Anda di halaman 1dari 16

PENGUJIAN EFIKASI HERBISIDA BERBAHAN AKTIF

PIRAZULFRON ETIL UNTUK PENGENDALIAN GULMA


PADA BUDIDAYA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

USULAN PENELITIAN
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah metode ilmiah dan pelaporan karya
ilmiah

Disusun Oleh:

ADIKA YUSUF IRAWAN


NPM 150510160217

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Azza Wa Jalla yang telah memberikan kita
kesehatan, berkat pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian
ini, walaupun masih banyak kekurangannya.
Usulan penelitian ini sengaja disusun untuk memenuhi tugas. Penulis sadar,
usulan penelitian ini banyak sekali kekurangannya untuk mencapai kata sempurna.
Saya selaku penulis mengucapkan permohonan maaf untuk segala kekurangannya.
Maka dari itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca.
Tentu ada hal-hal yang penulis ingin sampaikan kepada khayalak umum
dari hasil usulan penelitian ini. Maka dari itu, saya berharap semoga usulan
penilitian ini dapat menjadi manfaat untuk masyarakat pada umumnya.

Bandung, Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2

1.4 Kegunaan Penelitian...................................................................................... 2

1.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 3

1.6 Hipotesis........................................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5

2.1 Tanaman Padi ................................................................................................ 5

2.1.1 Klasifikasi .............................................................................................. 5

2.1.2 Morfologi ............................................................................................... 5

2.2 Gulma pada padi sawah ................................................................................ 6

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Monochoria vaginalis .................................. 6

2.2.2 Klasifikasi dan Morfologi Echinochloa crus-galli ................................. 6

2.2.3 Klasifikasi dan Morfologi Cyperus iria ................................................. 7

2.2.4 Klasifikasi dan Morfologi Fimbristylis milacea .................................... 7

2.2.5 Klasifikasi dan Morfologi Scirpus juncoides ......................................... 8

2.3 Herbisida Pirazosulfuron etil......................................................................... 8

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ................................................. 9

3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................................ 9

3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 9

iii
3.3 Metode Penelitian.......................................................................................... 9

3.3.1 Rancangan Percobaan ............................................................................ 9

3.3.2 Rancangan Analisis .............................................................................. 10

3.4 Pelaksanaan Percobaan ............................................................................... 11

3.5 Pengamatan ................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Padi (Oryza Sativa L.) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia.


Dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman padi petani dihadapkan oleh
berbagai masalah, salah satunya adalah adanya gulma yang tumbuh pada sawah.
Dengan adanya gulma yang tumbuh pada sawah terjadi persaingan nutrisi, cahaya,
air, dan ruang tumbuh tanaman padi, sehingga terjadi penurunan produksi.
Kehilangan hasil padi akibat gulma di seluruh dunia diperkirakan mencapai 10
sampai 15%, bahkan kehilangan hasil dapat mencapai 86% jika tanpa pengendalian
gulma (Pane dkk., 2007 pada Zarwazi dkk 2016).

Salah satu upaya untuk mengendalikan pertumbuhan gulma agar tidak


mengganggu tanaman padi adalah dengan pengendalian menggunakan herbisida,
pengendalian gulma menggunakan herbisida dipilih karena dapat menghemat upah
tenaga kerja dan menghemat waktu dibandingkan pengendalian gulma dengan cara
fisik atau mekanik (Pal dkk, 2012). Untuk pengendalian secara kimiawi atau
menggunakan herbisida sebaiknya menggunakan senyawa kimia yang selektif
untuk menghambat atau mematikan gulma tetapi tidak mengganggu pertumbuhan
tanaman budidaya (Simanjuntak dkk, 2016). Herbisida berbahan aktif
Pirazosulfuron etil 10 % merupakan jenis herbisida pre-emergence dan post-
emergence serta selektif untuk pertanaman padi, bersifat sistemik artinya dapat
bergerak dari daun dan bersama proses metabolisme ikut kedalam jaringan tanaman
sasaran. Herbisida jenis ini mampu mengendalikan berbagai jenis gulma berdaun
lebar maupun teki-tekian (cyperaceae), serta beberapa gulma berdaun sempit meski
kadang cenderung kurang efektif (IUPAC, 2014 pada Simanjuntak, 2016).

1
Namun penggunaaan herbisida dengan mode of action yang sama secara
terus menerus dengan dosis dan waktu pengaplikasian yang kurang tepat dapat
menimbulkan resistensi pada spesies gulma (Angiras dan Kumar, 2005). Untuk itu
uji efikasi bahan aktif herbisida dilakukan untuk mendapatkan dosis minimal
dengan efek yang cukup. Selain itu dengan pengujian untuk menemukan dosis
minimal dengan efesiensi tinggi, pengendalian gulma dapat lebih mudah dan
ekonomis (Pal dkk, 2012).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat diidentifikasikan


masalah sebagai berikut:

1. Berapakah dosis herbisida Pirazosulfuron etil yang paling efektif dalam


menekan pertumbuhan gulma dan memberikan hasil terbaik pada padi
sawah?
2. Apakah ada pengaruh herbisida Pirazosulfuron etil terhadap pertumbuhan
dan hasil padi sawah?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh herbisida


Pirazosulfuron etil terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah, untuk
mengetahui jenis gulma apa saja yang dapat ditekan pertumbuhannya menggunakan
herbisida dengan bahan aktif Pirazosulfuron etil dan dosis herbisida Pirazosulfuron
etil yang paling efektif dan efisien untuk mengendalikan gulma dan memberikan
hasil tanaman padi yang paling baik.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini untuk menambah wawasan dalam ilmu gulma,
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang
pengendalian gulma pada padi sawah secara kimiawi menggunakan herbisida
berbahan aktif Pirazosulfuron etil, serta mendapatkan dosis yang tepat untuk
mengendalikan gulma pada padi sawah. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat
berguna dan membantu petani dalam mengendalikan gulma untuk meningkatkan

2
produktivitas padi sawah. Diharapkan juga penelitian ini dapat berguna sebagai
referensi bagi penelitian sejenis dan pengembangan penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam tanaman padi di seluruh dunia, kerugian akibat kompetisi gulma


diperkirakan 10 % sampai 15 % dari potensi produksi (Baltazar dan De Datta, 1992
pada Umiyati, 2016). Secara langsung, gulma melakukan aktivitas kompetisi
dengan tanaman pokok dalam hal memperoleh air, cahaya matahari, dan utamanya
unsur hara, sehingga tanaman pokok akan kehilangan potensi hasil akibat kalah
bersaing dengan gulma yang pertumbuhan dan perakarannya relatif lebih baik
(Simanjuntak dkk, 2016).

Pengendalian gulma secara kimiawi dipilih karena dipercaya lebih cepat dan
dapat menekan biaya dari pengurangan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
penyiangan. Dosis herbisida yang optimum juga dapat mengurangi biaya yang perlu
dikeluarkan petani untuk pengendalian gulma, selain itu juga dapat mencegah
timbulnya dampak fitotoksisitas pada tanaman budidaya. Herbisida yang
diaplikasikan dengan dosis tinggi akan mematikan seluruh bagian dan jenis
tumbuhan. Pada dosis yang rendah, herbisida akan membunuh tumbuhan tertentu
dan tidak merusak tumbuhan yang lainnya (Sembodo, 2010). Pengaplikasian
herbisida yang kurang tepat juga dapat menimbulkan resistensi pada gulma.

Berdasarkan penelitan Simanjuntak dkk (2016), aplikasi herbisida


Pirazosulfuron etil 10% dengan dosis mulai dari 60 g.ha-1 hingga 140 g.ha-1 pada
saat 14 hari setalah tanam dapat mengendalikan gulma umum pada budidaya
tanaman padi sawah pada pengamatan 4 minggu setelah aplikasi (MSA) hingga 6
MSA. Gulma dominan yang dapat dikendalikan dengan herbisida tersebut antara
lain: Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Cyperus difformis, dan
Echinoclhloa crussgalli, dengan dosis efektif pada lokasi percobaan sebesar 60
g.ha-1. Serta penggunaan herbisida Kisan 10 WP berbahan aktif Pirazosulfuron etil
10% dengan rentan dosis 60 g.ha-1 sampai 140 g.ha-1 tidak menimbulkan gejala
fitotoksisitas pada tanaman padi sawah.

3
Berdasarkan penelitian Umiyati dkk (2017), herbisida berbahan aktif
Pirazosulfuron etil 10% efektif dalam mengendalikan gulma dominan tanaman
padi, gulma dominan yang dapat dikendalikan antara lain: spesies gulma golongan
daun lebar Monochoria vaginalis dan spesies gulma golongan teki Scirupus
juncoides sampai pengamatan 12 MSA pada dosis 1,5 Kg.ha-1 (0,015 gai.ha-1)
hingga 3,0 Kg.ha1 (0,03 gai.ha-1). Penggunaan herbisida Tigold 10 WP berbahan
aktif Pirazosulfuron etil 10% pada dosis 1,5 Kg.ha-1 (0,015 gai.ha-1) hingga 3,0
Kg.ha1 (0,03 gai.ha-1) tidak menimbulkan gejala fitotoksisitas pada tanaman padi,
dan tidak mempengaruhi pertumbuhan padi sampai pengamatan 12 MSA.

Perlakuan herbisida berbahan aktif Pirazosulfuron etil 10% tidak


menimbulkan dampak negatif pada tanaman padi karena herbisida berbahan aktif
Pirazosulfuron etil 10% bersifat selektif dan sistemik, sehingga herbisida hanya
menimbulkan dampak pada kelompok tumbuhan tertentu. Hal ini disebabkan oleh
lambatnya translokasi herbisida Pirazosulfuron etil 10% pada tumbuhan berdaun
sempit, sehingga kelompok tumbuhan tersebut lebih tahan dibandingkan kelompok
tumbuhan berdaun lebar (Simanjuntak dkk, 2016).

1.6 Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran, dapat ditarik hipotesis


sebagai berikut:

1. Herbisida berbahan aktif Pirazosulfuron etil 10% dapat menekan


pertumbuhan gulma dominan serta tidak mempengaruhi pertumbuhan dan
hasil tanaman padi sawah.
2. Dosis herbisida berbahan aktif Pirazosulfuron etil 10% 50 g.h-1 dapat
mengendalikan gulma pada pertanaman padi sawah lebih efisien
dibandingkan dengan dosis herbisida yang lebih tinggi.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi

2.1.1 Klasifikasi

 Divisi: Spermatophyta

 Sub divisi: Angiospermae

 Kelas: Monocotyledoneae

 Ordo: Poales

 Family: Graminae

 Genus: Oryza Linn

 Species : Oryza sativa L.

2.1.2 Morfologi

Tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Batang terdiri atas


beberapa ruas yang dibatasi oleh buku, dan tunas (anakan) tumbuh pada buku
(Tobing dkk, 1995). Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang
bergantian. Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan memunculkan anakan
sekunder (Suharno, 2005). Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan
berelang seling terdapat satu daun tiap satu buku (Suharno, 2005). Bunga padi
secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8-10 buku yang menghasilkan
cabang-cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang-cabang sekunder Tobing
dkk, 1995).

5
2.2 Gulma pada padi sawah

Gulma pada sawah menjadi salah satu faktor penurunan hasil baik kualitas
maupun kuantitas tanaman padi. Produktivitas padi menurun karena adanya
kompetisi dengan gulma. Gulma-gulma yang umum ditemukan di sawah menurut
analisis vegetasi pada beberapa jurnal yaitu:

1. Gulma berdaun lebar: Monochoria vaginalis,


2. Gulma berdaun sempit: Echinochloa crus-galli
3. Gulma teki-tekian: Cyperus iria, Fimbristylis milacea, Scirpus juncoides,

2.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Monochoria vaginalis

- Kingdom : Plantae
- Divisio : Magnoliophyta
- Classis : Liliopsida
- Ordo : Liliales
- Famili : Pontederiaceae
- Genus : Monochoria
- Spesies : Monochoria vaginalis (Burm.F.) Presi
Berakar serabut, batang berupa tangkai daun, tebal dan memiliki rongga-
rongga udara yang berdinding tipis. Pada daun, saat masih muda berbentuk
panjang dan sempit, setelah tua akan berbentuk bulat panjang dengan bagian
pangkal seperti jantung. Bunga terbuka secara serempak.

2.2.2 Klasifikasi dan Morfologi Echinochloa crus-galli

- Kingdom : Plantae
- Divisio : Spermatophyta
- Classis : Monocotyledoneae
- Ordo : Cyperales
- Famili : Poaceae
- Genus : Echinochloa
- Spesies : Echinochloa crus-galli

6
Berakar serabut. Daunnya mirip dengan padi, yang membedakan pangkal
daun Echinochloa crus-galli tidak memiliki ligula yang bermembran daun
aurikel yang berbulu. Batang berbentuk silindris dan tidak berambut, bunga
majemuknya terdiri dari banyak spikelet yang berbelok pada satu sisi,

2.2.3 Klasifikasi dan Morfologi Cyperus iria

- Kingdom : Plantae
- Divisio : Magnoliophyta
- Classis : Magnoliopsida
- Ordo : Cyperales
- Famili : Cyperaceae
- Genus : Cyperus
- Spesies : Cyperus iria L.
Berakar serabut, batang berbentuk triangular, terdapat 3 helai daun pada
bagian atas batang, bunga terdapat pada bagian atas batang.

2.2.4 Klasifikasi dan Morfologi Fimbristylis milacea

- Kingdom : Plantae
- Divisio : Magnoliophyta
- Classis : Liliopsida
- Ordo : Poales
- Famili : Poaceae
- Genus : Fimbristylis
- Spesies : Fimbristylis miliceae
Berakar serabut, batang ramping bersegi empat dan tumbuh tegak. Daunnya
terdapat pada pangkal batang, bebentuk garis, menyebar lateral, tepi luar
tipis. Karangan bunga bercabang banyhak. Anak bulir kecil dan banyak,
warna coklat dengan punggung berwarna hijau, bentuk bola sampai jorang.

7
2.2.5 Klasifikasi dan Morfologi Scirpus juncoides

- Kingdom : Plantae
- Divisio : Magnoliophyta
- Classis : Magnoliopsida
- Ordo : Cyperales
- Famili : Cyperaceae
- Genus : Scirpus
- Spesies : Scirpus juncoides
Berakar serabut, daun mempunyai 3 atau 4 kelopak berwarna coklat dan
hijau, bunga memiliki 3 stigma
2.3 Herbisida Pirazosulfuron etil

Herbisida berbahan aktif Pirazosulfuron etil 10 % merupakan jenis herbisida


pra tumbuh dan purna tumbuh serta selektif untuk pertanaman padi. Herbisida ini
termasuk keadalam golongan sulfonilurea. Sulfonilurea memiliki aktivitas enzim
biologi yang sangat tinggi demgan cara mengganggu aktivitas enzim acetolactate
synthase.

Herbisida Pirazosulfuron etil bersifat sistemik yang diserap oleh akar dan
daun tumbuhan dan ditranslokasikan ke jaringan meristem untuk menghambat
aktivitas enzim Acetolactate synthase (ALS) (Mukherjee dkk 2006). Enzim
Acetolactate synthase mempengaruhi awal pembentukan rantai cabang asam
amino. Dengan terhambatnya aktivitas enzim Acetolactate synthase maka sintesis
DNA juga terhambat akibat produksi asam amino yang terganggu. Dengan tanpa
adanya asam amino ini, maka protein tidak dapat terbentuk dan tanaman mengalami
kematian. Pada perkecambahan gulma yang aktif tumbuh, gejala tersebut secara
visual terlihat antara 1-2 hari setelah aplikasi (Sembodo, 2010). Herbisida jenis ini
mampu mengendalikan gulma berdaun lebar maupun teki-tekian, serta beberapa
gulma berdaun sempit meski kadang cenderung kurang efektif (IUPAC, 2014 pada
Simanjuntak dkk, 2016).

8
BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Percobaan dilakukan di Desa Cijeruk, Kec. Tanjung Sari, Kab Sumedang,


Jawa Barat. Percobaan dimulai pada bulan Maret 2019.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini digunakan tanaman padi varietas Mekongga dan


herbisida Ti-Gold 10 WP. Pupuk yang digunakan 90 kg N, 45 kg P2O5, 45 kg K2O
(30 kg N + 45 kg P2O5 + 45 kg K2O/ha diberikan saat tanam, 30 kg N/ha diberikan
saat 3 minggu setelah tanam dan saat primordia bunga) . Alat-alat yang digunakan
antara lain: penggaris, oven, timbangan analitik, knapsack sprayer, dan kantung
plasitk.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan Percobaan

Percobaan ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)


dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 24 petak percobaan. Perlakuan
terdiri dari berbagai dosis herbisida berbahan aktif Pirazosulfuron etil 10 % seperti
pada tabel berikut:

9
Tabel 1. Jenis Perlakuan

Kode Perlakuan Dosis Herbisida

A Pirazosulfuron etil 10 % 48 liter.ha-1 50 g.h-1

B Pirazosulfuron etil 10 % 48 liter.ha-1 70 g.h-1

C Pirazosulfuron etil 10 % 48 liter.ha-1 90 g.h-1

D Pirazosulfuron etil 10 % 48 liter.ha-1 110 g.h-1

E Pirazosulfuron etil 10 % 48 liter.ha-1 130 g.h-1

F Pirazosulfuron etil 10 % 48 liter.ha-1 150 g.h-1

G Kontrol -

3.3.2 Rancangan Analisis

Tabel 2. Analisis ragam rancangan acak kelompok

Sumber ragam DB JK KT Fh

Ulangan (r) r-1 JK(r) JK(r)/DB(r) KT(r)/KT(g)

Perlakuan (t) t-1 JK(t) JK(t)/DB(t) KT(t)/KT(g)

Galat (g) (r-1)(t-1) JK(g) JK(g)/DB(g) KT(kd)/KT(g)

Total (r x t)-1

Untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan yang diujikan dilakukan


analisis ragam dengan uji F taraf 5%, untuk menguji pengaruh tiap perlakuan
apabila F hitung > dari F tabel 5% maka hasilnya berbeda nyata, sedangkan apabila
F hitung < F tabel 5% maka hasilnya tidak berbeda nyata. Jika hasil uji F taraf 5%
berbeda nyata maka dilakukan uji jarak berganda Duncan.

10
3.4 Pelaksanaan Percobaan
Perlakuan yang diamati yaitu pemberian dosis herbisida berbahan aktif
Pirazosulfuron etil 10% dengan aplikasi volume air 48 liter.ha-1 dengan taraf
perlakuan: 50 g.h-1, 70 g.h-1, 90 g.h-1, 110 g.h-1, 130 g.h-1, 150 g.h-1, dan kontrol,
dengan empat 4 kali ulangan. Sebelum aplikasi, knapsack sprayer dikalibrasi
terlebih dahulu dengan volume semprot 48 liter.ha-1. Lalu herbisida ditakar sesuai
dengan dengan dosis yang akan diaplikasikan. Pengaplikasian herbisida dilakukan
pada 14 hari setelah tanam. Sebelum pengaplikasian herbisida, dilakukan analisis
vegetasi dengan metode kuadrat berukuran 0,5 x 0,5 m pada setiap satuan petak
perlakuan, diamati sebanyak dua petak kuadrat. Letak petak kuadrat ditetapkan
secara sistemis.
Untuk pemeliharaan dilakukan pemberian pupuk 90 kg N, 45 kg P2O5, 45
kg K2O (30 kg N + 45 kg P2O5 + 45 kg K2O/ha diberikan saat tanam, 30 kg N/ha
diberikan saat 3 minggu setelah tanam dan saat primordia bunga). Padi dipanen
pada umur 16 minggu setelah tanam.

3.5 Pengamatan
Analisis vegetasi dilakukan pada 4 minggu setelah aplikasi dan 6 minggu
setelah aplikasi. Pengamatan pada tanaman padi meliputi: tinggi tanaman, junlah
anakan, jumlah daun, luas daun dilakukan pada 4, 6, dan 8 mst. Pada 16 mst hasil
gabah kering giling dengan kadar air 14-15% diamati. Pengamatan fitotoksisitas
dinilai secara visual dari bentuk daun, warna daun, atau normal tidaknya
pertumbuhan tanaman terhadap populasi tanaman dalam petak perlakuan, diamati
pada 1, 2, dan 3 minggu setelah aplikasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Angiras N. N. dan Suresh Kumar. 2005. Efficacy of Pyrazosulfuron-ethyl against


weeds in rice nursery under mid hill conditions of Himachal Pradesh. Indian
J. Weed Sci. Vol. 37 (3&4) : 202-204.

Mukherjee, A., S. Dutta, P. Roy Karmakar, R. K. Kole dan A. Bhattacharyya. 2006.


Dissipation pattern of the herbicide pyrazosulfuron- ethyl in Alluvial and
red lateritic soils of West Bengal. Journal of crop and weed Vol. 2 (2) : 65-
69.

S. Pal, R.K., Ghosh, H., Banerjee. R. Kundu dan A. Alipatra. 2012. Effect of
pyrazosulfuron-ethyl on yield of transplanted rice. Indian Journal of Weed
Science Vol. 44 (4) : 210-213.

Sembodo, Dad R. J.. 2010. GULMA DAN PENGELOLAANNYA. Graha Ilmu.


Yogyakarta.

Simanjuntak, Rionaldo. Karuniawan P. Wicaksono dan Setyono Y. Tyasmoro.


2016. Pengujian Efikasi Herbisida Berbahan Aktif Pirazosulfuron Etil 10%
Untuk penyiangan pada budidaya padi sawah (Oryza sativa L.). Jurnal
Produksi Tanaman Vol. 4 (1) : 31-39.

Umiyati, Uum. 2016. Efikasi herbisida oksifluorfen 240 g/l untuk mengendalikan
gulma pada budidaya padi sawah (Oryza sativa L). Jurnal Kultivasi Vol. 15
(2).

Umiyati, Uum, Ryan Widianto dan Deden. 2017. Pengujian lapangan efikasi
herbisida tigold 10 wp (pirizosulfuron etil 10%) terhadap gulma pada
budidaya padi sawah. Logika Vol. XXI (1) : 29-35.

12

Anda mungkin juga menyukai