OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
Ir. SULHASWARDI, MP
FAKULTAS PERTANIAN
PEKANBARU
2023
2
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan paper ini sebagai tugas dari mata kuliah
pengetahuan, dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga para pembaca bisa lebih
mempelajari, guna untuk mencapai tujuan sesuai yang diinginkan khususnya dalam
pestisida dan teknik apliaksi yang telah memberikan kami penjelasan mengenai tugas
dan meteri yang penulis kerjakan. Penulis menyadari bahwa penulisan dan
pembuatan paper ini masih belum sempurna dan masih terdapat kekurangan baik
dalam penulisan dan materi. Maka dari itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun agar penulis dapat menyempurnakan paper ini dan
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Tujuan................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP....................................................................................................21
A. Kesimpulan......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22
4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sayuran dan buah-buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses
ditambahkan air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh
berupa cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan dan mempunyai
dengan pembuatan kompos adalah tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses
fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak
hanya wadah dari plastik dan mempunyai tutup yang masih rapat. Eco-enzyme
umumnya dapat dibuat dari kulit buah dan sisa sayuran salah satunya yaitu kulit
pisang, kulit buah nanas, sayuran kol, sawi putih dan batang kangkong (Nurhamidah
et al., 2021).
Pembuatan Eco-Enzyme dari limbah organik kulit buah dan sisa sayur kian
populer dan banyak dikembangkan karena sangat praktis, ekonomis, dan ramah
seperti amilase, lipase, kaseinase, protease, dan selulase, serta metabolit sekunder
seperti flavonoid, quinon, saponin, alkaloid, dan kardioglikosida (Vama & Cherekar,
2020).
5
Limbah kulit buah yang difermentasikan dengan gula dan air menghasilkan
Eco-Enzyme yang kaya manfaat secara medis (Mavani et al., 2020). Selain itu,
terapi, penurunan kadar toksik lingkungan, agrikultur, dan ragam manfaat lainnya (Li
et al., 2016)(Hemalatha & Visantini, 2020)(Rasit et al., 2019). Hal tersebut sejalan
meningkatkan citra sosial kimia, serta sebagai platform yang tepat untuk
limbah berupa kulit buah. Limbah kulit buah nanas dan kulit buah jeruk tersebut
limbah kulit nanas dan jeruk menjadi eco enzym ini dapat memberikan manfaat
tambahan bagi masyarakat seperti untuk membersihkan lantai atau bisa menjadi
desinfektan dengan aroma yang khas fermentasi dan jeruk. Menurut Larasati, dkk.,
(2020) eco enzyme atau garbage enzyme adalah cairan hasil dari fermentasi sampah
organik. Beberapa fungsi dari hasil fermentasi eco enzyme antara lain sebagai cairan
pembersih lantai, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga serta penyubur
tanaman. Manfaat dari hasil fermentasi eco enzyme sebagai desinfektan karena
mengandung alkohol dan asam asetat. Eco enzyme adalah hasil dari aktivitas enzim
B. TUJUAN
BAB II TINJAUAN
A. Eco-enzyme
berasal dari Negara Thailand. Eco-enzyme atau dalam bahasa Indonesia disebut eko-
enzim adalah larutan zat organik kompleks yang diproduksi dari proses fermentasi
sisa organik, gula dan air. Bermula dari penemuan Dr. Rosukon Poompanvong,
distribusi yang cukup besar bagi lingkungan. Dr. Rosukon juga merupakan seorang
Thailand) yang bekerja sama dengan petani di Thailand bahkan Eropa dan berhasil
dan inovasi yang dilakukan ini, ia dianugerahi penghargaan oleh FAO Regional
Eco-enzyme adalah cairan serbaguna hasil fermentasi dari limbah kulit buah,
gula merah dan air. Gagasan eco-enzyme ini adalah mengolah enzim dari limbah
organik. Enzim dari sampah organik ini adalah salah satu cara manajemen sampah
yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat (Chandra
dkk., 2020).
B. Kulit Nanas
7
Nanas adalah tanaman yang berasal dari Amerika tropis, yaitu Brazil, Argentina
dan Peru. Nanas merupakan salah satu buah yang banyak ditemukan di Indonesia,
karena tanaman ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis. Satu
pohon nanas menghasilkan satu buah nanas. Buah nanas bisa dimakan sebagai buah
dan juga diperlukan sebagai bahan baku industri makanan seperti selai, jelly dan
A. Taksonomi Nanas `
Kingdom : Plantae
Kelas : Monocotelededonae
Ordo : Farinosaae
Famili : Bromealiaceae
Genus : Ananas
B. Morfologi Nanas
Nanas adalah tanaman yang dapat hidup diberbagai musim. Panjang buah nanas 20-
30 cm, dengan diameter bawah 2-3,5 cm, tengah 5,5-6,5 cm dan atas lebih kecil.
Memiliki batang yang pendek beruas-ruas dan dikelilingi daun yang tersusun spiral.
Kulit nanas merupakan produk hasil olahan industri yang terdiri dari sisa
daging buah, kulit, dan kulit terluar. Jika kulit nanas tidak dimanfaatkan dengan baik
Gambar 1 Nanas
antosianin, vitamin C dan flavonoid (Angraeni dkk., 2014). Selain itu terdapat enzim
bromelin dan tannin. Kulit nanas positif mengandung tanin, saponin, steroid,
Kulit nanas hanya diibuang begitu saja sebagai limbah, padahal kulit nanas
mengandung fitokimia seperti fenolik, flavonoid, tanin, lignin dan non fenolik seperti
dikenal secara kimia sejak tahun 1876 dan mulai diperkenalkan sebagai bahan
terapeutik saat ditemukan konsentrasinya yang tinggi pada bonggol nanas tahun
1957. Bromelin, yang didapatkan dari ekstrak mentah tanaman nanas (Ananas
C. Kulit Jeruk
tinggi yang ditunjukan oleh banyaknya anggota pada marga citrus. Di indonesia
a. Taksonomi Jeruk
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutacceae
Genus : Citrus
b. Morfologi Jeruk
manis berbuah satu kali setahun. Batang pohon jeruk memiliki banyak cabang.
Daun yang berwarna hijau dengan permukaan daun yang licin dan mengkilat.
Buah jeruk manis memiliki bentuk yang bulat atau hampir bulat, berukuran
Kulit jeruk merupakan salah satu sisa dari buah jeruk yang tidak
digunakan lagi sehingga hanya menjadi sampah organik saja. Tetapi jika diolah
11
dengan baik maka akan menjadi produk yang bermanfaat. Kulit jeruk
kandungan minyak atsiri di dalamnya. Minyak atsiri dalam kulit jeruk memiliki
Kulit jeruk manis mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri memiliki sifat
anti jamur atau membasmi kuman dan merupakan komponen yang dibutuhkan
untuk menghambat bakteri patogen anti mikroba (Hapsari, 2015). Manfaat kulit
jeruk manis selain sebagai anti depresi, tonik, Pereda radang tenggorokan dan
C. Kulit Alpukat
tanaman yang memiliki bunga. Dalam berbagai bahasa, buah avokad mempunyai
banyak nama, contohnya dalam bahasa Inggris disebut avocado, avocado pear, atau
alligator pear. Berdasarkan ilmu botani, buah avokad termasuk jenis buah beri besar
Tanaman alpukat sangat bernilai dan mempunyai nilai komersil tinggi. Oleh
karena itu, tanaman ini berpotensi untuk dibudidayakan, khususnya di kawasan tropis
dan mediterania.
induknya.
a. Taksonomi
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Laurales
Famili Lauraceae
Genus Persea
Spesies P. Americana
b. Morfologi
AKAR
Pohon alpukat memiliki sistem akar dangkal yang sangat agresif dengan 60%
permukaan tanah bergunsi untuk menyerap air, makanan, dan udara. Akar yang sehat
DAUN
Daun alpukat berwarna kemerahan saat muda, tetapi saat mulai tua berubah
warna menjadi hijau gelap. Daunnya panjang 7 sampai 40 cm dan bentuknya bisa
BATANG
Batang Alpukat berwarna hijau saat muda dan berwarna coklat saat mulai tua.
batang berkayu, berkulit dan berkambium. Batang Alpukat termasuk batang yang
BUNGA
BUAH
nutrisi dan energi yang tinggi. Buah alpukat terdiri dari satu biji besar yang
dikelilingi oleh daging buah berwarna hijau cerah hingga berwarna kuning dan kulit
buah berwarna hijau sampe kuning saat mentah. Saat buah matang ada yang berubah
warna menjadi merah, kecoklatan sampai hitam, ada pula yang tetap hijau. Tekstur
dagingnya halus, bermentega, berair, atau lunak, dan tidak beserat. Kulit bervariasi
dalam ketebalan dan tekstur, dan warna kulit buah dewasa yang khas meliputi
14
kuning-hijau, hijau tua, hijau tua, ungu kemerahan, dan ungu gelap hampir tampak
hitam, tergantung pada varietasnya. Bentuk buah berkisar dari bulat hingga
berbentuk membelimbing, dan berat buah bervariasi dari beberapa gram 100 gram
hingga 2000 gram. Meskipun warna, bau, dan bentuk varietas tertentu mungkin
hampir identik, beberapa karakteristik seperti ketebalan kulit, ukuran biji, diameter
c. Manfaat
melindungi kulit dari berbagai kerusakan yang dikarenakan dari paparan cahaya
matahari.
15
Eco enzyme adalah salah satu produk sisa organik yang saat ini sedang naik
daun. Pasalnya, eco enzyme diketahui memiliki berbagai manfaat. Eco enzyme
sendiri merupakan produk olahan enzim dari sampah organik yang biasanya dibuang
hasil fermentasi dari limbah organik seperti limbah buah dan sayuran dengan gula
merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok
jamur dan bakteri selama 3 bulan.Hasil larutan fermentasi memiliki warna coklat tua
dan berbau asam-manis kuat khas produk fermentasi. Eco enzyme merupakan hasil
fermentasi limbah dapur organik, seperti ampas buah, sayuran, gula, dan air. Ciri
16
atau karakteristik khas dari cairan fermentasi ini adalah warnanya yang cokelat gelap
Jenis sampah organik yang diolah menjadi eco enzyme hanya sisa sayur atau
buah yang mentah. Fermentasi yang menghasilkan alkohol dan asam asetat yang
bulan. Bulan pertama, akan dihasilkan alcohol, kemudian pada bulan kedua akan
ada udara atau fermentasi alami di mana alkohol merupakan produk utama jika
adalah asam asetat. Proses fermentasi dan lingkungan asam menyediakan kondisi
ideal untuk ekstraksi ekoenzim dari limbah organik. Alkohol yang dihasilkan adalah
dalam bentuk etanol dan terdapat jenis asam lain yang dihasilkan dalam jumlah kecil
Larutan dari limbah organik yang diperoleh setelah fermentasi adalah larutan
mengacu pada enzim yang disekresikan oleh mikroba yang memasuki fase air selama
proses fermentasi aerobik. Enzim ekstraseluler seperti protease, amilase, lipase, dan
kaseinase diproduksi dan diperoleh selama fermentasi aerobik dari bahan organik
yang dapat digunakan untuk mendegradasi protein, karbohidrat, lipid, dan kasein.
Eco-enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas
buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Warnanya
17
coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. Komposisi
digunakan dan mudah dibuat. Pembuatan eco-enzym hanya membutuhkan air, gula
sebagai sumber karbon, dan sampah organic sayur dan buah. Pemanfaatan eco-
enzym dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama
yang terbuat dari plastik, penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari
karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Eco
enzyme tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada
tertentu.
hama, dan meningkatkan kualitas dan rasa buah dan sayuran yang kamu tanam.
larutan air dan Eco-enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke tanah di
oleh hama.
18
b. Pengusir hama.
dan sayu-sayuran bahkan hama atau hewan yang mengganggu di sekitar rumah,
seperti kecoa, semut, lalat, nyamuk, dan serangga lainnya. Aplikasi: campurkan 15
ml Eco Enzyme ke dalam 500 ml air. Masukkan campuran larutan air dan Eco-
enzyme ini kedalam botol semprot dan semprotkan ke area yang kamu targetkan
berbagai jenis senyawa kimia seperti fosfat, nitrat, amonia, klorin dan senyawa lain
yang berpotensi mencemari udara, tanah, air tanah, sungai dan laut. Penggunaan Eco-
Eco Enzyme juga berguna untuk meningkatkan kualitas berikut juga rasa dari
buah dan juga sayuran yang di tanam. Kualitas panen yang baik juga memberi
pengaruh pada harga produk saat dijual. Jikapun dikonsumsi sendiri, rasa buah dan
kedalam toples.
5. Setelah itu semua bahan diaduk hingga merata dan tutup toples dengan rapat
kemudia eco enzim dapat disimpan dan dapat dibuka sehari sekali untuk
menghilangkan gasnya.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah organik rumah tangga dapat diolah secara sederhana menjadi eco-
enzyme yang bermanfaat sebagai solusi alternatif desinfektan alami. Pembuatan eco-
adalah tidak membutuhkan lahan yang luas untuk proses fermentasi, bahkan dapat
menggunakan botol plastik bekas air mineral. Hal ini tentu sejalan dengan konsep 3R
DAFTAR PUSTAKA
Audies, A, 2015. Uji efektifitas antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus (L)
Merr.) Terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans penyebab karies gigi.
Skripsi. Universitas Andalas Padang
A Rahmawati et al. (2021). Extraction Bioactive Compound of Pegagan ( Centella
Asiatica L .) using Extraction Bioactive Compound of Pegagan ( Centella
Asiatica L .) using Solvent-Free Microwave-Assisted Extraction. Department
Chemical Engineering, Universitas of Jember, Jember, Indonesia.
https://doi.org/10.1088/1757-899X/1053/1/012125
Burja, A.M., R.E. Armenta., H. Radianingtyas., C.J. Barrow. 2007. Evaluation of
fatty acid extraction methods for Thraustochytrium sp ONC-T18. J Agric
Food Chem, 55(12), 4795–4801.
Chandra, Neila Yuli., 2020. Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Bahan
Pembersih Rumah Tangga. Pengabdian Masyarakat, Universitas Darma
Persada, Jakarta.
23
Mavani, Hetal Asvin Kumar, et al., 2020. Antimicrobial Efficacy of Fruits Peels Eco-
Enzyme Againts Enterococcus faelis : An InVitro Study., Internasional
Journal of Environmental Research and Public Health., DOI :
doi:10.3390/ijerph17145107.
Naritasari Fimma, Hendri Susanto, Supriatno (2010). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Etanol Bonggol Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) Terhadap Apoptosis
Karsinoma Sel Skuamosa Lidah Manusia. Bagian Ilmu Penyakit Mulut,
Fakultas Kedokteran Gigi, UGM. Majalah Obat Tradisional, 15(1), 16 – 25.
Neupane, K. and Khadka, R. 2019. Production of Garbage Enzyme from Different
Fruit and Vegetable Wastes and Evaluation of Its Enzymatic and
Antimicrobial Efficacy. TUJM, 6(1).
Rochyani, Neny., 2020. Analisis hasil konversi Eco Enzyme Menggunakan Nenas
(Ananas Comosus) Dan Pepaya (Carica Papayal). Universitas PGRI
Palembang. Vol. 5 No. 2.
Rukmana.2003.Ketahanan Beberapa Varietas Unggul Kedelai Terhadap Nematoda
Puru Akar (Meloidogyne incognita). Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia
10 (3) : 5-13.
Rusli, M. 2010. “Sukses Memproduksi Minyak Atsiri”. Argo Media Pustaka: Jakarta
Samadi, B, 2014, Rahasia Budidaya Selada, Pustaka Mina, Depok.
Sutedja, R.T. (2014). Buku Pintar Tumbuhan Tanaman Buah dan Sayuran. Jakarta :
Green Apple Books Publisher.
Vama, L., & Cherekar, M. N. (2020). Production, Extraction and Uses of
EcoEnzyme Using Citrus Fruit Waste: Wealth from Waste. Asian Journal of
Microbiology, Biotechnology & Environmental Sciences Paper, 22(2), 346–
351. http://www.envirobiotechjournals.com/AJMBES/v22i220/AJM-18.pdf
Yeragamreddy, P.R., dkk. 2013. In Vitro Antitubercular and Antibacterial Activities
of Isolated Constituents and Column Fractions from Leaves of Cassia
occidentalis, Camellia sinensis and Ananas comosus. African Journal of
Pharmacology and Therapeutics, Vol. 2, No. 4, Pages: 116- 123. India