = √(450𝑐𝑚2 + 225𝑐𝑚2 )
𝐴𝐺 = √675𝑐𝑚²
𝑨𝑮 = 𝟏𝟓√𝟑𝒄𝒎
Jadi, Panjang diagonal AG adalah 𝟏𝟓√𝟑𝒄𝒎
2. SOAL TPM Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta PAKET A 2021
Perhatikanlah gambar berikut!
3.1 Kesimpulan
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Ada tiga
cara dalam membuktikan Teorema Pythagoras, antara lain: 1) menggunakan Garis Tinggi dan
Sifat Segitiga Sebangun, 2) membuat gambar sebuah persegi besar, kemudian menggambar
sebuah persegi kecil di dalam persegi besar tersebut, dan 3) menggunakan identitas
trigonometri. Untuk bisa menyelesaikan teorema Pytagoras maka akan dibutuhkan triple
Pythagoras. Ketiga bilangan dalam triple Pythagoras akan menyatakan sisi miring, sisi depan,
dan sisi apit pada segitiga siku-siku. Selain itu, Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk
menentukan jenis-jenis segitiga, antara lain: segitiga siku-siku, segitiga lancip, dan segitiga
tumpul. Perbandingan sisi segitiga dengan sudut 45 : 45 : 90 adalah 1 : 1 : √2. Sedangkan
perbandingan sisi segitiga dengan sudut 30 : 60 : 90 adalah 1 : 2 : √3.
3.2 Saran
1) Pembaca diharapkan memperluas pemahaman mengenai perbandingan sisi segitiga
siku-siku dengan membaca referensi tambahan mengenai perbandingan sisi segitiga
siku-siku.
2) Pembaca diharapkan banyak mencoba latihan soal mengenai Teorema Pythagoras
terlebih berlatih dalam menganalisis theorema Pythagoras dalam bangun datar dan
bangun ruang serta soal cerita.
DAFTAR PUSTAKA
As'ari, Abdur Rahman., dkk. 2017. Buku Siswa Matematika Kelas VIII SMP/MTs Semester 2
Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
LAMPIRAN