Ir.SULHASWARDI,MP
Oleh:
MARZUKI IMRAN
204110210
FAKULTAS PERTANIAN
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Nikmat-Nya
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan tugas ini de
ngan judul pestisida nabati bawang putih. Dalam penyusunan tugas ini, berbagai kesulitan Penyu
sun hadapi, namun kesulitan tersebut dapat teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pi
hak. Untuk itu pada kesempatan ini Saya selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih ke
pada bapak ir.Sulhaswardi,MP sebagai dosen pemangku dalam mata kuliah Pestisida dan Teknik
aplikasinya dan juga meluangkan waktunya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam menyusun tugas ini, Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekur
angan. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan dan keterbatasan Penyusun sebagai manusia biasa.
Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat Penyus
un butuhkan demi menyempurnakan tugas ini. Akhir kata Penyusun mengharapkan agar tugas in
i dapat bermanfaat bagi kita semua terutama generasi akademik mata kuliah Pestisida dan Tekni
k aplikasinya.
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
I. PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................7
A. Bawang Merah...............................................................................................................................7
B. Klasifikasi Bawang merah............................................................................................................7
C. Deskripsi Bawang Merah (Allum ascalonicum)..........................................................................8
D. Morfologi Bawang Merah (Allum ascalonicum).........................................................................9
E. Syarat Tumbuh Pertumbuhan Bawang Merah.........................................................................11
III. PEMBUATAN PESTISIDA........................................................................................................12
A. Teknik Pembuatan Pestisida Bawang merah............................................................................12
B. Manfaat Pestisida Nabati Bawang merah,.................................................................................12
C. Keunggulan dan Kelemahan pestisida nabati bawang merah.................................................13
IV. BAHAN DAN ALAT...................................................................................................................15
V. PENUTUP........................................................................................................................................16
1. Kesimpulan..................................................................................................................................16
2. Saran.............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada tanaman yaitu salah satu contohnya pestisida nabati yang terbuat dari ekstrak
bawang Merah. Pestisida ini terbukti dapat menurunkan jumlah hama Triphs pada
tanaman. Hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa dengan penyemprotan
pestisida ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 100% dengan frekuensi penyemprotan 7
hari sekali adalah yang paling efektif dengan tingkat kematian hama Thrips sebesar
82,15%, karena dapat menghemat tenaga dan biaya produksi (Arikarini, 2008).
Pengunaan pestisida nabati mulai banyak diminati oleh para petani, hal tersebut
disebabkan oleh mahalnya harga pestisida kimia. Keuntungan yang diberikan dengan
penggunaan pestisida nabati yaitu biaya yang murah, mudah didapat, aman karena bahan
terpadu (PHT) yang mensyaratkan penggunaan pestisida yang tidak atau sekecil-kecil nya
menimbulkan dampak ocalh bagi organisme bukan sasaran dan lingkungan (Syahputra,
2001).
sebagaipestidsida nabati, salah satunya adalah bawang Merah. Tanaman bawang Merah
(Allium Ascalonicum L..) merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan
Indonesia. Manfaat bawang putih tidak hanya sebagai bumbu masak saja, melainkan juga
dapat dijadikan sebagai pestisida nabati. Bawang Merah m udah ditanam asalkan
tanahnya gembur, banyak bahan ocalh, dan cukup air. Bawang Merah mengandung zat
allicin yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang
insektisida nabati untuk mengatasi hama Thrips pada tanaman tomat menunjukkan hasil
bahwa dengan konsentrasi ekstra k 100% dapat menurunkan jumlah hama dengan
presentase 88%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih mampu jumlah
B. Rumusan Masalah
penyakit.
C. Tujuan Penulisan
kepada petani.
A. Bawang Merah
Bawang merah merupakan salah satu tanaman sayuran yang menjadi bahan baku
dari berbagai jenis masakan sebagai fungsi penyedap masakan. Fungsi yang esensial pada
bawang merah menunjukan jumlah penggunaan pada tiap masakan tiap masakan yang
memerlukan penyedap sayuran ini, namun apabila mayoritas masyarakat Indonesia ini
bawang merah sangatlah besar. Pada kondisi seperti sekarang ini, Indonesia yang sedang
dalam keadaan krisis ekonomi harus dapat mengoptimasikan penggunaan sumber daya
alamnya sebagai salah satu jalan untuk dapat memulihkan kondisi perekonomiannya.
Sebagai negara agraris sejak dahulu dan dengan dengan potensi alam yang memadai,
sebenarnya kita tidak perlu menjadi negara pengimpor bawang merah seperti sekarang
(Gayatri, 2014). Menurut Suryaman (2015) Tanaman bawang merah diduga berasal dari
Asia, sebagian literature menyebutkan bahwa tanaman ini dari Asia Tengah, terutaman
Palestina dan India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia Tenggara dan
Mediterranean. Narasumber lain menduga asal-usul bawang merah dari Iran dan
pegunungan sebelah utara Pakistan, namun ada uga asal tanaman ini dari Asia Barat dan
Kingdom: Plantae
Divisio : Spermatophyte
Class : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Bawang merah merupakan salah satu tanaman sayuran yang menjadi bahan baku
dari berbagai jenis masakan sebagai fungsi penyedap masakan. Fungsi yang esensial pada
bawang merah menunjukan jumlah penggunaan pada tiap masakan tiap masakan yang
memerlukan penyedap sayuran ini, namun apabila mayoritas masyarakat Indonesia ini
bawang merah sangatlah besar. Pada kondisi seperti sekarang ini, Indonesia yang sedang
dalam keadaan krisis ekonomi harus dapat mengoptimasikan penggunaan sumber daya
alamnya sebagai salah satu jalan untuk dapat memulihkan kondisi perekonomiannya.
Sebagai negara agraris sejak dahulu dan dengan dengan potensi alam yang memadai,
sebenarnya kita tidak perlu menjadi negara pengimpor bawang merah seperti sekarang
(Gayatri, 2014). Menurut Suryaman (2015) Tanaman bawang merah diduga berasal dari
Asia, sebagian literature menyebutkan bahwa tanaman ini dari Asia Tengah, terutaman
Palestina dan India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia Tenggara dan
Mediterranean. Narasumber lain menduga asal-usul bawang merah dari Iran dan
pegunungan sebelah utara Pakistan, namun ada uga asal tanaman ini dari Asia Barat dan
memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi (Wati, Nurlaelih, & Santosa,
2014). Meskipun bukan merupakan kebutuhan pokok namun tidak dapat dihindari oleh
banyak mengandung vitamin B dan C (Setiyowati, Haryanti, & Hastuti, 2010). Organ-
organ penting dan spesifikasi tiap-tiap organ tanaman bawang merah (Allum ascalonicum
1. Akar
Akar tanaman bawang merah terdiri atas akar pokok (primary root) yang
berfungsi sebagai tempat tumbuh akar adventif (adcentitious root) dan bulu akar yang
berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan zatzat hara dari
dalam tanah. Akar dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna putih, dan jika
diremas berbau seperti bau bawang merah (Pitojo, 2007). Akar bawang merah termasuk
dalam jenis akar serabut. Ukuran akar bawang relatif pendek. Akar ini hanya memiliki
panjang sekitar 15-30 cm. Selain dangkal, akar bawang merah ini terus mengalami
pembentukan akar baru setiap hari. Pembentukan tersebut terjadi untuk menggantikan
akar yang telah mengalami penuaan. Bawang merah juga memiliki akar adventif. Akar
adventif adalah akar yang tumbuh tidak pada tempatnya. Akar adventif yang dimiliki
bawang merah tumbuh dibagian batangnya. Akar ini berjumlah banyak pada awal masa
pertumbuhan. Namun, ketika tanaman bawang merah telah dewasa, akar ini perlahan
2. Batang
Bawang merah memiliki batang sejati atau diskus yang berbentuk pendek. Bagian
batang ini biasa pula disebut cakram. Bagian atas diskus merupakan batang semu yang
tersusun dari pelepah-pelepah daun. Diameter batang akan semakin lebar seiring dengan
bertambahnya umur tanaman bawang merah tersebut. Batang ini juga merupakan tempat
daun yang tumbuh keluar. Bagian batang yang berbeda di dalam tanah akan berubah
3. Daun
Daun bawang merah berwarna hijau, baik dari yang berwarna hijau muda hingga
hijau tua. Daun tenaman ini berbentuk silinder kecil yang memanjang dan berongga atau
4. Bunga
Tanaman bawang merah memiliki bunga. Pada bagian batangnya, bunga muncul
seperti paying. Bunga ini memiliki kurang lebih 5-6 kelopak. Benang sari bunga bawang
merah berwarna hijau, da nada pula yang berwarna hijau kekuningkuningan. Bunga
bawang merah berwana putih. Penyerbukan bunga bawang merah dapat dilakukan sendiri
maupun dengan bantuan serangga. Selain itu, penyerbukan dapat pula dilakukan oleh
Bawang merah merupakan umbi lapis dengan biji keping satu atau monokotil.
Umbi bawang merah berbentuk bulat dan ada pula yang berbentuk lonjong hingga pipih.
Warna umbi bawang merah beragam, dari warna merah muda, merah pucat, merah cerah,
merah keunguan, hingga merah kekuningan. Umbi bawang merah terdiri atas calon-calon
tunas. Jika umbi tersebut ditanam, maka calon-calon tunas tersebut akan tumbuh.
Pertumbuhan tunas ini ditandai dengan munculnya daun pada tunas-tunasnya. Tunas
daun tersebut semakin lama, dapat tumbuh menjadi batang dan pada pangkalnya
membentuk umbi baru yang tetap menempel dengan umbi utamanya (Fajjriyah, 2017).
Bawang merah menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu yang agak
panas, dan mendapatkan sinar matahari lebih dari 12 jam. Bawang merah dapat tumbuh
di dataran rendah maupun dataran tinggi (0-900 mdpl) dengan curah hujan 300-2500
mm/th dan suhuya 25o C – 32o C. Jenis tanah yang baik untuk budidaya bawang merah
adalah regosol, grumosol, latosaol, dan aluvial, dengan pH 5,5-7 (Suryaman, 2015).
Teknik pembuatan pestisida nabati bawang merah Ekstrak bawang merah: Bahan
dan Alat : 85 gram bawang merah,50 ml minyak sayur, 10 ml deterjen/sabun, 950 ml air
Alat penyaring Botol Cara Pembuatan, Campurkan bawang merah dengan minyak sayur.
Biarkan selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Aduk hingga rata menggunakan
belender atau alat pengaduk lain nya. Simpan dalam botol paling lama 3 hari. Cara
dengan 950 ml air. Aduk sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang
terserang OPT pada pagi hari OPT Sasaran : Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri,
alami yang mengandung auxin dan anti oksidan. Ekstrak bawang merah dapat
mengendalikan berbagai macam hama dan penyakit, salah satunya antraknosa. Bawang
merah merupakan salah satu pestisida alami yang sangat praktis, ekonomis dan tidak
beracun untuk kebun. Bawang merah memiliki sifat fungisida alami dan pestisida yang
bekerja secara efektif untuk mengendalikan hama. Untuk keampuhan maksimum dalam
pengendalian hama, hindari menggunakan pupuk kimia, karena pupuk kimia dapat
mengurangi kandungan bahan penting dalam bawang merah untuk melawan hama.
Beberapa hama yang dapat dikontrol dengan baik menggunakan bawang merah adalah
kutu daun, semut, rayap, lalat putih, kumbang, penggerek, ulat bulu, siput, dan ulat daun.
C. Keunggulan dan Kelemahan pestisida nabati bawang merah
Senyawa aktif mudah terurai di alam, sehingga kadar residu relatif kecil,
peluang untuk membunuh serangga bukan sasaran rendah, dan dapat di-
dari satu.
Persistensi yang singkat sehingga pada populasi hama yang tinggi diperlukan
aplikasi yangberulang-ulang.
degradasi
Hasil ini menunjukkan bahwa petani peserta pelatihan tertarik untuk menggunakan
pestisda alami untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Adapun dampak dan
pengaruh keberlanjutan dari pelaksanaan pestisida nabati bawang merah ini adalah
penerapan penggunaan sebagai pestisida nabati mulai digunakan pada saat proses
budidaya tanaman dilakukan. Selain itu, upaya keberlanjutan yang diperoleh dari
pelaksanaan adalah peningkatan pola tanam dengan metode pertanian organik yang baik
dan benar, penggunaan pupuk organik dengan dosis yang tepat, dan pengguanaan pestisida
nabati yang baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman
yang dibudiayakan petani, dampak dari pestisida nabati bawang putih adalah sangat
Selain itu juga pestisida nabati bawang merah ini sangat hemat biaya dan ramah
Bahan
2. Toples
3. Kertas
4. Pena
5. Plastik
6. Sabun Daya
7. Minyak goring
8. Air
Alat
1. Pisau 4 buah
2. Timbangan analitik
3. Blender
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pestisida nabati bawang merah sangat baik digunakan untuk mengendalikan hama
pada tanaman.Pestisida nabati bawang merah mengandung auxin dan anti oksidan.
Bawang merah merupakan salah satu pestisida alami yang sangat praktis, ekonomis dan
tidak beracun untuk di guanakan di kebun maupun penelitian selain tidak beracun
2. Saran
merah digunakan untuk pengendalian yang bersifat preventif, atau pada kondisi serangan
ri ngan sampai sedang dengan demikian frekuensi aplikasi insektisida sintetik dapat
dikurangi. Perlu dilakukan penelitian pada lahan pe rtanian sehingga hasil penelitian
dapat langsung diaplikasi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanj ut untuk mengetahui daya
simpan ekstrak bawang merah agar dalam pengaplikasiannya lebih mudah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Utami, S. (2010). Aktivitas insektisida bintaro (Cerbera odollam Gaertn) terhadap hama
Isnaini, Muhammad, Elfira Rosa Pane, and Suci Wiridianti. "Pengujian beberapa jenis
Indiati, S.W., & Marwoto, M. (2014). Potensi ekstrak biji mimba sebagai insektisida
nabati.
DONO,D.,ISMAYANA, S., IDAR, I., PRIJONO, D., & MUSLIKHA, I. (2010). Status dan
23-28.
Safirah, R. (2017). Uji Efektifitas Insektisida Nabati Buah Crescentia cujete dan bunga
of Muhammadiyah Malang).
(Samadi, 2000). bahwa bawang putih memiliki potensi sebagai bahan baku obat-obatan