Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEOREMA PYTHAGORAS
Mata Kuliah Pembelajaran Matematika SMP Kelas B
Dosen Pengampu: Margaretha Madha Melissa, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Fauzul Idhi Sulistomo (221414045)
2. Sabianus Suwandi (221414049)
3. Brighita Ratna Puspita (201424002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Makalah Teorema Pythagoras” ini dapat
tersusun.
Adanya makalah ini tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak. Oleh Karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Matematika SMP kelas B yang telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis
dalam penyusunan Makalah ini.
2. Rekan-rekan kelompok 1 yang telah ikut serta bahu-membahu selama penyusunan
Makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu persatu.
Penulis menyadari keterbatasan penulis sehingga makalah ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan agar makalah ini
menjadi lebih baik. Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat membawa manfaat untuk
semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 23 Oktober 2023


Penulis,

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teorema Pythagoras
2.2 Pembuktian Teorema Pythagoras
2.3 Tripel pythagoras
2.4 Jenis-jenis segitiga dengan menggunakan pythagoras
2.5 Perbandingan Sisi-Sisi pada segitiga siku-siku khusus
2.6 Contoh soal dan penerapan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pythagoras (582-500 SM) lahir di Pulau Samos di Yunani, dan melakukan banyak
perjalanan melalui Mesir, belajar, antara lain, matematika. Tidak banyak yang diketahui dari
Phytagoras pada tahun-tahun awal. Pythagoras menjadi terkenal setelah mendirikan sebuah
kelompok, “the Brotherhood of Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang
dikhususkan untuk mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol,
ritual dan doa. Selain itu, Pythagoras percaya bahwa “Banyak aturan alam semesta,” dan ilmu
Pythagoras memberikan nilai numerik untuk banyak obyek dan gagasan. Nilai-nilai numerik,
pada gilirannya, dihubungkan dengan nilai mistik dan spiritual.
Legenda mengatakan bahwa setelah menyelesaiakan teorema yang terkenal itu,
Pythagoras mengorbankan 100 lembu. Meskipun ia sangat diagungkan dengan penemuan
teorema yang terkenal itu, namun tidaklah jelas diketahui apakah Pythagoras adalah penulis
yang sebenarnya. Para pengkaji dalam kelompok "the Brotherhood of Pythagoreans" telah
menulis banyak bukti geometris, tetapi sulit untuk dipastikan siapa penemu Teorema
Phytagoras itu sendiri, sungguh sebuah kelompok yang sangat menjaga rahasia temuan mereka.
Sayangnya, sumpah kerahasiaan tersebut bertentangan dengan ide matematika yang penting
yang harus diketahui publik. Kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menemukan
bilangan irasional. Jika kita mengambil segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki ukuran 1,
maka panjang sisi miring adalah √2. Namun jumlah ini tidak dapat dinyatakan sebagai panjang
yang dapat diukur dengan penggaris dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini sangat
mengganggu Kelompok Pythagoras, yang terlanjur percaya bahwa “Semua adalah angka".
Mereka menyebutnya angka-angka “alogon,” yang berarti “unutterable.” Akhirnya mereka
sangat terkejut dengan angka-angka ini, sehingga mereka dihukum mati seorang anggota yang
berani menyebutkan keberadaan mereka kepada publik. Barulah 200 tahun kemudian, yaitu
oleh Eudoxus, seorang matematikawan Yunani yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk
berurusan dengan angka-angka unutterable tersebut.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Meskipun
fakta yang diketahui dalam teorema ini telah banyak sebelum lahirnya Pythagoras, namun
teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan
pengamatan ini secara matematis. Pythagoras mengungkapkan hubungan antara sisi-sisi pada
suatu segitiga siku-siku.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimana pengertian Teorema Pythagoras?
2. Bagaimana cara membuktikan Teorema Pythagoras?
3. Bagaimana cara menghitung tripel pythagoras?
4. Apa saja jenis-jenis segitiga yang dapat terbentuk dengan menggunakan pythagoras?
5. Bagaimana cara membandingkan sisi-sisi pada segitiga siku-siku khusus?
6. Apa saja contoh soal dan penerapan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-
hari?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan disusunnya makalah ini antara lain
untuk membantu pembaca dalam:
1. Memahami pengertian Teorema Pythagoras.
2. Memahami pembuktian Teorema Pythagoras.
3. Memahami tripel pythagoras.
4. Menentukan jenis-jenis segitiga dengan menggunakan pythagoras.
5. Memahami Perbandingan Sisi-Sisi pada segitiga siku-siku khusus.
6. Memahami contoh soal dan penerapan Teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-
hari.

