Anda di halaman 1dari 31

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BERBAGAI FASE

BUNGA KARAMUNTING (Melastoma malabathricum)

Periode 2016-2018

Usulan Penelitian
Diajukan guna menyusun Skripsi untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran.
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Diajukan Oleh
Denny Anata Kusuma
1610911210008

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BANJARMASIN
April, 2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Usulan Penelitian Denny Anata Kusuma ini


Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Banjarmasin, 6 Mei 2019


Pembimbing Utama

(Isnaini, S.Si, M.Si, Apt)


NIP. 197301311999032001

Banjarmasin, 6 Mei 2019


Pembimbing Pendamping

ii

Universitas Lambung Mangkurat


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam usulan penelitian ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarmasin, 6 Mei 2019

Denny Anata Kusuma

iii

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5

A. Tumbuhan Karamunting ....................................................... 5

B. Antioksidan ........................................................................... 7

C. Radikal Bebas........................................................................ 8

iv

Universitas Lambung Mangkurat


D. Metode DPPH........................................................................ 9

BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS…………………….. 11

A. Landasan Teori ...................................................................... 11

B. Hipotesis................................................................................ 15

BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………... 16

A. Rancangan Penelitian ............................................................ 16

B. Bahan dan Alat Penelitian ..................................................... 16

C. Variabel Penelitian ................................................................ 16

D. Definisi Operasional.............................................................. 17

E. Prosedur Penelitian................................................................ 17

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................ 19

G. Cara Analisis Data................................................................. 19

H. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 20

I. Biaya Penelitian .................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 22

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian ......................................................................... 4

4.1 Klasifikasi Aktivitas Antioksidan ................................................... 20

4.2 Jadwal Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................... 20

4.3 Biaya Penelitian................................................................................ 21

vi

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman Karamunting ................................................................... 6

2.2 Mekanisme Reaksi DPPH ................................................................ 10

3.1 Kerangka Teori Usulan Penelitian Aktivitas Antioksidan Berbagai Fase

Bunga Karamunting ( Melastoma Malabathricum )........................ 13

3.2 Kerangka Konsep Usulan Penelitian Aktivitas Antioksidan Berbagai Fase

Bunga Karamunting ( Melastoma Malabathricum )........................ 14

vii

Universitas Lambung Mangkurat


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak di kawasan

khatulistiwa dan dikenal sebagai salah salah satu negara dengan tingkat

keanekaragaman yang tinggi. Kekayaan alam yang ada di Indonesia, menyimpan

berbagai tumbuhan yang berkhasiat obat. Jumlah jenis flora yang tumbuh di dunia

sekitar 40.000, 30.000 diantaranya tumbuh di Indonesia. Jumlah yang telah

dibudidayakan sebanyak 26% dan 74% masih diperoleh dengan pengambilan

langsung di hutan. Tanaman yang sudah dibudidayakan, sebanyak 940 telah

digunakan sebagai obat tradisional.1 Dari jumlah tanaman berkhasiat obat yang

cukup banyak, potensi pemanfaatan tanaman obat di Indonesia cukup terbuka lebar

apabila di kelola dengan baik dan akan bermanfaat dari segi ekonomi, sosial

budaya, maupun produk farmasi.2

Tanaman obat telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia.

Menurut WHO, negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan

tanaman obat sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan

di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan tanaman obat untuk

pengobatan primer.2

Tanaman menjadi salah satu sumber berbagai jenis senyawa-senyawa kimia

yang memiliki khasiat sebagai obat. Senyawa kimia yang terkandung di dalam

Universitas Lambung Mangkurat


2

tanaman memiliki berbagai kegunaan, salah satunya yaitu dapat dimanfaatkan

sebagai antioksidan.3

Salah satu tanaman yang mengandung antioksidan adalah Famili

Melastomataceae yang memiliki spesies sekitar 4.500 dalam 150-166 genus dan

telah dilaporkan beberapa jenis tumbuhan famili Melastomataceae ini memiliki

aktivitas sebagai antioksidan seperti Melastoma malabathricum.4 Tumbuhan ini

mempunyai khasiat sebagai antipiretik, analgesik, diuretik, leukorea, antibakteri,

