Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN

KAITAN ANTARA KEMATANGAN TELUR DENGAN LAMA

WAKTU PEREBUSAN

Andre Dwi Payana


X IPA 3
SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................. 2

BAB 1: PENDAHULUAN............................................................................ 3

i. Latar Belakang............................................................................. 3

ii. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

iii. Hipotesis...................................................................................... 4

iv. Tujuan.......................................................................................... 5

v. Manfaat........................................................................................ 5

BAB 2: DASAR TEORI................................................................................ 7

BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

i. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................

ii. Pendekatan Penelitian..................................................................

iii. Subjek Penelitian.........................................................................

iv. Objek Penelitian...........................................................................

v. Variabel Penelitian.......................................................................

vi. Teknik Pengumpulan Data...........................................................

BAB 4: PEMBAHASAN...............................................................................

BAB 5: KESIMPULAN................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa

lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi sehingga digemari banyak orang. Selain

itu telur mudah diperoleh dan harganya terjangkau. Masyarakat Indonesia

umumnya mencukupi kebutuhan protein dengan mengonsumsi telur. Begitu

besarnya manfaat telur dalam kehidupan manusia sehingga telur sangat dianjurkan

untuk dikonsumsi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, ibu hamil

dan menyusui, orang yang sedang sakit atau dalam proses penyembuhan, serta

usia lanjut.

Salah satu cara mengolah telur adalah dengan direbus. Sehingga kita

sering menyebutnya sebagai telur rebus apabila direbus bersamaan dengan

cangkangnya. Sedangkan telur yang tidak direbus bersama dengan cangkangnya

disebut dengan teur apung.

Masalah yang sering kita hadapi ketika memasak telur rebus adalah

memastikan isi dari telur matang merata. Biasanya kita sering mendapatkan puth

telur yang matang tapi kuning telur masih belum matang.

Salah satu efek negatif dari telur setengah matang adalah bisa mengganggu

sistem pencernaan hingga menimbulkan keracunan atau infeksi yang bisa

berujung kepada kematian. Pada telur setengah matang masih ada Bakteri

3
Salmonella yang menyebabkan penyakit. Bakteri Salmonella ini bukan hanya

dapat ditemukan di cangkang telur, tapi juga di dalam telur. Jika telur dikonsumsi

masih dalam keadaan setengah matang, maka ada kemungkinan Bakteri

Salmonella yang ada pada telur belum mati karena suhu yang tidak panas.

Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti dan mengamati berapa lama waktu

yang dibutuhkan agar mendapatkan telur yang sudah layak dikonsumsi dan tidak

terdapat Bakteri Salmonella lagi.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

a) Bagaimana kematangan telur yang direbus 6 menit? Bagaimana kondisi

putih dan kuning telur tersebut?

b) Bagaimana kematangan telur yang direbus 7,5 menit? Bagaimana kondisi

putih dan kuning telur tersebut?

c) Bagaimana kematangan telur yang direbus 9 menit? Bagaimana kondisi

putih dan kuning telur tersebut?

3. Hipotesis

Dari rumusan masalah yang telah dibuat berdasarkan latar belakang

masalah, saya akan membuat hipotesisnya. Berikut hipotesis yang saya buat

adalah:

4
a) H1: Telur yang sudah direbus selama 6 menit memiliki putih telur yang

sudah matang sempurna dan kuning telur yang masih cair dan sedikit

mengental.

b) H2: Telur yang sudah direbus selama 7,5 menit memiliki putih telur yang

sudah matang sempurna dan kuning telur yang sudah mengental dan

sedikit mengeras atau bertekstur lunak di pinggiran kuning telur.

c) H3: Telur yang sudah direbus selama 9 menit memiliki putih telur yang

sudah matang sempurna dan kuning telur sudah keras dan bertekstur

lembut di dalam.

4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Mengetahui berapa banyak lama waktu yang dibutuhkan untuk telur agar

dapat memiliki kematangan secara sempurna.

b) Menhindari telur yang kita akan konsumsi mengandung Bakteri

Salmonella yang akan berbahaya dan menimbulkan penyakit pada tubuh.

c) Mengetahui relasi/hubungan/kaitan antara tingkat kematangan telur

dengan lama waktu yang dibutuhkan untuk perebusan.

5. Manfaat

Adapun manfaat yang kita bisa dapat setelah melakukan penelitian ini

antara lain sebagai beikut:

5
a) Memanfaatkan berbagai informasi, alat, teknologi, dan apapun yang ada di

sekitar kita untuk menciptakan sebuah penelitian yang berguna bagi

kehidupan.

b) Mendapakan pengetahuan yang lebih luas terhadap objek yang akan

diteliti kepada pembaca hasil tulisan dari topik yang telah diangkat

peneliti.

c) Bisa mengetahui ciri-ciri telur yang sudah matang sehingga terhindar dari

berbagai macam bakteri terutama Bakteri Salmonella.

d) Dapat memasak telur sesuai keinginan orang yang memasak berdasarkan

waktu dari perebusan telur sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.

e) Mendapatkan berbagai manfaat dan gizi dari telur yang kita rebus yang

baik untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan, wanita hamil dan

menyusui, serta orang-orang yang sedang dalam masa penyembuhan

sampai lansia dan lain-lain.

6
BAB 2

DASAR TEORI

Menurut Sudaryani (2003), telur merupakan produk peternakan yang

memberikan sumbangan terbesar dari tercapainya kecukupan gizi masyarakat.

Dari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-

zat gizi yang sangat baik dan mudah dicerna. Oleh karenanya telur merupakan

bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedang tumbuh dan

memerlukan protein dan mineral dalam jumlah banyak dan juga dianjurkan

diberikankepada orang yang sedang sakit untuk mempercepat proses

kesembuhannya.

Apabila telur tidak dikonsumsi secarabenar, seperti masih dalam keadaan

setengah matang. Telur justru akan menimbulkan berbagai penyakit, seperti yang

diungkapkan oleh dr. Kevin Adrian. Telur merupakan makanan yang disukai

banyak orang. Namun sayangnya, telur setengah matang kemungkinan dapat

mengandung Bakteri Salmonella yang berbahaya. Sebagian jenis Bakteri

Salmonella bisa mengakibatkan demam Tifoid yang berbahaya. Selain memasak

telur hingga benar-benar matang, berikut adalah beberapa cara yang bisa

dilakukan agar terhindar dari Bakteri Salmonella yang mungkin terkandung pada

teur: Rebus telur minimal hingga 7 menit dalam air mendidih. (dr. Kevin Adrian,

2018)

Untuk cara dan teknik merebus telur agar kita terhindar dari bahaya

Bakteri Salmonella yang bisa menyebabkan demam Tifoid berdasarkan waktunya

7
telah dijelaskan oleh Nurul Rafiqua. Menurut Nurul Rafiqua (2020), waktu

merebus telur agar matang sempurna adalah selama 7-10 menit. Durasi perebusan

ini akan menghasilkan putih dan kuning telur yang baik.

8
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian

a) Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak

dimulainya penelitian dalam kurun waktu kurang dari satu hari. Untuk

eksperimen dua jam, satu jam pengumpulan data, tiga jam dilakukan untuk

pengelolaan data dengan membuat powerpoint tidak termasuk penelitian

ini. Untuk pembuatan dan penyusunan laporan ini dilakukan berhari-hari

di waktu libur dan luang setelah sekolah.

b) Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di rumah peneliti sendiri

yang berada di Jalan Pesona 4.

2. Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moloeng, 2007:6)

9
Penelitian kualitatif merupakan penelitian kualitatif, yaitu suatu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, gambar, dari

orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian, laporan

penelitian akan berisi penjelasan tentang hasil penelitian untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari dokumen pribadi

dan hasil eksperimen.

Dengan memilih pendekatan ini diperoleh data-data berupa hasil-hasil

penelitian disertai penjelasan dengan dilengakapi oleh hasil-hasil Analisa data

tersebut.

Pemaparan data yang didapat dari informasi tersebut dijelaskan

sewajarnya dengan tidak mmenghilangkan sifat-sifat keilmiahannya.

Dalam penelitian ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan,

menjelaskan, serta menguraikan dengan lugas dan rinci kaitan antara lama waktu

perebusan dengan tingkat kematangan telur.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian yaitu yang

memiliki data mengenai variable-variabel yang diteliti subjek penelitian ini pada

dasarnya akan menghasilkan sebuah kesimpulan hasil pnelitian.

Pada penelitian kali ini peneliti akan mengambil subjek dari tiga butirtelur

yang sudah dibeli dari warung kelontong dan sudah dicuci bersih.

10
4. Objek Penelitian

Obyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang

ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek penelitian ini, peneliti

dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang

ada pada tempat (place) tertentu (Sugiyono, 2007:215).

Dapat dipahami yang menjadi objek dari penelitian ini adalah tingkat

kematangan dari telur yang telah direbus.

5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau suatu sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007, Statiska

untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung).

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) atau variabel X adalah

variabel yang dipandang sebagai penyebab munculnya variabel terikat yang

diduga sebagai akibatnya. Sedangkan variabel terikat (dependent variable) atau

variabel Y adalah variabel (akibat) yang dipradufakan, yang bervariasi mengikuti

perubahan dari variabel-variabel bebas. Umumnya merupakan kondisi yang ingin

kitaungkapkan dan jelaskan (Kerlinger, 1992:58-59).

11
Untuk variabel X atau variabel bebas (independent variable) dari

penelitian ini adalah lama waktu merebus telur. Sedangkan, untuk variabel Y atau

variabel terikat (dependent variable) dari penelitian ini adalah kematangan telur.

Sedangkan variabel lain yang juga dipakai adalah variabel kontrol.

Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan sehingga pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang

tidak diteliti.

Untuk variabel kontrol dari penelitian ini adalah air, panci, dan kompor.

6. Teknik Pengumpulan Data

Observasi adalah metode pengumpulan data yang paling umum dilakukan

oleh peneliti. Observasi merupakan metode untuk meangkap fenomena subjek

dari kacamata peneliti. Penggambaran setting yang dipelajari, aktivitas yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dengan cara melihat

kejadian dari perspektif peneliti (Poerwandari, 2001:64).

Observasi di sini bertujuan untuk mengetahui, menganalisa, dan

mengidentifikasi bagaimana tingkat kematangan telur berddasarkan waktu yang

berbeda-beda.

12
BAB 4

PEMBAHASAN

13

Anda mungkin juga menyukai