1.4 Manfaat Makalah


Disusunnya makalah ini, harapannya makalah ini dapat memberikan manfaat secara praktis
dan teoritis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teorema Phytagoras
Teorema Pythagoras berbunyi, pada suatu segitiga siku-siku berlaku sisi miring kuadrat sama
dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC siku-siku di C maka
teorema Pythagoras dapat dinyatakan 𝐴𝐵² = 𝐵𝐶² + 𝐴𝐶² . Banyak buku menuliskan
teorema ini sebagai c² = a² + b². Dengan c adalah sisi miring.

2.2 Pembuktian Teorema Phytagoras


2.2.1 Pembuktian 1
Bukti menggunakan Garis Tinggi dan Sifat Segitiga Sebangun

𝑏 𝑐
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga ACD sehingga, 𝑐1 = 𝑏, sehingga 𝑏² = 𝑐. 𝑐1..pers (1)
𝑎 𝑐
Segitiga ABC sebangun dengan segitiga CBD sehingga, 𝑐2 = 𝑎, sehingga 𝑎² = 𝑐. 𝑐2..pers (2)

Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh:


<=> 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐. 𝑐1 + 𝑐. 𝑐2
<=> 𝑎² + 𝑏² = 𝑐 (𝑐1 + 𝑐2)
<=> 𝑎² + 𝑏² = 𝑐 . 𝑐
<=> 𝑎² + 𝑏² = 𝑐²
Jadi, terbukti bahwa 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐²

2.2.2 Pembuktian 2
Membuktikan kebenarannya, di mulai dengan membuat gambar sebuah persegi besar,
kemudian gambarlah sebuah persegi kecil di dalam persegi besar tersebut, seperti gambar
berikut:

Dan keempat segitiga siku-siku tersebut kongruen.


Luas persegi besar = Luas persegi kecil + 4 Luas segitiga
1
<=> ( 𝑏 + 𝑎 ) . ( 𝑏 + 𝑎 ) = 𝑐 . 𝑐 + 4 . 2 𝑏. 𝑎

<=> 𝑏² + 2 𝑏. 𝑎 + 𝑎² = 𝑐² + 2 𝑏. 𝑎
<=> 𝑏² + 𝑎² = 𝑐² + 2 𝑏. 𝑎 − 2 𝑏. 𝑎
<=> 𝑎² + 𝑏² = 𝑐²
Jadi, terbukti bahwa 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐²

2.2.3 Pembuktian 3
Pembuktian menggunakan identitas trigonometri
Buat segitiga siku-siku dengan panjang sisi a, b, dan, c seperti gambar berikut.

Hubungan antara sinus dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang
mendasar. Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa
𝑎
𝑆𝑖𝑛Ө =
𝑐
𝑏
𝐶𝑜𝑠Ө =
𝑐
Sehingga, identitas trigonometri
𝑆𝑖𝑛²Ө + 𝐶𝑜𝑠²Ө = 1
𝑎 𝑏
<=> ( 𝑐 )² + ( 𝑐 )² = 1
𝑎² 𝑏²
<=> 𝑐² + = 1
𝑐²
𝑎2 +𝑏²
<=> = 1
𝑐²

<=> 𝑎² + 𝑏² = 𝑐²
Jadi, terbukti bahwa 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐²

2.3 Tripel Pythagoras

Untuk bisa menyelesaikan teorema Pytagoras maka akan dibutuhkan triple Pythagoras.
Selain menjadi ciri khas segitiga siku-siku, triple Pythagoras juga menjadi alat bantu untuk
mempermudah dalam penyelesaian teorema Pythagoras. Triple Pythagoras juga bisa diartikan
sebagai tiga bilangan asli yang tepat menyatakan sisi-sisi suatu segitiga siku-siku. Rumus triple
Pythagoras, yaitu Jika 𝑎 > 𝑏 > 𝑐, di mana a, b, dan c anggota bilangan asli dan berlaku 𝑎² =
𝑏² + 𝑐², maka a, b, dan c disebut triple Pythagoras Normalnya, jika dua panjang sisi segitiga
siku-siku diketahui, maka sisi lainnya dapat dihitung menggunakan rumus teorema Pythagoras.
Ketiga bilangan dalam triple Pythagoras akan menyatakan sisi miring, sisi depan, dan sisi apit
pada segitiga siku-siku

Untuk menentukan triple Pythagoras, ada pola khusus yang dapat digunakan. Jika 𝑝, 𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑟
adalah triple Pythagoras, 𝑎 = 𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 𝑛 − 1, maka:

𝑝 = 𝑎² − 𝑏²

𝑞 = 2𝑎𝑏

𝑟 = 𝑝² + 𝑞²
Perhatikan tabel dibawah ini:

a b a2 – b2 2ab P2 + q2 Triple Phytagoras

2 1 3 4 5 3, 4, 5

3 1 8 6 10 8, 6, 10

3 2 5 12 13 5, 12, 13

4 1 15 8 17 15, 8, 17

4 3 7 24 25 7, 24, 25

5 1 24 10 26 24, 10, 26

5 4 9 40 41 9, 40, 41

Tabel di atas merupakan tabel cara mencari tripel Pythagoras. Dari tabel di atas dapat
ditarik kesimpulan untuk mencari tripel Pythagoras dapat dicari dengan rumus:
(𝑎2 – 𝑏 2 ) , 2𝑎𝑏 , (𝑎² + 𝑏²)

dengan 𝑎 > 𝑏 dan a, b merupakan bilangan bulat positif.

Bagaimana cara lain untuk mencari triple phytagoras, perhatikan kelompok bilangan
berikut ini yang termasuk segitiga siku-siku dan bukan segitiga siku-siku:

a) 5, 12, 13
b) 14, 8, 17

a). misalkan p = 5, q = 12 dan r = 13, dengan mengkuadratkan sisi miring dan jumlahkan
kuadrat sisi lainnya, maka diperoleh:

𝑟² = 132

𝑟² = 169

𝑝² + 𝑞² = 52 + 122

𝑝² + 𝑞² = 25 + 144
𝑝² + 𝑞² = 169

Karena 132 = 52 + 122, maka segitiga ini termasuk segitiga siku-siku.

b). misalkan p = 14, q = 8 dan r = 17, dengan mengkuadratkan sisi miring dan jumlahkan
kuadrat sisi lainnya, maka diperoleh:

𝑟² = 172

𝑟² = 289

𝑝² + 𝑞² = 142 + 82

𝑝² + 𝑞² = 196 + 64

𝑝² + 𝑞² = 260

Karena 𝟏𝟕² > 𝟖² + 𝟏𝟕², maka segitiga ini bukan termasuk segitiga siku-siku.

Dari uraian di atas tampak bahwa kelompok tiga bilangan 5, 12, 13 merupakan sisi-sisi segitiga
siku-siku, karena memenuhi teorema Pythagoras. Selanjutnya, kelompok tiga bilangan tersebut
disebut tripel Pythagoras.

Jadi, dari penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian tripel Pythagoras
adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kuadrat bilangan terbesar sama
dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya.

2.4 Menentukan Jenis-Jenis Segitiga dengan Pythagoras


2.4.1 Segitiga Siku-Siku
Perhatikan gambar di bawah ini!
Segitiga ini merupakan segitiga siku-siku. Segitiga ini memiliki satu sudut siku-siku,
yaitu sudut siku-siku di sudut A yang berhadapan dengan sisi a. Menurut Pythagoras jika
𝐴𝐶² + 𝐴𝐵² = 𝐵𝐶², maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku.

2.4.2 Segitiga Lancip


Perhatikanlah gambar di bawah ini!

Segitiga ini merupakan segitiga lancip. Segitiga ini memiliki tiga buah sudut lancip
yang berada di masing-masing sudutnya. Antara lain: di sudut A yang berhadapan dengan sisi
a, sudut yang berhadapan dengan sisi b, dan sudut C yang berhadapan dengan sisi c. Menurut
Pythagoras Jika 𝑎² + 𝑏² < 𝑐², maka segitiga tersebut merupakan segitiga lancip.

2.4.3 Segitiga Tumpul


Perhatikanlah gambar di bawah ini!

Segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul. Segitiga ini memiliki satu sudut tumpul
dan dua buah sudut lancip. Satu sudut tumpul pada segitiga ini ada pada sudut A yang
berhadapan dengan sisi a. Sedangkan dua buah sudut lancipnya ada pada sudut B yang
berhadapan dengan sisi b dan sudut C yang berhadapan dengan sisi c. Menurut Pythagoras Jika
𝑏² + 𝑐² > 𝑎², maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul.
2.5 Perbandingan Sisi pada Segitiga Siku-siku Khusus
2.5.1 Perbandingan Sisi pada Segitiga Siku-Siku Sama Kaki
Perhatikanlah gambar di bawah ini!

Segitiga siku-siku sama kaki memiliki tiga sudut yang besar tiap sudutnya adalah: 45°, 45°,
dan 90°.

Pada segitiga sama kaki ABC tersebut, maka rasio 𝐴𝐶 ∶ 𝐵𝐶 ∶ 𝐴𝐵 secara berurutan adalah 1 ∶
1 ∶ √2.

2.5.2 Perbandingan Sisi pada Segitiga yang bersudut 30°, 60°, dan 90°
Perhatikanlah gambar di bawah ini!

Segitiga ABC tersebut memiliki tiga sudut yang besar tiap sudutnya adalah: 30°, 60°, dan
90°. Segitiga ABC tersebut, maka rasio 𝐴𝐵 ∶ 𝐴𝐶 ∶ 𝐵𝐶 secara berurutan adalah 1 ∶ √3 ∶ 2.

2.6 Contoh soal dan Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Perhatikanlah gambar berikut!
Panjang diagonal AG adalah…
Diketahui: AB = BC = CG = 15cm
Ditanya: panjang diagonal AG= …
Jawab:
1) Mencari panjang AC terlebih dahulu
𝐴𝐶 = √(𝐴𝐵 2 + 𝐵𝐶 2 )
𝐴𝐶 = √((15𝑐𝑚)2 + (15𝑐𝑚)2 )
𝐴𝐶 = √(225𝑐𝑚2 + 225𝑐𝑚2 )
𝐴𝐶 = √450𝑐𝑚²
𝐴𝐶 = 15√2𝑐𝑚
2) Mencari panjang diagonal AG
𝐴𝐺 = √(𝐴𝐶 2 + 𝐶𝐺 2 )
2
𝐴𝐺 = √((15√2𝑐𝑚) + (15𝑐𝑚)2 )
𝐴𝐺 = √(450𝑐𝑚2 + 225𝑐𝑚2 )
𝐴𝐺 = √675𝑐𝑚²
𝑨𝑮 = 𝟏𝟓√𝟑𝒄𝒎
Jadi, Panjang diagonal AG adalah 𝟏𝟓√𝟑𝒄𝒎
2. SOAL TPM Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta PAKET A 2021
Perhatikanlah gambar berikut!

Tinggi layang-layang (BC) adalah….


PEMBAHASAN
Diketahui:
- 𝐴𝐵 = 8𝑚
- 𝐴𝐷 = 1,4𝑚
- 𝐷𝐶 = 10𝑚
Ditanya: Tinggi layang-layang (DC) = ….
Jawab:
Langkah 1) Membuat garis bantu pada gambar

Melalui gambar tersebut maka dapat dinyatakan bahwa 𝐷𝐸 = 𝐴𝐵 = 8𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝐸 =


𝐴𝐷 = 1,4𝑚
Langkah 2) Menentukan panjang CE dengan Pythagoras
CE = √(DC² - DE²)
CE = √((10m)² - (8m)²)
CE = √(100m² - 64m²)
CE = √36m²
CE = 6m
Langkah 3) Menentukan tinggi layang-layang (BC)
BC = CE + BE
BC = 6m + 1,4m
BC = 7,4m
Jadi, tinggi laying-layang tersebut adalah 7,4 meter

3. SOAL ASPD DIKPORA DIY PUTARAN 01 PAKET A 2022


Seorang pengamat berada di atas mercusuar pada ketinggian 80m, ia mengamati dua
kapal A dan B dari puncak menara. Jarak masing-masing kapal ke pengamat seperti
tampak pada gambar. Jarak A dan B adalah….
PEMBAHASAN
Diketahui:
- ketinggian pengamat di mercusuar = 80m
- Jarak kapal A terhadap pengamat di atas mercusuar = 100m
- Jarak kapal B terhadap pengamat di atas mercusuar = 170m
Ditanya: Jarak kapal A dan kapal B = ….
Jawab:
Jarak kapal A = √((100m)² - (80m)²)
Jarak kapal A = √(10.000m² - 6.400m²)
Jarak kapal A = √(3.600m²)
Jarak kapal A = 60m

Jarak kapal B = √((170m)² - (80m)²)


Jarak kapal B = √(28.900m² - 6.400m²)
Jarak kapal B = √(22.500m²)
Jarak kapal B = 150m

Jarak kapal A dan kapal B = 150m - 60m


Jarak kapal A dan kapal B = 90m

Jadi, Jarak kapal A dan kapal B adalah 90m


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-
siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Ada tiga
cara dalam membuktikan Teorema Pythagoras, antara lain: 1) menggunakan Garis Tinggi dan
Sifat Segitiga Sebangun, 2) membuat gambar sebuah persegi besar, kemudian menggambar
sebuah persegi kecil di dalam persegi besar tersebut, dan 3) menggunakan identitas
trigonometri. Untuk bisa menyelesaikan teorema Pytagoras maka akan dibutuhkan triple
Pythagoras. Ketiga bilangan dalam triple Pythagoras akan menyatakan sisi miring, sisi depan,
dan sisi apit pada segitiga siku-siku. Selain itu, Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk
menentukan jenis-jenis segitiga, antara lain: segitiga siku-siku, segitiga lancip, dan segitiga
tumpul. Perbandingan sisi segitiga dengan sudut 45 : 45 : 90 adalah 1 : 1 : √2. Sedangkan
perbandingan sisi segitiga dengan sudut 30 : 60 : 90 adalah 1 : 2 : √3.

3.2 Saran
1) Pembaca diharapkan memperluas pemahaman mengenai perbandingan sisi segitiga
siku-siku dengan membaca referensi tambahan mengenai perbandingan sisi segitiga
siku-siku.
2) Pembaca diharapkan banyak mencoba latihan soal mengenai Teorema Pythagoras
terlebih berlatih dalam menganalisis theorema Pythagoras dalam bangun datar dan
bangun ruang serta soal cerita.
DAFTAR PUSTAKA

As'ari, Abdur Rahman., dkk. 2017. Buku Siswa Matematika Kelas VIII SMP/MTs Semester 2
Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai