Anda di halaman 1dari 24

UJI EFEKTIVITAS DAYA ANTIHELMINTIK EKSTRAK ETANOL SELEDRI

(Apium graviolens Linn) TERHADAP CACING BABI (Ascaris suum Goeze) SECARA
IN VITRO

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
I Made Erythrina Putra; 1570121034; 2015
Kadek Ayu Restu Paharbumi; 1670121006; 2016
I Komang Gede Satria Mulyana Nugraha; 1670121027; 2016

UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2017

i
ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Halaman Pengesahan ................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................ 2
1.4 Keutamaan Penelitian .................................................................. 2
1.5 Luaran ...................................................................................... 2
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka ............................................................................ 3
2.1 Daun Seledri (Apium graviolens Linn) ….. ........ 3
2.2 Antihelmintik ………………………… ... 3
2.3 Cacing Parasit………………………………………………....... 3
2.4 Mencit (Mus musculus L) …………………………………….... 3
BAB III Metode Penelitian .......................................................................... 4
3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 4
3.2 Hewan Coba ................................................................................ 4
3.3 Rancangan Penelitian .................................................................. 4
3.4 Tahapan Penelitian ...................................................................... 4
3.4.1 Tahap Persiapan Penelitian ……………………………. .. 4
3.4.2 Tahap Uji Sampel…............... …………...... 5
3.4.3 Tahap Ekstraksi Seledri...................................................... 5
3.4.4 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ........................................ 6
3.5 Luaran Penelitian ......................................................................... 6
3.6 Indikator ....................................................................................... 6
3.7 Teknik Analisis Data…………………………………………… 6
3.8 Analisis Data................................................................................. 6
3.9 Cara Penafsiran............................................................................ 7
BAB IV Biaya dan Jadwal Kegiatan ............................................................ 8
4.1 Anggaran Biaya ....................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................... 8
Daftar Pustaka ............................................................................................. 9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing yang ditandatangani
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Askariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, yang
merupakan nematoda usus terbesar. Di Indonesia prevalensi askariasis ini
sendiri cukup tinggi yaitu antara 60-90%, terutama terjadi pada anak-anak. Data
pada tahun 2004 menunjukkan prevalensi askariasis yang diderita anak usia
sekolah pada beberapa daerah di Indonesia yaitu di Sulawesi Tengah 19,5%,
Banten 41,3%, Jawa Barat 16,7%, Sumatera Selatan 22,8% dan 13,9% di
Kalimantan Barat (Tamara, 2008).
Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika tertelan telur infektif yang keluar
bersama tinja penderita yang jika berada di tanah yang sesuai maka telur cacing
ini dapat berkembang menjadi telur infektif. Infeksi cacing Ascaris dapat
menimbulkan banyak gejala klinik, dimulai dengan rasa mual pada saluran
pencernaan sampai ditemukan gejala diare. Selain itu, infeksi cacing juga
menyebabkan sakit perut dan mual sehingga akhirnya menyebabkan masukan
zat gizi berkurang, jika hal ini terus berlanjut maka penderita akhirnya menjadi
kekurangan gizi atau malnutrisi. (Argono dan Hadidjaja, 2011)
Oleh karena itu, diperlukannya penanganan yang tepat untuk menangani
infeksi cacing ini, dimulai dari pencegahan dengan cara memperbaiki higenitas
sanitasi lingkungan serta pemberian obat cacing (antihelmintik). Obat cacing
yang bisa digunakan terhadap kasus askariasis adalah piperazin, pirantel
pamoat, albendazole atau mabendazole. Namun, ketiga obat ini memiliki efek
samping seperti gangguan pencernaan, diare, dan anoreksia serta
dikontraindikasikan kepada wanita hamil karena memiliki efek teratogen.
Beberapa kekurangan pada obat-obat antihelmintik di atas adalah harganya
yang relatif mahal, askariasis ini dapat berlangsung sepanjang tahun, sehingga
pemakaian obat juga harus dilakukan berulang kali yang dapat menimbulkan
residu obat dalam jaringan tubuh. (Pratama, 2010). Maka dari itu, untuk
memberikan kenyamanan kepada masyarakat berupa kesembuhan tanpa efek
samping yang dapat menimbulkan penyakit lainnya.
Tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang dimanfaatkan
sebagai sayuran penambah aroma dan rasa makanan. Ciri tanaman seledri
berupa herba merupakan tanaman hortikultura yang menghasilkan daun
berwarna hijau dengan lembaran daun bergerigi. Batangnya pendek karena
daunnya terkumpul pada leher akar seperti wortel (Novary, 1997). Seledri dapat
dikatakan sebagai obat alternatif untuk membunuh cacing askaris karena seledri
memiliki kandungan bersifat anntihelmintik yang terdapat pada daunnya,
dimana pada daunnya tersebut terdapat senyawa yang bersifat alkaloid yang
telah dibuktikan pada penelitian ini dengan menggunakan metode ekstrak
etanol ( Rusdi, 2013). Akan tetapi, penelitian ini hanya bersifat pembuktian
2

eksperimental yang selanjutnya bisa menjadi referensi penelitian berikutnya


atau bahkan menjadi cikal bakal membuat obat paten. Karena masih banyak
orang yang mempunyai alergi terhadap penggunaan obat cacing modern dan
bisa saja obat tradisional seledri ini dapat membantu mereka yang mengidap
alergi terhadap obat cacing modern.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Berapa persen konsentrasi dari seledri untuk mematikan semua cacing?
1.2.2 Apakah ekstrak seledri sebagai antihelmintik dapat berpengaruh terhadap
cacing Ascaris suum secara in vitro?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menguji efektivitas ekstrak daun seledri (Apium graviolens Linn)
pada cacing Babi (Ascaris suum Goeze)
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan ini meliputi:
1. Menghitung berapa persen konsentrasi seledri yang digunakan untuk
mematikan semua cacing
2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak seledri sebagai antihelmintik
terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro

1.4 Keutamaan penelitian


Untuk menguji efektivitas daya antihelmintik dari seledri yang memiliki
kegunaan untuk membunuh cacing Ascaris lumbricoides yang ada pada perut
manusia serta untuk membuat suatu cikal bakal dalam membnuat obat paten apa
agar masyarakat mengetahui akan kandungan antihelmintik dari seledri.

1.5 Luaran yang diharapkan


Dengan dilaksanakannya kegiatan penelitian ini diharapkan ekstrak seledri
yang digunakan sebagai objek penelitian dapat terbukti mampu mematikan
cacing babi (Ascaris suum Goeze).

1.6 Manfaat penelitian


1.6.1 Aspek teoritis
a. Menambah pengetahuan yang lebih mendalam mengenai obat
tradisional yang dapat digunakan sebagai antihelmintik.
b. Sebagai refrensi penelitian selanjutnya dengan menggunakan ekstrak
seledri sebagai antihelmintik.
1.6.2 Aspek praktis
Ekstrak daun seledri (Apium graviolens Linn) diharapkan dapat
digunakan sebagai antihelmintik alternatif penyakit cacing bagi penderita
alergi obat cacing modern dengan dosis yang sesuai.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun Seledri (Apium graviolens Linn)
Daun seledri (Apium graviolens Linn) memiliki ciri – ciri tertentu, dimana tepi
daun seledri umumnya bergerigi dengan pangkal maupun ujungnya runcing.
Daun melekat pada batang dengan tangkai daun panjang dan berdaging.
Tangkai daun tegak dan lebar dengan pangkal melingkup atau membentuk
talang. (Halfacre dan Barden, 1979). Tulang-tulang daun menyirip dengan
ukuran panjang 2-7,5 cm, dan lebar 2-5 cm. Tangkai daun tumbuh tegak keatas
atau kepinggir batang, panjang sekitar 5 cm, berwarna hijau keputihan.
(Rukmana, 1995).

2.2 Antihelmintik
Antilhelmintik atau obat cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan
cacing dalam tubuh manusia dan hewan, maupun semua zat yang bekerja lokal
menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat-obat sistemis yang
membasmi cacing maupun larvanya yang menghinggapi organ dan jaringan
tubuh. Banyak antelmintik dalam dosis terapi hanya bersifat melumpuhkan
cacing, jadi tidak mematikannya. Guna mencegah jangan sampai parasit
menjadi aktif lagi atau sisa–sisa cacing mati dapat menimbulkan reaksi alergi,
maka harus dikeluarkan secepat mungkin (Tjay dan Rahardja, 2007).

2.3 Cacing Parasit


2.3.1 Ascaris Suum Goeze
Cacing Ascaris suum Goeze adalah parasit yang hidup di usus halus babi,
namun dapat pula menginfeksi manusia, sapi, kambing, domba, anjing, dan
sebagainya (Miyazaki, 1991). Secara morfologi, cacing ini mirip dengan
Ascaris lumbricoides. Cacing jantan memiliki panjang 15 – 25 cm dan
diameter 3 mm. Cacing betina memiliki panjang sampai 41 cm dan diameter
5 mm. Sistem pencernaan berupa oesophagus sepanjang 6,5 mm.
(Yamaguchi, 1992).
2.3.2 Ascaris lumbricoides
Ascaris lumbricoides merupakan cacing gelang penyebab askariasis. Cacing
jantan dewasa berukuran 10 – 30 cm sedangkan cacing betina berukuran 22
– 35 cm (Margono et al., 2003). Cacing dewasa berwarna kuning kecoklatan
dan memiliki kurikulum yang rata dan bergaris halus. Kedua ujung tubuh
cacing berbentuk membulat. Pada cacing jantan terdapat spikula spikula dan
masing – masing berukuran 2 mm. Cacing betina mempunyai bentuk tubuh
posterior yang membulat (conical) dan lurus, pada sepertiga depan terdapat
bagian yang disebut cincin atau gelang populasi (Padmasutra, 2007).
4

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan sifat eksperimental laboratorium dengan
rancangan penelitian the post only controlled group design, yang bertujuan
untuk menguji efektivitas daya antihelmintik ekstrak etanol seledri (A) terhadap
cacing Ascaris suum Goeze.

3.2 Hewan coba


Hewan yang digunakan yaitu cacing Ascaris suum yang didapatkan dari
pemotongan babi di daerah kota Denpasar. Cacing Ascaris suum ini memiliki
morfologi berbentuk bulat panjang, panjang tubuh cacing dewasa jantan adalah
15-25 cm sedangkan cacing dewasa betina sekitar 20-40 cm, lalu dimasukkan
ke dalam toples yang telah berisi rendaman larutan NaCl 0,9%

3.3 Rancangan Penelitian


Rancangan dari penelitian ini yatu the post only controlled group design.

5 Cacing 5 Cacing 5 Cacing 5 Cacing 5 Cacing


Ascaris suum Ascaris suum Ascaris suum Ascaris suum Ascaris suum

Kelompok kontrol
(-) dengan NaCl Diinkubasi ke dalam Diinkubasi ke dalam Diinkubasi ke dalam
Kelompok kontrol 0,9% larutan ekstrak seledri larutan ekstrak seledri larutan ekstrak seledri
(+) dengan pirantel konsentrasi 2,5% konsentrasi 5% konsentrasi 10%
pamoat

Dimasukkan inkubator dengan suhu 37°C

Amati cacing setiap 1 jam

Catat waktu kematian cacing

3.4 Tahapan Penelitian


3.4.1 Tahap Persiapan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
1. Ekstraksi
Alat : Blender, Gelas ukur, Beaker glass, Corong gelas
5

2. Evaporasi
Alat: Labu penampung, Pendingin spiral, Labu rotasi ekstraksi, Waterbath
dan vakum, Klem statis, Selang plastik, Water pump, Bak penampung
aquades, Tabung pemisah hasil ekstraksi, Oven, Neraca analitik

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:


 3000 gram Daun Seledri (Apium graviolens Linn)
 4 liter etanol 96%

3.4.2 Tahap Uji Sampel


Sampel penelitian yang diambil adalah cacing Ascaris suum dengan kriterian inklusi
dan eksklusi sebagai berikut:
Inklusi : - Cacing Ascaris suum jantan dan betina
- Cacing Ascaris suum yang masih aktif
Eksklusi : - Cacing Ascaris suum yang sudah mati
- Cacing Ascaris suum yang kurang aktif
Penelitian ini meliputi 3 perlakuan dengan 1 kontrol (-) dan 1 kontrol (+) yaitu (misal)
:
 Kontrol (-) : Larutan NaCl 0,9%
 Kontrol (+) : Pyrantel pamoat 1%
 Perlakuan I : 0,5 ml ekstrak seledri + 19,5 ml larutan NaCl 0,9% → Larutan
ekstrak Seledri 2,5 %.
 Perlakuan II : 1 ml ekstrak seledri + 19,5 ml larutan NaCl 0,9% → Larutan
ekstrak Seledri 5%
 Perlakuan III : 2 ml ekstrak seledri + 19,5 ml larutan NaCl 0,9% → Larutan
ekstrak Seledri 10%
3.4.3 Tahap Ekstraksi Seledri
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian experimental laboratories, dengan
rancangan penelitian the posttest only control group design. Populasi sampel adalah daun
seledri segar yang diperoleh dari pasar tradisional di Bali. Pada penelitian ini terdapat
lima kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian ekstrak daun seledri
konsentrasi 2,5%, ekstrak seledri 5%, ekstrak seledri 10%, pirantel pamoat 1%, dan
kelompok NaCl 0,9%.Tahap pembuatan ekstrak daun seledri diawali dengan identifikasi
tanaman seledri di Laboratorium Bioteknologi Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
Hasil identifikasi menyatakan bahwa tanaman yang digunakan adalah Apium graveolens
L. Setelah diidentifikasi, daun seledri segar sebanyak 3 kg dicuci bersih dengan air
mengalir dan ditiriskan menggunakan tampah. Kemudian daun seledri dioven pada suhu
50 °C selama 20 jam (Liliana, 2005). Simplisia kering ditimbang dan diperoleh berat
sebanyak 378 gram, lalu dihaluskan dengan blender dan diayak menggunakan ayakan
berukuran 50 mesh dan diperoleh simplisia halus sebanyak 327 gram (DiPerta, 2011).
Simplisia halus direndam dalam etanol 96 % sebanyak 4000 ml pada toples kaca bertutup
dengan perbandingan 1:10 b/v selama 24 jam dengan 6 jam pertama dilakukan
6

pengadukan sesekali dan 18 jam berikutnya didiamkan (MenKes RI, 2009). Hasil
rendaman kemudian disaring. Filtrat dari rendaman tersebut dilakukan proses remaserasi
menggunakan etanol 96 % sesuai dengan proses maserasi sebelumnya. Semua maserat
di evaporasi pada suhu 40-50 °C selama 3 jam menggunakan rotary evaporator dan
dihasilkan ekstrak kental daun seledri sebanyak 187,47 gram.

3.4.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian


1. Siapkan cawan petri yang masing-masing berisi larutan ekstrak seledri
konsentrasi 2,5%, 5% dan 10% sebanyak 10 ml. Untuk control positif dan negatif
siapkan cawan yang berisi NaCl dan Pirantel Pamoat. Kemudian hangatkan semua
cawan tersebut kedalam incubator dengan suhu 37o C selama kurang lebih 15
menit.
2. Masukkan masing-masing 5 ekor cacing Ascaris suum ke dalam cawan petri
dengan menggunakan pinset yang steril.
3. Diinkubasi kembali pada suhu 37o C.
4. Amati setiap 1 jam dengan cara merendam cacing ke dalam rendaman air panas
(50o C) kemudian sentuh dengan pinset. Apabila cacing tidak bergerak maka cacing
tersebut dinyatakan mati.
5. Catat hasil yang diperoleh
6. Lakukan pengujian ini dengan pengulangan sebanyak 4 kali.

3.5 Luaran
Dalam Penelitian ini diharapkan objek penelitian ini yaitu seledri (Apium graviolens Linn)
dapat terbukti mengandung daya antihelmintik untuk membunuh cacing Ascaris suum
Goeze.

3.6 Indikator
Terdapat dua indikator pencapaian pada penelitian ini yaitu :
1. Ekstrak etanol seledri terbukti dapat membunuh cacing Ascaris suum
2. Perbandingan konsentrasi yang digunakan dalam mempengaruhi waktu dan kuantitas
kematian cacing Ascaris suum dalam beberapa kelompok

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang dilakukan secara kuantitatif. Adapun pengumpulan
data kuantitatif, meliputi :
1. Pengumpulan data eksperimen
Meliputi hasil eksperimen kandungan alkaloid dan flavonoid yang dimiliki Apium
graviolens Linn.
2. Pengumpulan data uji penelitian
Meliputi pengukuran mortalitas Ascaris suum Goeze setelah pemberian ekstrak
Apium graviolens Linn.

3.8 Analisa Data


7

Data persentase mortalitas cacing Ascaris suum Goeze dianalisis secara statistik
menggunakan SPSS dengan uji nonparametrik yaitu uji Kruskal – Wallis dan uji Maan –
Whitney. Penentuan persentase mortalitas cacing dilakukan dengan rumus:

𝑎
% mortalitas = 𝑏 × 100%
Keterangan : a = jumlah cacing yang mati
b = total cacing yang diujikan

3.9 Cara Penafsiran


Hasil data penelitian yang diperoleh menjadi acuan penafsiran hasil penelitian.
Berdasarkan dua indikator utama, yaitu : senyawa alkaloid dan flavonoid dalam tanaman
Apium graviolens Linn terbukti atau tidak dapat membunuh cacing pada usus dan hasil uji
penelitian penggunaan ekstrak Apium graviolens Linn. terhadap cacing Ascaris suum
Goeze, juga menentukan bagaimana efek yang diberikan setelah mengkonsumsi ekstrak
Apium graviolens Linn. Dengan hasil yang didapat maka dapat ditafsirkan bahwa ekstrak
Apium graviolens L. terbukti dalam membunuh cacing pada usus.
8

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

NO Jenis Pengeluaran Biaya


1 Peralatan Penunjang Rp. 5.500.000
2 Bahan Habis Pakai Rp. 1.365.000
3 Perjalanan Rp. 165.000
4 Lain-lain Rp. 220.000
Total Rp. 7.250.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No Jadwal Kegiatan Bulan Ke – 1 Bulan Ke – 2 Bulan Ke – 3


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Penelitian
a.Penentuan Judul

b.Mencari Referensi
c.Pembuatan Proposal
d.Pengumpulan
Proposan
e.Perbaikan Proposal
f.Presentasi Proposal
2. Pelaksanaan
Penelitian
a.Menyiapkan alat,
lokasi dan sampel
b.Membuat sampel
seledri
c.Pemberian ekstrak
seledri pada cacing
babi
d.Analisa data
e.Penyimpanan data
3. Pelaporan Penelitian
a.Penyusunan hasil
penelitian
b.Pelaporan hasil
penelitian
9

DAFTAR PUSTAKA

Deviana, Riza. 2012. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens
L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans sebagai Alternatif Obat Kumur.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, pp.10 – 12.
Evizal, Rusdi. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Bandar Lampung:
Lembaga Penelitian Universitas Lampung, pp.126 – 127.
Gusvi Meisya, Tri Adinda. 2012. Pengaruh Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium
guajava Linn) Terhadap Mortalitas Ascaris suum Goeze In Vitro. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, pp.10 – 13.
Majidah, Dewi, 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens
L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans sebagai Alternatif Obat Kumur.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan Volume VII No.2 / 2014 Program Studi Farmasi Fakultas Ilimu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar, pp.362 – 363.
Novary, E. W. 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Jakarta :
Penebar Swadaya.
TH Tjay, K Rahardja. 2007. Obat – obat penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek –
efek Sampingnya. Edisi keenam. Jakarta : Elex Media Komputindo.
R. Halfacre, JA Barden. 1979. Horticulture. Food & Agriculture Organizaton of
the United Nations – Available at: http://agris.fao.org.
Rukmana, Rahmat. 1995. Bertanam Seledri. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Sudarmika, I. M., Astuti, K. W., Putra, A.A.G.R.Y.. 2014. Efektivitas Fraksi Etil
Asetat Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) sebagai Antelmintik terhadap Cacing
Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) secara in vitro. Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing yang


ditandatangani

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan I Made Erythrina Putra
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1570121034
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tabanan, 6 Januari 1997
6 E-mail Erythrina_putra@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 082340048054

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Saraswati SMPN 1 Tabanan SMAN 1 Tabanan
Tabanan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2003-2009 2009-2012 2012-2015
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
/ Seminar
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
3 - - -
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Kadek Ayu Restu Paharbumi
gelar)
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1670121006
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 19 Mei 1998
6 E-mail ayurestupaharbumi@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081238844334

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 5 Tonja SMPN 10 Denpasar SMAN 4 Denpasar
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2004 - 2010 2010 – 2013 2013 – 2016
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
/ Seminar
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
3 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan I Komang Gede Satria Mulyana Nugraha
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1670121027
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 26 September 1998
6 E-mail satriamulyananugraha@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082247555665

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Saraswati 2 SMPN 1 Denpasar SMAN 4 Denpasar
Denpasar
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
/ Seminar
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 Juara I Lomba Animasi SMAN 1 Denpasar 2010
Film Three Division
Competition Tingkat
Provinsi Bali
2 - - -
3 - - -
.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan dr. Anak Agung Sri Agung Aryastuti,
gelar) M.Sc

2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
4 NIDN 0828038601
5 Tempat dan Tanggal Lahir Klungkung, 28 Maret 1986
6 E-mail sriagungary@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085857855881 / 081904092086
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas
Udayana Gadjah Mada
Jurusan Pendidikan dokter IKD Biomedis
Tahun Masuk- 2004-2010 2011-2013
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
/ Seminar Tempat
1 Seminar Nasional Prevalensi Obesitas, 12-13
“Penyakit Tidak Hipertensi, September
Menular: Pencegahan Hiperkolesterolemia, 2014, PS IKM
dan Penanggulangannya” Hiperurisemia dan Diabetes FK Udayana
Melitus pada Penduduk Usia Denpasar
50 Tahun ke Atas
di Desa Tulikup Gianyar
2014
2 International Seminar “ Ratios of Mitochondrial to 8-9 Agustus
The Global Strategy to Nuclear DNA in HIV 2016, FK
Combat Emerging Patients Receiving Unair
Infectious Diseases in Nucleoside Reverse Surabaya
Borderless Era” Transcriptase Inhibitors
(NRTIs) Therapy
3
4
D. Penghargaan dalam 5 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2
3
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan
(Rp)
Biaya Mengetahui 1 kali Rp. Rp.
Laboratorium kandungan 5.000.000 5.000.000
alkaloid dan
flavonoid pada
bahan penelitian
Pembelian Sebagai bahan 25 ekor Rp. 16.000 Rp. 400.000
Cacing Ascaris percobaan
suum
Kertas A4 Untuk 2 rim Rp. 50.000 Rp. 100.000
percetakan
laporan
SUB TOTAL (Rp) Rp.
5.500.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan
(Rp)
Seledri Sebagai bahan 3 kg Rp. Rp. 33.000
penelitian 11.000 /
kg
Etanol 96% Sebagai bahan 4 lt Rp. Rp. 1.365.000
pelarut 330.000 /
lt
Gelas Ukur Mengukur jumlah 1 buah Rp. Rp. 12.000
ekstrak dalam 12.000
penelitian
SUB TOTAL (Rp) Rp. 1.365.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Perjalanan Satuan
(Rp)
Bensin Transportasi menuju 6 kali Rp. Rp. 165.000
tempat pembelian 27.500
bahan penelitian,
percobaan dan
laboratorium

SUB TOTAL (Rp) Rp. 165.000

4. Lain – lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan
(Rp)
Pembuatan Untuk - Rp. Rp. 120.000
Laporan mempresentasikan 120.000
hasil penelitian
Biaya Pulsa Komunikasi Selama Rp. Rp. 100.000
& Kuota Pembuatan 100.000
PKM
SUB TOTAL (Rp) Rp. 220.000
Total (Keseluruhan) Rp. 7.250.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Bidang Alokasi Waktu Uraian Tugas


Studi Ilmu (jam/minggu)
1 I Made Erythrina Putra / Pendidikan Ilmu 8 jam/ minggu Membimbing
1570121034 Dokter Kesehatan dan
mengarahkan
pembuatan
PKM-P
2 Kadek Ayu Restu Pendidikan Ilmu 8 jam/ minggu Mencari dosen
Paharbumi / Dokter Kesehatan pembimbing
1670121006 dan melakukan
pengetikan
pembuatan
PKM-P
3 I Komang Gede Satria Pendidikan Ilmu 8 jam/ minggu Membuat
Mulyana Nugraha / Dokter Kesehatan anggaran biaya
1670121027 pelaksanaan
PKM-P

Anda mungkin juga menyukai