Anda di halaman 1dari 23

1

PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI

ECO ENZIM KULIT JERUK,NANAS,ALPUKAT

OLEH :

INGGIL PRIHADI KUSUMA (20411083)

MHD FAHDI AFIF (204110150)

MHD FIKRI HAIKAL ZS (204110197)

IKHWAN GHOFUR ARIFULLOH (204110143)

MUHAMAD SYAFIK ( 204110119 )

DOSEN PENGAMPU :

Ir. SULHASWARDI, MP

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023
2

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan paper ini sebagai tugas dari mata kuliah

pestisida dan teknik apliaksi..

Tugas ini penulis buat untuk membantu dan menambah wawasan,

pengetahuan, dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga para pembaca bisa lebih

mempelajari, guna untuk mencapai tujuan sesuai yang diinginkan khususnya dalam

bidang pertanian. Penulis mengucapakan terima kasih kepada

Dosen pengampu : Bpk. Ir. Sulhaswardi, MP selaku dosen mata kuliah

pestisida dan teknik apliaksi yang telah memberikan kami penjelasan mengenai tugas

dan meteri yang penulis kerjakan. Penulis menyadari bahwa penulisan dan

pembuatan paper ini masih belum sempurna dan masih terdapat kekurangan baik

dalam penulisan dan materi. Maka dari itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran yang bersifat membangun agar penulis dapat menyempurnakan paper ini dan

memperbaikinya. Demikian, semoga paper ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, Juni 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

A. Latar Belakang...................................................................................................4

B. Tujuan................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5

BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................15

BAB IV PENUTUP....................................................................................................21

A. Kesimpulan......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eco-enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa

sayuran dan buah-buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses

pembuatan ecoenzyme sendiri sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun

ditambahkan air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh

berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan dan mempunyai

banyak manfaat (Junaidi et al., 2021). Keistimewaan eco-enzyme dibandingkan

dengan pembuatan kompos adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses

fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak

memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu. Wadah yang diperlukan

hanya wadah dari plastik dan mempunyai tutup yang masih rapat. Eco-enzyme

umumnya dapat dibuat dari kulit buah dan sisa sayuran salah satunya yaitu kulit

pisang, kulit buah nanas, sayuran kol, sawi putih dan batang kangkong (Nurhamidah

et al., 2021).

Pembuatan Eco-Enzyme dari limbah organik kulit buah dan sisa sayur kian

populer dan banyak dikembangkan karena sangat praktis, ekonomis, dan ramah

lingkungan (Kumari, 2017). Pemanfaatan kulit buah menjadi Eco-Enzyme

merupakan evolusi sains melalui fermentasi anaerob yang sangat menguntungkan

(Neupane & Khadka, 2019). Eco-Enzyme mengandung beragam enzim fungsional

seperti amilase, lipase, kaseinase, protease, dan selulase, serta metabolit sekunder

seperti flavonoid, quinon, saponin, alkaloid, dan kardioglikosida (Vama & Cherekar,

2020).
5

Limbah kulit buah yang difermentasikan dengan gula dan air menghasilkan

Eco-Enzyme yang kaya manfaat secara medis (Mavani et al., 2020). Selain itu,

EcoEnzyme juga dapat dimanfaatkan sebagai pembersih ramah lingkungan, aroma

terapi, penurunan kadar toksik lingkungan, agrikultur, dan ragam manfaat lainnya (Li

et al., 2016)(Hemalatha & Visantini, 2020)(Rasit et al., 2019). Hal tersebut sejalan

dengan prinsip GC yang dapat berkontribusi dalam upaya antisipasi ataupun

penanggulangan risiko dan bencana lingkungan. Penerapan prinsip GC tersebut dapat

meningkatkan citra sosial kimia, serta sebagai platform yang tepat untuk

mengajarkan tanggung jawab sosial (Armenta et al., 2019).

Konsumsi nanas dan jeruk dalam berbagai olahan makanan menyisakan

limbah berupa kulit buah. Limbah kulit buah nanas dan kulit buah jeruk tersebut

dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan eco enzyme. Pemanfaatan

limbah kulit nanas dan jeruk menjadi eco enzym ini dapat memberikan manfaat

tambahan bagi masyarakat seperti untuk membersihkan lantai atau bisa menjadi

desinfektan dengan aroma yang khas fermentasi dan jeruk. Menurut Larasati, dkk.,

(2020) eco enzyme atau garbage enzyme adalah cairan hasil dari fermentasi sampah

organik. Beberapa fungsi dari hasil fermentasi eco enzyme antara lain sebagai cairan

pembersih lantai, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga serta penyubur

tanaman. Manfaat dari hasil fermentasi eco enzyme sebagai desinfektan karena

mengandung alkohol dan asam asetat. Eco enzyme adalah hasil dari aktivitas enzim

yang terkandung di dalam bakteri atau fungi.

B. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui tentang ecoenzym


6

BAB II TINJAUAN

A. Eco-enzyme

Eco-enzyme dikembangkan pertama kali oleh Dr. Rasukan Poompanvong yang

berasal dari Negara Thailand. Eco-enzyme atau dalam bahasa Indonesia disebut eko-

enzim adalah larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi

sisa organik, gula dan air. Bermula dari penemuan Dr. Rosukon Poompanvong,

seorang peneliti danpemerhati lingkungan dari Thailand. Inovasi ini memberikan

distribusi yang cukup besar bagi lingkungan. Dr. Rosukon juga merupakan seorang

pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand (Organic Agriculture Association of

Thailand) yang bekerja sama dengan petani di Thailand bahkan Eropa dan berhasil

menghasilkan produk pertanian yang bermutu tetapi ramahlingkungan. Dari usaha

dan inovasi yang dilakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional

Thailand pada tahun 2003 (Rochyani dkk., 2020).

Eco-enzyme adalah cairan serbaguna hasil fermentasi dari limbah kulit buah,

gula merah dan air. Gagasan eco-enzyme ini adalah mengolah enzim dari limbah

atau sampah organik tersebut. Pada dasarnya, eco-enzyme mempercepat reaksi

biokimia di alam untuk menghasikan enzim yang berguna menggunakan sampah

organik. Enzim dari sampah organik ini adalah salah satu cara manajemen sampah

yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat (Chandra

dkk., 2020).

B. Kulit Nanas
7

Nanas adalah tanaman yang berasal dari Amerika tropis, yaitu Brazil, Argentina

dan Peru. Nanas merupakan salah satu buah yang banyak ditemukan di Indonesia,

karena tanaman ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis. Satu

pohon nanas menghasilkan satu buah nanas. Buah nanas bisa dimakan sebagai buah

dan juga diperlukan sebagai bahan baku industri makanan seperti selai, jelly dan

sirup (Samadi, 2014).

A. Taksonomi Nanas `

Tumbuhan nanas diklasifikasikan sebagai berikut (Samadi, 2014) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophya (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Monocotelededonae

Ordo : Farinosaae

Famili : Bromealiaceae

Genus : Ananas

Species : Ananas comosus (L) Mer

B. Morfologi Nanas

Nanas adalah tanaman yang dapat hidup diberbagai musim. Panjang buah nanas 20-

30 cm, dengan diameter bawah 2-3,5 cm, tengah 5,5-6,5 cm dan atas lebih kecil.

Memiliki batang yang pendek beruas-ruas dan dikelilingi daun yang tersusun spiral.

Daun nanas memanjang, sempit dan sedikit tajam (Sutedja, 2014).


8

C. Kandungan Kulit Nanas

Kulit nanas merupakan produk hasil olahan industri yang terdiri dari sisa

daging buah, kulit, dan kulit terluar. Jika kulit nanas tidak dimanfaatkan dengan baik

maka bisa menyebabkan pencemaran lingkungan (Audies, 2015).

Gambar 1 Nanas

Kulit buah nanas mempunyai kandungan zat aktif diantaranya adalah

antosianin, vitamin C dan flavonoid (Angraeni dkk., 2014). Selain itu terdapat enzim

bromelin dan tannin. Kulit nanas positif mengandung tanin, saponin, steroid,

flavonoid, fenol dan senyawa-senyawa lainnya (Yeragamreddy dkk, 2013) yang

disajikan dalam Tabel 1.1


9

Kulit nanas hanya diibuang begitu saja sebagai limbah, padahal kulit nanas

mengandung vitamin C, karotenoid dan flavonoid. Sejumlah derivat tanaman

mengandung fitokimia seperti fenolik, flavonoid, tanin, lignin dan non fenolik seperti

karotenoid dan vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan dan antikarsinogenik

(Hatam dkk., 2013).

Kulit nanas mengandung enzim bromelin sebanyak 0,050-0,0754 %’ Bromelin

dikenal secara kimia sejak tahun 1876 dan mulai diperkenalkan sebagai bahan

terapeutik saat ditemukan konsentrasinya yang tinggi pada bonggol nanas tahun

1957. Bromelin, yang didapatkan dari ekstrak mentah tanaman nanas (Ananas

comosus. L), mengandung beberapa jenis proteinase (Naritasari dkk, 2010).


10

C. Kulit Jeruk

Indonesia terdapat berbagai macam varietas jeruk. Keragaman jeruk sangat

tinggi yang ditunjukan oleh banyaknya anggota pada marga citrus. Di indonesia

penyebaran spesies jeruk sangat cepat dan luas.

a. Taksonomi Jeruk

Tumbuhan jeruk diklasifikasikan sebagai berikut (Rukmana, 2003) :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Famili : Rutacceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sinensis Osb. Zin. Citrus aurantium L.

b. Morfologi Jeruk

Pohon jeruk manis dapat tumbuh mencapai ketinggian 6 meter. Jeruk

manis berbuah satu kali setahun. Batang pohon jeruk memiliki banyak cabang.

Daun yang berwarna hijau dengan permukaan daun yang licin dan mengkilat.

Buah jeruk manis memiliki bentuk yang bulat atau hampir bulat, berukuran

besar (Rukmana, 2003).

c. Kandungan Kulit Jeruk

Kulit jeruk merupakan salah satu sisa dari buah jeruk yang tidak

digunakan lagi sehingga hanya menjadi sampah organik saja. Tetapi jika diolah
11

dengan baik maka akan menjadi produk yang bermanfaat. Kulit jeruk

mengandung beberapa senyawa yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut, seperti

kandungan minyak atsiri di dalamnya. Minyak atsiri dalam kulit jeruk memiliki

kandungan yang dapat memberikan efek menenangkan. (Rusli, 2010).

Gambar 2 Kulit Jeruk

Kulit jeruk manis mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki sifat

anti jamur atau membasmi kuman dan merupakan komponen yang dibutuhkan

untuk menghambat bakteri patogen anti mikroba (Hapsari, 2015). Manfaat kulit

jeruk manis selain sebagai anti depresi, tonik, Pereda radang tenggorokan dan

batuk, juga bermanfaat sebagai antiseptik (Istianto dkk., 2014).

C. Kulit Alpukat

Pohon alpukat diklasifikasikan sebagai bagian dari famili Lauraceae atau

tanaman yang memiliki bunga. Dalam berbagai bahasa, buah avokad mempunyai

banyak nama, contohnya dalam bahasa Inggris disebut avocado, avocado pear, atau

alligator pear. Berdasarkan ilmu botani, buah avokad termasuk jenis buah beri besar

dengan satu biji didalamnya.


12

Tanaman alpukat sangat bernilai dan mempunyai nilai komersil tinggi. Oleh

karena itu, tanaman ini berpotensi untuk dibudidayakan, khususnya di kawasan tropis

dan mediterania.

Tanaman avokad termasuk flora yang dapat melakukan penyerbukan sendiri.

Pada umumnya, perbanyakan avocado dilakukan dengan cara okulasi untuk

mendapatkan kualitas buah yang sama baik dan mempunyai sifat sama seperti

induknya.

a. Taksonomi

Kerajaan Plantae

Divisi Magnoliophyta

Kelas Magnoliopsida

Ordo Laurales

Famili Lauraceae

Genus Persea

Spesies P. Americana

b. Morfologi

 AKAR

Pohon alpukat memiliki sistem akar dangkal yang sangat agresif dengan 60%

akarnya terletak di atas 7 cm (dalam). Perkaran alpukat berkembang di dekat


13

permukaan tanah bergunsi untuk menyerap air, makanan, dan udara. Akar yang sehat

dapat menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan yang tepat.

 DAUN

Daun alpukat berwarna kemerahan saat muda, tetapi saat mulai tua berubah

warna menjadi hijau gelap. Daunnya panjang 7 sampai 40 cm dan bentuknya bisa

bervariasi (lonjong, bulat, oval dan lancip).

 BATANG

Batang Alpukat berwarna hijau saat muda dan berwarna coklat saat mulai tua.

batang berkayu, berkulit dan berkambium. Batang Alpukat termasuk batang yang

susah dicangkok tapi mudah untuk di sambung pucuk.

 BUNGA

Semua jenis alpukat umumnya mekar dari Desember hingga April di

Indonesia. Dengan bantuan pendampingan teknologi, bisa di buat berbunga

sepanjang tahun jika masa generatifnya sudah siap.

 BUAH

Buah alpukat merupakan satu-satunya buah berlemak dengan komposisi

nutrisi dan energi yang tinggi. Buah alpukat terdiri dari satu biji besar yang

dikelilingi oleh daging buah berwarna hijau cerah hingga berwarna kuning dan kulit

buah berwarna hijau sampe kuning saat mentah. Saat buah matang ada yang berubah

warna menjadi merah, kecoklatan sampai hitam, ada pula yang tetap hijau. Tekstur

dagingnya halus, bermentega, berair, atau lunak, dan tidak beserat. Kulit bervariasi

dalam ketebalan dan tekstur, dan warna kulit buah dewasa yang khas meliputi
14

kuning-hijau, hijau tua, hijau tua, ungu kemerahan, dan ungu gelap hampir tampak

hitam, tergantung pada varietasnya. Bentuk buah berkisar dari bulat hingga

berbentuk membelimbing, dan berat buah bervariasi dari beberapa gram 100 gram

hingga 2000 gram. Meskipun warna, bau, dan bentuk varietas tertentu mungkin

hampir identik, beberapa karakteristik seperti ketebalan kulit, ukuran biji, diameter

buah, ukuran keseluruhan buah, dan rasanya dapat bervariasi.

c. Manfaat

Alpukat mempunyai kandungan zat dan nutrisi yang bisa meredakan

peradangan pada kulit, seperti antioksidan, vitamin A, B, C dan E. Bahkan, terdapat

penelitian yang mengungkapkan jika seluruh kandungan nutrisi tersebut bisa

melindungi kulit dari berbagai kerusakan yang dikarenakan dari paparan cahaya

matahari.
15

BAB III PEMBAHASAN

A. Defenisi Eco Enzim.

Eco enzyme adalah salah satu produk sisa organik yang saat ini sedang naik

daun. Pasalnya, eco enzyme diketahui memiliki berbagai manfaat. Eco enzyme

sendiri merupakan produk olahan enzim dari sampah organik yang biasanya dibuang

ke tong sampah. Alih-alih dibuang, sisa sampah organik tersebut dimanfaatkan

menjadi pembersih, pupuk alami, atau pestisida.

Ekoenzim atau ecoenzymes atau garbage enzyme adalah larutan kompleks

hasil fermentasi dari limbah organik seperti limbah buah dan sayuran dengan gula

merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok

jamur dan bakteri selama 3 bulan.Hasil larutan fermentasi memiliki warna coklat tua

dan berbau asam-manis kuat khas produk fermentasi. Eco enzyme merupakan hasil

fermentasi limbah dapur organik, seperti ampas buah, sayuran, gula, dan air. Ciri
16

atau karakteristik khas dari cairan fermentasi ini adalah warnanya yang cokelat gelap

dan aroma asam yang sangat kuat.

Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzyme hanya sisa sayur atau

buah yang mentah. Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang

bersifat disinfektan hanya dapat diaplikasikan pada produk tanaman karena

kandungan karbohidrat (gula) di dalamnya. Proses fermentasi akan berlangsung 3

bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan

menghasilkan cuka dan pada bulan ketiga menghasilkan enzyme.

Prinsip proses pembuatan ekoenzim adalah terjadinya oksidasi tanpa

ada udara atau fermentasi alami di mana alkohol merupakan produk utama jika

fermentasi tidak sempurna sedangkan pada fermentasi sempurna produk utamanya

adalah asam asetat. Proses fermentasi dan lingkungan asam menyediakan kondisi

ideal untuk ekstraksi ekoenzim dari limbah organik. Alkohol yang dihasilkan adalah

dalam bentuk etanol dan terdapat jenis asam lain yang dihasilkan dalam jumlah kecil

yaitu asam propionat.

Larutan dari limbah organik yang diperoleh setelah fermentasi adalah larutan

ekoenzim yang mengandung enzim ekstraseluler yang berbeda. Enzim ekstraseluler

mengacu pada enzim yang disekresikan oleh mikroba yang memasuki fase air selama

proses fermentasi aerobik. Enzim ekstraseluler seperti protease, amilase, lipase, dan

kaseinase diproduksi dan diperoleh selama fermentasi aerobik dari bahan organik

yang dapat digunakan untuk mendegradasi protein, karbohidrat, lipid, dan kasein.

Eco-enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas

buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya
17

coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Komposisi

sampah yaitu 54% berasal dari sampah organik.

Produk eco-enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah

digunakan dan mudah dibuat. Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air, gula

sebagai sumber karbon, dan sampah organic sayur dan buah. Pemanfaatan eco-

enzym dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama

sampah organic yang komposisinya masih tinggi.

Dalam pembuatannya, eco-enzym membutuhkan container berupa wadah

yang terbuat dari plastik, penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari

karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Eco

enzyme tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada

pembuatan kompos dan tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi

tertentu.

B. Manfaat Eco Enzim.

Berikut adalah beberapa manfaat eco enzim:

a. Sebagai pupuk tanaman.

Eco-enzyme berguna untuk menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan

hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang kamu tanam.

Aplikasi: campurkan 30 ml Eco-enzyme ke dalam 2 liter air. Masukkan campuran

larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di

sekitar tanamanmu atau langsung ke tanamanmu kalau tanamanmu terkontaminasi

oleh hama.
18

b. Pengusir hama.

Eco-Enzyme sangat efektif untuk mengusir hama tanaman seperti anggrek

dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar rumah,

seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Aplikasi: campurkan 15

ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-

enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke area yang kamu targetkan

untuk bebas hama

c. Menjaga kelestarian lingkungan.

Larutan pembersih komersial yang ada sekarang sering kali mengandung

berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan senyawa lain

yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan laut. Penggunaan Eco-

enzyme sebagai larutan pembersih alami berkontribusi menjaga lingkungan bumi

d. Meningkatkan kualitas panen.

Eco Enzyme juga berguna untuk meningkatkan kualitas berikut juga rasa dari

buah dan juga sayuran yang di tanam. Kualitas panen yang baik juga memberi

pengaruh pada harga produk saat dijual. Jikapun dikonsumsi sendiri, rasa buah dan

sayur yang lebih enak, tentu mampu meningkatkan selera makan

C. Langkah-langkah Pembuatan Eco Enzim kulit nanas,alpukat ,jeruk

Berikut adalah langkah-langkah pembuatan eco enzim nanas,alpukat ,jeruk:

1. kulit nanas,alpukat ,jeruk yang telah disiapkan untuk di blender .


19

2. Setelah kulit nanas,alpukat ,jeruk di potong menjadi bagian kecil, agar

mempermudah di masukkan di blender untuk dihaluskan

3. Selanjutnya larutkan gula merah ,kita membutukan sebanyak 1 Liter .


20

4. Selanjutnya kulit nanas,alpukat ,jeruk yg sudah di haluskan dan Larutan gula

merah dimasukan kedalam toples, selanjutnya tambahkan air sebanyak 6 liter

kedalam toples.

5. Setelah itu semua bahan diaduk hingga merata dan tutup toples dengan rapat

kemudia eco enzim dapat disimpan dan dapat dibuka sehari sekali untuk

menghilangkan gasnya.

6. Hasil feremntasi eco enzim setelah 7 hari.


21

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Limbah organik rumah tangga dapat diolah secara sederhana menjadi eco-

enzyme yang bermanfaat sebagai solusi alternatif desinfektan alami. Pembuatan eco-

enzyme terbilang mudah, murah dan ramah lingkungan. Keistimewaan lainnya

adalah tidak membutuhkan lahan yang luas untuk proses fermentasi, bahkan dapat

menggunakan botol plastik bekas air mineral. Hal ini tentu sejalan dengan konsep 3R

(reuse, reduce, dan recycle). Penyuluhan eco-enzyme diharapkan dapat menambah

pengetahuan terkait pengolahan limbah organik bermanfaat.


22

DAFTAR PUSTAKA

Audies, A, 2015. Uji efektifitas antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus (L)
Merr.) Terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans penyebab karies gigi.
Skripsi. Universitas Andalas Padang
A Rahmawati et al. (2021). Extraction Bioactive Compound of Pegagan ( Centella
Asiatica L .) using Extraction Bioactive Compound of Pegagan ( Centella
Asiatica L .) using Solvent-Free Microwave-Assisted Extraction. Department
Chemical Engineering, Universitas of Jember, Jember, Indonesia.
https://doi.org/10.1088/1757-899X/1053/1/012125
Burja, A.M., R.E. Armenta., H. Radianingtyas., C.J. Barrow. 2007. Evaluation of
fatty acid extraction methods for Thraustochytrium sp ONC-T18. J Agric
Food Chem, 55(12), 4795–4801.
Chandra, Neila Yuli., 2020. Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Bahan
Pembersih Rumah Tangga. Pengabdian Masyarakat, Universitas Darma
Persada, Jakarta.
23

Mavani, Hetal Asvin Kumar, et al., 2020. Antimicrobial Efficacy of Fruits Peels Eco-
Enzyme Againts Enterococcus faelis : An InVitro Study., Internasional
Journal of Environmental Research and Public Health., DOI :
doi:10.3390/ijerph17145107.
Naritasari Fimma, Hendri Susanto, Supriatno (2010). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Etanol Bonggol Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) Terhadap Apoptosis
Karsinoma Sel Skuamosa Lidah Manusia. Bagian Ilmu Penyakit Mulut,
Fakultas Kedokteran Gigi, UGM. Majalah Obat Tradisional, 15(1), 16 – 25.
Neupane, K. and Khadka, R. 2019. Production of Garbage Enzyme from Different
Fruit and Vegetable Wastes and Evaluation of Its Enzymatic and
Antimicrobial Efficacy. TUJM, 6(1).
Rochyani, Neny., 2020. Analisis hasil konversi Eco Enzyme Menggunakan Nenas
(Ananas Comosus) Dan Pepaya (Carica Papayal). Universitas PGRI
Palembang. Vol. 5 No. 2.
Rukmana.2003.Ketahanan Beberapa Varietas Unggul Kedelai Terhadap Nematoda
Puru Akar (Meloidogyne incognita). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia
10 (3) : 5-13.
Rusli, M. 2010. “Sukses Memproduksi Minyak Atsiri”. Argo Media Pustaka: Jakarta
Samadi, B, 2014, Rahasia Budidaya Selada, Pustaka Mina, Depok.
Sutedja, R.T. (2014). Buku Pintar Tumbuhan Tanaman Buah dan Sayuran. Jakarta :
Green Apple Books Publisher.
Vama, L., & Cherekar, M. N. (2020). Production, Extraction and Uses of
EcoEnzyme Using Citrus Fruit Waste: Wealth from Waste. Asian Journal of
Microbiology, Biotechnology & Environmental Sciences Paper, 22(2), 346–
351. http://www.envirobiotechjournals.com/AJMBES/v22i220/AJM-18.pdf
Yeragamreddy, P.R., dkk. 2013. In Vitro Antitubercular and Antibacterial Activities
of Isolated Constituents and Column Fractions from Leaves of Cassia
occidentalis, Camellia sinensis and Ananas comosus. African Journal of
Pharmacology and Therapeutics, Vol. 2, No. 4, Pages: 116- 123. India

Anda mungkin juga menyukai