antioksidan antiinflamasi, antikanker, antihepatoksik, antidiabetes dan antiseptik

yang berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme.5

Masyarakat telah menggunakan tumbuhan ini untuk penyembuhan luka, perawatan

setelah melahirkan dan pencegahan bekas luka dari infeksi cacar, maag, disentri

dan diare. Karamunting berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan

makanan, disentri basiler, diare, hepatitis dan lain-lain.6 Bagian Tumbuhan ini yang

sering dimanfaatkan adalah daun dan bunga karena memiliki kandungan flavonoid,

saponin, tanin, yang bersifat antioksidan7

Bunga Karamunting disebutkan memiliki kandungan kaempferol, quercetin,

dan antosianin, senyawa yang disebutkan terakhir hanya terkandung di dalam

bunga. Semua senyawa yang disebutkan memiliki fungsi sebagai antioksidan.

Setiap fase bunga Karamunting memiliki jumlah kandungan kaempeferol,

quercetin dan antosianin yang berbeda, dan aktivitas antioksidan dari bunga ini

tergantung dari kandungan senyawa tersebut.8

Universitas Lambung Mangkurat


3

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, calon peneliti tertarik

untuk meneliti perbedaan aktivitas dari antioksidan pada setiap fase bunga

karamunting ( Melastoma malabathricum )

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan suatu

permasalahan penelitian, yakni:

Apakah terdapat perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak etanol dari berbagai fase

bunga karamunting (Melastoma malabathricum) dengan metode DPPH ?

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Menganalisis aktivitas antioksidan ekstrak etanol berbagai fase bunga

karamunting (Melastoma malabathricum) dengan metode DPPH.

C.2. Tujuan Khusus

1. Menganalisis aktivitas antioksidan pada bunga Melastoma malabathricum Fase

Kuncup 1

2. Menganalisis aktivitas antioksidan pada bunga Melastoma malabathricum Fase

Kuncup 2

3. Menganalisis aktivitas antioksidan pada bunga Melastoma malabathricum Fase

Kuncup 3

4. Menganalisis aktivitas antioksidan pada bunga Melastoma malabathricum Fase

Mekar

Universitas Lambung Mangkurat


4

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pemilihan fase bunga Karamunting yang mempunyai aktivitas antioksidan yang

paling baik.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Aktivitas Antioksidan Berbagai Fase Bunga


Karamunting (Melastoma malabathricum)

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


(Tahun)
1 Arisandi, Uji Aktivitas -Uji aktivitas -Penelitian kali
Yolanda, Antioksidan, antioksidan ini
Fransiska Sitotoksisitas dan pada tanaman menggunakan
(2017) Kandungan Fenolik Melastoma ekstrak
Total dari Ekstrak malabathricum berbagai fase
Buah Senduduk -Metode bunga
(Melastoma DPPH Melastoma
malabathricum L) malabathricum
2 Dian -Uji Aktivitas -Metode - Penelitian
Kartikasari, Antioksidan Fraksi DPPH kali ini
Ika Ristia Etanol dan -Uji Aktivitas menggunakan
Rahman, Kloroform Buah Antioksidan ekstrak
Syarifah Melastoma pada berbagai fase
Nurhayati malabathricum Melastoma bunga
(2018) dengan malabathricum Melastoma
Menggunakan malabathricum
Metode Penangkap
Radikal Bebas
DPPH (2,2-
Diphenyl-1-
Picrilhidrazil)

Universitas Lambung Mangkurat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Karamunting

1. Taksonomi Tumbuhan

Melastoma malabathricum L atau yang biasa disebut harendong (Sunda),

senggani (Jawa Tengah), dan karamunting (kalimantan) merupakan tumbuhan yang

termasuk ke dalam famili Melastomaceae yang memiliki anggota spesies cukup

besar. Adapun kedudukan tumbuhan ini dalam taksonomi adalah sebagai

berikut :10,11

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Melastomaceae

Genus : Melastoma L

Spesies : Melastoma malabathricum L

2. Morfologi dan Habitat Tumbuhan

Tumbuhan ini tumbuh liar pada tempat yang mendapatkan sinar matahari

yang cukup seperti di lereng gunung, tanah lapang yang tidak terlalu gersang dan

Universitas Lambung Mangkurat


6

yang paling umum pada semak belukar dan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah.

Batangnya bulat, berkayu, berbulu rapat dan bersisik. Daunnya memiliki panjang

2-20 cm dan lebarnya 1-8cm, saling berhadapan, ujung dan pangkalnya runcing

memiliki tepi yang rata serta berbulu. Bunganya majemuk, kelopaknya saling

berlekatan, memiliki warna merah muda, dan memiliki 5 mahkota. 8,10

Gambar 2.1 Tanaman Karamunting

3. Sinonim

Tanaman ini memiliki nama lain yaitu, Melastoma polyanthum Bl dan

Melastoma affine G. Don10

4. Nama Daerah

Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah. Di Kalimantan biasa disebut

dengan Karamunting, di Sumatera disebut Senduduk, di Jawa disebut Senggani, di

Sunda disebut Harendong10

Universitas Lambung Mangkurat


7

5. Kandungan Kimia dan Khasiat

Tanaman Karamunting (Melastoma malabathricum L.) mengandung

senyawa kimia seperti saponin, flavonoida, kaempferol dan tanin. Bagian tumbuhan

yang sering digunakan adalah akar, daun, buah, dan biji. Daunnya dimanfaatkan

sebagai obat diare, keputihan, radang usus, dan sariawan, ekstrak daunnya

mengandung antibakteri yang mampu menghambat bakteri gram negatif, selain itu

juga mengandung antiinflamasi, antiviral, antikanker, antinosiseptif, antioksidan.

Akar dan getah digunakan untuk mengobati kejang dan ayan. Buah dapat

dimanfaatkan untuk mengobati sakit gigi. 11,12,13

B. Antioksidan

Secara kimia antioksidan adalah senyawa pemberi elektron, sedangkan secara

biologis antioksidan adalah senyawa yang dalam kadar atau jumlah tertentu mampu

menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses oksidasi. Tubuh manusia

tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga apabila

terbentuk banyak radikal bebas maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen.

Pada dasarnya antioksidan merupakan senyawa yang secara alami terdapat dalam

bahan pangan yang berfungsi melindungi bahan pangan dari kerusakan akibat

proses oksidasi dan bekerja dengan cara yang sama pada tubuh manusia sehingga

dapat menghambat proses oksidasi yang secara terus menerus. Pada bidang

kesehatan antioksidan memiliki berbagai manfaat sebagai berikut: Mencegah

penyakit kanker dan tumor, penyempitan pembuluh darah, penuaan dini, menjaga

kekuatan otot, mengatasi diabetes. Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh banyak

Universitas Lambung Mangkurat


8

faktor, contohnya seperti kandungan lipid, suhu, protein, air, tekanan oksigenn dan

konsentrasi antioksidan itu sendiri.14

Berdasarkan fungsi dan mekanisme kerjanya antioksidan dibagi menjadi 3,

yaitu : Antioksidan primer, bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal

yang baru dengan cara radikal bebas yang ada diubah menjadi molekul yang

berkurang dampak negatifnya sebelum radikal bebas tersebut bereaksi, contohnya

adalah Superoksida Dismutase (SOD), Glutation Peroksidase (GPx). Antioksidan

sekunder, bekerja dengan cara mengkelat logam yang bertindak sebagai pro-

oksidan, menangkap radikal sehingga mencegah terjadinya reaksi berantai,

contohnya adalah vitamin C, vitamin E. Antioksidan tersier, bekerja dengan cara

memperbaiki kerusakan biomolekular yang disebabkan radikal bebas, contohnya

adalah enzim enzim yang memperbaiki DNA dan metionin sulfida reduktase.

Berdasarkan sumbernya dibagi 2 yaitu, antioksidan alami yang terdapat pada hewan

ataupun tumbuhan dan antioksidan sintetik yang telah dibuat untuk keperluan

komersil.14

C. Radikal Bebas

Radikal merupakan salah satu bentuk dari senyawa oksigen reaktif, yang

secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron tidak berpasangan

oleh karena itu bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. Dalam jumlah tertentu radikal

bebas diperlukan bagi kesehatan untuk melawan radang, membunuh bakteri dan

mengatur tonus otot polos dalam organ dan pem,buluh darah , akan tetapi radikal

bebas memiliki sifat merusak dan sangat berbahaya karena bersifat reaktif sehingga

dapat merusak makromolekul pembentuk sel yaitu, protein, karbohidrat, lemak, dan

Universitas Lambung Mangkurat


9

asam nukleat sehingga dan dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker,

infeksi, penyakit jantung koroner, liver, dan aging. Radikal bebas yang biasa

disebut senyawa oksigen reaktif (ROS) dapat dibentuk melalui jalur enzimatik atau

metabolik. Proses perubahan dari asam arakodonat menjadi prostaglandin dan

prostasiklin dipicu oleh enzim lipoksigenase dan siklooksigenase yang

menghasilkan senyawa oksigen reaktif berupa peroksida dan epoksida, serta

oksidase yang berbentuk aldehid oksidase dan selanjutnya membentuk radikal

anion superoksida.14

Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh

(eksogen). Secara endogen sumber radikal bebas berasal dari proses metabolik yang

normal dalam tubuh manusia. Proses metabolik manusia dapat menghasilkan 90%

yaitu melalui proses diantaranya adalah: Proses oksidasi makanan dalam

menghasilkan energi di mitokondria, sel darah putih neutrofil yang secara khusus

memproduksi radikal bebas, sejumlah obat yang memiliki efek oksidasi, proses

oksidasi xanthin. Secara eksogen, sumber radikal bebas dapat berasal dari berbagai

sumber diantaranya adalah polutan, berbagai makanan dan minuman, radiasi, ozon,

pestisida dan asap rokok sehingga baik perokok aktif maupun pasif memiliki resiko

tinggi terhadap berbagai penyakit.14

E. Metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

Metode ini bekerja dengan cara senyawa antioksidan akan bereaksi engan

radikal dari DPPH melalui mekanisme yang disebut donasi atom hidrogen atau free

radical scavengers. Metode ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah

mudah untuk dilakukan karena pengerjaannya cepat, sederhana, biaya yang

Universitas Lambung Mangkurat


10

dibutuhkan tidak tinggi, dan memerlukan sampel yang sedikit dibandingkan metode

lain, dan mampu mengukur semua komponen antioksidan, baik yang larut dalam

air maupun dalam lemak, dapat digunakan untuk sampel yang berupa padatan

maupun cairan serta mampu mengevaluasi aktivitas antioksidan serta mengetahui

jumlah kompleks radikal-antioksidan yang terbentuk baik dalam pelarut polar

maupun nonpolar.15,16

Antioksidan akan bereaksi dengan radikal DPPH lalu menghasilkan bentuk

yang tereduksi yaitu 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl dan radikal antioksidan.

Disebabkan adanya senyawa yang bereaksi sebagai antiradikal maka akan

mereduksi radikal DPPH. Mekanisme reaksi senyawa yang bereaksi sebagai

antiradikal akan mereduksi radikal DPPH ditunjukkan pada reaksi di bawah ini15,16

Gambar 2.2 Mekanisme Reaksi DPPH.16

Akibatnya penambahan senyawa yang bereaksi sebagai antiradikal bebas akan

menurunkan konsentrasi DPPH, sehingga akan terjadi penurunan nilai absorbansi

jika dibandingkan dengan nilai absorbansi kontrol yang tetap kaarena tidak diberi

senyawa uji. Kontrol berfungsi menjaga kekonstanan dari DPPH serta memastikan

kestabilan dalam sistem pengukuran.5,16

Universitas Lambung Mangkurat


11

BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Bunga Karamunting ( Melastoma malabathricum ) mengandung senyawa

kimia seperti flavonoid, tanin, saponin dan antosianin. Flavonoid adalah salah satu

senyawa metabolit sekunder yang tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dan

merupakan kandungan khas dari tanaman hijau kecuali alga. Flavonoid dapat

terkandung di dalam akar, daun, bunga, buah dan biji dari tanaman hijau. Flavonoid

umumnya terdapat dalam keadaan terkonjugasi dengan gula sebagai glikosida

namun dapat juga ditemukan tanpa terkonjugasi dengan gula sebagai aglikon

flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu senyawa fenolik alam yang memiliki

sifat antioksidan dan berperan sebagai penangkap radikal bebas karena memiliki

gugus hidroksil. Antioksidan dapat berperan dalam pembuatan nitrit oksidan yang

akan merelaksasi atau melebarkan pembuluh darah, menghambat sel kanker, dan

juga menghambat terjadinya penggumpalan pada sel sel darah.17,18

Tanin merupakan bahan dari tumbuhan yang pada awalnya banyak digunakan

dalam dunia industri sebagai penyambung silang protein pada proses penyamakan

kulit. Tanin terdapat dalam daun dan buah yang belum matang . Di dalam dunia

kesehatan tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang memiliki

beberapa manfaat yaitu sebagai,antibakteri, antifungi antidiare. Beberapa tanin

terbukti memiliki aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan

menghambat enzim seperti “reverse” transkriptase dan DNA topoisomerase.

Universitas Lambung Mangkurat


12

Strukturnya memiliki 2 cincin aromatik yang diikat oleh tiga atom karbon sehinnga

termasuk senyawa golongan flavonoid. Pada ekstrak tumbuh-tumbuhan senyawa

ini dapat dideteksi dengan uji gelatin dengan menggunakan prinsip pengendap

protein dari gelatin oleh tanin6,19

Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang akan membentuk buih

apabila dikocok dalam air. Saponin merupakan salah satu antioksidan alami.

Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri adalah dengan menurunkan tegangan

permukaan sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas sel dan mengakibatkan

senyawa intraseluler keluar. Apabila dihidrolisis saponin akan menghasilkan

aglikon yang disebut sapogenin. Saponin dibagi menjadi dua berdasarkan

aglikonnya yaitu saponin steroid dan saponin triterpenoid. Saponin steroid lebih

sedikit keberadaannya di alam, saponin jenis ini banyak terdapat pada tumbuhan

monokotil terutama Dioscoreaceae, Amaryllidaceae, dan Liliaceae. Saponin steroid

memiliki peranan penting karenakan adanya hubungan dengan beberapa bahan

seperti hormon seks, kortison, steroid diuretik, vitamin D, dan glikosida jantung.

Saponin triterpenoid banyak terdapat pada tumbuhan dikotil. Saponin jenis ini

selain berfungsi sebagai antioksidan juga berfungsi sebagai ekspektoran dan

antiinflamasi.20,21,22

Universitas Lambung Mangkurat


13

Kerangka teori penelitian ini adalah sebagi berikut :

Bunga Karamunting
( Melastoma Malabathricum L. )

flavonoid saponin saponin


DPPH

Mempunyai elektron yang


Memiliki sifat antioksidan dengan tidak memiliki pasangan.
mendonorkan atom hidrogen Bersifat reaktif dan tidak
stabil

Antioksidan memberi elektron dan


DPPH menerima donor elektron

DPPH menjadi tidak reaktif

Gambar 3.1. Kerangka Teori Usulan Penelitian Aktivitas Antioksidan Berbagai


Fase Bunga Karamunting ( Melastoma Malabathricum )

Universitas Lambung Mangkurat


14

Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagi berikut :

Bunga Karamunting Metode DPPH


( Melastoma Malabathricum L. )

DPPH

flavonoid saponin saponin Mempunyai elektron yang


tidak memiliki pasangan

Memiliki sifat antioksidan dengan DPPH menjadi DPPH-H


mendonorkan atom hidrogen yang lebih stabil

Semakin banyak aktivitas


antioksidan terhadap DPPH
menyebabkan perubahan warna
larutan dari ungu pekat menjadi
kuning pucat
Bunga karamunting memiliki
aktivitas antioksidan

Absorbansi diukur dengan


Spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang maksimum
DPPH yaitu 515 nm. Absorbansi
baik <1

Perhitungan IC50

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Usulan Penelitian Aktivitas Antioksidan Berbagai


Fase Bunga Karamunting ( Melastoma Malabathricum )

Universitas Lambung Mangkurat


15

B. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dibuat hipotesis bahwa terdapat

aktivitas antioksidan pada ekstrak bunga karamunting dan aktivitas antioksidan

terbanyak terjadi pada fase mekar, karena kandungan senyawa seperti quarcetin,

kaempferol, antosianin paling banyak terdapat pada fase mekar.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui aktivitas


antioksidan pada berbagai fase bunga karamunting dengan menggunakan metode
DPPH.

B. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

Bunga karamunting kuncup 1, kuncup 2, kuncup 3, mekar, simplisia,

metanol, DPPH, air aquades dan Vitamin C. bahan kimia kualitas teknis berupa

ethanol 95%.

2. Alat Penelitian

Timbangan analitik, tabung reaksi, tabung Erlenmeyer, cawan, gelas ukur,

labu ukur 10 mL, kaca arloji, batang pengaduk, botol gelap, gelas beaker,

mikropipet, alumunium foil, shaker waterbath, kuvet dan spektrofotometer UV-

Vis Hitachi 2,2 solution

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak dari berbagai

bunga karamunting kuncup 1, kuncup 2, kuncup 3, dan mekar

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dari penelitian ini adalah IC50 ekstrak etanol kuncup bunga 1,

kuncup bunga 2, kuncup bunga 3, dan mekar

16

Universitas Lambung Mangkurat


17

3. Variabel Pengganggu

- Skill analisis

- Alat, diatasi dengan cara menggunakan alat dengan merk yang sama dan

dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.

D. Definisi Operasional

1. Ekstrak bunga karamunting merupakan hasil dari proses pencairan bunga

karamunting dengan cara maserasi dan menggunakan pelarut etanol 95%.

2. Antioksidan adalah senyawa yang dalam kadar atau jumlah tertentu mampu

menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses oksidasi.

3. DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) merupakan radikal bebas yang dapat

bereaksi dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hydrogen,

4. IC50 adalah nilai konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat aktivitas proses

oksidasi sebesar 50 %. Diukur dengan persamaan regresi linier. Skalanya adalah

kategorik ordinal

E. Prosedur Penelitian

1. Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Bunga karamunting yang diperoleh di daerah Guntung Kupang di

Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Identifikasi spesies tumbuhan yang akan diteliti

dilakukan oleh Laboratorium Dasar FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

2. Persiapan Bahan dan Pembuatan Ekstrak Bunga Karamunting

a. Pembuatan Simplisia bunga karamunting

Universitas Lambung Mangkurat


18

Bunga karamunting segar diambil sebelum pukul 10.00 pagi di daerah

Gunung Kupang, dicuci bersih dengan air lalu setelah kering ditimbang. Kemudian

diiris kecil-kecil dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan atau dijemur

dibawah sinar matahari secara tidak langsung., dihaluskan dengan blender sampai

halus dan diayak.

b. Pembuatan ekstrak etanol bunga karamunting

Pada penelitian ini, metode ekstraksi yang digunakan ialah maserasi.

Sebanyak 100 g sampel serbuk dimasukkan dalam alat maserasi, kemuadian larutan

penyari (etanol) dituangkan secara perlahan-lahan ke dalam alat maserasi yang

berisi sampel, lalu diaduk-aduk hingga merata Larutan penyari dituangkan hingga

1 cm di atas permukaan sampel. Diaduk setiap 1x24 jam filtrat disaring dan pelarut

diganti dengan yang baru sambil sekali-kali diaduk. Penggantian pelarut dilakukan

hingga cairan berwarna bening. Setelah itu ekstrak dikumpulkan dan diuapkan

dengan menggunakan rotary evaporator pada tekanan tinggi dengan temperatur

40°C sampai didapatkan ekstrak etanol yang kental kemudian diuapkan di

waterbath sehingga didapatkan bobot tetap.

c. Skrining Fitokimia

Pada penelitian ini, senyawa fitokimia yang diskrining ialah

1. Skrining Flavonoid

Ekstrak setara dengan 10 gram bahan panaskan di atas penangas air sampai

kering. Ekstraksi berulang-ulang dengan petroleum eter atau n-heksan sampai

cairan tidak bewarna. Residu ditambahkan 20 ml etanol 70%. Saring filtrate dibagi

dua, dengan metode Base Smith dan Metealf, tabung pertama sebagai blanko

Universitas Lambung Mangkurat


19

sedangkan tabung kedua ditambah 0,5 ml HCl 2N. amati perubahan warna,

panaskan di atas penangas air selama 15 menit. Positif jika terjadi warna merah atau

violet.

2. Skrining Tanin dan Polifenol

Ekstrak setara dengan 10 gram bahan uapkan di atas penangas air sampai

kering setelah dingin tambahkan 20 ml aquadestilata panas, kocok sampai homogen

tambahkan 5 tetes NaCl 10% untuk mengendapkan zat-zat lain. Kemudian saring,

filtrate dibagi tiga. Tabung pertama ditambah tiga tetes larutan FeCl3, amati

perubahan warna, jika menjadi hijau biru berarti tanin tipe katekol, sedangkan biru

hitam berarti tannin tipe poligallol. Tabung kedua digunakan sebagai blanko,

tabung ketiga ditambahkan larutan 1% gelatin tambahkan 10% NaCl, amati

terjadinya endapan berarti mengandung tannin, jika tidak ada endapan tambahkan

FeCl3 kemudian ada perubahan warna menjadi hijau-biru hitam berarti

mengandung polifenol.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang didapatkan saat penelitian disusun ke dalam bentuk tabel. Data

yang didapatkan berupa nilai IC50 dari bunga fase kuncup 1, kuncup 2, kuncup 3

dan mekar.

G. Cara Analisis Data

Uji hipotesis menggunakan one sample t test dengan bantuan program

SPSS, Setelah memperoleh nilai t hitung, maka nilai tersebut dibandingkan dengan

nilai t tabel dengan kriteria sebagai berikut:

- Tolak H0 jika nilai t hitung > t tabel

Universitas Lambung Mangkurat


20

- Terima H0 jika nilai t hitung < t tabel

No. Nilai IC50 Antioksidan

1. >50ppm Sangat kuat

2. 50-100 Kuat

3 100-150 Sedang

4 151-200 Lemah

Tabel 4.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan

H. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium

Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru

dari bulan Januari 2019 sampai November 2019

Jadwal penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Aktivitas Antioksidan berbagai fase bunga
karamunting.
Bulan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
Penyusunan
proposal
Konsultasi
Penulusuran
pustaka
Seminar
Proposal
Perbaikan

Penelitian
Pengolahan dan
analisis data

Universitas Lambung Mangkurat


21

Seminar Skripsi

Perbaikan
Penyusunan
artikel ilmiah

I. Biaya Penelitian

Penelitian ini memerlukan biaya sebagai berikut:

Aquades : Rp 25.000,00

Etanol 70% : Rp 40.000,00

Kertas saring : Rp 20.000,00

Pembuatan ekstrak : Rp 150.000,00

Skrining Fitokimia : Rp. 500.000,00

Penggandaan dan penjilidan : Rp 100.000,00


+
TOTAL : Rp 835.000,00

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR PUSTAKA

1. Dwitaria Puspitasari. Potensi Tumbuhan Herba yang Berkhasiat Obat di


Area Kampus Universitas Lampung. Bandar Lampung. Universitas
Lampung. 2016

2. Nugroho, Ignatuis Adi. Lokakarya Nasional Tanaman Obat Indonesia.


Apforgen News Letter Edisi 2. 2010.

3. Rompas Dina EB, Rutuwene Max RJ, Koleangan Harry SJ. Analisis
Kandungan Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan dari Tanaman Lire
(Hemigraphis repanda (L) Hall F.). Manado. Universitas Sam Ratulangi.
2016.

4. Kumar Shiv. Free Radicals and Antioxidants: Human and Food System.
Pelagia Research Library. 2011; 2 (1): 129-35.

5. Dr. Hery Winarsi, M.Si. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. 1st ed.
Yogyakarta. Kanisius. 2007. 31

6. Wachidah Leliana Nurul. Uji Aktivitas Antioksidan Serta Penentuan


Kandungan Fenolat dan Flavonoid Total dari Buah Parijoto (Medinilla
speciosa Blume) [tesis]. [Jakarta]: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah;2013.

7. Sari Ema Ratna, Nova Arsa, Sahitri. Skrining Senyawa Sitotoksik dari
Ekstrak Daun, Bunga, Batang, dan Akar pada Tumbuhan Senduduk
(Melastoma malabathricum. L) Terhadap Larva Artemia salina Leach
dengan Metode Brine Shrimp Lethality Bioassay. Scientia. 2016;6:66-71.

8. Arisandi Yolanda Fransiska. Uji Aktivitas Antioksidan, Sitotoksisitas, dan


Kandungan Fenolik Total dari Ekstrak Buah Senduduk (Melastoma
malabathricum L) [Tesis]. [Padang]: Universitas Andalas; 2017.

9. Sari Lusia Oktora Ruma Kumala. Pemanfaatan Obat Tradisional dengan


Pertimbangan Manfaat dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.
2006;3:1-5.

10. Sutjipto, Sugiarso Sugeng, Soerahso. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.


2nd Ed. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan RI Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2001. P. 213-14

23

Universitas Lambung Mangkurat


25

11. Djauhari Endjo, Hernani. Gulma Berkhasiat Obat. Jakarta: Seri Agrisehat;
2004. P. 74-75

12. Tandirogang Nataniel, Paramita Swandari, Yasir Yadi, Yuniati Yuniati,


Aminyoto Meliati, Fitriany Evi. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun
Karamunting (Melastoma malabathricum L.) Terhadap Bakteri Penyebab
Diare. Jurnal Sains dan Kesehatan. 2017; 1:348-49.

13. Prianingrum Endra Dewi. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun


Senggani (Melastoma polyanthum BI.) Pada Mencit Putih Betina [tesis].
[Yogyakarta]: Universitas Sanata Dharma;2006.

14. Kesuma Sayuti, Yenrina Rina. Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang:
Andalas University Press; 2015. p. 7-10, 32-33, 37-38.

15. Burhan Musfirah. Uji Aktivitas Antioksidan Hasil Fraksi Etil Asetat Kulit
Batang Kemiri ( Aleurites moluccana (L.) Willd.) dengan Metode DPPH
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) [tesis]. [Makassar]: Universitas Islam Negeri
Alauddin; 2017.

16. Sadeli Richard Andrison. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH
(1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) Ekstrak Bromelain Buah Nanas (Ananas
comosus (L.) Merr.) [tesis]. [Yogyakarta]: Universitas Sanata Dharma;
2016.

17. Utami Miranti Putri. Analisis Kadar Fenolik, Flavonoid dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Metanol Serbuk Harendong (Melastoma affine D.
Don), Sintrong (Crassocephalum Crepidiodes) dan Jonge (Emilia
sonchifolia) [tesis]. [Bandung]: Universitas Pasundan; 2018.

18. Kusuma Pebrianti. Penetapan Kadar Flavonoid Total dan Daya Antioksidan
dari Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L) [tesis]. [Makassar]:
Universitas Islam Negeri Alauddin; 2012.

19. Mabruroh Asasu Iqonil. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tanin dari Daun
Rumput Bambu (Lophatherum gracile Brongn) dan Identifikasinya [tesis].
[Malang]: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim; 2015.

Universitas Lambung Mangkurat


26

20. Puspariani Yustina Sakundita. Isolasi dan Identifikasi Saponin pada


Kecambah Kedelai (Glycine max L.) [tesis]. [Yogyakarta]: Universitas
Sanata Dharma; 2007.

21. Octaviani Yohanna. Isolasi dan Identifikasi Aglikon Saponin Kecambah


Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) [tesis]. [Yogyakarta]: Universitas
Sanata Dharma; 2009.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai