(Apium graviolens Linn) TERHADAP CACING BABI (Ascaris suum Goeze) SECARA
IN VITRO
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
I Made Erythrina Putra; 1570121034; 2015
Kadek Ayu Restu Paharbumi; 1670121006; 2016
I Komang Gede Satria Mulyana Nugraha; 1670121027; 2016
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2017
i
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Askariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, yang
merupakan nematoda usus terbesar. Di Indonesia prevalensi askariasis ini
sendiri cukup tinggi yaitu antara 60-90%, terutama terjadi pada anak-anak. Data
pada tahun 2004 menunjukkan prevalensi askariasis yang diderita anak usia
sekolah pada beberapa daerah di Indonesia yaitu di Sulawesi Tengah 19,5%,
Banten 41,3%, Jawa Barat 16,7%, Sumatera Selatan 22,8% dan 13,9% di
Kalimantan Barat (Tamara, 2008).
Manusia dapat terinfeksi cacing ini jika tertelan telur infektif yang keluar
bersama tinja penderita yang jika berada di tanah yang sesuai maka telur cacing
ini dapat berkembang menjadi telur infektif. Infeksi cacing Ascaris dapat
menimbulkan banyak gejala klinik, dimulai dengan rasa mual pada saluran
pencernaan sampai ditemukan gejala diare. Selain itu, infeksi cacing juga
menyebabkan sakit perut dan mual sehingga akhirnya menyebabkan masukan
zat gizi berkurang, jika hal ini terus berlanjut maka penderita akhirnya menjadi
kekurangan gizi atau malnutrisi. (Argono dan Hadidjaja, 2011)
Oleh karena itu, diperlukannya penanganan yang tepat untuk menangani
infeksi cacing ini, dimulai dari pencegahan dengan cara memperbaiki higenitas
sanitasi lingkungan serta pemberian obat cacing (antihelmintik). Obat cacing
yang bisa digunakan terhadap kasus askariasis adalah piperazin, pirantel
pamoat, albendazole atau mabendazole. Namun, ketiga obat ini memiliki efek
samping seperti gangguan pencernaan, diare, dan anoreksia serta
dikontraindikasikan kepada wanita hamil karena memiliki efek teratogen.
Beberapa kekurangan pada obat-obat antihelmintik di atas adalah harganya
yang relatif mahal, askariasis ini dapat berlangsung sepanjang tahun, sehingga
pemakaian obat juga harus dilakukan berulang kali yang dapat menimbulkan
residu obat dalam jaringan tubuh. (Pratama, 2010). Maka dari itu, untuk
memberikan kenyamanan kepada masyarakat berupa kesembuhan tanpa efek
samping yang dapat menimbulkan penyakit lainnya.
Tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang dimanfaatkan
sebagai sayuran penambah aroma dan rasa makanan. Ciri tanaman seledri
berupa herba merupakan tanaman hortikultura yang menghasilkan daun
berwarna hijau dengan lembaran daun bergerigi. Batangnya pendek karena
daunnya terkumpul pada leher akar seperti wortel (Novary, 1997). Seledri dapat
dikatakan sebagai obat alternatif untuk membunuh cacing askaris karena seledri
memiliki kandungan bersifat anntihelmintik yang terdapat pada daunnya,
dimana pada daunnya tersebut terdapat senyawa yang bersifat alkaloid yang
telah dibuktikan pada penelitian ini dengan menggunakan metode ekstrak
etanol ( Rusdi, 2013). Akan tetapi, penelitian ini hanya bersifat pembuktian
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun Seledri (Apium graviolens Linn)
Daun seledri (Apium graviolens Linn) memiliki ciri – ciri tertentu, dimana tepi
daun seledri umumnya bergerigi dengan pangkal maupun ujungnya runcing.
Daun melekat pada batang dengan tangkai daun panjang dan berdaging.
Tangkai daun tegak dan lebar dengan pangkal melingkup atau membentuk
talang. (Halfacre dan Barden, 1979). Tulang-tulang daun menyirip dengan
ukuran panjang 2-7,5 cm, dan lebar 2-5 cm. Tangkai daun tumbuh tegak keatas
atau kepinggir batang, panjang sekitar 5 cm, berwarna hijau keputihan.
(Rukmana, 1995).
2.2 Antihelmintik
Antilhelmintik atau obat cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan
cacing dalam tubuh manusia dan hewan, maupun semua zat yang bekerja lokal
menghalau cacing dari saluran cerna maupun obat-obat sistemis yang
membasmi cacing maupun larvanya yang menghinggapi organ dan jaringan
tubuh. Banyak antelmintik dalam dosis terapi hanya bersifat melumpuhkan
cacing, jadi tidak mematikannya. Guna mencegah jangan sampai parasit
menjadi aktif lagi atau sisa–sisa cacing mati dapat menimbulkan reaksi alergi,
maka harus dikeluarkan secepat mungkin (Tjay dan Rahardja, 2007).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan sifat eksperimental laboratorium dengan
rancangan penelitian the post only controlled group design, yang bertujuan
untuk menguji efektivitas daya antihelmintik ekstrak etanol seledri (A) terhadap
cacing Ascaris suum Goeze.
Kelompok kontrol
(-) dengan NaCl Diinkubasi ke dalam Diinkubasi ke dalam Diinkubasi ke dalam
Kelompok kontrol 0,9% larutan ekstrak seledri larutan ekstrak seledri larutan ekstrak seledri
(+) dengan pirantel konsentrasi 2,5% konsentrasi 5% konsentrasi 10%
pamoat
2. Evaporasi
Alat: Labu penampung, Pendingin spiral, Labu rotasi ekstraksi, Waterbath
dan vakum, Klem statis, Selang plastik, Water pump, Bak penampung
aquades, Tabung pemisah hasil ekstraksi, Oven, Neraca analitik
pengadukan sesekali dan 18 jam berikutnya didiamkan (MenKes RI, 2009). Hasil
rendaman kemudian disaring. Filtrat dari rendaman tersebut dilakukan proses remaserasi
menggunakan etanol 96 % sesuai dengan proses maserasi sebelumnya. Semua maserat
di evaporasi pada suhu 40-50 °C selama 3 jam menggunakan rotary evaporator dan
dihasilkan ekstrak kental daun seledri sebanyak 187,47 gram.
3.5 Luaran
Dalam Penelitian ini diharapkan objek penelitian ini yaitu seledri (Apium graviolens Linn)
dapat terbukti mengandung daya antihelmintik untuk membunuh cacing Ascaris suum
Goeze.
3.6 Indikator
Terdapat dua indikator pencapaian pada penelitian ini yaitu :
1. Ekstrak etanol seledri terbukti dapat membunuh cacing Ascaris suum
2. Perbandingan konsentrasi yang digunakan dalam mempengaruhi waktu dan kuantitas
kematian cacing Ascaris suum dalam beberapa kelompok
Data persentase mortalitas cacing Ascaris suum Goeze dianalisis secara statistik
menggunakan SPSS dengan uji nonparametrik yaitu uji Kruskal – Wallis dan uji Maan –
Whitney. Penentuan persentase mortalitas cacing dilakukan dengan rumus:
𝑎
% mortalitas = 𝑏 × 100%
Keterangan : a = jumlah cacing yang mati
b = total cacing yang diujikan
BAB IV
b.Mencari Referensi
c.Pembuatan Proposal
d.Pengumpulan
Proposan
e.Perbaikan Proposal
f.Presentasi Proposal
2. Pelaksanaan
Penelitian
a.Menyiapkan alat,
lokasi dan sampel
b.Membuat sampel
seledri
c.Pemberian ekstrak
seledri pada cacing
babi
d.Analisa data
e.Penyimpanan data
3. Pelaporan Penelitian
a.Penyusunan hasil
penelitian
b.Pelaporan hasil
penelitian
9
DAFTAR PUSTAKA
Deviana, Riza. 2012. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens
L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans sebagai Alternatif Obat Kumur.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, pp.10 – 12.
Evizal, Rusdi. 2013. Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Bandar Lampung:
Lembaga Penelitian Universitas Lampung, pp.126 – 127.
Gusvi Meisya, Tri Adinda. 2012. Pengaruh Ekstraksi Daun Jambu Biji (Psidium
guajava Linn) Terhadap Mortalitas Ascaris suum Goeze In Vitro. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, pp.10 – 13.
Majidah, Dewi, 2014. Daya Antibakteri Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens
L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans sebagai Alternatif Obat Kumur.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.
Jurnal Kesehatan Volume VII No.2 / 2014 Program Studi Farmasi Fakultas Ilimu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar, pp.362 – 363.
Novary, E. W. 1997. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Jakarta :
Penebar Swadaya.
TH Tjay, K Rahardja. 2007. Obat – obat penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek –
efek Sampingnya. Edisi keenam. Jakarta : Elex Media Komputindo.
R. Halfacre, JA Barden. 1979. Horticulture. Food & Agriculture Organizaton of
the United Nations – Available at: http://agris.fao.org.
Rukmana, Rahmat. 1995. Bertanam Seledri. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Sudarmika, I. M., Astuti, K. W., Putra, A.A.G.R.Y.. 2014. Efektivitas Fraksi Etil
Asetat Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) sebagai Antelmintik terhadap Cacing
Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) secara in vitro. Jurusan Farmasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan I Made Erythrina Putra
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1570121034
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tabanan, 6 Januari 1997
6 E-mail Erythrina_putra@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP 082340048054
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Saraswati SMPN 1 Tabanan SMAN 1 Tabanan
Tabanan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2003-2009 2009-2012 2012-2015
Lulus
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 5 Tonja SMPN 10 Denpasar SMAN 4 Denpasar
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2004 - 2010 2010 – 2013 2013 – 2016
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan I Komang Gede Satria Mulyana Nugraha
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1670121027
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 26 September 1998
6 E-mail satriamulyananugraha@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082247555665
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Saraswati 2 SMPN 1 Denpasar SMAN 4 Denpasar
Denpasar
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2004-2010 2010-2013 2013-2016
Lulus
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
4 NIDN 0828038601
5 Tempat dan Tanggal Lahir Klungkung, 28 Maret 1986
6 E-mail sriagungary@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085857855881 / 081904092086
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Universitas
Udayana Gadjah Mada
Jurusan Pendidikan dokter IKD Biomedis
Tahun Masuk- 2004-2010 2011-2013
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
/ Seminar Tempat
1 Seminar Nasional Prevalensi Obesitas, 12-13
“Penyakit Tidak Hipertensi, September
Menular: Pencegahan Hiperkolesterolemia, 2014, PS IKM
dan Penanggulangannya” Hiperurisemia dan Diabetes FK Udayana
Melitus pada Penduduk Usia Denpasar
50 Tahun ke Atas
di Desa Tulikup Gianyar
2014
2 International Seminar “ Ratios of Mitochondrial to 8-9 Agustus
The Global Strategy to Nuclear DNA in HIV 2016, FK
Combat Emerging Patients Receiving Unair
Infectious Diseases in Nucleoside Reverse Surabaya
Borderless Era” Transcriptase Inhibitors
(NRTIs) Therapy
3
4
D. Penghargaan dalam 5 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2
3
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan
(Rp)
Biaya Mengetahui 1 kali Rp. Rp.
Laboratorium kandungan 5.000.000 5.000.000
alkaloid dan
flavonoid pada
bahan penelitian
Pembelian Sebagai bahan 25 ekor Rp. 16.000 Rp. 400.000
Cacing Ascaris percobaan
suum
Kertas A4 Untuk 2 rim Rp. 50.000 Rp. 100.000
percetakan
laporan
SUB TOTAL (Rp) Rp.
5.500.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Perjalanan Satuan
(Rp)
Bensin Transportasi menuju 6 kali Rp. Rp. 165.000
tempat pembelian 27.500
bahan penelitian,
percobaan dan
laboratorium
4. Lain – lain
Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan
(Rp)
Pembuatan Untuk - Rp. Rp. 120.000
Laporan mempresentasikan 120.000
hasil penelitian
Biaya Pulsa Komunikasi Selama Rp. Rp. 100.000
& Kuota Pembuatan 100.000
PKM
SUB TOTAL (Rp) Rp. 220.000
Total (Keseluruhan) Rp. 7.250.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas